NovelToon NovelToon
TRUE LOVE For MAYA

TRUE LOVE For MAYA

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Fantasi / Tamat
Popularitas:2M
Nilai: 4.9
Nama Author: non esee

Mohon bijak dalam membaca.

Maya Mawanda harus menerima kenyataan bahwa suaminya tak mampu lagi menafkahinya lahir dan batin. Menjadi menantu yang pertama dengan ekonomi terendah di banding menantu yang lainnya.

Kesetiaan, di remehkan, perselingkuhan, dan hubungan terlarang akan mewarnai perjalanannya hidupnya.

Pertemuannya dengan seorang pria. Membuatnya sadar akan cinta yang sesungguhnya. Akankah berahir bahagia??

Ikuti kisahnya yaaa..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon non esee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TERIMAKASIH LEND

"Wahhh jagoan Tante... Ada angin apa hingga membawanya kemari?" Tante Rossa turun ke bawah setelah Bik Mar memberitahukan kedatangan Lendra.

"Tante." Lendra bangun dari sofa menghampiri wanita berumur yang masih terliha muda dan cantik. Lendra meraih tangan Rossa dan menciumnya.

"Kamu masih ngojek?" Tante Rossa bertanya dengan melirik jaket yang tergeletak di sofa.

"Mengisi waktu senggang Tante." Lendra kembali duduk saat Tante Rossa pun ikut duduk.

"Tapi seharusnya, kamu lebih fokus dengan kuliahmu Lend. 6 bulan lagi selesai bukan?"

"Ya Tante.. Sambil berjalan.."

"Bagaimana kabar Mami dan Papi di China?"

"Mereka sangat menikmati dunianya Tante.."

"Sama sepertimu di sini, Lend." Tante Rossa tersenyum menatap pria muda yang wajahnya sangat mirip dengan Lingga. Saat mengingat Lingga, wajah Tante Rossa akan berubah sedih..

"Bagaiman kabar Abangmu?" Tante Rossa bertanya lirih.

"Sampai kapan Tante akan menyembunyikan-nya dari Abang?" Lendra bertanya kepada wanita di hadapannya.

"Entahlah.." Tante Rossa terdiam mengalihkan pandangan.

"Kalau bukan karena sumpah, Lendra tidak akan berdiam diri Tan.., Abang harus tau."

"Lend, kamu sudah berjanji.. Tante mohon.. Tidak semudah yang kamu pikirkan, Nak."

"Hahh.. Pola pikir kalian orang tua terlalu rumit.." Lendra menyanggahkan kedua tangannya di belakang kepala dengan menyandarkan punggungnya di sofa.

"Baik, Lendra akan ikuti kemauan Tante, tapi ada syaratnya."

"Syarat? Oh, ya ampun Lend, kamu sangat mirip dengan Papimu." Tante Rossa bicara setelah menyeruput teh hangat yang di sediakan Bik Mar.

"Apa yang kamu mau." Tante Rossa bertanya sambil meletakkan cangkir keramik di atas meja.

"Informasi.." Lendra tersenyum penuh arti

"Informasi? Soal apa?" Tante Rossa menelisik wajah Lendra.

"Maya.."

"Maya? Tante Rossa ikut menyebut nama wanita yang ia kenal sebagai karyawan butiqnya. Dan Rossa cukup terkejut Lendra mengenal Maya.

"Apa yang kamu mau tau tentang Maya? Maya wanita bersuami, Lend.."

"I Know.."

"Oh, Good.. Rossa memutar matanya. Kenapa Tante harus terjebak dengan pria muda sepertimu."

°°°°°

"May..., yukkk pulang.." Dina bangun dari lantai.. "Tuhh lihat, udah jam lima lewat. Hampir setengah enam." Dina menunjuk jam di dinding ruangan.

Merapihkan diri, Maya membasuh mukanya agar tidak terlalu terlihat kusut dan sembab. Meyisir rambut, Maya menggunakan bedak tabur Baby sedikit agar tidak telalu pucat.

"Dandan yang cantik may, kali aja bakalan ketemu sama Abang ganteng." Dina bicara sambil menopang dagu di atas etalase pakaian, sambil memperhatikan Maya memoles bibirnya dengan lipglos.

"Kamu gak dandan? Biasanya kamu paling heboh? Belum ada gebetan ya? Apa belum Move On dari Kang Cilok?"

"Beehh.., tu mulut, pedesssss bener. Hati lagi melow tapi mulut nyelekit. Hayokkk ahhh... Cepetan.." Dina menarik tangan maya agar segera keluar.

"Mang Oleh.. Dina pulang duluan yaa."

Tidak biasanya, Dina menyapa petugas parkir itu duluan dengan ramah..

"Iya Neng Dinaaa.." Oleh menjawabnya dengan gemulai.

Maya tertawa, melihat dua orang yang biasanya saling mencela, tiba-tiba akur.

"Kamu sedang ada misi ya Din?"

"Misi? Maksudnya?"

Dina dan Maya mengobrol di pinggir trotoar sambil berjalan untuk sampai ke depan dan meyetop angkutan umum.

"Gak biasanya kamu baik-baikin Kang Oleh?"

"Kamu tuh May, bawannya curiga aja …ya enggak lah, cuma pingin dapet info aja."

"Sama aja Dinaaa.." Maya menyenggol bahu temannya.

Saat asik ngobrol dan bersenda gurau, suara motor sport yang terdengar berat mendekat.

"May.. Gua anter pulang." Lendra mematikan mesin motor dan memberikan helm kepada Maya.

"May, brondong dari mana? Ganteng benerrr..." Dina berbisik di telinga Maya. "Bukannya dia Kang ojek yang nganter kamu tadi yaa?" Dina memperhatikan pria muda yang sudah berganti jaket.

"Lend, aku naik angkot aja.." Maya melirik Dina.

"Kamu ikut Kang ganteng aja May, sebentar lagi udah nyampe depan.." Dina paham akan situasi. "Aku duluan ya.." Sebelum mendapatkan jawaban dari Maya, Dina sudah berbalik badan meninggalkan Maya.

Sudah tidak bisa menolak, Maya menurut saat Lendra memasangkan helm di kepalanya.

"Kamu lagi cari orderan ya Lend?" Maya bertanya saat sudah berada di atas jok motor dengan menyampingkan kepalanya agar Lendra mendengar. Angin kencang harus membuat Maya sedikit mengencangkan suaranya.

"Enggak.."

"Terus?"

"Jemput kamu?"

Maya masih bingung dan belum bisa membaca sesuatu. Ia bahkan tak berpikir macam-macam, yang Maya tau Lendra benar-benar tulus baik kepadanya. Apa lagi, Lendra sudah mengetahui kalau ia wanita bersuami dan sosok Lendra yang berstatus singgle.

"Pegangan May." Lendra berteriak dari dalam helmnya.

Maya memegang pinggang Lendra, saat motor sport yang membawanya semakin menambah kecepatan, tidak ada suara lagi dari keduanya, Maya dengan pikiran kosongnya sedangkan Lendra, pria itu masih merasakan kebimbangan akan keputusannya.. Ia seakan tak sanggup melepas Maya untuk Lingga.

Selesai pembicaraannya dengan Tante Rossa. Lendra kembali ke kawasan jalan kenangan, ia ke caffe sebentar, sebelum menjemput Maya. Lingga masih terngiang semua ucapan Tante Rossa tentang Maya. Hingga tidak terasa motor itu sudah sampai berhenti tepat di depan gang.

"Terimakasih, Lend.." Maya menyerahkan helm

"Helmnya baru ya? Masih wangi?" Maya tersenyum bertanya, helm yang ia pakai berbeda dari yang siang tadi Maya pakai.

"Ini helm khusus buat lu May, nihh.. Di makan ya.." Lendra meyerahkan paperbag bertuliskan nama sebuah restoran.

"Gua buru-buru ada urusan jadi gak bisa ngajak lu makan bareng."

Maya mengangguk menerima pemberian Lendra. "Terimakasih, Lend."

"Kalo ada apa-apa, elu bisa hubungin gua kapanpun." Lendra berpesan sebelum pergi meninggalkan Maya yang masih mematung menatap punggung Lendra dari kejauhan.

°°°°°

Masuk ke dalam rumah kontrakannya, pandangan Maya mengitari seluruh sudut ruangan rumah yang tidak terlalu besar, biasanya saat ia pulang kerja, Haris sudah menunggunya dengan duduk di sofa ruang tamu sampil memangku laptop dan menyapanya. Dan Maya akan duduk sebentar di samping Haris, sebelum masuk ke dalam kamar mandi.

Canda gurau masih sering mereka lakukan. Ada rasa kehilangan yang menyakitkan. Ia mengingat Haris paling suka mencandainya dengan mencubit gemas kedua pipinya, kalau Maya mulai bermanja-manja di lengan Haris dan akan susah kalau di minta agar segera mandi.

Maya mendudukkan bokongnya di sofa. "Apa kamu mengingatku, Mas?" Maya menatap sofa dimana biasanya Haris akan duduk.

Tak lama, Maya menuju meja makan. Ia meletakkan paperbag yang di berikan Lendra, di keluarkannya isi di dalamnya, ternyata sepaket ayam bakar, lengkap dengan nasinya.

Drettt..

Maya membaca pesan masuk ke dalam ponselnya

"Makan dulu, May.. Habiskan." Lendra.

Merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.. Maya mengusap sisi pembaringan yang biasanya di tempati Haris.. Maya tidak tau butuh berapa jam penerbangan yang akan membawa Haris sampai ke Guangzhou Negara Tiongkok.

Maya hanya bisa menyelipkan seuntai Doa agar pengobatan Haris berjalan dengan lancar.. Apa yang akan terjadi ke depannya Maya sudah pasrah, ia akan menunggu semampunya dan akan terus melanjutkan hidupnya, ada atau tanpa Haris di sampingnya.

Sudah pukul 9 dan Maya belum bisa memejamkan matanya. Bangun dari tempat tidur, Maya keluar kamar duduk di sofa dengan lampu yang di padamkan, hanya cahaya dari lampu luar yang berpendar masuk ke dalam ruangan.

Membuka ponsel Maya mencoba menghubunginya seorang ibu yang di kenalnya di angkutan umum, dan menawarkan-nya pekerjaan.

Halo..

****

Bersambung ❤️

1
tesha melati
Luar biasa
fitria linda
ini kn puasa ya ceritanya
Sri Marta
Luar biasa
Wy Ky
ok
Rafinsa
Luar biasa
Pindhu Denayu
Visual Kang oleh keren bgt oeyyy 😅😅
Puspita
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Sri Cahaya
Luar biasa
Luh Somenasih
babg lexzux ama duna aha thor
mary Aridki
wiiih daeng y keren kaya gitu aku jha mauuuu thor. 😁😁😁
Dina Elrahman
Luar biasa
pipin bagendra
pilihannya smua memberatkan
Puji Rahayu
beehhh....cucok thor..imajinasi maya ma lingga...the best pokok ee..👍👍
Ami Kerto Surat
laaaa kandidat jodoh nya si kembar ..alea datang hahaha
Ami Kerto Surat
karena Maya mmg dari kalangan biasa dan gak lupa diri saat jadi istri sultan...apalg ortunya mendidik Maya dgn baik jadi dia bisa menempatkan diri dimanapun dia berada tapi ttp menjadi diri sendiri
Ami Kerto Surat
makanya kang Jujun mata jangan jelalatan....pacaran baru 3 bulan udah berani lirak lirik yang lain....ya udah stop aj ngapain d pertahanin
Ami Kerto Surat
tidak ada lah....semua manusia d ciptakan berbeda2 karakter
Ami Kerto Surat
gitu kok Yo kemarin bisa ninggalin Maya tanpa pamit berobat k luar......
Ami Kerto Surat
menepi k kampung taw pulau terpencil yang gak ngerti sosmed....memulai hidup baru jadi orang baik
fitria linda
preeet... 3 pilihan yg masih enk di dia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!