NovelToon NovelToon
Penguasa Diamond Amber.

Penguasa Diamond Amber.

Status: tamat
Genre:Dunia Lain / Kutukan / Dendam Kesumat / Penyeberangan Dunia Lain / Fantasi Wanita / Ruang Ajaib / Tamat
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: NATALIA SITINJAK

Berkisah tentang seseorang yang terkena kutukan 'Tanpa Akhir' di kehidupan pertamanya. Pada kehidupan ke 2020 nya, sang Trasmigrator yang sudah tidak tahan lagi dengan kutukannya, memohon kepada Tuhan untuk membiarkannya mati.

Akan tetapi, seolah Kutukan Tanpa Akhir' menertawakannya. Sang Trasmigrator yang mengira kehidupan ke 2020 nya ini adalah yang terakhir. Sekali lagi jiwanya terbangun didalam tubuh orang lain. Kali ini adalah kehidupan seorang Nona Muda Bangsawan manja bernama Rihana Ariedny yang meninggal karena keracunan.

Sang Trasmigrator yang berhenti mengharapkan 'Kematian' memutuskan untuk menghibur dirinya dengan memulai kehidupan baru yang damai di sebuah wilayah terpinggirkan bernama Diamond Amber.

Namun siapa sangka banyak masalah mulai muncul setelahnya. Musuh bebuyutan dari banyak kehidupannya, sesama Transmigrator, yang baru saja ia temui setelah sekian lama malah ingin menghancurkan dunianya.

Yuuk ikuti kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NATALIA SITINJAK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

P. D. A

Sayangnya, ketika aku bertransmigrasi ke dunia lain, senyawa yang kuperlukan untuk menciptakan asam Fluoroantimonat atau lebih mudah di sebut asam super tidak ada sama sekali, bahkan dalam lima kehidupan. Aku hampir tidak dapat memproduksi asam super yang mematikan itu. Bahkan beberapa kali aku bereksperimen untuk menciptakan senyawa buatan tetapi hasilnya tidak sesuai dengan yang kuinginkan.

Asam Fluoroantimonat adalah satu-satunya hal paling murni yang tidak dapat digunakan sembarangan di antara banyak kekuatan yang kubawa. Kegunaannya mengimbangi sihir tingkat ras Ilahi itulah mengapa aku harus bekerja ekstra saat mengeluarkan ataupun menyimpannya kembali kedalam jiwaku setiap kali bertransmigrasi.

penting di ketahui bahwa jika tubuh baruku tidak dapat menampung atau menyimpannya maka dipastikan aku akan terbangun di tubuh baru dalam sekejap.

Belajar dari pengalaman, secara khusus aku pun mulai melakukan memodifikasi pada jiwaku dengan sihir terlarang dan menjadikan setengah dari jiwaku menjadi wadah khusus menciptakan Asam Fluoroantimonat secara murni.

Terima kasih untuk cairan murni yang ku bawa selama bertransmigrasi, pada kehidupan ke 44 sebagai Esper kelas SSS, aku berhasil memukul mundur seorang bajingan kuat yang mencoba menghancurkan dunia tempatku bertransmigrasi. Bajingan itu kehilangan satu matanya karena cairan asam Fluoroantimonat dan kemudian, aku mendengar kalimat mengejutkan dalam ceritanya.

- "BAJINGAN... TRANSMIAAAARG... SIHIR MACAM APA IN-AAARG MATAKU... MATAKU- BAJINGAN SIALAN... AKU AKAN MEMBUNUHMU! AKU AKAN MEMBUNUHMU!."

Itu sangat mengejutkan karena dia tahu identitasku. Aku ingin menanyainya banyak hal tetapi jeritannya menghilang kedalam sebuah portal dimensi yang tidak tahu kemana tujuannya. Setelah itu, aku tidak merasakan keberadaanya lagi di dunia itu.

Sampai kami bertemu lagi di berbagai kesempatan dengan wujudku yang berbeda, anehnya wujud pria itu tidak berubah. Masih sama seperti terakhir kali kami bertemu, satu-satunya hal berbeda darinya adalah mata kirinya yang terdapat luka permanen di sana.

Pada saat itulah aku menyadari potensi besar dari asam super yang dulunya tidak sengaja ku kembangkan sebagai hobi. Itu benar-benar sangat kuat sampai-sampai mahluk setingkat dia tidak dapat menyembuhkan lukanya, planet bumi memang spesial, menurutku.

"... Hump, tentu saja itu akan kuat, jiwaku saja sampai terkikis untuk menyimpannya" menghela nafas. "Untung saja aku sering transmigrasi sehingga jiwaku yang terkikis menjadi semakin kebak menahannya keganasan korosif nya."

Tapi ngomong-ngomong mengenai bajingan itu, apakah kami akan bertemu lagi kali ini?. Di berbagai kesempatan kami berdua sering bertemu secara tidak sengaja walau pertarungan besar hanya terjadi sekali.

Pertarungan terkesan remeh bagiku karena selebihnya di lakukan oleh anak buahnya, mungkinkah karena dia sudah bosan untuk menghadapi ku? ... Well menghadapi anak buahnya juga hanya seperti olahraga untukku. Tapi jujur saja pertarungan terakhir dengan bos mereka sangat menyenangkan.

".... Aku berharap kamu bisa bertarung lagi suatu saat nanti."

Di tempat lain.

"... Aku kedinginan."

"Mungkin karena cuacanya dingin master."

"Kau benar, Numery lanjutkan invasi nya."

"Baik master."

Setelahnya, gadis itu kembali membuka sebuah portal di tengah-tengah badai salju tajam seperti pisau silet. Portal sihir lebar dan memuntahkan puluhan monster berbahaya di tanah beku lalu berlari liar kesegala arah.

"Dengan ini, invasi pertama aku nyatakan dimulai."

****

Klutak... Klutak...

Malam di tengah hutan sunyi, aku dan kuda tungganganku melakukan perjalanan solo nan-berbahaya dalam diam menuju wilayah Diamon Amber.

Sedikit cerita, setelah aku melakukan perjalanan, ku sadari bahwa gerbong barang di belakang ternyata kosong. Mereka bahkan tidak meninggalkan sehelai pakaianku didalamnya.

"Bisa-bisanya mereka begitu percaya diri dengan rencana awalnya."

Walau kesal, aku memutuskan untuk tetap membawa gerbong kosong itu dan melanjutkan perjalanan sesuai dengan peta. Menurut peta, aku akan tiba sekitar setengah hari lagi jika melakukan perjalanan tanpa singgah.

Tapi karena situasi telah berubah, aku berencana mampir di berbagai tempat untuk membeli barang kebutuhan sehari-hari di tempat persinggahan,tidak lucu kan aku tiba di wilayahku tanpa membawa apapun.

Akibatnya, aku pun terlambat 10 hari lebih lama dari hari yang ditetapkan.

Sekarang adalah tanggal 18, bulan Dasiamime/Agustus.

"Fuhhh.... Awal musim gugur yang manis." Ucapku ruang, sambil menikmati pemandangan bukit-bukit batu dengan pemukiman tradisional kumuh.

Sementara aku sibuk melihat-lihat wilayah yang di berikan kepadaku sebagai hadiah ulang tahun. Seorang pria tua bungkuk datang menghampiriku.

"Puji Dewa Agung Aliyah serta Dewa Kemakmuran Amira yang memberkati tanah ini," ucapnya pelan. "Sebuah kehormatan bagi kami yang hina ini untuk mendapat kunjungan dari seorang bangsawan."

"...."

Untuk seorang pria tua bungkuk gemetaran dia terlalu banyak bicara.

"Siapa penatua di tempat ini?."

"Permisi?."

Ku turunkan kain penutup wajahku supaya pria tua itu bisa lebih jelas mendengarkan suaraku. "Ada dimana rumah pengurus sementara wilayah ini?."

"...."

Pria tua itu terdiam.

Sepertinya dia tidak terlalu mengerti maksudku.

Percakapan kami berlanjut setelah aku turun dari kuda. Dengan memberi tahukan identitas dan beberapa surat resmi, akhirnya dia sadar kalau aku adalah calon penguasa wilayah baru di tempatnya ini.

Begitu mengetahui identitasku, wajah pucat nya semakin pucat. Pria tua itu semakin membungkuk hingga kepalanya menyentuh tanah. "Ma-maafkan saya... Karena sudah tua saya menjadi lancang terhadap anda."

"Nahhh... Lupakan soal itu, sekarang katakan dimana pengurus wilayah sementaranya."

"Sa-saya akan panggilka-."

"Tidak perlu, takutnya memakan waktu lama, tunjukan saja di mana rumahnya."

Menunggu pria ini bergerak akan memakan waktu setengah hari, lebih baik aku bergerak sendiri saja.

Pria itu menunduk dan menunjuk kearah timur laut. Tetapi, karena merasa bersalah, pria tua itu tetap bersikeras mengantarkan ku kerumah perwakilan wilayah.

Sepanjang perjalanan, banyak warga di tempat itu mulai berkumpul dan melihat kearah kami. Banyak dari mereka terlihat penasaran dan juga sebagain dari mereka terlihat sinis.

Beberapa tatapan bingung juga di tujukan pada gerbong kereta kuda saat menaiki bukit, mungkin mereka bertanya-tanya bagaimana bisa gerbong kuda besar sanggup menaiki tanjakan bukit dengan mudah.

Aku ingin sekali menjawab rasa penasaran mereka tapi memutuskan untuk diam saja sampai kami tiba di rumah perwakilan wilayah.

"Graham! Graham keluarlah!."

Sunyi.

"Graham!," pria tua itu mengetuk pintu berkali-kali tetapi tidak ada tanda-tanda pintu akan di buka. Cukup lama menunggu, untunglah seorang pria dengan jaring ikan di bahunya menghampiri lalu mengatakan bahwa pemilik rumah sedang tidak ada disana.

"Graham tidak ada di rumahnya, dia pergi kelaut bersama anak laki-lakinya pagi inj."

"...."

Sejenak aku melirik pria di depanku lalu melihat kedalam dirinya. Pria ini cukup kuat, proporsi tubuhnya sangat bagus di usianya yang sudah terlihat tua.

Mata kami berdua bertemu.

"Apa Nona ingin menanyakan sesuatu?."

Mengangguk. "Bisa beri tahu aku kapan perwakilan wilayah bernama Graham ini kembali dari melaut?."

"Kemungkinan lusa.... Bisa saya tahu siapa anda ini?."

"Saya pemilik wilayah baru di tempat ini, nama saya Rihana Ariedny. Kalian mungkin sudah dengar atau belum,"

Aku mengulurkan tangan untuk meminta jabatan tapi pria itu malah menolak jabat tanganku.

"Maaf, takutnya tangan anda kotor karena bersentuhan dengan saya yang hina ini," ucapnya dengan sopan.

"Tidak masalah aku terbiasa menyentuh hal-hal kotor sebelumnya." Aku masih meminta jabat tangan. Untunglah kali ini dia mengambil jabat tanganku.

"Saya merasa terhormat dapat menjabat tangan anda ... Nama saya Otis Everly, saya salah satu warga yang berprofesi sebagai nelayan di tempat ini."

"Saya mengerti, sir Otis, apa anda sudah mendengar kalau pemilik lama wilayah ini telah menjual wilayah Diamond Amber kepada orang baru?."

Pria paru baya itu mengangguk. "Saya telah mendengarnya dari pemilik wilayah sebelumnya, tetapi saya tidak tahu kalau itu akan menjadi seorang Lady."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!