"Aren't you the president of SSG? They say you have an urgent meeting so you don't have time to work on your projects, I'll do it. Troy, after all, I have free time-"
"I can handle this Zeya, I'm not asking for your help."
---------------------------
"Troy here oh water." He handed over a bottled water while I was resting because we had just finished trying out basketball.
"I don't need that water, Zeya. Don't worry about me."
---------------------------
"Troy? Rest here first oh towe-"
"I have a towel, just keep it."
---------------------------
She's my admirer, Zeya. She used to like me but I just ignore it because I'm not ready for commitment and I'm not ready to be hurt and love. We've been batchmates since 1st grade and since then he has always paid attention to me. I don't know why but the more he teases and teases me, the more I fall in love with her but I still prefer to ignore my feelings for her because aside from being a pride person, I'm not ready for this yet.
"Troy, I have something to tell you for a moment."
"Spill it Zeya, I'm in a hurry."
"Actually, I've liked you for a long time." She said shyly.
"I've known that for a long time," I answered calmly.
"But I'm not ready to love, Zeya. Forgive me if I hurt you with what I said, but, I'm sorry." I walked and looked at her sobbing and then left her in the park.
Every day that passed, the former Zeya who was nagging and angry with me disappeared, I looked for her in their section but I always couldn't reach her. I almost went around the whole campus but I couldn't find her. Wait, why is this? Why am I looking for his presence? Why do I miss all her goodies? Why is it like, I miss her?
Zeya avoids me every time we meet and there is still a trace of sadness in her eyes every time we meet. One day, I woke up and had the courage to confess my feelings for her. so I waited for her all night outside the campus.
"Zeya? Can we talk for a moment? I just have something important to say." I just shrugged my shoulders while facing him.
"What's that? Hurry up because Le and I still have a date- oh he's already there, Hi babe!" I turned around when she waved from behind me and I saw her sweet smile that used to be mine
"Babe? B-Is he your boyfriend, Zeya?" I asked while holding back tears.
"Yes, btw Troy this is Leo, my boyfriend, Troy is a babe." She promised with a smile while pointing at me.
"So what are you going to say?" it added.
"I haven't forgotten anything." I left smiling but it felt like my whole world had been crushed.
"Let's go babe? I'm hungry" I heard them talking.
It was too late when I realized that I have feelings for you too, Zeya. I'm sorry, I hope you can forgive me.
Rabu lalu, saya bangun pagi-pagi jam 4 pagi untuk mempersiapkan perlengkapan saya untuk kelas ini meskipun hujan deras. Ketika aku terbangun saat aku sedang berbaring di tempat tidur, aku melihat ibuku sedang menjahit tasku yang rusak. dia melihatku terbangun dan aku baru saja bangun dari tempatku berbaring.
saat kami sarapan, tentu saja aku dan ibuku makan bersama. Ibuku memasakkan kami telur dengan sarden, ikan kering, hati ayam, dan sayuran untuk dijadikan sarapan. Saling ngobrol dan kami berdua tertawa di meja makan padahal kami merasa cuaca sedang dingin. Tepat pukul 07.30 kami berdua selesai sarapan.
Aku masuk ke kamarku untuk berganti pakaian dan segera mencucinya dan ibuku mencuci piring, bukannya aku yang mencuci piring ketika kami selesai makan, tetapi dia malah mencuci di pagi hari.
Setelah itu, kami menyelesaikan pekerjaan rumah. Aku meninggalkan rumahku untuk berjalan menuju gudang tunggu meskipun perjalanannya jauh. Dia melihatku tanpa payung sambil berjalan. Dia buru-buru membawaku mendekat untuk melindungiku dengan payung karena hujan deras.
Aku tidak menyangka ibuku akan mengantarku ke gudang tunggu padahal saat itu hujan deras dan kami melintasi jalan yang banjir. Saya melihatnya membasahi pakaian dan jaketnya karena dia menekankan agar saya tidak membasahi peralatan sekolah dan pakaian saya.
Ibuku menyadarkanku betapa kerasnya dia bekerja dan berkorban setiap hari untuk kami. Aku kasihan padanya karena bajunya basah karena hujan deras dan aku sedikit malu. Seharusnya aku yang basah kuyup karena hujan, bukan ibuku, Rabu lalu.
Aku beruntung mempunyai seorang ibu yang tahu bagaimana cara merawat kami meskipun keadaan kami sangat sulit. Begitu seterusnya kami baru sampai di gudang tunggu dan saya menunggu bus lewat untuk menuju universitas sekolah kami padahal sedang ada angin topan.
Terima kasih telah membaca! Kisah-kisah yang saya buat ini berdasarkan pada kehidupan nyata saya. Ketika saya memiliki alur cerita lain setiap hari, minggu, bulan, tahun. Saya menulisnya agar berkesan ketika saya membaca atau mengingatnya dalam pikiran saya. Saya juga membagikan hal ini. Saya harap Anda sangat menyukainya.
Cerita ini tentang saat aku memasuki tahun pertama kuliahku pada tahun lalu. Rumah kami memang jauh dari jalan raya. Itu sebabnya saya akan berjalan kaki ke jalan raya karena agak jauh untuk berjalan kaki. Itu sebabnya Anda harus bekerja keras untuk menghadiri kelas. Jadi sekarang, terkadang saya bisa mengupdate dan membuat cerita tapi saya hanya akan mencoba membuatnya. Saya menulis cerita lain karena itu sulit bagi saya, entah itu tentang romansa kelam atau sesuatu yang terlarang.
Saya baru saja membuat kompilasi one shot sehingga saya dapat memperbaruinya. Mataku juga sangat sakit. Saya hanya akan mencoba dan Anda akan mendukung saya. Saya tahu ada pembaca diam lainnya di sini dan saya bukan penulis yang hebat. Setidaknya, saya melakukan apa yang saya bisa untuk menulis sebagai penulis. Aku bahkan tidak bisa kehilangan imajinasiku karena alur ceritanya. Terima kasih banyak telah memahami saya dan mencintai saya, rekan pembaca.
Ps: Bagaimana jika kamu mengikutiku di Wattpad agar aku bisa mulai menulis di sana juga. Bisakah Anda mendukung saya karena saya masih mengerjakan beberapa bab cerita. Terkadang saya merasa menunda-nunda dalam menulis.
Download MangaToon APP on App Store and Google Play