Stuck With Mr. Dominic

Valeri benar-benar kembali ke apartemennya setelah mendapat kepastian tentang keamanan dan pengawalan dari Hiro melalui kepala pengawalnya Felix. Felix bahkan mengganti smart key pintu depan dan dia juga mengganti semua CCTV yang ada di apartemen itu. Bahkan Hiro sendiri yang menentukan letak CCTV di apartemen itu kecuali kamar pribadi Valeri.

Hari ini Valeri hanya ada satu jadwal yaitu latihan untuk pembuatan album barunya di labelnya. Dan itu terjadi setelah makan siang, jadilah pagi ini dia bersantai. Setelah berolahraga di gym pribadinya, dia mandi dan mengganti pakaiannya dengan yang lebih santai, hotpants jeans dan kaos crop warna putih. Dia sedang duduk di meja makan sambil menikmati kopi dan sandwich saat ada keributan di luar.

“Nona, ada tamu untuk anda” ujar salah seorang pengawal

Valeri mengangguk dan meletakkan sandwichnya, lalu dia bangkit berdiri dan berjalan keluar. Dan di ruang tamunya, sudah duduk Arthur Calvin kekasihnya dengan wajah tertekuk masam. Valeri langsung menaikkan alisnya dan berjalan cepat menghampiri kekasihnya.

“Arthur?” sapa Valeri lembut

Arthur langsung bangkit berdiri, “Sayang, ada apa ini?! Kenapa banyak sekali orang di tempatmu?!” cecar Arthur

Valeri tersenyum lembut dan memeluk Arthur, namun Arthur hanya membalas sekenanya. Dia lebih tertarik dengan perubahan yang terjadi di kediaman kekasihnya. Dia sudah seperti orang asing yang bertamu. Padahal dia biasanya memiliki kode akses untuk masuk ke apartemen kekasihnya itu.

“Mereka pengawalku sayang.” Jawab Valeri lembut

Arthur mengerutkan keningnya, “Pengawal?! Sejak kapan?! Mereka polisi? Apakah ini ada hubungannya dengan di bobolnya unitmu?”

Valeri tersenyum lembut, “Iya. Aku memutuskan untuk memakai jasa pengawal untuk sementara, karena teror itu masih datang. Apakah kamu sudah sarapan? Mau sarapan bersama?”

Arthur menatap Felix yang masih berdiri di sana dengan tatapan tak suka. Dia bahkan mendengus sinis melihat seluruh pengawal yang berdiri di beberapa sudut rumah dan juga luar pintu unit kekasihnya itu.

Namun Arthur membiarkan kekasihnya itu menggandeng tangannya dan membawanya masuk ke dalam ruang makan. Setelah Arthur duduk, Valeri melangkah ke coffee maker miliknya dan membuatkan kopi untuk kekasihnya itu. Dia juga membuatkan sandwich kesukaan kekasihnya itu dan membawanya ke meja makan.

“Bukankah ini sedikit berlebihan sayang? Pengawal?!” protes Arthur

Valeri membelai lembut lengan kekasihnya itu, “Hanya sementara sayang. Aku butuh pengawalan sayang. Apalagi kamu kan juga lagi sibuk, jika teror seperti kemarin terjadi lagi, aku bingung harus berlindung kemana!”

Arthur menghembuskan nafasnya lalu dia beranjak dan memeluk kekasihnya, “Maafkan aku. Aku benar-benar sedang sibuk. Beberapa proyek sedang dikerjakan, apalagi sekarang sedang berlangsung beberapa pembuatan film. Maafkan aku sayang”

Valeri mengangguk tersenyum, “Aku ngerti. Makanya tolong bersabar. Aku butuh pengawal sayang!”

Arthur mengangguk lagi, “Baiklah, tapi apakah aku tak memiliki perlakuan istimewa? Aku tak tau kamu mengganti password pintumu sayang!”

Valeri meringis, “Aku akan memberitahumu passwordku. Aku hanya lupa memberikannya padamu sayang.”

Arthur mengangguk, “Baiklah. Jika memang tak ada yang berubah, aku tak akan keberatan”

Valeri mengecup pipi kekasihnya lembut, “Terima kasih sayang. Malam ini kamu menginap kan?”

Arthur mengangguk, “Tapi mungkin aku datang agak malam sayang, aku ada meeting sampai malam”

Valeri mengangguk, “Baiklah sayang”

***

Rombongan Jeriko, Jerome, David dan Darrent sudah mendarat di Banjarmasin dan sekarang sedang dalam perjalanan ke kediaman kakak Anggita. Bezalel yang awalnya berniat ikut, membatalkan niatannya karena tiba-tiba kondisi isterinya drop. Ya, semenjak hilangnya puteri semata wayang mereka, Bella memang tak pernah benar-benar sehat.

Kehamilannya yang terakhir justru menjadi kehamilan tersulit untuknya. Perasaan kehilangan masih bergelayut di hatinya, namun masih harus menghadapi morning sickness hebat dari kehamilannya yang ketiga, putera keempatnya Josavat Deo Dominic. Namun kelahiran Josavat tidak lantas membuat hati seorang ibu ini membaik. Membuat Bella sering sakit-sakitan dan tak pernah benar-benar bahagia dalam hidupnya.

Belum kemudian setelah mengalami patah hati putera sulungnya, Jeriko memilih meninggalkan Indonesia dan menetap di London. Meskipun kepergiannya juga dalam rangka mencari keberadaan adiknya yang hilang. Namun kepergian Jeriko membuat Bella semakin terpuruk. Meskipun Jerome lebih sering pulang ke Indonesia, karena dia juga sedang menjalin hubungan dengan puteri Darrent dan Elsa, Ciara Aquila, seorang penyanyi dan aktris di Korea Selatan.

“Apakah masih jauh?” tanya David

Jerome yang menjadi penunjuk jalan dengan memperhatikan tabletnya dan membiarkan kakaknya menyetir menggeleng pelan, “Tidak. Tinggal sepuluh menit uncle”

David mengangguk dan membiarkan kedua keponakannya mengatur semuanya. Pergerakan mereka memang sangat rahasia. Sehingga Jeriko dan Jerome memutuskan untuk tidak melibatkan orang lain. Mereka akan melakukan semua sendiri. Jika memang sudah terbukti dan Jemima bisa menerima kenyataannya baru nanti akan dilakukan lebih terbuka.

Mobil yang dibawa oleh Jeriko masuk ke dalam pemukiman padat penduduk dan berhenti di sebuah rumah dengan halaman luas. Dimana sudah terdapat tenda besar di depannya. Sepertinya memang disinilah acara akan di adakan nantinya.

Mereka berempat turun dari mobil dan langsung masuk menemui pemilik rumah. David sebagai perwakilan Bezalel akan memimpin dan berbicara dengan tuan rumah.

“Permisi, apakah benar ini adalah kediaman bapak Haikal?” tanya David

Seorang perempuan yang mungkin usianya tak beda jauh dari David mengangguk, “Betul. Bapak-bapak ini dari mana?”

“Nama saya David Alexander, kami dari Jakarta, boleh kami bertemu dengan Bapak Haikal?”

Perempuan itu tersenyum dan mengangguk, “Saya Sinta, isteri Haikal. Silahkan masuk, saya panggilkan suami saya dulu”

David mengangguk dan masuk ke dalam rumah bersama dengan ketiga orang yang bersamanya. Setelah menunggu beberapa saat, seorang pria dengan perawakan tinggi tegap keluar masih didampingi oleh Sinta yang sudah datang membawa nampan minuman. David dan yang lain langsung bangkit berdiri dan menyalami Haikal serta mengenalkan dirinya.

“Silahkan duduk. Sebelumnya maaf, apakah saya mengenal anda semua?” tanya Haikal sopan

“Perkenalkan pak, saya David Alexander dan ini adalah Darrent juga dua keponakan saya Jeriko dan Jerome. Sebelumnya saya meminta maaf kepada bapak, tapi apakah benar bapak Haikal ini adalah kakak dari Almarhumah Ibu Anggita, ibu dari Clara Prayoga?” tanya David hati-hati

Haikal langsung mengangguk membenarkan sambil mengerutkan keningnya, “Benar.”

David mengangguk, “Kehadiran kami kemari untuk memberitahu sekaligus meminta bantuan pada pak Haikal. Jadi, apakah pak Haikal ini tau bahwa Clara Prayoga ini bukan anak kandung Anggita dan Beny?” tanya David

Haikal membelalakkan matanya, dan menggeleng, “Apa maksud anda?!”

David menatap keponakannya, dan Jerome langsung memberikan map berisi hasil tes DNA sekaligus foto – foto Bezalel dan Bella. David membuka map itu tepat di hadapan Haikal.

“Adik ipar anda, Beny Prayoga sudah menukarkan keponakan saya, Jemima Ivy Dominic dengan Clara Prayoga yang asli saat mereka masih baru lahir. Clara Prayoga yang asli sudah meninggal dan kami menguburkannya dengan layak. Adik anda, almarhumah Anggita melahirkan bayi yang sudah meninggal, dan karena nggak mau membuat isterinya patah hati, Beny menukar bayinya yang meninggal dengan bayi orang lain yang kebetulan adalah keponakan saya.” Jelas David

Haikal terpaku. Bagaimana bisa sebuah kenyataan besar yang sama sekali tidak dia ketahui. Memang dirinya pernah menaruh curiga, karena wajah Clara jelas berbeda dari kedua orang tuanya, belum warna matanya yang meskipun cantik tapi cukup membuat semua orang memandang Clara seperti gadis aneh karena warnanya kiri dan kanan berbeda.

“Kami sudah mencarinya selama dua puluh delapan tahun ini pak. Saya mohon bantuannya untuk mempertemukan kami dengan Clara, yang memiliki nama asli Jemima Ivy Dominic. Mereka berdua adalah kakak kandung Clara. Dan foto ini adalah kedua orang tua kandung Clara. Anda bisa melihat sendiri betapa mirip wajah Clara dengan wanita yang ada di foto itu” desak David lagi

Haikal menghembuskan nafasnya, lalu dia membuka lembaran dokumen yang ada di hadapannya, matanya membelalak melihat identitas orang tua kandung keponakannya. Perlahan dia mengangkat wajahnya.

“Bezalel Dominic?! Clara anak kandung dari pemilik Domica Perkasa?!” ucapnya perlahan

David mengangguk pelan, “Tuan puteri Dominic. Dia puteri satu-satunya Bezalel Dominic”

Haikal masih terkejut dengan kondisi tiba-tiba yang barusan dia dengar. Dia sedang berusaha mencerna dan berpikir apa yang seharusnya dia lakukan.

“Om?” suara seorang wanita yang baru saja masuk ke ruangan itu.

Haikal langsung berdiri, “Eh, Clara, duduk nak. Ada yang mencarimu.”

Clara menatap keempat pria yang duduk di ruang tamu rumah haikal itu satu per satu. Lalu dia mengambil duduk di samping pamannya itu. Dan barulah pamannya menjelaskan kembali maksud dan tujuan keempat orang di hadapannya untuk menemui Clara. Semua bukti dan dokumen diserahkan dan diperiksa jelas oleh Clara.

Dan dengan tenang, Clara menatap keempat pria di hadapannya.

“Dari mana saya tau kalau semua ini asli?” tanyanya tenang

Jeriko menarik sudut bibirnya, dia tau bahwa yang ada di hadapannya itu adalah adik kandungnya yang selama ini dicari keluarganya. Namun melihat sendiri sosok Clara Prayoga atau Jemima Dominic, membuatnya begitu takjub. Aura seorang Dominic tak bisa di tepis. Ketenangan yang berusaha ditampilkan Clara disaat gadis itu bingung sungguh menunjukkan bahwa dia sangat mewarisi sikap ibunya, Bella.

“Kamu bisa melakukan pemeriksaan ulang jika kamu ragu. Kamu seorang dokter Mima, ah atau aku masih harus memanggilmu sebagai Clara. Kamu tau bagaimana prosedurnya, jadi lakukan lagi jika kamu ragu.” Ujar Jerome tengil.

Clara menaikkan pandangannya dan menatap Jerome dan Jeriko bergantian. Pria di hadapannya itu kembar. Sama persis, yang membedakannya hanya sorot mata. Sorot mata Jeriko lebih tajam dan dingin, sedangkan Jerome meskipun lebih lembut tapi tengil.

“Siapa kamu?” tanya Clara

“Mereka berdua kakakmu Clara. Jeriko Sky Dominic dan Jerome Paul Dominic. Mereka kembar” jawab David

Clara menghembuskan nafasnya, lalu dia menunduk dan menatap foto wanita yang ada di depannya. Wajahnya begitu mirip dengannya. Dia tau jika kemungkinan informasi di hadapannya benar adalah lebih dari lima puluh persen. Tapi dia takut untuk percaya.

“Jadi aku bukan anak kandung papa dan mamaku? Apakah om Haikal tau soal ini?” tanya Clara pada pamannya

Haikal menggeleng, “Nggak Cla. Om sama sekali nggak tau. Hanya om mempertanyakan kewarasan papamu yang memperlakukanmu begitu jahat setelah mamamu meninggal. Ternyata memang kamu bukan puteri kandungnya. Maka itu menjawab semua tindakan yang dia lakukan padamu selama ini”

Clara tampak mengeratkan giginya, namun dengan cepat gadis itu menormalkan emosinya. Dia mengangguk pelan kemudian. Dan semua yang dilakukan Clara tak luput dari pengamatan Jeriko dan Jerome. Keduanya saling melirik dan mengulum senyum, yang dilakukan Clara barusan adalah persis seperti watak ibu mereka.

“Kau boleh melakukan tes DNA ulang, tapi aku minta kamu ikut kami pulang ke Jakarta dan menemui Mommy dan Daddy sekarang” ujar Jeriko tiba-tiba

Clara menatap lelaki yang katanya kakaknya, “Nggak bisa. Jika mau silahkan menunggu setelah pernikahan sepupuku selesai”

Jeriko hendak membantah, tapi David mencegahnya, “Oke. Kalau begitu kita langsung berangkat malam ini? Mommy mu sakit Clara. Jadi uncle mohon kamu bisa mempertimbangkan untuk segera datang. Dia mencari dan menunggumu selama dua puluh delapan tahun”

Clara menatap David lekat, lalu dia menoleh pada Haikal yang mengangguk. Lalu Clara kembali menatap David dan mengangguk, “Baiklah. Malam ini aku akan ikut kalian”