NovelToon NovelToon
Gadis Cupu Mengandung Benih Dosen Duda

Gadis Cupu Mengandung Benih Dosen Duda

Status: tamat
Genre:Dosen / Cintamanis / Duda / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa / Tamat
Popularitas:125.5k
Nilai: 5
Nama Author: Erchapram

"Tolong jangan sentuh saya, Pak." Ucap seorang gadis cantik berkacamata bulat dengan tubuh bergetar hebat. Gadis itu terisak pilu ketika mahkota yang selama ini dijaga, direnggut paksa oleh seorang dosen.

Azura Saskirana seorang mahasiswi tingkat akhir yang sedang mengerjakan skripsi di ruang perpustakaan di malam hari yang sepi ditengah hujan badai. Zura hari itu memang sengaja ingin menyelesaikan skripsinya yang tinggal sedikit lagi selesai. Disaat bersamaan hujan turun dengan lebat disertai angin, membuat dia enggan beranjak. Karena tempat kostnya terletak lumayan jauh dari kampus, jadi dia memutuskan untuk menunggu hujan reda baru akan pulang itupun dia masih harus berjalan kaki.

Garvin Reviano Agler, seorang dosen yang sudah lama menduda dan berhati dingin setelah pernikahan dengan wanita yang dicintainya gagal karena wanita itu lebih memilih pergi untuk mengejar karir. Malam itu Garvin dijebak oleh dosen wanita yang terobsesi dengannya dengan minuman yang sudah dicampur obat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Karma Untuk Daffa

Setelah mengisi waktu libur selama tiga hari di rumah kedua orang tuanya, kini Zura berencana akan kembali ke kota. Karena masih ada rangkaian kegiatan di kampus yang harus Zura selesaikan.

Tidak bertemu hanya beberapa hari membuat Zura rindu dengan dosennya. Mereka sepasang kekasih, tapi tidak punya kontak yang bisa dihubungi.

Selepas subuh, Zura beranjak ke dapur untuk memasak. Ayah dan ibu tirinya masih berada di kamarnya. Sedangkan Daffa sejak hari lamaran tidak terlihat sama sekali.

Sebenarnya Zura takut berhadapan dengan kakak tirinya yang mesum itu. Tapi dia tidak berani melaporkan pada ayah dan ibunya. Pasti mereka lebih percaya dengan Daffa.

Saat sedang fokus dengan masakannya, tiba-tiba Daffa memeluk erat Zura dari belakang. Bahkan Daffa mengecup leher jenjang Zura penuh nafsu.

"Abang, hentikan atau aku teriak." Ancam Zura dengan tubuh bergetar.

Daffa pun membekap mulut Zura, kemudian menyeret tubuh lemah itu menuju ke belakang. Di sana ada gudang yang lama kosong.

Setelah menutup pintu gudang, Daffa mengkungkung tubuh adik tirinya di tembok. Lalu meraup habis bibir Zura dengan rakus. Bahkan tidak segan Daffa menggigit bibir itu, supaya terbuka dan dengan liar lidah Daffa berkelana di dalamnya.

Tidak sampai disitu, tangan Daffa masuk menelusup celana dalam Zura dan meraba mencari lembah basah.

Satu jari berhasil masuk di goa Zura, mengobrak abrik dalamnya yang penuh kehangatan. Sedangkan bibir Zura masih dibungkam dengan kuat.

Zura menangis merasakan sakit yang luar biasa pada hati dan tubuhnya. Tidak ingin memberi akses lebih jauh lagi. Dengan kekuatan penuh, Zura mengangkat kakinya dan dug. Senjata Daffa berhasil ditendangnya.

Dengan langkah tertatih-tatih, Zura masuk rumah menuju kamarnya. Kemudian mengambil tas dan pergi dari rumah sebelum Daffa berhasil kembali menemukannya.

"Ayah, maaf aku harus pergi sekarang." Gumam Zura, setelah merapikan hasil masakannya. Dia tahu, ayahnya akan lemah jika berhadapan dengan istri keduanya. Dia sadar jika, bukan lagi prioritas bagi ayahnya.

Dengan derai air mata, Zura berhasil keluar dari rumah yang lebih cocok disebut dengan neraka dunia. Zura berlari menuju halte terdekat untuk menunggu bus yang akan membawanya kembali ke kota.

Tidak menunggu lama, bus pertama tiba. Memang jadwalnya bus datang pukul 6 pagi dan keberuntungan bagi Zura, dia tidak tertinggal.

Sementara itu, Daffa mengumpat kasar karena lagi-lagi dia gagal meng gagah i sang adik tiri. Sedangkan kini, senjatanya terkulai lemas setelah mendapatkan tendangan dari Zura.

"Sialan Zura itu, bisa-bisanya dia hampir merusak masa depanku. Aku harus ke rumah Lestari. Siapa tahu sentuhan dia bisa menyembuhkan asetku yang terasa sangat ngilu."

Daffa pun beranjak dengan menahan rasa sakit menuju rumah Lestari yang jaraknya hanya beberapa ratus meter dari rumah orang tuanya.

Tok tok tok

"Tari, segera buka kan pintunya." Ucap Daffa.

Kriet...

"Daffa, bukannya kamu baru pamit beberapa jam yang lalu. Kok kembali, lalu kenapa denganmu?" Ucap Lestari khawatir pada kekasihnya.

"Bantu aku..." Suara Daffa mengiba.

"Masuklah, dan duduk dulu di sofa. Aku akan ambilkan air hangat untukmu." Lestari penuh perhatian.

Lestari tinggal seorang diri, karena kedua orang tuanya sudah meninggal. Dan dia tidak punya saudara. Makanya, Daffa bebas berhubungan dengan wanita yatim piatu ini kapan saja dia ingin ber cinta.

"Kenapa bisa sampai seperti ini Daffa?" Tanya Lestari yang saat ini sedang mengompres senjata milik kekasihnya dengan air hangat. Bahkan ketika Lestari sengaja memijat dan mengurut, burung perkutut itu seolah sedang mati suri. Biasanya hanya dengan sentuhan kecil darinya, burung perkutut berubah menjadi burung gagak. Sekarang dia tidak bangun lagi.

"Ah... Apa yang terjadi dengan aset masa depanku." Daffa meraung.

"Coba aku kulum ya sayang." Tawar Lestari, kemudian memasukkan teripang lemas itu ke dalam mulutnya. Melumat, menjilat bagaikan es krim. Hingga beberapa menit berlalu, tidak ada perubahan pada benda itu.

"Sepertinya kamu harus pergi berobat ke dokter Daffa." Ucap Lestari.

Sedangkan di sebuah ruang kerja, seorang pria tampan berkacamata bening nampak fokus menatap layar laptopnya. Sesekali kesepuluh jarinya menari-nari di atas keyboard serta kepalanya menoleh pada lembaran kertas. Seolah sedang mencocokkan data di kertas dan di layar apakah sudah sinkron.

Tiba-tiba bayangan tubuh polos nan sexy itu terlintas dalam pikirannya.

"Setelah tiga hari tidak bertemu, ada rasa yang tak biasa di hatiku. Tidak bisa aku pungkiri, jika aku mulai merindu."

"Aku juga rindu dengan kelegitannya, Ah... Kenapa aku menjadi kecanduan begini. Sepuluh tahun menduda, bahkan aku tidak pernah berfikir bermain wanita. Kini hanya karena teringat Zura, milikku sudah berdiri tegak."

Garvin bergumam sendiri, sambil mengelus sesuatu di bawah sana yang kini mulai mengeras minta segera dilepaskan dari sangkar yang mengurungnya.

"Bodoh memang aku, kenapa tidak minta nomer ponselnya. Terpaksa harus menunggu besok baru bisa bertemu."

Sambil mendesah kasar, Garvin menuju kamar mandi karena dia harus bersolo karir demi menjinakkan senjatanya.

Di sebuah Rumah Sakit, Daffa dan Lestari sedang menunggu panggilan. Dengan setia Lestari menemani sang kekasih, tanpa tahu jika apa yang dialaminya adalah buah dari perbuatannya terhadap Zura adik tirinya.

"Tuan Daffa, silahkan masuk." Ucap seorang perawat. Daffa berjalan sambil dituntun oleh Lestari, karena rasa sakit itu menjalar hingga pahanya.

Setelah dilakukan berbagai pemeriksaan, dokter menyimpulkan jika Daffa mengalami disfungsi pada alat produksinya. Hal ini dipicu karena adanya kerusakan saraf.

"Apakah sebelumnya Anda telah mengalami kecelakaan atau kekerasan?" Tanya Dokter.

Daffa bungkam, karena dia tidak mungkin jujur di depan Lestari.

"Ya sudah, ini resep obat bisa Anda tebus." Ucap Dokter.

Dengan wajah yang menahan amarah, Daffa melangkah tertatih-tatih keluar dari ruang pemeriksaan. Sedangkan Lestari menatap bingung pada sang kekasih, dia yakin jika Daffa menyembunyikan sesuatu.

"Jujur Daffa, apa yang sudah terjadi sebenarnya. Kenapa tiba-tiba kamu seperti ini. Padahal sebelum kamu pulang ker rumahmu, kita baru saja ber cinta." Ucap Lestari.

"Sudahlah Lestari, aku ingin pulang."

"Aku antarkan sampai ke rumah."

"Tidak perlu, bisa-bisa ibu akan marah jika melihat ada kamu."

"Kenapa sih, ibu kamu tidak menyukai aku. Padahal kita pacaran sudah lama Daffa." Sedih Lestari.

Daffa juga tidak bisa berterus terang, pasalnya Lestari bukan menantu idaman ibunya yang matre itu.

"Daffa, kapan kamu menikahi aku?"

"Disaat aku sakit, seperti ini kamu masih menuntut aku Tari."

"Bukan menuntut, tapi aku butuh kepastian. Aku butuh kamu tanggung jawab terhadap kehamilanku." Jujur Lestari.

Ya, Lestari sudah hamil dua bulan. Karena dia lupa melakukan suntik K*B. Sedangkan setiap hari Daffa selalu menye tubuhinya.

1
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒃𝒂𝒈𝒖𝒔 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂𝒏𝒚𝒂 👍👍👍👍👏👏👏😘😘😘
Erchapram: Terima kasih banyak kakak atas bintang limanya.
total 1 replies
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒃𝒆𝒓𝒂𝒓𝒊 𝒌𝒊𝒔𝒂𝒉 𝑫𝒂𝒎𝒂𝒓 𝒈𝒂𝒌 𝒂𝒅𝒂 𝒍𝒂𝒏𝒋𝒖𝒕𝒂𝒏 𝒍𝒈 🤔😏
Erchapram: Mungkin ada, dengan judul tersendiri. Nunggu ide bermunculan dulu ya Kak, alurnya mau kayak gimana. Othor masih bingung.
total 1 replies
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉𝒂𝒏 𝑫𝒂𝒎𝒂𝒓 𝒅𝒂𝒏 𝑺𝒊𝒔𝒌𝒂 𝒆𝒈𝒐𝒊𝒔 𝒌𝒍 𝒎𝒆𝒏𝒖𝒓𝒖𝒕 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒎𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒖𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒂𝒏𝒂𝒌" 𝒅𝒓 𝒂𝒚𝒂𝒉 𝒌𝒂𝒏𝒅𝒖𝒏𝒈𝒏𝒚𝒂
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒔𝒖𝒓𝒖𝒉 𝒅𝒆𝒕𝒆𝒌𝒕𝒊𝒇 𝒅𝒐𝒏𝒈 𝑫𝒂𝒎𝒂𝒓 𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒏𝒚𝒂𝒓𝒊 𝑺𝒊𝒔𝒌𝒂
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒃𝒆𝒓𝒋𝒖𝒂𝒏𝒈 𝑫𝒂𝒎𝒂𝒓 𝒋𝒏𝒈𝒏 𝒏𝒚𝒆𝒓𝒂𝒉
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑫𝒂𝒎𝒂𝒓 𝑺𝒊𝒔𝒌𝒂 𝒉𝒂𝒎𝒊𝒍 𝒂𝒏𝒂𝒌𝒎𝒖
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒐𝒌 𝒎𝒂𝒖 𝒔𝒊𝒉 𝑫𝒂𝒎𝒂𝒓 𝒃𝒆𝒓𝒉𝒖𝒃𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝑺𝒊𝒔𝒌𝒂 𝒉𝒓𝒔 𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉 𝒌𝒆 𝒄𝒐𝒘𝒐𝒌 𝒍𝒂𝒊𝒏 𝒌𝒂𝒓𝒏𝒂 𝑺𝒊𝒔𝒌𝒂 𝒋𝒂𝒉𝒂𝒕 𝒕𝒉 𝒌𝒆 𝒁𝒖𝒓𝒂
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉𝒂𝒏 𝑫𝒂𝒎𝒂𝒓 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆 𝒕𝒂𝒎𝒂𝒕 𝒋𝒈 𝒃𝒍𝒎 𝒅𝒑𝒕 𝒋𝒐𝒅𝒐𝒉 😅😅
Erchapram: Terima kasih Kakak, aku baca semua komenan Kakak membuatku terharu kakak bacanya sampai detail dan meresapi cerita recehku ini. Maaf, ya aku tidak balas satu persatu komenan kakak. Iya Damar ceritanya ngegantung. Ada karyaku yang lain yang masih on going kak. Ayo mampir.
total 1 replies
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒋𝒅 𝑳𝒂𝒔𝒕𝒓𝒊 𝒃𝒂𝒍𝒊𝒌 𝒍𝒈 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝑫𝒂𝒇𝒇𝒂
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉𝒂𝒏 𝒋𝒈 𝑳𝒂𝒔𝒕𝒓𝒊 𝒓𝒂𝒉𝒊𝒎𝒏𝒚𝒂 𝒉𝒓𝒔 𝒅𝒊𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒕 𝒋𝒅 𝒏𝒏𝒕𝒊 𝒈𝒂𝒌 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒏𝒂𝒌 𝒍𝒈
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒁𝒖𝒓𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒃𝒚 𝒕𝒘𝒊𝒏𝒔 𝒃𝒐𝒚 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒎𝒂𝒕
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒑𝒖𝒃𝒆𝒓 𝒌𝒆 𝒅𝒖𝒂 𝒏𝒊𝒉
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒋𝒅 𝑵𝒖𝒓𝒔𝒂𝒅𝒊 𝒊𝒕𝒖 𝒔𝒂𝒖𝒅𝒂𝒓𝒂 𝒏𝒚𝒂 𝑨𝒓𝒚𝒂
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒕𝒆𝒓𝒏𝒚𝒂𝒕𝒂 𝑳𝒂𝒔𝒕𝒓𝒊 𝒅𝒊 𝒕𝒐𝒍𝒐𝒏𝒈 𝑫𝒂𝒎𝒂𝒓
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒍𝒂𝒉𝒊𝒓 𝒅𝒏𝒈𝒏 𝒄𝒆𝒑𝒂𝒕
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒈𝒂𝒌 𝒕𝒉 𝒎𝒂𝒍𝒖 𝒋𝒅 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒆𝒏 𝒃𝒆𝒋𝒆𝒌 😤😤
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒈𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒏𝒂𝒔𝒊𝒃 𝑺𝒊𝒍𝒗𝒊 🤔🤔
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑴𝒆𝒊𝒔𝒚𝒂 𝒈𝒂𝒌 𝒕𝒉 𝒎𝒂𝒍𝒖
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉𝒂𝒏 𝑺𝒊𝒍𝒗𝒊
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑴𝒆𝒊𝒔𝒚𝒂 𝒃𝒂𝒌𝒂𝒍 𝒋𝒅 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒈𝒂𝒏𝒈𝒈𝒖
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!