NovelToon NovelToon
I'M NOT A FLOOZY

I'M NOT A FLOOZY

Status: tamat
Genre:Selingkuh / Mengubah Takdir / Tamat
Popularitas:158.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: Delima Rhujiwati

AKU BUKAN PELACUR

Tan Palupi Gulizar nama yang manis. Namun tak semanis perjalanan hidup yang harus ia lalui untuk mencari jawaban siapa jati dirinya yang sebenarnya.

Sosok yang selama ini melindungi dan membesarkannya, ternyata menyimpan sebuah cerita dan misteri tentang siapa dia sebenarnya.

Lika-liku asmara cinta seorang detektif, yang terjerat perjanjian.

Ikuti kisah kasih asmara beda usia, jangan lupa komentar dan kritik membangun, like, rate ⭐🖐️
Selamat membaca 🤗🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Delima Rhujiwati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

Dengan senyum tersungging, John memandangi wajah cantik yang sudah mulai menggetarkan hatinya.

John Norman, seorang detektif swasta berlisensi. Lulusan terbaik dari George Mason University di Virginia, Amerika Serikat.

Segudang prestasi sudah diraihnya dalam memecahkan misteri orang hilang di banyak negara.

Di satu sisi, kini John boleh bangga karena berhasil menemukan putrinya Anne. Namun di sisi lain, keberhasilannya membuat hatinya bimbang.

Haruskah John melepaskan gadis yang sudah memporakporadakan hatinya?

Dalam kekalutan pikirannya, akhirnya John merebahkan badannya di samping Palupi dan mulai tertidur.

Gerakan dan suara berisik mulai mengganggu tidurnya.

"Tuan..., tangan tuan berat, nafas saya sesak apa yang tuan lakukan pada saya semalam?"

"Tuan..., tuan." Palupi mencoba membangunkan John Norman dengan cara mengguncang pelan tubuhnya.

Palupi terbangun dari tidurnya, karena suara dengkur halus John tepat ada pada samping telinganya

"Bisa tidak untuk tidak berisik nona Gulizar...! Jangan mengganggu ketenangan tidurku, kalau kamu tidak mau diusik."

John menjawab namun dengan mata tetap terpejam.

John mencoba bersahabat dengan keadaan. Matanya tertutup rapat, sebisa mungkin dia menepis rasa untuk mendekat dan melakukan sesuatu yang tidak seharusnya terjadi.

Akan tetapi karena ulah Palupi yang selalu gelisah, dan melakukan gerakan intens di bawah lengan John yang memeluknya, tidurnya mulai terganggu.

"Tuan, saya tidak bisa tidur denganmu. Bisakah saya berpindah tempat? Saya tidur di luar kamar ini misalnya." Kembali Palupi memohon. Namun

John tidak menjawab.

Palupi berusaha bangkit, dan berjalan menuju sofa. Ia pun merebahkan dirinya dan tidur meringkuk dengan tubuh kecilnya.

Keesokan harinya.

"Nona Gulizar, apa tidak sebaiknya Nona menyiapkan diri saja lalu menemani Tuan John sarapan pagi."

Tawar Merry ketika mengetahui Palupi ikut sibuk menyiapkan 'Banger and smash potato'.

Dengan santai Palupi menjawab, "Tak apa Merry, aku sudah terbiasa dengan pekerjaan seperti ini. Siapa tahu dengan begini semua utang-utang ibuku akan segera lunas dengan cicilan setiap hari."

Gerak cekatan Palupi tidak lepas dari pandangan mata John, yang baru saja bersiap dengan pakaian formal.

Tanpa suara, John mengambil tempat duduk. Di meja telah tersaji hidangan lengkap.

John sudah siap di depan meja makan, menanti Palupi yang masih harus menyiapkan sarapan pagi dengan bantuan Merry.

"Nona duduklah, tuan John menunggu untuk sarapan bersama," Merry menggandeng tangan Palupi, dan mengambil celemek yang ia gunakan.

"Selamat pagi tuan John, saya duduk di sini?" Palupi menundukkan netranya, dan duduk di kursi yang ada di depan John.

Mata John hanya menatap tajam tanpa menjawab satu kata pun dari ucapan Palupi.

"Merry, apakah tidak ada baju lain selain baju usang itu?"

Alis John meninggi sebelah demi melihat penampilan Palupi yang hanya memakai baju tidur yang semalam ia kenakan.

"Tuan, hanya ini yang saya miliki, inipun saya tidak tahu kapan saya memakainya.

Di rumah tuan serasa ada hantunya, karena semalam saya memakai gaun indah, tiba-tiba saja pagi hari sudah berubah dengan baju begini."

"He..he..he.., bukan hanya tuan rumahnya saja yang omes, tapi hantu penunggu rumahnya pun omes." Ceplos Palupi tanpa menghiraukan pandangan mata John sedari tadi tidak berkedip pun.

"Apa omes?" Kembali John dibuat bertanya-tanya atas perkataan Palupi.

"Omes itu ya seperti tuan, asal main peluk, terus menyiksa dan seperti kemarin tuan melakukan hal yang tidak senonoh padaku."

Jawab Palupi dengan lugu, jujur dan tanpa ragu Palupi melanjutkan ocehannya.

Jhon terbahak seketika, mendengar ucapan Palupi. Dia teringat, kemarin lusa hampir melepaskan belalai gajah Afrika miliknya yang sudah mendesak ingin keluar yang menyebabkan Palupi pingsan. Otak waras John masih bekerja dengan baik sehingga memilih melepaskannya di kamar mandi.

John belum memulai sarapan, justru memanggil Merry.

"Merry...!

"Ya Tuan", jawab Merry.

"Ajak dan tunjukkan nona Gulizar, letak pakaian dan semua kebutuhannya!"

"Baik tuan," sahutnya dan buru-buru Merry menggandeng tangan Palupi menuju kamar dan memberikan arahan kepada Palupi.

"Nona Gulizar, lihatlah ini semua milik nona. Kenakan apa yang nona inginkan, nona harus terlihat bagus di depan tuan John." Merry memperlihatkan isi lemari dalam kamar, dan membantu Palupi mengenakan baju yang benar.

Palupi takjub melihat isi dan jenis macam baju di dalam kamar tersebut. Palupi terkesima karena belum pernah sekalipun melihat sesuatu yang indah yang pernah ia miliki dan ia pakai.

"Ini punya siapa Merry?"

"Milikmu Nona Gulizar."

"Kapan belinya, kenapa ukuran dan warnanya bisa sama dengan diriku, aku suka yang ini Merry." Berbinar mata Palupi melihat dan meraih baju yang ia inginkan.

Merry hanya tersenyum melihat reaksi dan ulah Palupi yang terheran-heran.

"Merry, apakah kau tidak bosan hidup dengan manusia jahat seperti tuan John itu?"

"Nona..., Tuan John orangnya baik, hanya saja dia tidak suka basa-basi. Dia memang begitu adanya namun percayalah, Tuan John orang baik." Merry meyakinkan rasa keraguan Palupi yang ia bangun sendiri.

"Ayo nona...! Tuan John sudah terlalu lama menunggu Nona." Ajak Merry dan melangkah keluar kamar.

Suara dering ponsel yang tergeletak di meja, membuyarkan pandangan mata John yang tidak pernah lepas dari Palupi, sungguh mata yang indah.

"Ya Ray, kita harus segara mencari dan memperbaiki segala data yang tidak akurat tentang Nona Tan Palupi Gulizar! Jemput aku tiga puluh menit ke depan dari sekarang."

John menutup panggilan itu, lalu menekan kembali digit nomor dalam ponselnya.

"Liana... Sebaiknya kamu segera datang ke sini, kamu harus membetulkan letak kesalahan dalam rumah ini, aku tidak mau di dalam rumah ini ada hantu omes." Kembali John menutup sepihak panggilannya ke nomor Liana.

"Ha..ha...ha... Tuan bilang hantu omes." Spontan Palupi tertawa lepas, dia lupa di mana dia berada saat ini.

John yang menyaksikan itu hanya menatap heran, tanpa berkedip dan melototkan pandangannya pada Palupi.

"Maaf tuan." Palupi menyadari kesalahannya dan buru-buru menutup mulutnya, kemudian duduk tepat di depan John.

Merry kembali menyiapkan hidangan untuk mereka berdua, lalu mundur dan melakukan kegiatan lainnya lagi.

John Norman mulai melakukan aktivitas rutinnya pada pagi hari, yaitu sarapan yang tertunda karena ulah Palupi.

Tiba-tiba kembali Palupi menyeletuk.

"Tuan..., saya tidak tau bagaimana saya harus makan makanan ini, saya makan nasi uduk saja tuan."

Serasa habis sudah kesabaran seorang John Norman, akan tetapi dia harus tetap dalam kondisi sabar dan bisa mengerti bagaimana Palupi harus belajar beradaptasi untuk ke depannya.

"Apa nasi uduk? Merry siapkan! Ray sudah ada di depan. Ingat pesanku tidak seorangpun keluar tanpa seizinku."

John berdiri dan beranjak berjalan menuju halaman depan.

John kembali menemui Palupi dan mengatakan kepada Palupi yang menundukkan kepala, dengan sejuta perasaan bersalah.

"Nona Gulizar, Minggu lusa aku akan kembali ke negaraku, untuk mengurus semua dokumen dan keperluanmu." John membuka pembicaraan lagi sebelum meninggalkannya.

"Maksud tuan...? Apa saya harus melayani tuan hingga ke negara tuan.?"

"Apakah saya mampu tuan."

Berbagai pertanyaan Palupi membuat John hilang kesabarannya.

"Ya! Kau harus mampu nona Gulizar, atau kukurung dirimu di sini selamanya." Seringai gemas John membuat ia frustrasi.

...****************...

TBC😘😉

1
Danang Dumai
wah gak ada Riris ya...
Harum
biasanya lelaki dewasa akan awer muda kalo dapet gadis muda
Harum
mungkin ... lalu hamil anaknya siapa yang
Harum
tebakan, apa Riris hamil
EmmaAron💙
mampir kak, ceritanya bagus.
EmmaAron💙
sabar ya lupi, mampir ya ka baru mulai baca
Ailaksj💙
mampir ya author
💞🍀ᴮᵁᴺᴰᴬRiyura🌾🏘⃝Aⁿᵘ
siriris selalu jadikan tubuhnya utk alat negosiasi
💞🍀ᴮᵁᴺᴰᴬRiyura🌾🏘⃝Aⁿᵘ
bener liana..kamu harus hati hati ama siriris..
klo palupi dia terlalu baik
💞🍀ᴮᵁᴺᴰᴬRiyura🌾🏘⃝Aⁿᵘ
dan kamu akan pingsan klo tahu fakta sebenarnya siapa palupi
🌸nofa🌸🍉🍉
baru mampir kakak
𒈒⃟ʟʙᴄ 🍾⃝ͩʀᷞᴇͧɴᷠ»ͣᴿᵋᶮ
😂😂istigii mana ada warungg dmall palupii...🤭
Zaenab Usman
bintang lima buat karya keren nya kak
ʀɦʊ¢ɦǟռ: makasih akak 😘 mampir juga di karya Rhuji yang lainnya☺️
total 1 replies
UQies (IG: bulqies_uqies)
Tega banget ibunya 😭
ʀɦʊ¢ɦǟռ: kyaaaaa🤣🤣🤣
total 3 replies
UQies (IG: bulqies_uqies)
Cerita yang menarik
𒈒⃟ʟʙᴄ 🍾⃝ͩʀᷞᴇͧɴᷠ»ͣᴿᵋᶮ
tlpn dari Saha ikhh kok smpek ketakutan gtuu🤔🤔
Uul Indrayani
sekedar mau tanya sherly itu laki apa ce ya thor
ʀɦʊ¢ɦǟռ: sesama transgender kak 🤭
total 1 replies
Ganesha Amb
kerjaan othor ini bikin lianto jadi liana.😆
ʀɦʊ¢ɦǟռ: sama seperti Susanti jadi Susanto gitu kak 🤣🤣
total 1 replies
🍾⃝ͩֆᷞиͧσᷠωͣflower♕🆒
Duh pak RT matanya tau aja kalo sedang ada yang gratisan wkwkwkk
🍾⃝ͩֆᷞиͧσᷠωͣflower♕🆒
pengap mau cari udara juga tuh wkwkwkk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!