NovelToon NovelToon
The Secret Of Fernshine Lighthouse

The Secret Of Fernshine Lighthouse

Status: tamat
Genre:Teen / Tamat / Keluarga / Persahabatan / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Floricia Li

Cosetta Elwood tak pernah tahu rasanya memiliki tetangga seumur hidupnya. Ia bersama keluarganya tinggal di kompleks mercusuar di tepi pantai hutan Fernglove yang jauh dari pemukiman penduduk. Suatu hari, sebuah perahu datang terombang-ambing dari laut, yang membawa seorang anak laki-laki bernama Cairo Argoyle.

Awalnya, Cosetta merasa skeptis dengan anak laki-laki yang lusuh dan bau itu. Cairo mengaku bahwa ia tak ingat tentang masa lalunya. Namun, lambat laun Cairo menjadi teman baru yang menyenangkan baginya.

Hanya saja, kenapa ya, kadang-kadang seperti ada yang aneh dari diri bocah laki-laki itu? Semoga saja, sih, apa yang ia takutkan tidak terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Floricia Li, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perkataan Eula

Entah apa yang terjadi di rumah, serta apa nasib Cairo selanjutnya, Cosetta tak tahu. Di sekolah, ulangan yang tengah diberikan oleh ibu guru menyita seluruh perhatiannya. Barulah ketika selesai ia bisa meregangkan punggungnya dengan santai dan kembali bertanya-tanya, apa yang akan ayah lakukan pada Cairo?

Bel berbunyi. Beberapa teman sekelasnya bersiap-siap pergi dari kelas. SMP Hartlefirth memang menyediakan kantin, tetapi kebanyakan anak memilih membawa bekal masing-masing.

“Kamu bawa bekal apa, Cosy? Aku sangat lapar,” kata Eula sambil mengeluarkan bekal dari dalam tasnya. “Oh iya, ini untukmu.”

Cosetta menerima bungkusan yang diberikan oleh Eula. Rupanya cokelat. “Terima kasih.” Ia mencicipinya.

“Enak?” tanya Eula.

“Hmmm, manis sekali. Enak, kamu membuatnya?”

“Iya. Ah, lebih tepatnya aku membantu Maisie membuat cokelat lagi. Dia sepertinya belum puas dengan hasil yang kemarin,” kata Eula.

“Ya ampun. Kamu seperti setiap hari ke rumahnya ya, untuk membuat cokelat.”

“Memang. Sampai tersisa banyak yang belum dimakan, padahal aku sudah makan banyak. Ah, lihat, sekarang dia sedang membagi-bagikannya.”

Cosetta melihat ke arah yang ditunjukkan oleh Eula. Maisie tengah membagi-bagikan satu persatu bungkusan cokelat untuk setiap anak.

Cosetta mengerutkan dahi. Hal ini sangat aneh. Selama ini Maisie bukanlah anak yang terlalu mengkhawatirkan nilainya. Tetapi menurut cerita Eula beberapa hari ini, Maisie ingin kue cokelatnya meraih nilai yang tertinggi di kelas.

Tetapi, bisa jadi hal ini wajar juga, mengingat rumah Maisie yang sudah seperti pabrik makanan. Kalau keluarganya juga sekaya Mr. Cleardew, mungkin ia akan melakukan hal yang sama.

Cosetta menghabiskan cokelatnya. “Apakah kamu siang nanti juga akan ke rumahnya?”

“Iya! Maisie mengajakku lagi. Di rumahnya banyak makanan enak dan aku bahkan boleh makan es krim sepuasnya,” kata Eula. Kemudian ia memelankan suaranya dan terkikik, “Aku juga mau makan lagi nanti.”

Cosetta tertawa. Beberapa hari ini, memang Eula selalu membawakannya kue-kue manis yang bermacam-macam di sekolah. Cosetta yang belum pernah makan makanan semewah itu senang-senang saja. Tetapi, kini ia tak bisa menahan rasa sedihnya muncul di sudut senyumnya. Ia berpura-pura menghapus sudut bibirnya dengan sapu tangan supaya tidak terlihat oleh Eula.

Di hari-hari biasa, biasanya Eula dan Cosetta akan bermain sepulang sekolah. Mulai dari mengobrol di rumahnya dengan kedok mengerjakan PR, berjalan-jalan di ladang, atau menaiki perahu di sungai. Saat ini, sepertinya hari-hari itu tak akan ia nikmati lagi sampai hari Kamis tiba.

“Apakah anak laki-laki yang ada di rumahmu itu sudah bangun?” tanya Eula.

Cosetta mengangguk. Ia menceritakan apa yang ia alami dengan Cairo selama mereka di hutan. Kali ini, anak-anak yang duduk di dekat meja mereka sedang sibuk dengan urusan mereka masing-masing, sehingga tidak memperhatikan pembicaraan mereka.

“Kasihannya. Ingatannya hilang. Dia tidak ingat dong, apa yang sudah terjadi padanya sampai melayarkan diri ke laut?” kata Eula.

“Benar. Entah apa yang akan diputuskan ayah nanti.”

“Kalau dia tidak ingat di mana rumahnya, bagaimana dia bisa pulang? Mungkin dia akan tinggal di rumahmu selamanya.”

“Oh, itu tidak mungkin. Bagaimana mungkin sebuah keluarga menampung orang asing? Ayah pasti akan menemukan cara. Mungkin memasukkannya ke sebuah panti asuhan. Bisa juga meminta petugas Aetherwind untuk menyebar pengumuman tentang ditemukannya anak itu. Aku yakin membiarkannya tinggal di mercusuar adalah pilihan terakhir,” kata Cosetta.

Eula mengangguk-angguk. Ia menghabiskan rotinya. “Benar juga. Duh, siapa, ya, dia sebenarnya? Ceritamu membuatku penasaran. Apakah mungkin kalau dia adalah anak yang berhasil kabur dari penculikan? Aku dengar, memang sedang marak penculikan anak untuk perbudakan. Bahkan di kota sebesar High Elia. Para penjahat itu sangat berani. Atau dia adalah anak nakal yang membuat orang tuanya memutuskan untuk membunuhnya dengan cara dibuang ke laut?”

Cosetta juga pernah memikirkan hal yang sama. Namun tak mendalaminya karena ia segera memutuskan untuk menunggu anak laki-laki itu bangun dan mendengar kebenarannya langsung. Tetapi ketika mendengarnya langsung dari mulut Eula, Cosetta mau tak mau memikirkannya.

Ia mengingat malam itu ketika ia menghampiri perahu Cairo di tengah laut bersama sang ayah. “Waktu itu aku melihat di perahunya ada remah-remah makanan. Kalau begitu, dia bukanlah orang yang ingin dibunuh. Selain itu, laut di selatan pulau kita ‘kan luas sekali. Itu artinya dia sudah menyiapkan makanan.”

“Jadi, dia adalah anak yang kabur dari rumah, ya?”

“Hum, bisa jadi. Entahlah. Atau … dia adalah anak laki-laki yang ingin berpetualang. Aku membaca di koran bahwa ada beberapa kelompok remaja yang melakukan petualangan karena terinspirasi dari anak-anak Prisalia,” kata Cosetta.

Meskipun informasi dari luar desa Hartlefirth sulit untuk masuk, tetapi beberapa informasi telah menyelinap masuk hingga mencapai telinga gadis-gadis desa tersebut. Termasuk uniknya sistem pendidikan negeri seberang, Prisalia. Di Prisalia, para murid yang sudah lulus SMA diberikan waktu setahun untuk mereka pergi menjelajah. Mereka dibekali satu buku jurnal yang harus dikumpulkan ketika akhir perjalanan. Bagi anak yang paling menarik hasilnya akan diberikan beasiswa dan hadiah yang menarik.

Hal itulah yang menyebabkan banyak anak-anak Irelia yang mengikuti jejak mereka. Padahal keamanan di Irelia belum seterjamin Prisalia.

“Oh, benar. Tapi … sendirian?”

Benar juga. menjelajah sendirian sangat jarang dilakukan. “Iya juga, ya …”

Jam istirahat tersisa empat menit lagi. Cosetta menghabiskan bekalnya. Ia mengedarkan pandangan ke teman-teman sekelasnya yang sedang saling mengobrol dengan teman sebangku mereka masing-masing. kecuali Edna, mantan teman sebangku Mabel, yang terlihat melamun sendirian.

Cosetta jadi teringat sesuatu.

Ia telah merencanakan sebuah misi. Bagaimana mungkin ia melupakannya?

Cosetta telah berbicara dengan sang ketua kelas, Kallias, kemarin mengenai masalah Mabel. Tetapi Kallias tidak terlalu memedulikannya. Ia mendengarkannya dengan seksama, dengan kedua tangan diletakkan di bawah dagunya dan sama sekali tak menyelanya.

Hanya saja, respon akhirnya kurang lebih sama seperti Eula. “Aku juga menyayangkan keputusan Mabel, sih. Seharusnya dia bersyukur bisa bersekolah. Aku juga setuju dengan keputusanku. Tapi kamu lihat sendiri teman-teman lain sudah tak peduli dengannya lagi. Eula juga, kan? Kalau hanya aku dan kamu yang datang ke rumahnya meskipun mewakilkan teman-teman sekelas, Mabel tak akan percaya.”

“Kalau begitu, kita bisa menyampaikan ke teman-teman,” kata Cosetta.

“Aku tidak yakin itu akan berhasil. Setiap kali mereka bertemu Mabel di luar sekolah, setelah itu mereka masih menggosipkannya. Sudahlah. Lagipula, kamu harusnya lebih peduli dengan ulangan Sastra Irelia minggu depan. Mrs. Hills mengatakan padaku kalau kamu harus lebih banyak membaca. Katanya, kamu tidak tahu penulis ‘Silk Road Chronicles.’

Saat itu, bahu Cosetta langsung melemas. Pipinya juga memerah mendengar komentar pedas dari Kallias. Oh, bisakah ia mewarisi kemampuan membaca selama berjam-jam dari ibunya saja? Buku-buku klasik bahan pelajaran Mrs. Hills sangat membosankan. Untuk memindahkan perhatiannya dari satu kata ke kata lain saja Cosetta membutuhkan usaha besar.

Mendengar seluruh perkataan Kallias, Cosetta sadar kalau ia hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri. Ia percaya, sebagai seorang manusia, ia tak boleh mementingkan diri sendiri dan mengabaikan permasalahan orang lain.

1
ᏋℓƑ⃝⛁̸᮫☤𝙰υяαᘛ⁠⁐̤⁠ᕐ⁠ᐷẸˢ𝐭
ya Tuhan, sopo kelinci 🐰😭🤣🤣
ᏋℓƑ⃝⛁̸᮫☤𝙰υяαᘛ⁠⁐̤⁠ᕐ⁠ᐷẸˢ𝐭: kasian kelincinya 😔
Floricia Li: enak kan sop kelinci? 😂
total 3 replies
Alexander
Suka dengan gaya penulisnya
Maria Fernanda Gutierrez Zafra
Gak pernah kepikiran plot twist-nya seunik ini! 🤯
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!