Pengenalan karakter dan cerita
Daniah Andini
Dia adalah seorang wanita pekerja
keras. Ibunya sudah meninggal dunia. Ayahnya sudah menikah lagi, dan pernikahan
mereka yang kedua dikaruniai dua anak, Risya Amelia dan Raksa Ardana. Daniah
mendapat perlakuan buruk dari ibu tiri dan adik perempuannya. Ayahnya tak
terlalu perduli, dan sibuk dengan urusan pekerjaan. Hanya adiknya Raksa yang
membuatnya tetap menganggap tempat yang ia tinggali adalah rumah.
Suatu hari saat kerugian besar
datang di perusahaan ayahnya, sampai pada kondisi perusahaan bangkrut. Daniah
harus rela menjadi tumbal keserakahan ayahnya. Dia dijual sebagai gadis penebus
hutang. Dia harus menikahi pria kaya yang bisa menyelamatkan keluarganya. Dia harus terpaksa menikahi tuan muda sebagai bayaran darinya karena menolong perusahaan ayahnya.
Daniah tahu, dia tidak bisa
menolak. Dia harus memasuki neraka yang kedalamannya tidak pernah ia ketahui.
Ada apa di sana, bara yang bisa saja menghancurkan dirinya. Saat sekuat tenaga
ia berusaha bertahan menjadi istri pria kaya yang seenaknya dan bisa masuk
kategori gila, pria yang bahkan tidak pernah mencintainya itu, pria yang diawal pernikahan mengatainya jelek dan kampungan. Akan tetapi sedikit demi sedikit, tuan muda kaya itu
menoleh padanya. Mendekapnya, dan mengatakan menyukainya. Apakah itu
artinya ia bisa hidup bahagia sekarang, tidak, tapi neraka baru baginya dimulai, karena sekali lagi, laki-laki itu mencintainya
dengan cara yang berbeda, ia mengalungkan rantai kuat di lehernya yang semakin
lama menyiksanya. merampas kebebasannya.
Saga Rahardian Wijaya
Horang kaya yang bisa melakukan
apapun dan mendapatkan apapun yang ia inginkan. Roda kehidupan berputar di
sekelilingnya sesuai apa yang ia inginkan. Fisik dan rupanya yang tampan banyak
membuat wanita tergila-gila dan rela melakukan apa pun untuk bisa dekat
dengannya. Tapi jangankan untuk terlibat hubungan yang lebih dalam, untuk hanya
bisa menyentuh tubuh Saga saja sudah merupakan keajaiban.
Lelaki ini dulu tidak seperti itu,
ia pernah menjadi pria baik yang memiliki senyuman hangat. Ia pernah mencintai
seorang wanita, namun tidak tahu karena apa hubungannya dengan gadis itu
kandas. Dan itulah awal mula perubahan sikap dinginnya.
Suatu hari, saat laki-laki
menyedihkan berlutut di kakinya memohon pertolongan dia mengatakan dengan suara
dingin. “ Apa yang bisa kau berikan pada ku supaya aku tertarik menolong
perusahaan mu?”
Laki-laki tidak berdaya itu akan
memberikan apa pun termasuk anak gadisnya. Saga terbahak, dia bisa mendapatkan
wanita mana pun yang ia inginkan. Lalu seberharga apa putri mu sampai bisa
membuat ku tertarik begitu gumamnya.
Sekertaris Han di sampingnya yang
sedari tadi diam menyerahkan hp, menunjukan sebuah foto. Seorang gadis dengan
rambut bergelombang yang sama sekali bukan tipenya. Senyum cerianya, bola mata,
garis bibir dan sepertinya semua yang dimilikinya sama sekali bukan seleranya.
Sekertaris Han mengeser foto lagi, sekarang foto seorang gadis yang jauh
mendekati seleranya. Cantik, rambut lurus hitamnya jatuh. Cara berpakaiannya
juga menarik.
“ Mereka kedua putrinya.”
Saga terbahak, ia seperti menemukan
mainan baru yang menyenangkan, dilemparkannya hp itu ke hadapan laki-laki yang
sedang berlutut.
“ Baiklah, berikan padaku anak mu,
aku akan menikahinya dan menyelamatkan perusahaan mu.” Nada suara Saga tidak bisa
ditebak, apakah dia serius atau hanya sedang mempermainkan laki-laki
menyedihkan di hadapannya.
“ Terimakasih tuan. Terimakasih
tuan.” Laki-laki itu tak perduli, ia hanya mementingkan bahwa ia bisa
menyelamatkan perusahaannya. Dia melihat layar hp yang dilemparkan Saga di depannya. Foto anak pertamanya, dengan
rambut bergelombang sedang tersenyum dengan ceria.
Itulah hari dimana dia menjual anak
gadisnya untuk menyelamatkan perusahaan.
Kisah akan dimulai, selamat membaca 😉😉
Hanya pernikahan ini yang bisa
menyelamatkan hidup keluarga. Berkorbanlah sedikit saja, kami sudah membesarkan mu
sampai dengan dewasa seperti ini, bagaimana kau tidak tahu caranya membalas
budi. Tuan muda Saga berjanji akan menyelamatkan perusahaan dan keluarga ini.
Berjanjilah pada ayah mu, kau akan melakukannya.
Tubuh Daniah bergetar, ia tentunduk
dalam. Menatap lututnya sendiri, mencengkram jemarinya yang terkepal. Ia merasa
marah, namun perasaan itu pun tidak bisa ia keluarkan.
Balas budi, bukankah aku anak kandung mu.
Bukankah kewajiban mu memberi ku makan dan tempat tinggal, kenapa aku harus
membalas budi untuk kewajiban yang memang harus kau lakukan. Aku membenci mu
dengan seluruh kehidupan ku.
Pernikahan akan dilaksanakan pada
tangal 10. Terhitung dari sekarang hanya sepuluh hari lagi. Daniah
bahkan tidak mengatakan apa pun, ia tidak mengelengkan kepala atau pun tidak
menganggukan kepala. Toh gerakan kepalanya tidak akan merubah apa pun.
“ Terimakasih.”
Huh! Bahkan kata yang sangat ingin
didengarnya itu tak pernah mereka lontarkan. Mereka menganggap pengorbananya
adalah sebuah keharusan. Bukanlah sesuatu yang layak mendapatkan ucapan
terimakasih. Dia anak pertama keluarga ini. Jadi tanggung jawabnya untuk
berkorban. Sudah kewajibannya karena dia diberi tempat tinggal, makanan dan
pakaian. Balas budi.
- - -
Daniah masih mematung di depan
kaca, menatap bayangan menyedihkan dari wajahnya sendiri. “ Permisi nona,
utusan dari keluarga Tuan Saga datang ingin menjemput anda.”
Bibi pengurus rumah sudah berdiri di belakangnya. Tanpa terdengar langkah kaki mendekatnya.
“ Kenapa?” Daniah bertanya tanpa
memalingkan wajah, masih menatap bayangan menyedihkan di kaca. Inilah wajah manusia yang bahkan tidak punya kekuatan untuk hanya mengelengkan kepala penolakan.
“ Saya tidak tahu nona, silahkan turun. Tuan besar dan nyonya sudah menunggu ada.”
Daniah menapaki anak tangga.
Di ruang tamu dia melihat seseorang duduk. Ayah dan ibu tirinya sedang bicara
dengan berlebihan. Menjilat apa yang bisa mereka jilat. Tanpa rasa malu. Daniah
menghentikan langkahnya saat pria itu berdiri karena melihatnya datang.
“ Saya akan membawa nona Daniah sekarang.” Ucapnya.
“ Baik sekertaris Han. Daniah ,
ikutlah dengan sekertaris Han! Tuan Saga ingin bertemu denganmu.”
Daniah tidak menjawab apa yang
ayahnya katakan. Ibu tirinya terlihat memelototinya, namun tidak bisa melakukan
apa pun karena ada utusan dari keluarga calon suaminya.
Daniah berjalan mengikuti langkah
kaki utusan itu, tanpa bicara sepatah kata pun. Dia memasuki mobil masih tanpa
suara. Saat mobil berjalan pun dia tetap membisu.
Apa yang akan terjadi padaku. Lari, aku ingin lari. Tapi kemana? Walau pun keluarga
ini tidak seutuhnya menganggap ku keluarga. Namun hanya tempat ini yang bisa
ku sebut rumah. Aku masih punya adik laki-laki satu ayah yang menyayangi ku. Aku
tak punya tujuan untuk lari. Merasa beruntung karena memiliki rumah, untuk
itulah mungkin benar kata ayah, aku harus membalas budi.
Sambil menatap pohon-pohon
di pinggir jalan pikiran Daniah berlarian ke mana-mana.
- - -
Saga Rahardian Wijaya adalah nama
calon suaminya. Pemilik perusahaan ternama Antarna Grup. Rumor yang beredar
tentangnya adalah, dia laki-laki muda yang berdarah dingin. Kejam terhadap
setiap lawan-lawannya. Dia bisa menghancurkan sebuah perusahaan hanya dalam semalam. Untuk alasan yang dirinya dan Tuhan yang tahu. Rumornya lagi ia berganti wanita setiap malam,
wanita-wanita mengantri untuk hanya bersamaanya semalam saja tidak pernah
kehabisan.
Lantas kenapa laki-laki seperti itu ingin menikah. Dan lebih menyedihkannya mengapa
harus menikah dengan ku. Perusahaan ayah pasti bukanlah satu-satunya perusahaan
bangkrut yang bisa ia kuasi, tapi kenapa dia memilih perusahaan ayah. Dan
memilih aku sebagai istrinya.
“ Kita sudah sampai nona, silahkan!”
Daniah terjaga dari lamunannya saat sekertaris Han memanggil. Dia sudah berdiri di luar mobil dan membukakan pintu. Daniah berusaha menguasai dirinya. Di mana ini gumamnya. Tempat ini terlihat
seperti restoran kelas atas. Dia hanya berjalan mengikuti langkah sekertaris
Han. Masih tanpa mengeluarkan suara atau bertanya.
“ Silahkan masuk ke dalam, tuan muda akan datang sebentar lagi.”
“ Baik.”
Daniah memasuki ruangan. Ia ingin
bertanya sesuatu pada sekertaris Han. Tapi melihat raut muka yang sepertinya
jarang tersenyum itu Daniah sudah enggan. Hingga akhirnya dia memilih diam, dan
hanya menunggu.
BERSAMBUNG
Dania duduk sambil merapikan rambut
dan pakaiannya. Ia mengerutkan pipinya berulang-ulang, melatihnya untuk
tersenyum. Apapun yang terjadi yang ia lakukan adalah cukup tersenyum.
Tersenyum , sambil melangkah ke lubang neraka yang dasarnya tidak ia ketahui.
Pintu terbuka, sekertaris yang tadi menjemputnya muncul. Disusul dengan sosok
laki-laki.
Perawakan laki-laki itu sungguh sempurna. Daniah berdiri dari duduk, *** jemarinya. Laki-laki itu memiliki aura yang kuat. Ini kali pertamanya bertemu dengan calon laki-laki yang akan
menjadi suaminya. Ntah karena apa, dia sudah merasa sekujur tubuhnya gemetar.
Bahkan langkah kaki laki-laki itu memasuki ruangan sudah mengintimidasinya.
“ Silahkan Tuan.”
Sekertaris itu menarik kursi, dan
laki-laki itu duduk dengan sikap yang sangat angkuh. Sekertaris Han meletakan
amplop besar berwarna coklat di atas meja. Daniah menatap benda itu.
Apa itu surat perjanjian pra nikah.
Dia bergumam sendiri. Dia sudah menyiapkan hatinya untuk kemungkinan terburuk
yang bisa terjadi pada pernikahannya. Ini hanya pernikahan untung dan rugi.
Ayahnya telah menjualnya untuk melunasi semua hutang perusahaan. Dia tahu bahwa
dia tidak punya harga diri lagi di hadapan calon suaminya.
“ Bacalah, itu peraturan yang harus
kamu taati saat menjadi istri ku.” Dia melemparkan map besar itu di hadapan
Daniah dengan tangan kirinya.
Perlahan Daniah meraih amplop.
Sejujurnya walaupun dia terlihat tenang namun dadanya berdetak lebih kencang.
Ia menghembuskan nafas pelan agar fikirannya tetap bisa fokus.
Apa ini!
Pihak pertama : Saga Rahardian Wijaya
Pihak Kedua : Daniah Andini
Peraturan yang berlaku selama
pernikahan adalah pihak pertama adalah aturan yang harus dipatuhi oleh pihak
kedua.
Daniah mencoba mencerna tulisan yang ada di depannya. satu kalimat panjang itu sudah mewakili semuanya. bahwa ia bukan apa-apa, ia hanya harus patuh tanpa bicara.
Apa maksudnya ini, apa ini artinya dia lah aturan hidup yang harus aku patuhi
selama pernikahan berlangsung. Kata-katanya adalah titah. Begitu? Apa dia pikir
dia itu kaisar.
Seluruh bulu kudu Daniah merinding.
Karena menyadari laki-laki di hadapannya memang bisa melakukan apa pun yang ia
mau.
“ Maaf, boleh saya bertanya maksud dari aturan ini?”
Saga menatap wanita yang akan
menjadi istrinya ini tajam. “ Artinya patuhi semua apa yang aku katakan.”
Setelah mengucapkan kalimat pendek itu, bibirnya menyeringai.
“ Apa bisa Tuan menjabarkan apa saja itu, agar saya tidak melakukan kesalahaan kedepannya.” Daniah menjawab dengan tersenyum, dia menahan hatinya yang bergejolak dengan berwajah ceria. Sekilas
Daniah bisa melihat Saga terkejut dengan kata-katanya. Bibirnya terlihat
tersenyum samar dengan sinis.
“ Keluarkan hp mu!” Daniah menuruti kata-kata Saga. “ Catatlah. Peraturan pertama
jangan pernah mencampuri urusan pribadi ku. Apa pun itu, termasuk hubungan ku
dengan wanita lain.”
“ Baik.”
Saga menatap lurus wanita di
depannya yang masih mencacat dengan cepat di hpnya. Gadis ini tidak terlihat
terkejut dengan aturan pertama yang ditulisnya.
“ Yang kedua, lakukan kewajibanmu dan peran mu sebagai istri ku tanpa banyak bicara.”
“ Baik.” Daniah menatap Saga. “ Apa hanya ini Tuan?”
Gadis ini benar-benar sedang menantang ku sepertinya. Saga menatap tidak suka.
“ Maaf, apa saya boleh menanyakan sesuatu?”
“ Katakan.” Saga menjawab acuh.
“ Apa saya bisa tetap melakukan pekerjaan saya seperti biasanya?”
“ Aku tidak perduli dengan pekerjaan mu, lakukan sesuka mu. Yang harus kamu lakukan adalah menjaga sikap mu di luar sana, jangan sampai beredar gosip yang bisa menghancurkan nama baik ku.
Ingatlah, aku bisa membantu keluarga mu bertahan hidup, tapi aku juga bisa
membuatnya hancur berkeping seperti remahan debu.”
Daniah menelan ludahnya. Benar,
seperti inilah watak asli laki-laki di depannya. Ternyata rumor berhati dingin
itu sungguh benar adanya.
“ Baik Tuan saya akan patuh menjadi
istri anda dan menjalankan semua aturan yang anda buat. Terimakasih atas semua
kebaikan yang Tuan berikan kepada keluarga saya, saya akan membayarnya dengan
jiwa dan raga saya.”
Ya Tuhan apa yang sudah ku katakan, aku pasti sudah gila. Bagaimana kata-kata
keputusasaan ku bisa keluar dengan indah begitu.
“ Sepertinya kau sudah tau harus melakukan apa.”
Daniah tersenyum.
“ Terimakasih atas pujiannya Tuan.”
Siapa yang memujimu. Saga memaki dengan sorot matanya. Aku sedang menghina harga dirimu. Haha, aku tahu, kamu bahkan tidak punya harga diri.
Makanan dan minuman masuk saat
pembicaraan mereka telah selesai. Sekertaris Han, masuk lalu membisikan sesuatu
di telinga Saga. Setelahnya Saga terlihat sudah tidak akan meneruskan makannya.
Karena melihat Saga bangun dari
duduk, Daniah ikut reflek bangun dari kursinya. “ Anda akan pergi Tuan? tidak
makan dulu. Sudah banyak sekali makanan di meja.”
Saga menghentikan langkah kakinya.
“ Kau bisa menghabiskan semuanya?”
“ Tidak tuan ini banyak sekali.” Daniah mengedarkan pandangannya pada makanan di atas meja.
“ Kalau begitu kenapa tidak kau bawa pulang dan ajak keluarga mu makan. “ ia tersenyum, tapi senyum itu berarti merendahkan. Dia menarik bibirnya dengan sinis.
“ Baiklah, terimakasih atas makanannya Tuan Saga, semoga hari anda berjalan dengan baik.”
Daniah menundukan kepalanya sampai
laki-laki dan sekertarisnya tadi menghilang di balik pintu yang tertutup.
Setelahnya ia langsung terkulai lemah. Terduduk di lantai.
Aku sangat hina dimata calon suami ku.
Daniah pulang dengan membawa semua
makanan yang tadi dipesan. Bukankah Tuan saga memerintahkannya untuk membawa
semua makanan itu pulang. Tubuhnya masih gemetar, ada air mata menetes
di pelupuk saat ia memasuki taksi. Taksi kemudian bergerak pergi memecah jalanan
kota.
BERSAMBUNG
Download MangaToon APP on App Store and Google Play