Vania Arnelita Adriansyah (Vania) dan Rizky Nugroho sudah menjalani hubungan selama dua tahun kurang lebih.
Rizky selalu menjanjikan pernikahan mewah kepada Vania selama satu tahun ke belakang, akan tetapi selama hampir dua tahun ini janji Rizky seperti menghilang di bawa angin.
"Rizky, ada apa denganmu dan apakah aku punya salah?“ tanya Vania.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ainie1012, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10 Devanka dan Diandra
Selang empat menit kemudian terdengar lagi suara tangisan bayi dari dalam ruangan bersalin.
Oooeeekkk....
Oooeeekkk....
Oooeeekkk....
'Kok bayinya Vania menangis kembali?' tanya Nita yang sangat penasaran.
Tidak beberapa lama keluarlah seorang bidan dari ruangan bersalin, dengan wajah penuh peluh dan keringat.
"Bu bidan, bagaimana keadaan saudara saya dan juga keadaan anaknya?" Nita kembali bertanya kepada sang bidan yang baru saja keluar.
"Alhamdulillah mbak, mereka bertiga baik-baik saja dan sehat...." kata bidannya kembali.
"Huft....alhamdulillah kalau begitu, saya ikut senang mendengarnya...." ucap Nita kemudian sambil memegang dadanya.
"Tapi tunggu sebentar, tadi kata bidan mereka bertiga? Apa maksudnya?" tanyanya kembali kepada sang bidan yang masih berada di hadapannya.
Sang bidan pun hanya bisa tersenyum dan kembali menjelaskan kepada Nita yang sangat penasaran.
"Saudara anda telah melahirkan bayi kembar, keduanya adalah laki-laki yang sangat tampan dan saat ini keduanya sedang di bersihkan...." ujar bidan itu kembali dan Nita hanya bisa tercengang, mendengarkan penuturan dari sang bidan yang telah membantu Vania melahirkan.
"Kem....kembar?" tanya Nita kembali dan sang bidan hanya mengangguk saja, kemudian sang bidan pun meninggalkan Nita seorang diri.
Sedangkan di dalam ruangan bersalin, Vania dan kedua anaknya masih di bersihkan oleh perawat.
"Alhamdulillah bu....anak-anak yang ibu lahirkan sangat tampan, sepertinya kedua anak ibu menuruni papanya yang tampan juga...." kata perawat itu kembali.
"Sus, bolehkah saya minta tolong sama suster?" tanya Vania kemudian.
"Minta tolong apa bu?" tanya perawat itu kembali.
"Apakah di sini ada perawat laki-laki? Kalau ada saya mau minta tolong, adzankan kedua anak saya...." lanjut kata Vania kepada suster yang ada di depannya.
"Kalau begitu, saya akan memanggilkan teman saya untuk membantu...." balas perawat itu lagi dan tidak lama perawat itu pun keluar dari ruangan bersalin, tidak perlu menunggu lama perawat itu kembali dengan teman yang ia rekomendasikan.
Setelah kedua anaknya di azankan, Nita di perbolehkan masuk ke dalam untuk melihat kondisi Vania dan kedua anaknya.
"Permisi...." ucap Nita yang memasuki ruangan tersebut dan Vania yang melihat hanya tersenyum saja.
"Ya ampun Van....anak-anak kamu sangat tampan-tampan, bolehlah aku menggendong salah satunya?" ujar Nita kembali di lanjut dengan pertanyaan kepada Vania.
"Boleh kok, memangnya teh Nita bisa menggendong anak bayi?" tanya Vania kepada Nita.
"InshaAllah bisa...." sahut Nita yang mendekati ranjang Vania dan menggendong salah satu anaknya Vania tersebut.
"Van....kalau boleh tahu, siapa nama anak-anakmu yang tampan-tampan ini?" sambung Nita kemudian yang menanyakan nama si kembar.
"Yang ada di gendonganku, akan aku kasih nama Devanka Yudistira Adriansyah. Kalau yang berada di gendongan teteh akan aku beri nama Diandra Atmaja Adriansyah...." kata Vania kemudian yang memberi tahukan kepada Nita.
"Wah....nama mereka sangat bagus-bagus, berarti Dev dan Andra kesayangan aunty...." ucap Nita sambil mencium pipi Andra.
ೋ❀❀ೋ═══ ❀ ═══ೋ❀❀ೋ
"Nak, sebenarnya kamu berada di mana dan bersama siapa di sana? Apakah kamu hidup dengan nyaman?" tanya mama Selvi entah kepada siapa dan tidak mungkin bisa di jawab oleh orang tersebut.
"Ma....kita makan dulu yuk, mama kan belum makan dari pagi...." kata Juna yang mencoba membujuk mama Selvi, supaya mau makan terlebih dahulu.
"Tidak, mama tidak mau maka dan mama juga tidak lapar...." ucap mama Selvi kemudian yang menolak bujukan dari Juna.
"Ayolah ma, aku mohon mama makan ya...." ujar Juna yang masih membujuk Selvi.
Akan tetapi mama Selvi masih menolak ajakan dari Juna untuk makan terlebih dahulu, dengan sebuah gelengan kepala.
"Kak....lebih baik kakak istirahat saja, biar mama aku yang urus...." kata sebuah suara dari belakang Juna, dengan membawa piring berisi nasi dan lauk-pauk berada di tangannya.
Juna hanya bisa mengangguk dan meninggalkan mamanya itu bersama dengan sahabat adiknya, lebih tepatnya Lisa.
"Assalamu'alaikum mama, bagaimana kabar mama hari ini? Ma, kita makan dulu yuk. Barang sesuap saja...." ucap Lisa yang mulai membujuk mama Selvi.
"Iya ma, lebih baik mama makan dulu. Mama tidak mau kan kalau nanti ketemu dengan Vania, keadaan mama dalam tidak sehat?" lanjut kata Gisel yang baru saja sampai di kediaman keluarga Adriansyah.
Mama Selvi pun hanya menggeleng sambil memandang Gisel dan Lisa.
"Mama mau makan, mama tidak mau melihat Vania sedih karena melihat keadaan mama yang kurang sehat...." ujar mama Selvi kemudian dan mama Selvi pun menerima suapan dari Lisa.
Juna yang melihatnya dari depan kamar hanya bisa tersenyum saja.
"Dek, sebenarnya kamu ada di mana? Pulanglah dek, kasihan mama selalu memikirkan kamu...." gumam Juna kemudian dan Juna pun benar-benar meninggalkan kamar Vania.
ೋ❀❀ೋ═══ ❀ ═══ೋ❀❀ೋ
Sedangkan di suatu perusahaan Erwin sedang berkumpul dengan sahabat dan juga kembarannya tersebut.
"Win....bagaimana keadaan kamu, apakah sudah lebih baik?" tanya Edwin kepada kembarannya.
"Alhamdulillah Win, aku sudah agak baikan dan tidak selalu muntah-muntah dan juga merasa mual...." jawab Erwin kemudian.
"Alhamdulillah kalau begitu...." kata Edwin menimpali.
"Zal, apakah kamu sudah menemukan perempuan itu?" tanya Edwin kepada Rizal yang berada di dalam sana.
"Maaf, aku belum bisa menemukannya...." ucap Rizal kemudian dan mereka pun terdiam.
Brak....
Pintu terbuka, tidak lebih tepatnya di paksa terbuka dan terlihatlah seorang perempuan yang mengenakan pakaian mini dan ketat.
"Bebeb....i'm coming...." ujar perempuan itu dengan tanpa malunya memasuki ruangan tersebut.
"Mau apa kamu kesini Adel?" tanya Erwin dengan nada datarnya, karena melihat Adel yang tidak ia sukai.
"Mau ketemu sama kamu lah beb...." balas Adel dengan percaya dirinya, sambil terus berjalan mendekati Erwin.
Erwin, Edwin dan Rizal hanya bisa memutar bola matanya saja ketika mendengar jawaban dari Adel.
Dan seketika Erwin pun berdiri dari kursinya dan membereskan berkas-berkasnya dan akan membawanya pulang ke rumah.
"Zal, hari ini tidak ada rapat kan?" tanya Erwin kepada Rizal.
"Tidak ada Win, kamu bebas hari ini...." sahut Rizal kembali.
"Kalau begitu aku mau pulang, Win kamu yang bawa mobilku dan tinggalkan motormu disini...." sambung Erwin sambil memberikan kunci mobil miliknya kepada kembarannya tersebut.
"Bebeb....tungguin aku dong, beb hari ini kita diner yuk...." ajak Adel kepada Erwin, akan tetapi tidak di tanggapi oleh Erwin dan Erwin pun tetap fokus berjalan dan meninggalkannya.
"Ih....bebeb....tungguin aku dong, aku kan tidak bisa jalan cepat-cepat...." lanjut Adel sambil terus memanggil Erwin yang ada di depannya.
Erwin dan Edwin pun memasuki lift tanpa menunggu Adel dan pintu lift pun tertutup.
TBC