Youtube : Hai Za
(bantu subscribe)
Kisah cinta seorang gadis cantik berumur 25 tahun yang berprofesi sebagai dokter dengan pria tampan berumur 28 tahun seorang CEO yang banyak digilai wanita. Yang dipertemukan dengan sebuah kecelakaan dan akhirnya menumbuhkan rasa cinta diantara mereka. Apakah mereka dapat bersatu?
Simak terus ceritanya:)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rystin Zaza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 8
"Sarangheyo dokter" Ucap dokter daffa sambil berjalan beriringan menyamai langkah imelda dan menunjukkan jari telunjuk dan ibu jari yang dibuat seperti anak remaja jaman now.
Tapi imelda hanya merespon nya dengan deheman tanpa menoleh karena menurutnya dokter daffa hanya bercanda padahal dokter daffa serius akan perasaan nya dan imelda tidak tau akan hal itu.
Setelah berjalan menyusuri lantai rumah sakit imelda akhirnya sampai didepan ruangan nya dan mulai membuka pintu tapi tangan nya ditarik oleh dokter daffa dan alhasil pun pintu kembali ditutup oleh imelda.
"Ada apa?" Tanya imelda yang tangan nya perlahan melepaskan genggaman dokter daffa sambil memperhatikan sekitar karena takut jika ada perawat atau dokter yang lain salah paham karena banyak perawat yang mengagumi dokter yang ada di depan matanya itu.
"Selamat bekerja dokter" ucap dokter daffa disertai senyuman semanis mungkin
"Baiklah terima kasih" balas imelda dengan senyuman yang langsung masuk kedalam ruangannya.
Dokter daffa pun hanya menghela nafas panjang karena setiap ungkapan yang dilontarkan untuk imelda tidak pernah dianggap serius oleh imelda. Memang dokter daffa tidak pernah mengatakan perasaannya pada imelda. Dokter daffa hanya menggoda imelda tanpa berniat mengutarakan perasaan nya karena menurutnya belum waktunya dan wajar saja jika imelda tidak pernah menanggapi serius ocehan dokter daffa.
^^^_^^^
Hari pun mulai petang. Sudah hampir jam 5 sore tapi imelda belum juga selesai dari pekerjaan nya. Imelda pun tidak lupa menghubungi pak adam jika dirinya pulang terlambat.
Saat imelda tengah sibuk memeriksa dokumen-dokumen pasien tiba tiba pintu dibuka dan menampilkan sosok suster rida yang ngos-ngosan juga wajah panik nya karena terlihat dari keringat yang mengucur deras di kening nya.
Belum sempat imelda bertanya suster rida sudah dahulu memberi tahu imelda tentang kejadian yang bisa saja membuat imelda shock.
"Dok bapak anda kecelakaan dan sekarang berada di UGD sedang di tangani dokter syifa dok" jelas suster rida yang memang sudah mengetahui tentang pak adam.
Informasi yang diberikan suster rida bagai petir yang menyambar. Dan langsung membuat air mata imelda mengucur deras di pipinya. Tanpa menjawab informasi yang diberikan suster rida imelda pun langsung berlari menyusuri lorong rumah sakit dan menuruni tangga darurat karna jika naik lift akan menyita banyak waktu menurut imelda.
Imelda yang berlari dengan kucuran air mata pun menyita banyak pandangan antara perawat dok dokter lain pasalnya imelda tidak pernah kelihatan rapuh, karena banyak perawat yang menyukai imelda karena sifat ceria nya itu.
Sesampainya di depan UGD imelda pun langsung masuk kedalam dan melihat sang bapak yang selama ini membesarkan nya terbujur lemas dengan darah disekujur tubuhnya sedang ditangani dokter syifa. Ya, dokter syifa adalah dokter umum di rumah sakit tersebut.
Melihat kondisi sang bapak imelda terduduk lemas disamping ranjang sambil air mata yang masih setia mengalir dengan derasnya di pipi itu.
Dokter syifa dan perawat yang lain pun melihat imelda dengan tatapan sendu karena imelda yang dikenal banyak orang adalah imelda yang ceria dan kini berubah menjadi imelda yang rapuh.
Tanpa ada sepatah kata pun yang mampu diucapkan imelda sampai dokter syifa selesai menangani pak adam. Dokter syifa menghampiri imelda dan membantu nya bangun untuk duduk disamping pak adam dan imelda pun hanya menuruti nya.
Imelda duduk disamping bapaknya, perlahan tangan imelda meraih telapak tangan kanan pak adam yang tidak terkena jarum infus dan mulai mencium nya. Imelda tak kuasa menahan tangis nya, imelda kembali menangis sampai pak adam menggerakkan jarinya yang sontak membuat imelda yang semula menunduk menjadi memandang wajah pucat pak adam.