NovelToon NovelToon
DEMI KAMU,NAK

DEMI KAMU,NAK

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Sunflowsun

Pemerkosaan yang terjadi di masa lalu menciptakan trauma yang hebat dalam diri Viela.
Namun, seiring berjalannya waktu, sekali lagi semesta mempertemukannya dengan seorang pria yang menyambut dia dan tak mempersalahkan masalalunya.

Desakan orang tua dan saudaranya memaksa Viela untuk segera mengiyakan maksud dari pria itu. Namun,Viela masih meragu dan memilih untuk menjalani hubungan sebatas pertemanan dulu. Hingga suatu hari keluarga dan pria itu sekongkol untuk membuat sang pria tidur dengan Viela. Dengan begitu kedepannya tak mungkin lagi Viela bisa menolak lamaran sang pria.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunflowsun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Taktik

"Reno!" Panggil Tante saat melihat sosok keponakannya sudah pulang dari tempat kerja.

"Iyah,Tan?" Jawab Reno yang sedang duduk di muka pintu melepas sepatu kerja.

"Kemari-lah, kami kebetulan sedang membahas tentangmu juga."

Reno masuk ke dalam rumah, namun dia lebih dulu berjalan ke arah wastafel untuk mencuci tangan.

"Bahas apa gimana maksudnya ini,Tan?" tanya Reno dengan tangannya di lap pada kain yang sengaja disediakan untuk lap.

"Duduklah dulu, biar enak ngomongnya. Sini !" sang Nenek menepuk-nepuk untuk Reno agar duduk di dekatnya.

"kau ajalah yang ngomong, Dek!" suruh Tante.

"Kog jadi ke aku pula,Kakak lempar? Kakak ajalah!" Tolak Ibu Reno.

"Ini gimana? Jadi main lempar-lempar aja kalian sekarang?" Ucap sang Nenek terkekeh.

"Yasudah." ucap Ibu. "Gimana ,Reno? Udah hamil calon menantuku itu?"

"Eh- Ham- m-mil ?" Reno tergagap mendapat pertanyaan yang tiba-tiba.

"Iyah, Sudah hamil kan?" selidik Tante. "Udah satu bulan lebih kamu pulang dari tempatnya, kalau kami hitung-hitung udah bisa diketahui hamilnya,kan Reno?"

Reno tidak tahu harus mengatakan apa saat ini. Pasalnya mencium wanitanya pun belum pernah, apalagi sampai menghamili. Tidak semudah yang dipikirkan mereka.

"Gimana Reno? Udah kau suruh dia pakai tes, tes apanya itu?"

"Tespek,Nek."

"Iyah itu, tespek . Gimana hasilnya?"

Reno menggeleng kepalanya.

"Belum hamil?" Tanya ibu.

"Belum." jawab Reno dengan wajah murung.

"Iyah, wajarlah itu. Kalau baru sekalinya, yah pasti ngak langsung hamil." Nenek mengelus bahu cucu kesayangannya.

Sang Tante tiba-tiba tertawa kuat. Sampai mereka yang disana heran apa yang sedang di ditertawakan. Pasalnya memang disana sedang tidak ada yang melawak.

"hussh ... Ngak ada yang lucu! " Tegur sang Nenek.

"Yang cepat loyo mungkin kau Reno!" lagi Tante terbahak-bahak.

"Apa iya Reno? Bukannya kamu udah minum obat yang mama belikan ?"

"Udah kog,Ma. Bukan itu masalahnya." Lagi Reno dengan wajah yang murung dan tertunduk.

Yang tadinya sang Tante tertawa, tiba-tiba dengan wajah datar kini. "Maksudnya gimana Reno? Jangan bilang kamu belum tidur dengannya?"

Reno mengangguk sedih, "Reno dibatasi buat ngak sampai ngelakuin hal itu. Dia ngak bisa aku sentuh."

Sang nenek memeluk sendu cucunya. Menepuk-nepuk pelan bahunya.

"Lalu beberapa hari kau kesana ngapain? Bermalam juga nya? Bodoh kali ngak bisa cuma ngelakuin itu saja! Padahal pengalamanmu pun sudah di setiap kafe sana bukan rahasia umum lagi! Cuma satu wanita kampung seperti itu saja kamu ngak bisa? Kayak mananya ini!" Mama tersulut emosi, menendang pintu kuat.

sejenak keheningan terjadi.

"Sudah, jangan memarahi Reno seperti itu. Terus-terus kalian memarahinya. Dia baru saja pulang kerja,masih capek, jangan egois kalian pada cucuku." Sang nenek mengecup kening Reno manja.

"Manjakan aja terus! Manjakan!" Bentak Mama, "Sudahlah, ngak anak ngak bapak sama aja! Masalah kecil pun tak bisa cepat di selesaikan! Pusing! Mau ke kafe dulu aku,ngak usah di jemput nanti!" Mama Reno pun pergi dengan rasa jengkel.

Di-gasnya kuat motor king hitam klasik miliknya.

"Bagaimana bisa kamu ngak tidur dengan dia?" Tanya Nenek lembut.

Tante membuka rokok berbungkus merah keputihan. Menyalakan korek dan menghisap asap dari sana. Memandang Orang tua dan orang muda di depannya. Emosinya sudah cukup terwakilkan oleh saudarinya tadi.

"Kemarin Reno kerumahnya, karena dia ngak mau bicara samaku,Nek. Bahkan dia mematikan ponselnya biar ngak bisa ku hubungi." jelas Reno.

"Lalu?"

"Sesampainya di sana, untungnya keluarga dia menyambut Reno baik, dan dibantu keluarga Vei,Reno bisa berbaikan lagi dengan Vei. Tapi kedatangan Reno juga masih salah dimata Vei. Apa aku salah,Nek?" Wajah Reno sudah sangat muram, bahkan netranya sudah membendung air mata.

"Salah-lah! Ngak kau tindih langsung dia! cewek sekarang kalau merajuk yang minta ditindih-nya itu!" Tante yang menjawab. Dengan santai disebulkan-nya asap putih dari mulut ke hidung dan keluar lagi dari mulut.

"Omonganmu itu loh! Ngak sopan begitu!" Tegur Nenek.

"El-leh! Sejak kapan si sopan ada di keluarga ini! Munafik kali!" Sinis Tante. "Kalau soal sopan, Ngapain juga mama kemarin-kemarin nyuruh cucumu itu buat menindih anak orang? Emang sopan begitu! " Dengus si Tante memandang ibunya sendiri.

"Kenapa pula sampai -sampai aku yang disalahkan lagi! Sudahlah! Sekarang Reno-nya yang kita bahas!" Nenek mengalihkan suasana.

"Terserahlah!" Ruangan tempat mereka saat ini hampir di penuhi oleh kepulan asap putih Tante. Beberapa batang rokok sudah habis di hisapnya.

"Nek, Reno capek,Nek!"

"Kog bilang gitu,sih?" Nenek menangkup wajah sang cucu. Tak tega melihat cucunya selemah ini.

"Reno bingung harus bagaimana! Reno maunya Vei. Tapi Vei bilang dia ngak punya perasaan sama Reno. Katanya hubungan ini cuma buat sementara,cuma buat bantu Reno juga, biar si Gundo tidak lagi memanfaatkan keluarga kita. Hanya sampai disitu. Sekarang keadaan keluarga kita sudah mulai membaik. Selingkuhan Paman,Si Gundo juga sudah tak lagi di rumah kita. Reno takut Vei bakal putuskan Reno dalam waktu dekat. Karena masalah keluarga kita juga udah selesai, Nek. Reno mau Vei!" Ucap Reno dengan air mata.

Melihat sang cucu menangis, sang Nenek tak kuasa juga ikut menangisi keadaan cucu kesayangannya.

"Aduh ... Kasihan sekali cucuku ini ...! Tangis sang Nenek memeluk wajah Reno, "Aduh ... Tolong panggil kan wanita itu kesini! Aduh ... Kasihan cucuku ... " sang nenek meraung-raung sambil sesekali mengusap air mata Reno yang juga terus mengalir tanpa henti.

"Cihk! " Dengus Tante. "Bodoh kali kalian meraung-raung begitu mana ada gunanya! "

Sang Tante pun pergi meninggalkan keduanya masih menangis begitu saja.

"Sudah... sudah... Jangan menangis lagi,Reno. Apa kita perlu sekarang menjemputnya? Telepon cepat Papamu! Biar berangkat kita saat ini juga. Cepat bantu dulu nenek berdiri! adu-duh... "

Reno membantu sang Nenek yang kesulitan untuk berdiri.

Plakk!

"Ambil itu!" Tante melempar beberapa gepok uang di hadapan mereka.

"Ini apa? "

"Apanya mama ini? Jelas-jelas itu uang! Biasanya nengok uang kagak pernah rabun! Tumben! " Jawab Tante.

"Maksudnya ini gimana, Tan? " Tanya Reno yang telah menghapus air mata dari wajahnya.

"Besok, tuntaskan pekerjaanmu! Lusa kau berangkat kesana lagi! bawa uang itu! kalau kurang tinggal telepon Tante! esok Lusa nanti kamu ambil cuti. Kamu baru boleh pulang kalau kamu sudah berhasil tidur dengannya! " Ucap Tante enteng.

"Sudah. Ambil cepat uangnya, Simpan yah... kalau memang masih kurang juga kasih tahu Nenek, Nenek pasti bantu kamu. Asal cucu Nenek tidak sedih begini, Nenek akan usahakan.... "

"Kau tahu apa tugasmu kan? Hamili! baru boleh bawa kesini! jika belum positif hamil, jangan harap keluarga ini menerima wanita itu disini! "

"Iyah, Tante. Terimakasih. "

1
Nurfiza Tarigan
ceritax sih seru tpi,,,,,,,,,,
Aegis Aetna
aku mampir kak, semangat.
anggita
trus berkarya tulis👏
anggita
👍👍..
anggita
like👍+ hadiah iklan☝.. utk author. smoga sukses novelnya👌.
Sunflowsun🌻
Terimakasih atas dukungan positifnya🌻
lyaa
Ini baru novel keren, author kudu bangga!!
Ryner
Sukses terus, sekali baca novel author bikin nagih terus.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!