"Jadi bagaimana kalian akan mengurusnya?" Seorang pria tua terduduk di kursi kayu berada ditengah rekannya, ia punya tanda 'G' bersayap di punggung tangannya dan terlihat masih baru.
Kedua orang disampingnya, dikanan pria tua itu paman gendut berkulit kecoklatan, dikirinya wanita yang terlihat sama tuanya dengan paman itu namun sedikit kurus dan rambut merahnya terikat, mereka bertiga kini sedang memikirkan bagimana cara mengurus bocah yang sedang tersandar pingsan dihadapan mereka.
Paman itu juga punya tanda 'G' yang memudar namun tanpa sayap, dirinya memberi kode pada si wanita untuk menjawab pertanyaan kaptennya dengan mengoyangkan kepalanya secara samar lalu menatap wanita itu.
Wanita itu juga punya tanda 'G' yang sama dengan paman itu namun berada di lehernya, Melihat kode rekannya, wanita itu menunjuk rekannya sambil mengerakan mulutnya tanpa suara mengucapkan "Kamu dulu!" lalu menarik kembali kemudian menunjuk dirinya dengan jempolnya lalu mengucap "Baru aku" dirinya juga membatin "Ini rencanamu, kenapa diriku yang harus repot"
Memahami apa yang dimaksudnya, paman itu kemudian menarik nafas sejenak untuk menengkan dirinya kemudian berpikir "Aduh!, aku tak berpikir sejauh itu, sekarang bagaimana caranya mengusir bocah ini dari God Faction ini" tatapan kini tertuju pada bocah itu, menurutnya "mengurus" bocah ini secara asal - asalan akan mengakibatkan suatu hal yang bahkan cabangnya tak dapat urus, apalagi harus berurusan dengan orang tua bocah ini, akan bagus jika dirinya hanya menerima hukuman dari cabang utama Evil God Faction, namun pasti ayah bocah ini yang seorang power master bertindak pasti ia akan membuat Neutral God Faction memusuhi Evil God Faction sebuah kerugian, apalagi nyawanya, bahkan cabang faksinya juga akan hancur.
Karena mencapai kebuntuan dalam berpikir, dirinya memutuskan untuk menyerahkan keputusan pada kaptennya, "Ee...." Menarik nafas lalu melanjutkan "Saya serahkan keputusan pada kapten" dirinya merasa berat hati karena selalu merepotkan kaptennya setiap kali dirinya terkena masalah entah besar atau kecil namun karena dirasa dirinya mencapai kebutuan maka hanya ini hal yang bisa dirinya pikirkan.
Mendegar usulan paman itu wanita rambut merah menepuk kepalanya sambil berpikir "Akhirnya sepertinya yang pikirkan" ia tahu bahwa paman gendut ini adalah seorang yang melakukan sesuatu tapi berpikir kemudian, dirinya juga berharap jika rencana rekannya tercium oleh orang dibelakang bocah ini, dirinya dan sang kapten tidak terseret, namun bagaimana pun dirinya juga harus mengikuti ucapan paman itu "Semua keputusan saya percayakan pada kapten" dirinya merasa bersalah tak dapat melakukan apapun karen apapun keputusan yang dirinya atau paman gendut buat, mereka harus bertanggung jawab.
Pria tua itu wajahnya berkedut karena bawahannya memberi masalah yang semerepotkan ini walau dirinya tahu niat mereka baik karena ingin membuat mimpinnya menjadi nyata dengan mengintimindasi orang - orang agar dipilih sebagai master cabang dirinya berada namun karena kebodohan bawahannya, mereka tidak hanya mencoba membuat marah ayah bocah dihadapannya yang seorang Ascended Emperor dari Neutral God Faction namun juga membuat ibunya yang seorang Spirit master dari Spirit Faction marah, walau dirinya percaya bahwa para dewa faksinya akan bisa melindungi faksi namun itupun pasti hanya cabang utama bukan cabang terpencil.
"Hah..., ayo kita pakai [Curse Of Disguise] dan [Curse Of Forget] padanya" menurutnya membuat bocah ini tidak dikenali lalu membuat bocah ini lupa adalah hal yang cukup masuk akal untuk saat ini.
Ia bangkit dari kursinya lalu mendekat ke bocah itu kemudian menempelkan telapak tangannya ke dahinya lalu merapal "Emperor Skill [Curse Of Disguise]
Wajah bocah dihadapannya mulai berubah, daging yang semula halus mulai berubah manjadi kasar dan wajahnya yang semula putih layaknya orang barat mulai mengelap namun tidak banyak lalu kulitnya berubah menjadi sawo matang, perubahan akhirnya berhenti.
Pria tua itu berpikir "Walau masih dapat dikenali, namun ini seharusnya sudah cukup untuk membuatnya cukup tersamarkan" dirinya merasa tak masalah, walau rambut dan suaranya tidak berubah, ia merasa cukup puas.
Curse of Disguise sebenarnya adalah skill Transcendent yang awalnya hanya dapat merubah wajah seseorang dalam waktu terbatas lalu dapat sembut dengan sendirinya, namun Curse Of Disguise yang pria ini kuasai, dapat membuat orang tak dikenali dalam waktu 10 tahun dan hanya orang yang cukup kuat dalam skill penyembuhan dapat menghapus kutukannya.
Pria tua itu lanjut merapal "Emperor Skill [Curse Of Forget]"
Cahaya gelap masuk ketelinganya membuat dahinya berdetak, tak lama kemudian asap gelap keluar dari telinganya lalu tak lama kemudian asap mulai berangsur menghilang, tak lama kemudian cairan gelap keluaran dari telinganya.
Melihat cairan gelap keluar dari bocah itu, pria tua itu mengambil botol plastik dari sakunya "Masukan cairan itu kesini!" Pria tua itu memberi 2 botol plastik kosong pada keduanya.
Mendengar perintah sang kapten, mereka berdua agak jijik dengan perintahnya lalu bertanya "Memangnya untuk apa kapten?" Tanya paman itu dengan mata agak menyipit jijik.
"Cepat! Sebelum cairan itu menguap" pria tua itu menegaskan suaranya agar mereka berdua tak meragukan perintahnya.
Mendengar perintah tegas sang kapten mereka bergegas memasukan cairan itu kedalam botol.
Tak lama kemudian, mereka hanya dapat mengisi masing masing setengah botol.
kini raut wajah pria tua itu diantara yakin dan ragu, dirinya berharap setengah dari ingatan yang dihapus adalah ingatan yang penting.
Pria tua itu memberitahu "karena kalian hanya mengisi setengah maka ingatanya hanya setengah yang akan terhapus" ia kemudian menyuruh mereka berdua mengurus bocah itu.
Persiapan akhirnya siap, bocah itu kini sudah berada didalam karung besar diangkat wanita berambut merah dibantu pria tua itu menuju kerata dengan gerobak barang yang dikusiri paman gendut itu.
Setelah bocah itu sudah berada digerobak, wanita rambut merah itu mencoba menganalisa dahulu apakah sudah cukup disamarkan.
Mereka bertiga bolak - balik memeriksa dahulu apakah sudah aman, tak lama kemudian kuda sudah siap berangkat.
Karung berisi bocah itu kini ditutupi kain tipis dan dihimpit tong yang ditata seperti tembok yang membuat rasa yakin bahwa aksi mereka tidak akan ketahuan.
"Yasudah sana berangkat!" Seru pria tua itu pada paman gendut itu dengan rasa yakin yang cukup aman.
Wanita rambut merah pun mengangguk lalu berseru juga "Hati - hati jangan tersesat! Tinggalkan dia ditempat yang sekiranya aman!"
Mendengar seruan mereka berdua, paman gendut ini agak bangga dan yakin akan kemampuannya sendiri lalu berseru juga "Serahkan saja padaku!" Lalu dirinya bergegas berangkat dengan kuda hitamnya dan mulai menjauh tanpa melihat kebelakang, gerobak itu pun mulai menjauh.
Pria tua itu berharap agar aksinya tidak berhenti ditengah jalan, dicurigai, apalagi ketahuan oleh orang - orang utama.
Wanita rambut merah merasa yakin akan kemampuan rekannya, tak meragukan sedikitpun namun masih sedikit berharap agar setidaknya jika ketahuan pun temannya masih selamat.
Gerobak kuda kini sudah berhasil melewati gerbang kota Desa Jize markas mereka bertiga dan mulai mengarah kedalam hutan dekat kabupaten Hanhu.
Hutan didekat kabupaten Hanhu adalah sejenis hutan herbal yang tergolong cukup aman, juga jarang ada hewan liar berbahaya apalagi monster aneh apalagi berbahaya.
Perjalanan memakan sekitar 1 jam, akhirnya kereta kuda itu berada di persimpangan jalan menuju Kabupaten Hanhu dan Kota Luza.
Paman gendut memutuskan untuk berhenti disini dahulu lalu menaruh bocah digerobak ditempat yang cukup jauh didalam hutan, Ia mengangkat karung itu dengan kedua tangannya seperti sedang mengangkat seorang putri lalu mulai berjalan kedalam hutan.
Dirinya berjalanan 10 menit lamanya, ia merasa tempatnya berada sudah cukup jauh lalu kemudian menurunkan karung itu ketanah secara asal sambil berguman dalam hatinya "Kuharap dirimu cukup kuat untuk bertahan" lalu mulai berjalan pergi meninggalkan bocah itu dengan sendirian.
____
"Hachu!" Pria tua yang agak bungkuk dengan keranjang anyaman sedang memasuki hutan, ia mengusap hidungnya karena kondisi pagi yang dingin, ia pergi kedalam hutan tujuan utamanya adalah mencari Herbal yang disebut 'Rising Sun' yang ia lihat didalam buku herbal yang ia beli bulan lalu, hari ini juga adalah hari ke 30 ia mencari Herbal itu namun tak menemukan satupun.
Pria tua juga sedang mencari herbal lain yang sejenis dengan herbal 'Rising Sun' sebagai obat untuk mengobati asma istrinya, pada zaman ini asma adalah penyakit yang bahkan orang kuat pun tidak akan tahan dengan rasa sakitnya apalagi istrinya yang sudah renta, dirinya juga mendapat kabar bahwa obat asma itu memang ada, namun karena obat ini terlalu berharga dan biasanya hanya dijual di pelelangan yang harganya bahkan terakhir kali hanya untuk 3 botol cairan obat asma yang digunakan dengan cara dihirup harganya dapat mencapai 2 koin Platinum atau setara dengan 2000 koin emas, apalagi mengingat pelelangan itu sudah setengah bulan yang lalu.
Dirinya juga berpikir, orang yang menjual obat itu, pasti telah menjadi incaran banyak orang, jika itu dia, dirinya pasti hanya akan menggunakan obat itu untuk diberikan pada istrinya, jika ia ingin menjual pun dirinya pasti akan menitipkan pada orang lain dan menggunakan sistem bagi hasil, menggunakan orang itu sebagai tameng dagingnya dengan memberi keuntungan secara cuma - cuma tanpa harus memiliki kerugian.
Kembali kecerita.
Pria tua itu menurunkan keranjang anyaman dari punggungnya lalu mengambil buku yang berada didalam keranjang anyaman yang ada dipunggungnya.
Buku tebal berwarna coklat tua yang ia pegang nampak sudah sangat tua, dengan cover yang agak robek dibeberapa sisi, dengan tulisan dicover buku itu 'Buku Herbal Lin', ia kemudian membuka buku itu, dirinya disambut dengan tulisan 'Herbal adalah obat, bukan alat tempur!', ia kemudian membuka halaman tentang 'Ramuan Rising Sun'.
Ramuan rising sun dibuku itu digambarkan dengan sebuah botol kecil yang ramping, didalam botol itu juga ada cairan yang terlihat pekat, kemudian deskripsinya 'Ramuan Herbal Rising Sun, Ramuan ini dapat menyebuhkan sesak nafas yang diderita seseorang, jika kamu membuat ramuan ini pastikan lingkungan pembuatan ramuan bersih dan higienis dan pastikan anda juga higienis, ramuan ini tidak berbentuk cairan encer seperti ramuan pada umumnya, namun berbentuk cairan pekat seperti sebuah bubur, sebagai pengingat, ramuan ini dihirup bukan diminum dan pastikan ramuan ini tertutup dengan rapat ketika tidak digunakan, agar cairan yang sudah pekat tidak mengeras'
Setelah membaca tentang ramuan itu entah berapa kali dirinya telah membacanya, ia merasa bahan yang paling susah untuk dicari adalah 'Herbal Rising Sun', tanaman itu digambarkan oleh buku ini sebagai rumput, atau biasanya jika rumput itu berdiri bersama maka tanaman yang bentuknya seperti rumput ini berdiri sendiri dan membaca deskripsinya, tanaman ini berwarna putih rembulan dan akan mengeluarkan bau harum khas yang cukup kuat, juga tanaman ini hanya punya waktu hidup selama 3jam, tanaman ini akan muncul pada tengah malam dan akan layu ketika pekerjaan bulan selesai.
Setelah membaca dengan cermat, pria tua itu mencapai sebuah kesimpulan bahwa ketika dirinya bertemu dengan tanaman ini pun, ia harus meraba jalan agar dapat menemukan cara yang tepat untuk membuat ramuan itu, dirinya tak dapat menahan mendesah "Hah..., aku hanya dapat membuat istriku menunggu lama hanya untuk menunda rasa sakitnya" walau dirinya juga tahu bahwa ramuan ini hanyak menunda dan tak dapat menyembuhkan, karena istrinya adalah seorang petani yang berkerja keras, ia juga tak tega setiap hari harus melihat istrinya kesakitan, walau dirinya selalu menyuruh istrinya untuk mengurangin aktivitas yang berat.
Istrinya juga selalu keras kepala dirinya selalu menegaskan pada suaminya bahwa "Seorang wanita tangguh jarang kau temui, walau diriku sudah tua, namun! Aku tak ingin tulangku berkarat" ia merasa bangga sekaligus kerepotan karena istrinya, yah dapat dibuktikan dari penampilan istrinya, walau ia sudah berusia 70 tahun namun penampilannya masih terasa seperti wanita umur 50 tahun, istrinya berjiwa muda.
"Hah..., keras kepala sekali" dirinya mengingatnya untuk waktu yang lama kemudian lanjut mencari tanaman sambil ditemani angin dingin.
Ketika dirinya berjalan cukup jauh, seakan salah lihat dirinya mencoba menyipitkan matanya, dirinya kemudian bergumam "Apa itu?" Ia melihat suatu arah, dirinya merasa belum jelas karena umur tuanya lalu memutuskan untuk mendekat untuk melihat dengan jelas.
Ia kini melihat bocah muda yang umurnya mungkin sekitar 14-15 tahun sedang tak sadarkan diri tergeletak ditanah, ia berpikir "Apa yang dilakukan seorang bocah dihutan ini? Mencari herbal? Sepertinya bukan" pria tua itu kemudian mendekat kearah bocah itu untuk membagunkan bocah yang sedang tertidur itu.
Ia mulai dengan menepuk paha bocah itu dengan perlahan merasa belum bangun dirinya mulai mengoyangkan pahanya dengan agak kuat, bocah ini belum juga bangun.
"Hah..." Pria tua ini mengeluarkan botol air dari sakunya kemudian mulai menumpahkan seperempat air kekepala bocah itu.
Merasa kepalanya basah, bocah itu kemudian membuka kepalanya perlahan, seluruh tubuhnya terasa lemas, kemudian rasa pusing yang kuat muncul secara tiba - tiba, memaksa memuntahkan makanan yang telah ia makan.
Rasa pusing berangsur menghilang, matanya kini tertuju pada pria tua yang berada dihadapannya lalu ia juga melihat kesekitar, ia hanya melihat dikanan dan kirinya hanya pohon dan semak - semak kecil dan tak dapat menahan diri untuk bertanya "Dimana aku?" pandangannya yang lemah menatap pria tua dihadapannya, raut wajahnya juga terlihat bingung.
Melihat bocah yang berada dihadapannya bahkan tak tahu dimana dirinya berada membuat dirinya tak dapat menahan pikirannya sendiri "Apakah bocah ini minum alkohol?, kemudian mabuk lalu berjalan entah kemana, lalu aku tak sengaja menemukannya disini" pria tua ini mengira - ngira dalam waktu yang lama kemudian membalas pertanyaan bocah itu "Kamu berada dihutan herbal, namun sebelum itu boleh kutahu namamu?"
Mendengar pertanyaan pak tua itu dirinya memasang raut wajah bingung kemudian berpikir "Nama? Apa itu nama? Apa maksudnya jenisku?" dirinya berpikir sejenak kemudian membalas "Namaku manusia"
Mendengar jawaban bocah itu dirinya kemudian mengira apakah ada yang salah dengan mental bocah dihadapannya kemudian bertanya kembali "Apa yang kumaksud namamu, buka kamu makhluk apa, kamu dapat memanggilku Zhao zang" pak tua itu mengulurkan tangannya pada bocah itu.
Bocah itu melihat telapak tangan Zhao zang, ia melihat tanda 'G' yang kecil dan ada segitiga terbalik dibawahnya, ia merasa familiar dengan tanda itu, namun apapun itu ia juga mengulurkan tangannya pada Zhao Zang untuk menerima bantuannya.
Ketika Zhao Zang menbantu 'Manusia' untuk berdiri ia mengusulkan "Namamu aneh, kupanggil saja kau Zhu Ki bagaimana?" Sambil menatap bocah didepannya dengan heran.
Bocah itu tak terlalu keberatan dengan usulan Zhao Zang dan hanya mengangguk untuk memberi jawaban lalu mulai bertanya "Pak Zhang! Apa yang bapak lakukan ditempat ini?" Menurutnya Zhao Zang pasti membutuhkan sesuatu, ia juga mengajukan pertanyaan tujuannya hanya untuk membantu Zhao Zang.
Zhao Zang awalnya ragu untuk memberi tahunya lalu berpikir "Bocah ini tidak mungkin secara sengaja berada dihutan ini, Mungkin aku bisa meminta bantuannya untuk membantu pencarianku" Zhao Zang melihat bocah didepannya dan semakin yakin dengan pikirannya, lagi pula hanya sedikit orang yang mengetahui tentang keberadaan 'Herbal Rising Sun' dan bocah didepannya tak menegaskan kesan "Sengaja", paling dirinya mabuk lalu tersesat.
Memang Usia minimal untuk seseorang mengonsumsi alkohol di dunia ini adalah 10 tahun, bocah didepannya terlihat seperti berusia sekitar 15 atau 16 tahun, namun apapun itu.
Zhao Zang kemudian menjawab "Aku sedang mencari sebuah tanaman" ia lekas mengeluarkan buku tentang herbal yang berada di keranjang yang ia gendong lalu membuka halaman tentang 'Herbal Rising Sun', dirinya juga berharap bocah didepannya setidaknya tahu atau bahkan pernah melihat bunga yang dirinya cari. Ia kemudian menunjukan halaman tentang 'Herbal Rising Sun' sambil menunjuk ke gambar herbal tersebut lalu melanjutkan "Herbal ini! Apakah kamu tahu atau setidaknya pernah melihatnya?"
Zhu Ki melihat kearah gambar yang ditunjuk Zhao Zang, entah mengapa ia merasa pernah melihat bunga tersebut namun sepertinya ia lupa dimana dirinya pernah melihatnya, ia kemudian menjawab "Aku pernah melihatnya" sambil mencoba mengingat dimana ia pernah melihatnya.
Raut wajah Zhao Zang kini penuh harap dan matanya bersinar terang, dirinya kini melihat malaikat penolong dihadapannya lalu lekas bertanya dengan nada kegirangan "Dimana!" Ia berseru senang, karena ia juga sudah lelah karena usia tuanya yang membuatnya renta, bahkan pada hari ke - 15, dirinya mencari dengan susah payah selama 2jam dan hanya pulang dengan tangan kosong, dirinya juga kelelahan dan juga demam, yang menyebabkan pencarian tertunda 1minggu lamanya, dirinya juga dimarahi istrinya, namun apapun itu, karena rasa sayangnya bahkan jika dirinya harus tergeletak dikasur selama 1 bulan untuk menemukan 'Herbal Rising Sun' menurutnya tak masalah.
Mata Zhao Zang yang berbinar menyambar Zhu Ki, dirinya merasa tak dapat mengingatnya entah seberapa keras ia mencoba, ia membalas dengan rasa canggung dan berat hati "Ee...., A-a-aku lupa..." Sambil menempelkan tangannya ke wajahnya karena dirinya tak ingin melihat Zhao Zang marah padanya.
Bagai disambar petir, mata Zhao Zang kosong, dirinya mengira jalan akan ada jalan pintas agar dirinya mendapatkan herbal yang dia mau atau setidaknya petunjuk yang berharga, Namun! Harapannya sirna, dirinya kini hanya bisa menghela nafas lalu berkata "Yasudah bantu aku mencari herbal ini!" Dirinya kembali menunjuk ke gambar herbal lalu melanjutkan "Jika kau bisa membantuku menemukannya, aku akan memberimu makanan" dirinya mengira pemuda didepannya setidaknya kelaparan, bahkan jika ia tak menemukannya, dirinya akan tetap memberi makanan pada Zhu Ki sebagai bentuk bayaran kerja kerasnya.
Agar dapat membalas bantuan Zhao Zang, Zhu Ki memang sudah berniat membantunya bahkan tanpa diminta dirinya tetap akan bergerak membantunya, anggap saja ini sebagai bentuk permintaan maafnya akan memberi harapan palsu padanya. "Tak masalah Pak Zhao!"
Zhao Zang agak terkesan dengan semangat Zhu Ki yang membara, ia lalu berkata "Ayo mencari bersama - sama" lalu kemudian menggandeng Zhu Ki bersamanya.
Zhi Ki menemukan sebuah ide agar pencarian ini lebih cepat, lalu mengusulkan idenya "Bagaimana jika kita berpencar saja Pak Zhao? Setidaknya itu lebih cepat"
Zhao Zang merasa tak keberatan dengan usulannya namun dia juga mempunyai masalah, ia merasa tak puas oleh usulannya lalu mulai mengeluh "Penglihatanku sudah terlalu buruk! Apa lagi ditambah kondisi hutan ini yang agak gelap, membuatku tambah susah melihat sesuatu" ia tak khawatir ada hewan berbahaya dihutan ini, karena menurutnya, hutan herbal tempatnya berada sangat aman, bahkan ular jarang ditemukan disini, lagi pula hutan ini tidak seluas itu, dan hutan ini adalah satu - satunya hutan yang paling dekat dengan rumahnya, jadi khawatir pun mungkin sia - sia.
Melihat kekanan dan kiri, Zhu Ki berniat mencari ranting kecil yang agak panjang untuk digunakan sebagai pencahayaan. Tak lama kemudian ia menemukan ranting kecil tak jauh dari tempatnya lalu mulai berjalan untuk mengambilnya.
Melihat apa yang dilakukan Zhu Ki membuat dirinya tak dapat menahan pikirannya untuk bertanya "Apa yang sebenarnya ia lakukan?"
Ia memegang ranting kecil itu dengan tangan kirinya lalu mulai merapal "Blessing Skill [Sticky Light]". Ditangan telapak tangan kanannya kini muncul cahaya secara misterius, tanpa menunggu lama, bagai mewarnai ranting itu, Zhu Ki mulai mengoleskan cahaya yang ada ditangannya pada ranting kecil itu secara merata. Rating itu kini menjadi sebuah light stick, ia kemudian berjalan kembali ke arah Zhao Zang.
Melihat apa yang dilakukan Zhu Ki membuat Zhao Zang itu berpikir "Dia seorang Blesser? Tunggu! Jadi apa yang dia lakukan di hutan herbal ini?" Menurutnya aneh rasanya melihat seorang Blesser yang biasanya berada di kekaisaran. Seingatnya, bahkan hanya sekali seumur hidupnya ia pernah melihat seorang Blesser, itu pun Blesser kerajaan kecil, para Blesser itu pun adalah kelompok yang sudah cukup tua dan hanya 4 orang, jadi menurutnya melihat blesser yang masih muda adalah hal yang sangat jarang, apalagi melihat mereka daerah kecil, bahkan lebih jarang lagi.
Blesser adalah orang - orang yang berbakat sejak lahir, Blesser juga adalah seseorang yang mewarisi kekuatan para spirit yang fokus utamanya adalah kekuatan elemen yang mungkin lebih mirip penyihir namun tanpa tongkat dan menggunakan SP (Spirit Power) sebagai bahan bakarnya.
"Ayo! Kutemani mencari herbal apalah itu" ia datang dengan ranting bersinar ditangan kirinya lalu menggandeng Zhao Zang dengan tangan kanannya sambil menuntun Zhao Zang agar jalannya agak setidaknya agak jelas.
Senang! Zhao Zang merasa kesulitan mencari herbalnya menjadi lebih ringan, lalu ia bergandengan dengan Zhu Ki, Mulai mencari herbalnya dengan teliti sambil dibantu Zhu Ki
Download MangaToon APP on App Store and Google Play