Mora, gadis miskin yang bersekolah di sebuah SMA populer dan berfasilitas mewah karena jalur prestasi, dikeliling oleh orang orang yang tidak setara oleh nya membuat nya harus menelan pahit nya hidup.
Orang-orang bilang kehidupan SMA adalah masa-masa paling indah, semua itu tidak berlaku bagi Mora. Mora dibully dan dikucilkan dengan murid murid disana, Jika Mora adalah anak dari orang terpandang seperti mereka, apakah Mora akan dihargai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cuka monei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24 #Mora&Arsen
Mora sesekali melihat kearah sekitar, orang itu tidak ada lagi, tidak terlihat lagi. Mora keluar dari gang itu lalu berlari menuju kearah rumah nya, ketika Mora berlari dia mendengar langkah kaki lain selain dirinya, Mora semakin kencang berlari hingga akhirnya.
BRAKKK!!!
Mora menabrak seseorang, dia hampir terjatuh namun orang itu menahan nya agar tidak terjatuh.
"Maaf" ucap Mora lalu melihat orang itu, ketika dia melihat orang yang dia tabrak Mora langsung menjauh dari orang itu.
"Kenapa lari-lari? Ada apa?" Tanya Haekal kepada Mora, Mora tidak menjawab dia melihat ke arah sekitar tidak ada orang sama sekali kemana orang tadi pergi.
"Gapapa" ucap Mora
"Mau pulang?" Tanya Haekal, Mora tidak menjawab
"Aku anterin ya"
"Ga perlu"
"Ra.. sampe kapan gini terus?"
"Terus kamu harus sampai kapan begini terus?!" ucap Mora membalikan pertanyaan kepada Haekal, Haekal mengerutkan alisnya bingung.
Mora berjalan begitu saja, dia melewati Haekal, sedangkan Haekal mengikuti Mora dari belakang, Haekal yakin Mora berlari tadi pasti ada sesuatu, Haekal mengikuti Mora sampai didekat rumah nya tanpa Mora sadari.
Paginya Mora segera pergi kesekolah, Mora memasuki kelas nya dan melihat disudut kelas banyak sekali murid-murid yang bergerombol disana, Mora berjalan ke arah sana mencoba melihat ternyata Arsen sudah mulai sekolah, dengan perban dikepalanya membuat orang bertanya tanya dan banyak juga yang menanyakan bagaimana perasaan nya ketika kejadian itu.
"Ya gitu cerita nya, gue juga ga nyangka cewe gila itu bakalan lebih gila dari yang gue pikirin" ucap Arsen
Kemudian Arsen melihat satu wajah dari berbagai banyak wajah, dia bangun dari kursi nya lalu keluar dari gerombolan itu sambil menarik tangan Mora.
"Yaudah gitu aja cerita dari gue, makasih gais udah dengerin" ucap Arsen
Mora yang tangan ditarik hanya mengikuti kemana Arsen akan pergi, Arsen mengajak nya keluar dari gerbang sekolah "Kenapa sekolah? Kenapa ga istirahat dulu" ucap Mora
"Siapa bilang gue mau sekolah? Gue dateng kesekolah cuman pengen ngajak lo bolos" ucap Arsen
Arsen melihat kearah gerbang sekolah tidak ada satpam disana, bel masih lama sekitar 15 menit lagi biasanya satpam melihat kearah arah belakang sekolah. Arsen berlari menarik Mora untuk keluar dari gerbang sekolah, mereka berhasil keluar dari sekolah tanpa ketahuan.
"Arsen udah jangan lari lari, nanti kepala kamu pusing" ucap Mora, Arsen tersenyum mendengar nya lalu mengacak acak rambut Mora membuat Mora sedikit cemberut.
"Jadi sama yang lain pake gue-lo, tapi kalo sama gue aku-kamu?" Ucap Arsen membuat Mora menutup mulut nya lalu menggeleng kan kepalanya.
"Ihh, aku ga sadar Arsen" ucap Mora lalu memukul lengan Arsen membuat Arsen pura pura kesakitan
"Aku ga sadar Arsen~" ucap Arsen mengulangi perkataan Mora tadi, Mora kesal lalu mencoba memukul Arsen lagi namun Arsen berlari dan memasang muka menyebalkan sambil mengeluarkan lidah nya.
"Tangkep kalo bisa" ucap nya, lalu Mora mengejar Arsen, tidak habis pikir dengan lelaki itu lukanya belum pulih namun dia masih tetap kuat dan bahkan bermain lari-larian kepada Mora saat ini.
Ketika mereka lelah mereka duduk didepan toko eskrim membeli eskrim, Mora membeli rasa strawberry dan Arsen membeli rasa vanilla.
Mora memakan eskrim itu dengan nikmat begitu juga dengan Arsen, Arsen melihat Mora, Mora makan eskrim dengan berantakan membuat Arsen gemas, Arsen berdiri dari duduk nya.
"Mau kemana? Eskrim nya belum habis" ucap Mora
"Udah tunggu aja sana"
Arsen meminta tisu lalu kembali duduk disamping Mora, dia mengelap bibir Mora membuat Mora sedikit terdiam dan membeku, Arsen menatap mata Mora mata mereka sekarang sedang bertatap tatapan.
"Ini kembalian nya" ucap pemilik toko membuat Arsen dan Mora sedikit tersentak dan menjauh pandangan mereka, Arsen mengambil kembalian nya dan mengucap kan terimakasih.
"Lo makan kaya anak kecil, lucu" ucap Arsen
"Apasihh, kamu tu eh lo tu yang makan kaya anak kecil!" Mora tidak terima dibilang seperti anak kecil
"Buktinya?" ucap Arsen, Mora terdiam dia tidak punya bukti bahwa Arsen makan seperti anak kecil.
"Tuh ga ada buktinya" kata Arsen, Mora cemberut dia menjadi sedikit kesal.
"Jangan cemberut gitu, gemes banget tau ga"
"IHH ARSEN UDAH!" Teriak Mora tanpa disadari eskrim sudah mau habis, Arsen pun tertawa dan menghabiskan eskrim nya begitu juga dengan Mora.
Setelah mereka memakan eskrim, mereka pergi kepinggir danau, Mora baru pertama kali kedanau ini dia merasa tenang dan damai, dia melihat Arsen berdiri disebelah nya melihat danau itu lalu mengambil batu dan melemparkan batu kedanau itu.
"Kalau melempar batu ke danau itu juga bisa buang rasa kesal kita" ucap Arsen, Mora mengangguk
"Lo lagi kesel ya?" Tanya Mora
"Gue lebih suka denger lo pake aku-kamu" ucap Arsen mengalihkan topik, lalu melanjutkan melempar batu sejauh jauh nya kearah danau. Mora pun ikut melempar batu kesana, mereka berlomba siapa yang paling jauh melempar batu dia yang menang, kemudian mereka tertawa bersama.
"Gue menang" ucap Arsen
"Tunggu aja nanti aku yang bakal menang" ucap Mora, tanpa disadari Mora mulai memakai aku-kamu lagi kepada Arsen.
"Iya ditungguin" ucap Arsen kemudian mereka duduk dipinggir danau karena sudah lama berdiri sedari tadi.
"Makasih ya" ucap Mora
"For what?"
"Makasih, kamu selalu nolongin aku kalo aku digangguin Jessy, bahkan kamu nekat live ketika Jessy lagi berusaha celakain aku, berakhir kamu yang celaka, maaf Arsen coba bukan karena kamu nolongin aku kepala kamu ga akan luka begini."
"Mora, ini bukan salah lo. Ini salah Jessy dia itu iri sama pencapain lo, iri sama diri lo, ga perlu nyalahin diri lo sendiri padahal lo ga ngelakuin kesalahan, Jessy sekarang lagi dihujat habis habisan di sosial media, gue seneng lihat dia dapet balasan." ucap Arsen
Mora tidak tau jika Jessy sedang dihujat habis habisan, karena Mora tidak memiliki ponsel, dia hanya tau bahwa video live itu tersebar dan menjadi booming sekarang.
"Kamu yang sebarin rekaman layar live itu?" tanya Mora, Arsen menggeleng kepalanya
"Rekaman saat live itu bukan gue yang sebarin, gue kan waktu itu dirumah sakit kepala gue pusing mana sempet gue buat sebarin itu. Akun yang sebarin video itu bersifat anonim jadi belum tau dan ga tau siapa yang sebarin" ucap Arsen
"Anonim?"
"Iya akun nya ga ada identitas diri dia sama sekali, akun baru dibuat terus post video itu, ga ada mukanya poto profil dia juga kosong" ucap Arsen, Mora terdiam sejenak dan berfikir siapapun orang itu Mora sangat berterimakasih kepada orang itu.
__________________________________________
