NovelToon NovelToon

Shadow Of Love

Siapa pria aneh barusan

Anita  tampak  berjalan  mondar mandir. didepan  pagar  tempat  kost-nya.  wajahnya  terlihat  gusar. matanya  terus  melihat  kearah  jalan raya didepannya.  sambil  sesekali  mengintip kearah  arloji  perak di  pergelangan  tangan  kirinya.  saat ini   waktu  sudah  menunjukkan  pukul  satu siang  lewat sekian menit.  namun  orang  yang  ditunggu belum  juga  menunjukkan  batang hidungnya.

Bah … yang bener aja nih kampret! dasar gak konsisten ! mana perutku lapar lagi huhhh.... tau ngarett begini. aku ikuttan ngebakso duluan tadi sama vivi. batin anita jengkel. menggerutu dalam hati.

Anita membenahi kuncir rambutnya dibelakang, mengikat ekor kuda dan menariknya keatas dengan erat. ia lalu menggoyangkan kepalanya kekanan dan kekiri beberapa kali. bagai sedang iklan shampoo ditelevisi. rambut panjang anita yang hitam legam bergerak melambai mengikuti gerakan kepalanya. ia terlihat begitu mempesona. meski dengan ikatan simple yang dibuatnya. kaos putih miliknya ikut tertarik keatas, mengikuti gerak tubuhnya saat membenahi rambut. hingga tanpa sengaja memperlihatkan sedikit perut ratanya yang putih mulus bak porcelain.

"Hiiiii nita … " 

Tiba-tiba anita mendengar suara sapaan dari arah samping pagar jeruji besi yang mengelilingi indekost-nya. Anita spontan  menoleh  kearah  sumber  suara. dan  melihat  sosok  pria   muda  tersenyum aneh sambil  melambaikan  tangan, say hello padanya.

Sekilas anita dapat melihat tatapan mata pria muda itu begitu tajam dan berbahaya, ia tampak terus memandanginya tak berkedip.

"Mau kekampus ?… " sapa pria itu lagi, sok akrab.

Anita menggelengkan kepalanya. membalas sapaan pria asing itu dengan senyum awkward. sesaat kemudian ia langsung memalingkan wajahnya kearah depan dan segera bergegas  naik  keatas  tangga menuju  kembali  ke  kamar  kost  miliknya  dilantai  dua.

Anita memilih langsung pergi dari tempat itu secepatnya. tidak ingin menunggu prastian lagi disana. it's so terrifying untuk sekedar membalas sapaan pria asing itu lebih lanjut.

wajahnya terlihat memerah. jantungnya berdegup dengan kencang. bulu kuduknya berdiri, anita menelan ludahnya sendiri untuk membasahi tenggorokkannya yang bagai tercekat. ia merasa ketakuttan dan ngeri sendiri.

sesampai dikamar nomor tiga miliknya. ia langsung membuka pintu kamarnya dan menguncinya kembali dari dalam.

Omg … omg … omg … what's that … ??! siapa pria aneh barusan … batin anita bergidik. merasa ngeri sendiri. seraya terus memegangi dadanya dengan kuat. berusaha menenangkan dirinya sendiri yang begitu shocked dengan sapaan pria asing tadi. ia terus berdiri dibalik pintu kamar kost-nya dengan tangan gemetar.

Ia sama sekali tidak mengenal pria aneh yang menyapanya tadi. dan jujur, meskipun ia tidak melihat dengan jelas bagaimana wajahnya tadi. tapi ini adalah pertama kalinya ia melihat sosok pria aneh itu disekitar tempat kost-nya.

Hah… Apakah jangan-jangan dia adalah penjahat yang sedang mengincar target mencuri disekitar sini … gumam anita paranoid. seraya mengintip dari jendela kaca berwarna gelap didalam kamarnya. apakah pria asing itu telah pergi dari samping tempat kost-nya atau belum.

Hufft … Anita menghembuskan nafas panjangnya. ia merasa lega saat pandangan matanya tidak mendapati pria aneh itu ada disana lagi.

Syukurlah pria itu sudah pergi … !anita menghembuskan nafasnya lega.

Anita memang typical gadis introvert. dan terkesan antisocial. ia hanya akan berbicara dengan orang-orang yang dikenal secara formal saja.

Ia selalu berpikir bahwa pria asing adalah cabul. penjahat. penculik. dan semacamnya. dan ia harus melindungi dirinya dengan bersikap tertutup. agar tidak memberi kesempatan orang jahat untuk mendekat padanya.

Bahkan di usianya yang menginjak dua puluh tahun sekarang ini. tidak sekalipun ia berani berinteraksi dengan orang asing. yang mencoba berkenalan dengannya. meski lewat media sosial sekalipun.

sikapnya ini adalah buah dari didikan mamahnya yang overprotective padanya. mamahnya memang strict. selalu mengawasi pergaulannya dengan ketat. mamahnya selalu menasehati untuk tidak sembarangan berbicara dengan orang asing. dan selalu waspada dengan stranger.

mamahnya takut bila ia sembarangan berbicara dengan orang asing. ia akan berakhir di hypnotis atau diculik oleh orang jahat.

Mamahnya memperlakukan dirinya bagai harta karun satu satunya. yang harus dilindungi dan dijaga.

Ketakuttan mamahnya itu bukan tanpa alasan. karena ia adalah anak tunggal dari mamahnya yang seorang single parent. ia adalah satu-satunya yang mamahnya punya. ia bagaikan hidup dan mati mamahnya.

Dan anita menyadari itu. karena ia juga merasakan hal yang sama. karena mamahnya juga segalanya baginya. ia tahu pasti, betapa besar cinta dan pengorbanan mamah untuknya selama ini. ia tidak keberattan sama sekali dengan sikap mamahnya itu.

Namun, meskipun mamahnya strict mengawasi pergaulan anita selama ini. nyatanya mamahnya adalah pribadi yang open minded. ia memberi kebebasan penuh pada anita. untuk memilih dengan siapa ia ingin berpacaran. atau berteman. mamahnya tidak pernah ikut campur dalam urusan personal puterinya. terutama mengenai perasaan. obsesi . dan keinginan pribadi anita. feel free untuk anita menentukan siapapun pilihan hatinya.

Mamahnya mengetahui jika anita kini mempunyai seorang teman dekat, atau pacar yang dikenalnya sejak high school. juga mengenal secara personal sahabat-sahabat yang mengelilinginya. sikap anita akan berbeda seratus delapan puluh derajat dihadapan teman temannya. ia akan berubah menjadi sosok yang hangat dan dapat membaur. tidak jaga images sama sekali.

Anita dapat bergaul dan besosialisasi seperti yang lainnya saat didepan orang-orang yang ia kenal dekat.

TING TONG …

TING TONG …

Bunyi notifikasi ponsel mengaggetkan anita.

Anita segera menatap kearah layar smartphone miliknya dengan seksama. ada dua pesan masuk dari prastian.

Nitt … sorry …aku gak bisa jemput kamu. ban motorku tiba-tiba gembos dijalan. (emoji menangis ) dengan melampirkan juga photo motornya yang sedang diperbaiki dibengkel.

Anita menghela nafasnya.…

Huhhh kalau memang ada halangan dan tidak bisa jemput, kenapa tidak memberi kabar sejak tadi. jadi ia tidak perlu menunggu lama begini. gumam anita jengkel. langsung membuang tas keatas ranjang tidur didepan sana. lalu menghempas pantatnya ke atas ranjang empuk miliknya itu dengan kasar.

Kebiasaan !… gak konsisten ! gak tepat waktu !banyak alasan ! udah tahu motor rusak dari tadi… kenapa gak langsung telfon ?! biar aku ngak garing nungguin dia begini ! dasar !… anita terus memaki kearah layar smartphone miliknya. sambil menulis pesan balasan untuk prastian.

It's okay. tenang saja. kamu perbaiki motormu dulu. aku bisa berangkat kekampus bareng erni, yang penting kamu baik-baik saja. nanti kamu pulang hati-hati dijalan yahh.… tulis anita, meskipun hatinya merasa kesal setengah mati. tapi realitanya tetap saja ia tidak dapat marah pada kekasihnya itu. pada akhirnya ia membalas pesan dari prastian dengan berlagak santai dan penuh perhatian. seperti tidak terjadi apapun.

TOK TOK TOK !

"Woiiiii udah tinggal setengah jam lagi. buruan kekampus woii …" teriak erni dari depan pintu kamar anita. langsung tahu jika anita masih berada didalam kamar. saat melihat sepasang sepatu kesayangan anita, terdampar didepan pintu kamar.

"Iyaa. tungguin aku nikk… " jawab anita spontan. auto bergegas mengambil tas miliknya. merapikan kembali buku dan peralatan tulis yang berserakan di atas tempat tidurnya.

"Hayukk ahhh…" anita langsung menggandeng erat satu tangan erni. dan berjalan beriringan keluar koridor tempat kost. dan menuruni anak tangga.

"Katanya moo dijemput ayank … kok gak jadi…"

"Auu ahh… males bahas …"

"Kenapa ?… lagi perang dunia bukan?… "

"Perang dunia apaan sih. nohh… Motornya lagi dibengkel. tadi dijalan ban-nya tiba-tiba gembos. jadi gak bisa jemput …" sanggah anita sambil memperlihatkan photo motor dari prastian. yang menunjukkan motornya sedang diperbaiki dibengkel.

Erni melihat sekilas dan langsung menganggukkan kepalanya beberapa kali sambil sengaja cengegesan nyukurin kemalangan anita.

"Emang takdirmu nitt... harus jalan kaki sama ayank erni saja kekampus wkwkwk …"

"Ewww maunya …"

Erni dan vivi adalah sahabat dekat anita. mereka menjadi akrab karena sama-sama satu angkatan di fakultas kedokteran. dan kemudian memutuskan untuk tinggal bersama dalam satu indekost khusus wanita. kamar mereka bersebelahan satu dengan lainnya. erni dikamar nomor satu. vivi dikamar nomor dua. dan dirinya ada di kamar nomor tiga.

"Nitt …nitt … lihatt… babang ganteng nongol dipagar nitt…" bisik erni lirih. sambil sengaja mencubit tangan anita yang kini menggandeng dirinya dengan halus. sebagai kode untuk melihat kearah samping jalan yang mereka lewati kini.

"Hmmm…"

Anita yang sudah biasa dengan sikap ganjen erni bila melihat cowok ganteng tampak bersikap cuek bebek. tidak menengok sedikitpun kearah samping. tetap focus melihat kearah layar smartphone ditangannya.

"Alemong … Alemong … cakep bangett gak sihh nitt … calon bapaknya anak-anakku uhhh… " ucap erni exited. langsung berimajinasi. dengan ekspresi wajah bersinar bak habis melihat superstar idola in real life.

mereka sudah melangkah menjauh dari tempat pria ganteng itu berdiri. namun wajah erni terus berulang kali menengok kearah belakang. demi melihat lagi dan lagi tetangga kost idamannya itu.

… pria itu juga tidak beranjak dari tempatnya berdiri. … ia tampak terus menatap kearah erni dan anita . yang berjalan semakin menjauh darinya …

Butuh tumpangan ?

" Virus penyebab penyakit liver adalah RNA virus yang tidak diselubungi pelindung. Setelah masuk ke dalam hati, HAV mengalami masa inkubasi selama dua hingga enam minggu. dan ketika menginfeksi, HAV bereplikasi di dalam sel hepatosit hati." jelas dokter natsir. yang merupakan dosen microbiology. dengan gelar professor doctors. yang juga berprofesi sebagai dokter specialist interna disebuah rumah sakit terkenal dijakarta.

"Tidak seperti kebanyakan virus, HAV tidak menimbulkan kerusakan pada sel hati. kerusakan yang terjadi justru disebabkan oleh respons dari sistem ,kekebalan tubuh. Oleh karena itu, pada orang yang terinfeksi HAV dapat ditemukan anti-HAV IgM dan anti-HAV IgG." lanjut dosen itu memaparkan proses inkubasi virus hepatitis dengan detail. pada seluruh mahasiswa yang mengikuti mata kuliahnya dalam kelasnya hari ini.

Anita tampak mengikuti pemaparan materi dengan serius. sambil terus mencatat point-point penting penjelasan dosen. karena dosen natsir termasuk dosen killer dikampus. yang sangat pelit memberikan nilai dan bimbingan. jadi anita harus extra fokus mencatat detail materi agar memahami inti pemaparan dengan baik.

"Nitt… entar pulang kampus aku mau anterin vivi ngambil paket dihotel metro. kamu mau ikuttan gak?" bisik erni , yang duduk ditempat duduk tepat disebelahnya.

TEET … TEET …TEET …

Alarm waktu yang terpasang diatas meja dosen berbunyi dengan nyaring. sekaligus sebagai tanda mata kuliah microbiology berakhir.

"Okay. pertemuan kita hari ini cukup sampai disini. jika kalian mempunyai kesulitan dengan materi. kalian pelajari sendiri pada BAB. 703. microbiology dasar. kita akan membahas tentang sirosis hepatis dipertemuan selanjutnya. ~ paham !"

PAA~HAAAM DOK~… ! seluruh mahasiswa dalam ruangan kelas. serentak menjawab pernyataan dosen natsir dengan kompak.

Dokter natsir tampak tersenyum samar. merasa puas dengan jawabban anak didiknya. sambil membenahi buku buku miliknya diatas meja. kemudian segera pergi meninggalkan ruangan kelas dengan buru-buru. untuk kembali ke rumah sakit dengan jadwal kerja selanjutnya yang sedang menunggu.

"Jadi gimana… kamu mau ikuttan gak ?" erni menegaskan pertanyaannya kembali pada anita. sambil berdiri dari kursinya. langsung meletakkan tangannya dipundak anita yang masih sibuk membereskan catatan microbiology.

"Paket apaan sih. kok ngambilnya di hotel segala ?" jawab anita curious. menjawab dengan nada berbisik. menatap erni dengan penuh rasa khawatir. pengen ikuttan tapi hatinya merasa ragu

"Ituuu … kakak perempuan vivi , mbak vina yang jadi pramugari international itu…, yang pernah datang ke kost kita waktu habis lebaran itu … ingat ?!… kebetulan saat ini ia sedang landing dijakarta. dan nginep dihotel metro. katanya beliin vivi stethoscope terbaru dari Denmark. untuk peralatan dia praktek di rumah sakit ceunah … dan nyuruh vivi nyamperin mbak vina ke tempatnya nginap di hotel metro sekarang ini."

"Ohhh~ gituuu~, … emm emang harus malam ini? enggak bisa diambil besok siang gitu ?" balas anita lagi, sambil menatap kearah arloji di pergelangan tangan kirinya. yang kini menunjukkan angka di pukul delapan malam.

"Enggak bisa nit… nggak bisa diambil besok !. soalnya kata vivi. jam empat esok pagi. mbak vina sudah harus terbang lagi ke Milan.… jadi dia nyuruh vivi datang kesana malam ini jugak, untuk ngambil stethoscopenya " jelas erni menerangkan.

"Tapi nik… malam-malam begini ke hotel tuh, kekk gimana gitu… gak baik aja dilihat orang.. ntar dipikirnya kita lagi open BO… hehehe "

"Ahhh ribet banget isi kepalamu ... bisa gak positive thinking gitu ?… jangan bawaannya parno mulu ! dasar !… buruan bilang ! kamu jadi ikuttan apa ngakk?!…" ucap erni dengan nada kesal. yang merasa tidak sabar dengan kerumitan berpikir anita yang selalu paranoid dan selalu penuh ketakuttan.

"Hiks hiks hiks… iya. aku ikut ! mau gimana lagi… daripada aku pulang sendirian ke kost … lebih menakutkan lagi khan ..."

"Eh btw nikk... sebelum ke hotel. kita ngebakso duluan yukk diwarung depan … aku laper bangett nih. sejak siang tadi aku belom makan huhuhu " rajuk anita dengan manja, meraih bahu erni dan memeluknya erat. sambil mengalungkan tali tas panjangnya dibahu.

"Ahhh kamu lapar ?… tena~aang .… ntar kita sekalian makan malam di restaurant hotel yahh …. kakaknya vivi pasti gak keberattan untuk traktir kita-kita makan malam disana hehehe " ujar erni mantap. berencana meminta traktir kakak vivi dengan penuh percaya diri.

"Hadeuhh enggak ahh… kamu malu-maluin saja …"

"Ihhh kenapa malu… mbak vina juga tahu kita semua cuma mahasiswi bokek yang butuh asupan gizi seimbang. gak ada salahnya khan traktir makan mevah sesekali hehehe … itung itung bersedekah wkkkk wkkkkk "

Tiba-tiba …

vivi datang dengan berlari kecil. tampak tergesa menghampiri anita dan erni. nafasnya terengah engah bagai habis lari marathon.

Vivi datang dari arah bangunan kampus diujung sana. karena meskipun mereka mengambil kuliah pada jam yang sama. namun kebetulan hari ini vivi mengambil kelas anatomy fisiology. berbeda dengan erni dan anita yang mengikuti kelas microbiology.

"Kalian harus temenin aku yahh !… kita langsung berangkat sekarang yukk ke hotel metro !" ucap vivi auto nodong anita dan erni untuk ikut dengannya. sambil menarik tangan kedua sahabatnya itu erat. dan menyeret untuk pergi bersamanya.

"Wait … wait …wait … sabar dulu bukk … mau naik apa kita kesana …" tanya erni auto menahan langkahnya. seraya menatap kearah vivi dan anita secara bergantian penuh rasa penasaran.

"Naik taxi lahh … masa jalan kaki …" jawab vivi lugas. seraya menarik tangan kedua sahabatnya itu exited.

"Aku udah order taxi dari tadi. untuk jemput kita jam delapan malam didepan kampus … jadi kita sekarang mesti buruan kesana !… cuss ahh…"

Anita hanya bisa terbengong dan pasrah mengikuti kemana vivi akan membawanya pergi. sambil bergandengan tangan mereka berlari kecil menuju ke gerbang depan kampus.

Sesampai disana …

mereka kemudian dengan sabar menunggu taxi yang telah mereka order. dipinggir jalan raya. sambil berbincang dan bercanda riang bertiga.

HONK … HONK … HONK …

Bunyi klakson mobil mengaggetkan mereka. Anita sekilas melihat mobil sports mewah hitam keluaran brand mobil terkenal berhenti disamping jalan. menepi kepinggir jalan tempat mereka sedang menunggu taxi. Anita auto menyembunyikan diri dibelakang tubuh vivi merasa ketakuttan seperti biasanya. sambil terus mengenggam tangan vivi dengan erat.

Vivi yang sudah sangat mengerti kharakter introvert anita tampak mengenggam balik tangan anita. untuk menenangkan hatinya. untuk tidak usah takut dengan situasinya kini. karena ada dia disisinya.

Namun, reaksi berbeda ditunjukkan erni. yang justru maju kedepan . langsung menghampiri ke jendela mobil mewah itu dengan wajah exited. menyapa pemilik mobil dari kaca jendela depan yang terbuka lebar. saat erni menyadari ternyata mobil itu dikendarai oleh seorang pria muda nan rupawan. yang ia kenal sebagai tetangga kost mereka.

"Heiii kalian mau kemana … butuh tumpangan ?" tanya pria muda itu sok akrab. menyapa dari jendela mobil. pria muda itu tampak mengenakan kemeja hitam dengan kerah yang menampilkan leher jenjangnya. wajahnya terlihat tampan mempesona dengan hidung mancung. bibir tipis juga bentuk rahang yang tegas. menunjukkan tipe pria dengan pesona diatas rata-rata. yang digilai oleh para gadis. termasuk erni.

Pria itu terlihat menatap tajam kearah belakang. mencuri pandang kearah anita yang kini bersembunyi dibelakang tubuh vivi. lalu ia tampak tersenyum kecil penuh arti.

"Ohaiiii kak, sebenarnya kami bertiga sedang menunggu taxi kami datang menjemput … untuk mengantar kami ke hotel metro." jawab erni hangat. seraya menyelipkan rambut kesamping telinganya. tiba-tiba bertingkah sok elegant bak puteri raja.

Vivi auto mencubit halus tangan erni. sambil menggelengkan kepalanya beberapa kali. sebagai kode untuk tidak sok akrab dengan orang asing. meskipun mereka mengenali pria muda itu sebagai mahasiswa dikampus mereka. namun mereka tidak mengenal pria itu secara personal.

Erni yang seakan mengerti dengan ketakuttan vivi. balas mengkode vivi dengan mengenggam tangan nya erat. sambil menganggukkan kepalanya dan tersenyum santuy kearahnya. seolah berkata untuk stay calm. tidak perlu merasa khawatir dengan pria muda itu.

"Ahhh kebetulan sekali… aku sebenarnya juga sedang on the way kesana sekarang … bagaimana kalau kita pergi sama-sama … untuk menghemat waktu kalian hmmm ?!"

"Ahhh benarkah … kenapa bisa kebetulan begini yahh … " jawab erni exited. membelalakkan matanya tidak percaya. langsung memasang ekspresi salah tingkah sendiri.

Mendengar obrolan yang kian hangat antara erni dan pria itu. vivi akhirnya memutuskan untuk ikut datang mendekat ke jendela mobil.

"Terima kasih atas tawarannya kak… tapi maaf. kami akan pergi dengan taxi saja. kebetulan kami sudah order kokk. kasihan driver-nya kalau di cancel tiba-tiba…" jawab vivi tegas. menolak secara halus tawaran pria muda itu dengan sopan.

Vivi tahu, ia tidak dapat mengandalkan erni untuk menolak tawaran pria itu. karena ia tahu pasti bagaimana sifat erni. ia pasti akan dengan senang hati menerima tawaran itu.

"Aa~hhh sayang sekali …" jawab pria itu kecewa. wajahnya mendadak berubah upset dan sedih. sambil menatap kearah anita yang terlihat membalikkan badannya kebelakang. sambil menatap kearah layar smartphone ditangannya. tampak tidak peduli sama sekali dengan situasi dan perdebatan yang terjadi antara vivi dan erni sekarang ini.

Ahh pantas

Erni langsung memasang wajah cemberut. merasa kesal setengah mati. menatap tajam kearah vivi dengan jengkel. merasa tidak puas atas keputusan sepihak vivi. namun tidak berdaya untuk membantah. sesaat kemudian erni kembali memasang senyum cerah, membalikkan badannya kearah pria itu lagi. sambil memegang tepi jendela mobil dengan manja.

"Duhhh maaf bangett yahh kak … teman-teman aku memang pemalu … dan malu maluinn hehehe … terima kasih banyak atas tawaran baiknya, tapi kami akan naik taxi saja … " kata erni dengan suara penuh penyesalan. seraya memasang ekspresi wajah sok imut.

"It's okay … aku mengerti kokk .… baiklah, kalau begitu aku jalan duluan yah … kalian hati-hati dijalan … nanti pulangnya cepettan yah. soalnya udah malam …" pesan pria itu penuh perhatian.

Mendengar kata-kata lembut dari pria itu. auto membuat perasaan erni langsung melted. … tidak tega untuk menyia nyiakan kesempatan emas didepan matanya sekarang ini.

"Ehh. tunggu sebentar kak …" cegah erni. sambil satu tangannya tetap memegang jendela mobil itu. seakan ingin menahan mobil itu disana dengan tangan kosong.

Pria itu menatap kearah erni antusias. tersenyum samar. seolah ia memang mengharapkan agar erni menahan kepergiannya.

Erni kemudian kembali kebelakang untuk berbicara personally dengan vivi dan anita.

"Ihhh kalian berdua jangan pada norak bisa gak sihh .…apa salahnya kita jalan bareng dia ke hotel. … lagian juga kita kebetulan sejalan bukan ?!… satu tujuan !! … jadi kita gak perlu nungguin taxi lebih lama lagi. please deh! kalian berdua gak usah pada aneh napa !!… santai dikit gitu jadi orang huh … merepotkan saja !!" kata erni. memaksa vivi dan anita untuk pergi ke hotel bersama pria itu se-mobil. erni terus merajuk vivi dengan nada kesal.

"Tapi nikk… "

"Gak ada tapi … tapi !! … buruan kamu ajak nita masuk kedalam mobil sekarang …" perintah erni galak. sambil menggiring vivi dan anita mendekat kearah mobil milik pria itu.

Pria itu tampak keluar dari mobilnya. lalu berlari kecil kearah samping, berinisiative membukakan pintu mobil untuk vivi dan anita. sambil menebar senyum ramah dan sopan.

"Ahhh maaf yahh kak. jadi merepotkan kakak …" ucap vivi salah tingkah sendiri. seraya tidak melepaskan gengaman tangannya pada anita menggiring anita untuk masuk kedalam mobil duluan.

Dengan bimbang anita masuk kedalam mobil. ia terus menundukkan wajahnya kebawah. tidak berbicara sepatah katapun. juga tidak melihat kearah pria itu sedikitpun.

"Tenang saja. tidak repot sama sekali kokk !"

Sesaat kemudian. vivi ikut masuk kedalam mobil. sementara erni langsung mengambil duduk dikursi depan. duduk tepat dikursi samping kemudi.

Tiba-tiba. mobil taxi berwarna biru muda terlihat menepi kepinggir jalan. tepat dibelakang mobil mewah pria tersebut.

Pria itu tahu. bahwa taxi itu adalah taxi yang di order erni dan kawan kawan. yang seharusnya mengantar mereka pergi ke hotel.

tanpa berpikir panjang. pria itu langsung datang menghampiri sopir taxi. lalu mengambil dua lembar uang berwarna merah dari dalam dompet miliknya. dan langsung menyerahkan pada sopir taxi itu. sebagai order cancelation.

tampak jelas bahwa pria itu seperti ketakuttan dengan kehadiran mobil taxi itu disana. matanya terus menatap kearah mobilnya sendiri was-was. memastikan bahwa erni dan kawan kawan tetap berada didalam mobilnya saat ini.

Tanpa banyak kata. pria itu lalu mengkode sopir taxi untuk secepatnya meninggalkan tempat sekarang juga.

dengan senyum sumringah the taxi driver tampak mengerti magsud pria itu. ia langsung cabut dari tempat itu as quick as possible.

Vivi menengok kearah belakang. melihat dari kaca belakang mobil. ternyata ada taxi berhenti dibelakang mobil mereka. matanya langsung memeriksa nomor taxi yang tercatat didepan kaca mobil. namun terlambat baginya. untuk menahan taxi itu. karena saat ia menyadari dan ingin keluar dari dalam mobil. taxi itu tampak pergi dari tempat itu dengan cepat.

Vivi hanya dapat memandangi kepergian taxi orderannya dari dalam mobil dengan galau.

Pria muda itu bergegas kembali kedalam mobil. langsung mengenakan kembali sabuk pengaman nya dan melajukan mobilnya perlahan.

"Tadi itu adalah taxi orderan kalian. jangan khawatir. aku sudah memberi uang cancel pada sopir taxi tadi. … jadi kalian tidak sedang dalam masalah hehehe …"

"Ahhh terima kasih banyak kak…. Oiyaa berapa uang cancel taxinya. saya akan menggantinya" ujar vivi merasa tidak enak hati.

" Ganti apaan sihh. cuma sedikit doank … don't worry okay …"

Vivi auto menelan ludahnya sendiri. tidak tahu harus mengganti dengan nominal uang berapa …

"Ehhh kita bahkan belum berkenalan yah… aku hans. dari fakultas komunikasi , semester akhir."

"Ahhh anak komunikasi. pantasss aku sering lihat kakak disekitar kampus komunikasi. hahaha selama ini aku cuma kenal wajah kakak. tapi gak kenal nama kakak. hehehe …" balas erni hangat. berusaha menciptakan obrolan akrab bersama hans.

"Hahaha benar… benar bangett… aku juga " jawab hans sepakat.

"Ohh kenalin… aku erni kak… kami bertiga dari fakultas kedokteran semester lima. em~mm aku single. belum punya pacar … "

"Uhuk !" vivi sengaja batuk dengan keras. sambil menatap erni dengan tajam. mengkode erni untuk menahan diri. dan menjaga attitudenya.

Erni tampak mengerti kode vivi. tapi sengaja tidak memperdulikannya.

Hans tampak tersenyum kecil melihat tingkah erni dan vivi. berpura-pura tidak tahu dengan kode dan pertengkaran mereka. sambil tetap fokus menyetir mobilnya. sesekali pandangan matanya menatap kearah pantulan cermin. melihat anita yang tampak duduk terdiam dikursi belakangnya.

"Ohhh iyaa, kenalin juga sahabat-sahabat ku kak…. itu vivi... dan itu nita … meskipun mereka berdua terlihat sangat pemalu. tapi jangan salah ...masing-masing sudah sold out. alias punya pacar hehehe " ujar erni cuek. sengaja ngerjain vivi dan anita.

"Oiyaa ?!… jadi udah pada punya pacar … sayang sekali... " balas hans sengaja menggoda. matanya terus mengamati bagaimana reaksi anita atas ucapannya.

"Aku belum kak… aku masih single . …" jawab erni menegaskan diri.

Hans kembali fokus menatap kearah jalan didepannya. wajahnya tampak kecewa karena anita bahkan tidak bereaksi sama sekali dengan segala obrolan hangat yang coba ia bangun dengannya. ia terpaksa menebar senyum ramah. membalas ucapan erni.

"Hahaha iya iya aku mengerti… kamu masih single khan … btw kalau boleh tahu. ada keperluan apa kalian malam-malam begini ke hotel metro …"

Erni yang sedari awal mendominasi perbincangan langsung menjelaskan dengan detail tujuan mereka ke hotel metro pada hans. ia seolah beralih menjadi juru bicara bagi anita dan vivi. yang sama-sama hanya duduk terdiam dikursi belakang.

Anita yang semula tampak tegang. perlahan terlihat rileks , mulai berani melepas pegangan tangannya di bahu vivi. ia seperti terbawa kehangatan pembicaraan antara erni dan hans.…

Meskipun ia tidak tertarik bergabung dalam obrolan hangat antara erni dan hans. Anita tetap dengan diamnya. memilih sibuk melihat kearah layar smartphone ditangannya. sesekali membuang pandangannya menatap kearah jalan raya dari jendela disampingnya. begitupun dengan vivi. ia juga melakukan hal yang sama dengan anita.

"Oiyaa vi … nita lapar tuhh... sejak siang belum makan. ntar kamu minta mbak vina buat traktir kita makan malam di restaurant yahh! " ucap erni to the point. cenderung memaksa agar vivi menyampaikan pada kakaknya untuk mentraktir mereka makan malam di restaurant.

"Hmm iyaa ! " jawab vivi singkat.

Beep …Beep …Beep

Suara getar ponsel anita menderu. dengan sigap anita langsung menjawab panggilan telfon itu. selagi berada ditangannya.

mereka otomatis terdiam sejenak. memberi kesempatan pada anita untuk menjawab telfon.

"Hallo pras …" sapa anita dengan suara lembutnya.

...

"Aku sedang menemani vivi ngambil paket " jawab anita dengan nada setengah berbisik. meskipun mau tidak mau. suara nya tetap terdengar oleh seluruh penghuni mobil tanpa kecuali.

...

"Bagaimana motornya. apakah sudah selesai diperbaiki …"

...

"Ohhh I see … okay … okay …"

...

"Bye, see you tomorrow morning … love you too"

Hans tampak tersenyum sinis. melihat kearah pantulan wajah anita dari kaca dashboard didepannya dengan tatapan kesal. ekspresi wajahnya tampak berubah. penuh amarah.

Hans tampak tidak nyaman dengan obrolan telfon yang barusan didengarnya.…

Download NovelToon APP on App Store and Google Play

novel PDF download
NovelToon
Step Into A Different WORLD!
Download NovelToon APP on App Store and Google Play