NovelToon NovelToon

Wanita Bercadar ( Istri Dan Ibu Terbaik )

Episode 1

(Karna aku suka aktor ini jadi aku pajang fotonya saja)

Reyhan putra tunggal Pramana sedang kumpul-kumpul bersama teman kampusnya di kafe anak muda, Reyhan terlihat tidak suka saat temannya memesan minuman yang dilarang dalam Agama.

"Ayo kita pergi," ucap Denada pacarnya saat menghampirinya.

Reyhan melihat ke arah Denada.

"Tidak apa, kita di sini saja sama yang lain." Reyhan menolak pergi.

Denada tetap menarik Reyhan pergi, Reyhan hanya mengikuti langkah Denada.

"Mau ngapain di sini?" tanya Reyhan

Denada merangkul Reyhan

"Aku bosan di dalam, gak asik." ucap Denada manja.

Beberapa jam kemudian Reyhan pulang ke rumah, Reyhan turun dari motornya dan langsung masuk ke dalam rumah.

"Reyhan..." panggil Pramana saat melihat Reyhan masuk.

"Iya Pa, ada apa?" tanya Reyhan mendekat ke Papanya.

"Duduk dulu sini, ada yang mau Papa dan Mama bicarakan sama kamu," ucap Pramana serius

Reyhan langsung duduk di depan kedua orang tuanya.

"Kami ingin bilang sesuatu, tentang umur kamu yang sudah memasuki masa menikah," ucap Janeta Mamanya

"Terus?" tanya Reyhan santai

"Kemaren kami bertemu Pak Harun pemilik pesantren, dia punya putri yang sudah siap menikah, kami berencana ingin menjodohkan kalian, bagaimana menurutmu?" tanya Janeta pada Reyhan

"Ma ini bukan zamannya perjodohan, aku gak bisa." Reyhan menolak dengan tegas

"Dalam Agama Islam menikah lewat ta'aruf itu hal biasa," ucap Pramana

"Iya, kau bisa mengenalnya dulu, nanti kalau gak cocok kamu bisa menolak," tambah Janeta.

"Aku gak mau mengenalnya dan gak akan pernah mengenalnya, jadi batalkan saja rencana kalian," kata Reyhan.

"Apa alasan kamu menolak?" tanya Pramana

"Karna aku sudah punya pacar yang sangat aku cintai," jawab Reyhan.

"Apa dia siap jika harus menikah sekarang?" tanya Pramana lagi.

"Pasti dia siap Pa, kami saling mencintai." kata Reyhan.

"Baiklah segera bawa dia pulang ke rumah, perkenalkan pada kami secepatnya," ucap Janeta tidak sabar.

"Setelah aku melamarnya, aku akan membawanya ke sini untuk bertemu kalian," ucap Reyhan mantap.

Setelah mengobrol, Reyhan masuk ke kamarnya dan langsung berusaha menelpon Denada, Denada sedang berada di Diskotik jadi suara ponselnya gak terdengar.

Pak Pramana menelpon Pak Harun dan meminta maaf tentang tidak jadi nya perjodohan anak-anak mereka, Pak Harun pun mengerti.

Saat Denada melihat ponselnya Denada langsung mengangkat panggilan dari Reyhan.

"Kok suara ribut-ribut?" tanya Reyhan saat mendengar suara musik.

"Tadi setelah kamu anter aku pulang, tiba-tiba teman aku nelpon minta jemput di Diskotik, makanya sekarang aku lagi di Diskotik" ucap Denada.

"Ya sudah pulangnya jangan terlalu larut" ucap Reyhan.

Reyhan mematikan ponselnya, tidak jadi ingin memberitahukan tentang yang dibicarakan dengan orang tuanya tadi.

Reyhan berjalan masuk ke kamar mandi, terlihat lelah di wajahnya, Reyhan berdiri di depan kaca kamar mandinya, menatap diri sendiri.

Di tempat lain terlihat seorang wanita muda sedang melantunkan ayat suci Al-Quran dengan sangat merdu.

Setelah selesai wanita itu menoleh ke arah orang tuanya yang sedang duduk melihatnya dengan penuh kebanggaan.

"Annisa yakin ingin belajar di Kairo?" tanya Ibunya.

Annisa mengangguk.

"Walau putra Pak Pramana menolak, di luar sana masih banyak laki-laki yang baik, yang cocok sama Annisa, Annisa mau gak kalau ta'aruf sama putranya Pak Abas teman baik Ayah yang di Kalimantan?" tanya Pak Harun.

"Ayah mungkin Allah belum berkehendak untuk Annisa menikah muda, Allah menegur Annisa dengan cara penolakan dari putranya Pak Pramana, mungkin Allah ingin agar Annisa menimba ilmu lebih banyak lagi dulu sebelum menikah" ucap Annisa dengan nada lemah lembut.

"Jadi Annisa gak mau jika ta'aruf sama putra Pak Abas?" tanya Pak Harun memastikan lagi.

Annisa mengangguk tanda tidak ingin.

"Baiklah terserah Nisa saja, Ayah dan Ibu hanya bisa berdoa supaya Nisa bisa dapat laki-laki baik dikemudian hari" kata Bu Aisyah Ibunya Annisa.

Annisa tersenyum menatap kedua orang tuanya.

( KALAU SUKA TINGGALKAN JEJAK YA DAN VOTE, TERIMA KASIH PEMBACA)

Episode 2

Pagi hari Reyhan lagi sarapan bersama kedua orang tuanya, Reyhan menatap layar ponselnya terlihat menunggu telpon atau pesan seseorang. Karna tidak ada panggilan masuk dan juga pesan masuk, Reyhan langsung berinisiatif menelpon lebih dulu.

Reyhan menunggu telponnya diangkat tapi tidak juga ada jawaban.

Janeta dan Pramana hanya saling menatap.

Reyhan langsung pamit berangkat ke kampus,

Saat sampai di kampus Reyhan mencari Denada ke kelasnya, teman-teman Denada tidak ada yang tahu.

Reyhan mencoba menelpon kembali.

Di tempat lain ternyata Denada baru bangun tidur di samping teman laki-lakinya, Denada mengangkat ponselnya.

"Iya sayang, kenapa?" tanya Denada masih sedikit mengantuk.

"Kenapa dari tadi kamu ditelpon gak angkat-angkat?" tanya Reyhan

Teman laki-laki Denada terbangun juga dan hanya mendengarkan pembicaraan mereka, seperti sudah terbiasa.

"Aku baru bangun tidur, maaf ya sayang" ucap Denada dengan nada manja

"Ya baiklah, sekarang cepat berangkat ke kampus, aku tunggu di kampus sekarang juga" ucap Reyhan

"Ok" kata Denada

Reyhan menutup panggilan dan langsung berjalan menuju kelasnya.

Dua temannya baru datang dan langsung merangkulnya.

Mereka bertiga langsung masuk.

Denada buru-buru berangkat ke kampus dan langsung berlari menuju kelas Reyhan, Dosen sudah ada jadi Denada langsung pergi menuju kelasnya.

Reyhan melihat kepergian Denada.

Setelah selesai mata kuliah, Reyhan langsung mencari Denada, Denada sedang duduk di kantin sendirian, Reyhan menghampirinya.

Saat melihat Reyhan, Denada langsung merangkul lengan Reyhan.

"Ada apa?" tanya Denada.

"Ada hal penting yang ingin aku bicarakan sama kamu" ucap Reyhan serius.

"Apa?" tanya Denada sambil menatap wajah serius Reyhan.

"Mama dan Papa ingin aku segera menikah, dia ingin aku menikah dengan putri pemilik pesantren tempat dulu aku pernah belajar" ucap Reyhan.

"Ini bukan zaman Siti Nurbaya lo, masih juga jodoh-jodohin" ucap Denada sambil tertawa.

"Aku serius lo" ucap Reyhan saat menatap Denada.

"Terus kau jawab apa saat mereka bilang itu?" tanya Denada mulai serius.

"Aku bilang aku sudah punya orang yang aku cintai yaitu kamu, lalu mereka ingin bertemu kamu, apa kamu siap?" tanya Reyhan penuh harap.

"baiklah, aku akan menemui mereka, tapi kapan?" ucap Denada.

"Malam ini, bagaimana?" tanya Reyhan.

Denada mengangguk.

Malam hari Reyhan menjemput Denada di kontrakannya.

Mereka langsung pergi menuju rumah Reyhan, Denada terlihat tidak tenang saat di mobil.

Reyhan melihat kekhawatirannya, lalu menggenggam erat tangan Denada untuk menenangkannya.

"Tenang saja, Mama dan Papa orangnya baik kok" ucap Reyhan sambil sedikit tersenyum.

"Ya, aku hanya sedikit gugup, kita pacaran sudah beberapa bulan tapi ini pertama kalinya ketemu orang tua kamu" ucap Denada masih tidak tenang.

Mereka sampai di depan rumah Reyhan,

Reyhan dan Denada turun dari mobil lalu perlahan melangkah masuk.

Denada berbalik lagi, Reyhan menariknya.

"Rasanya aku belum siap" ucap Denada dengan wajah enggan.

"Selangkah lagi lo, ayo masuk" tarik Reyhan

Reyhan membuka pintu dan berjalan masuk, tangannya masih memegang tangan Denada.

Kedua orang tuanya melihat ke arah mereka.

Janeta menatap Denada dari atas hingga bawah.

"Ma...pa...kenalkan ini Denada." ucap Reyhan saat memperkenalkan Denada.

Denada menunduk tanpa memberi salam.

Ada apa dengan Reyhan, putus dari Riana kenapa dapatnya yang seperti ini, bajunya minim lagi batin Janeta

( Kalau suka jangan lupa vote ya)

Episode 3

Keesokan harinya

Janeta sedang menyiapkan sarapan di meja makan.

Janeta melihat ke arah Reyhan yang baru turun.

"Rey duduk dulu sini" ajak Mamanya

"Ada apa Ma?" tanya Reyhan langsung duduk di hadapan Mama dan Papanya.

Pramana juga melihat ke arah Reyhan

"Apa kau sudah yakin dengan pilihanmu?" tanya Mamanya memastikan

"Yakin Ma" ucap Reyhan

"Wanita yang baik itu adalah wanita yang bertutur kata lembut, berpakaian tertutup, dan juga yang utamanya adalah wanita yang ahlaknya baik" ucap Janeta

"Ma, saat ini Denada memang bukan wanita seperti itu, tapi dia sangat baik, masalah ahlak dan yang lainnya Insya Allah setelah menikah aku akan mengajarinya" ucap Reyhan

"Baiklah kalau itu sudah keputusan kamu, kami hanya bisa mendoakan yang terbaik" ucap Mamanya masih sedikit tidak yakin.

"Apa dia mau menikah secepatnya?" tanya Pramana

"Pasti mau Pa" jawab Reyhan pasti.

Setelah pembicaraan selesai, mereka langsung sarapan, sesekali Janeta menatap ke arah Reyhan dengan khawatir.

Reyhan sudah di luar rumah dan langsung melajukan motornya ingin menjemput Denada.

Saat di depan kontrakan Denada, Reyhan membuka helmnya dan langsung mengetuk pintu.

Denada membuka pintu dan tersenyum saat melihat Reyhan datang.

"Kita gak masuk pagi, jadi ayo kita ke suatu tempat" ajak Reyhan

"Baiklah" ucap Denada

Reyhan membawa Denada ke sebuah taman, mereka berjalan melihat seluruh taman, Reyhan mengambil sesuatu dari sakunya.

Reyhan memperlihatkan cincin, Denada tersenyum haru melihat cincin itu.

"Apa kau mau menikah denganku?" tanya Reyhan

Denada mengangguk bahagia.

Reyhan memakaikan cincinnya di jari manis Denada dengan penuh senyuman, lalu memeluknya erat.

 

Tiba hari pernikahan Denada dan Reyhan,

Reyhan dan Denada sudah sah menikah, Reyhan dan Denada terlihat sangat bahagia, berbeda dari kedua orang tua Reyhan.

Janeta terlihat sedih menatap mereka.

Mereka sudah tinggal bersama, malam hari saat mereka makan malam bersama, Janeta terlihat tidak suka saat Denada memakai pakaian tidur minim.

"Ma...Pa... kami akan tinggal terpisah sama kalian saat sudah dapat kerja setelah wisuda" ucap Reyhan

"Kau kan bisa bekerja di perusahaan Papa, kenapa harus cari kerja?" ucap Pramana

"Aku tidak ingin bergantung pada kalian, kami akan mulai dari awal, cuma untuk saat ini kami tetap tinggal di sini sampai lulus" kata Reyhan

Denada terlihat khawatir

Janeta melihat ke arahnya.

Keesokan harinya saat Janeta dan Pramana ingin shalat subuh, Reyhan dan Denada gak ada yang bangun, Janeta terlihat kecewa.

Dulu Reyhan gak pernah seperti ini, shalatnya rajin gak perlu disuruh batin Janeta

Saat matahari mulai bersinar, mereka duduk untuk sarapan, Janeta melihat ke arah Denada yang baru bangun tidur.

Reyhan terlihat tidak enak pada kedua orang tuanya,

"Ma, Papa berangkat dulu" ucap Pramana

Janeta mengantar suaminya sampai depan , lalu mencium tangan suaminya.

Denada dan Reyhan juga berangkat ke kampus.

Janeta pergi ke pesantren menemui Bu Aisyah.

Mereka mengobrol akrab.

"Sampai saat kemaren saya masih berharap anak kita berjodoh, tapi setelah melihat pernikahan anak saya, saya baru sadar hal itu tidak mungkin" ucap Janeta

"Jodoh cuma Allah yang menentukan, sekuat apapun kita memaksa mereka, kalau mereka gak berjodoh gak mungkin akan bersatu" ucap Bu Aisyah

"Iya benar, siapapun nanti yang menikah dengan putri kalian pasti adalah laki-laki paling beruntung" ucap Bu Janeta.

 

Download NovelToon APP on App Store and Google Play

novel PDF download
NovelToon
Step Into A Different WORLD!
Download NovelToon APP on App Store and Google Play