NovelToon NovelToon
ANA - Terlanjur Salah Pilih

ANA - Terlanjur Salah Pilih

Status: tamat
Genre:Slice of Life / Cerai / Keluarga / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Selingkuh / Konflik etika / Tamat
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Frans Lizzie

DISCLAIMER : Ini bukan kisah tentang sweet romance tetapi DARK ROMANCE...
Jadi bersiap-siap menjadi tegang dan gemas

Berawal dari kisah cinta semanis madu, pasangan Aris-Ana menikah. Dengan berjalannya waktu kisah manis cinta mereka berubah menjadi semakin pahit dan mencekam.

Ana dibuat hancur berkeping-keping karena pernikahannya. Semakin hari semakin mencekam dan tidak masuk akal.

Apakah yang harus Ana lakukan? Bertahan dia akan hancur. Berpisah ibu dan anaknya lah yang hancur. Adakah pilihan lain baginya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Frans Lizzie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7 - Aris antar pulang Ana

Hampir bersamaan dengan menghilangnya Aris dari sales office, suara Duncan berkumandang. 

“Ladies and Gentleman, please join for  the evening meeting.”

Ling Xie ikut keluar dari office-nya.

“Ayo, ayo cepat masuk meeting.” Ling Xie menggerak-gerakkan tangannya untuk mengajak rekan-rekan kerjanya bergegas. “Udah jam segini nih…biar jangan kemaleman banget kira pulang.”

Semua termasuk Yudi segera bergegas mengambil note dan pulpen untuk segera masuk ke ruang meeting.

Ling Xie berhenti sebentar sebelum masuk ke ruang meeting. “Ana, kamu nggak perlu masuk. Masih banyak kan, surat yang harus dibuat?”

Ana mengangguk. “Tapi aku kan harus bikin minute meeting.”

“Bakalan lama ini meeting nya. Kamu terusin aja kerjaannya. Biar nanti aku yang mintain ijin dari Mr. Duncan.”

Ana terlihat ragu. “Tapi kan harus ada yang bikin minute meeting-nya…”

“Udah gampang. Kan ada aku.” Ling Xie tersenyum dengan wajah tetap ceria. Seolah beban kerja yang berat sedari pagi bukan masalah baginya.

“Tapi…nanti Mr. Duncan murka…,”    

“Nggak.” Wajah cantik oriental Ling Xie menggeleng sambil terus tersenyum. “Jangan kuatir. Aku nanti yang ngomong ke Duncan.”

Sebelum ia masuk ke ruang meeting, dia menambahkan, “Saranku, kamu print semua amplop dan suratnya. Jangan disela untuk stempel dan lipat surat. Kalau semua sudah ter-print, kamu bisa bawa semua ke mess. Bisa kamu kerjain di sana, minta tolong tetangga kamar atau temanmu lah. Stempel nya jangan lupa dibawa.”

“Wah, ide yang bagus sekali itu, Ce Ling Xie.” Ana sangat mensyukuri kebaikan Ling Xie. Walau kedudukan gadis Tionghoa tepat di bawah Mr. Duncan, tetapi perlakuan dia kepada team sangat berbeda dengan bosnya.

“Xie Xie ni.” Ana menunjukkan kepala dengan khidmat.

Dan dengan ucapan terimakasih dari Ana tersebut,  pintu ruang meeting tertutup sampai sekitar pukul 6 petang. Selama itu, Ana dengan tekun berusaha menyelesaikan surat-surat tugasnya.   

Pukul 6.10 petang pintu terbuka, Mr. Duncan melangkah keluar dengan langkah-langkah panjang.

“Ana….,” seru Mr. Duncan sebelum melangkah keluar. “Make sure everything are ready before sales team go tomorrow.”

“Understand, Sir.”

Sales team mulai bermunculan dari ruang meeting.

Yudi langsung duduk dan serius mengerjakan sesuatu di komputernya.

Tiur dan Yuni duduk sebentar di meja masing-masing, memilih beberapa berkas sebelum dimasukkan ke tas kantornya berdiri.

“Say, kami cabut dulu ya. Kami harus mampir ke beberapa tempat yang disuruh Dakocan tadi waktu meeting, habis itu kami pulang. Ga balik lagi ke sini.”

Tiur menepuk bahu Ana perlahan. “Aku juga duluan ya Ana. Sorry, aku ga bisa bantuin kerjaan kamu.”

 Ana mengangguk. “Iya ga pa pa, Boru dan Uni.”

Mereka keluar. Sepuluh menit kemudian Yudi pun bangkit dari kursinya. 

     

“Ana aku juga duluan ya. Ngapunten ora iso ngerewangi.”

Ana mengangguk sambil senyum terpaksa. 

Tinggal ia dan Ling Xie yang masih bertahan di kantor saat hari sudah menggelap.    

Suara-suara aktivitas orang bekerja semakin senyap. Terdengar suara aktivitas dinner buffet dari coffee shop hotel dimulai.

Ana mulai merasakan kepenatan luar biasa. Sudah sejak sebelum jam makan siang, intensitas pekerjaannya belum berkurang. 

Bahkan untuk menghabiskan muffin dan donat yang dibawakan Ling Xie siang tadi pun, ia sampai lupa. Jadi praktis hari ini hanya satu potong croissant saja yang sempat mengisi perutnya.

Terdengar bunyi pintu kantor Ling Xie ditutup dan dikunci, disusul oleh kantor Mr. Duncan.

“Belum selesai ya Ana? Aku bantu kunci-in kantor Duncan ya. Nanti kalau Ana pulang tinggal kunci kantor sales. Lalu semua kuncinya dikembalikan ke Front Office ya, ditaruh tempat penyimpanan kunci di belakang operator.”

Ling Xie mendekati meja Ana. Ia meletakkan kunci kantor Duncan dan kantornya dengan tangan kanan. Kemudian di tangan kirinya, ia meletakkan sekitar 30 lembar surat beserta amplopnya.

“Mr. Duncan tadi menambahkan nama tamu undangan buat gathering. Ini aku sudah bantu kamu buat print kan. Kamu tinggal kasih stamp dan lipat masuk ke amplop.” 

Ling Xie terdiam sesaat. “Aku pulang dulu ya Ana. Maaf, aku sudah capek sekali. Itu aku sudah bantu tambahan suratnya aja ya.”

Ana menerima surat-surat yang tercetak rapi beserta amplopnya dengan terharu. Wah, sungguh atasan yang sangat baik Ce Ling Xie ini, batin Ana. Mau-maunya dia membantu pekerjaannya padahal dia orang nomor 2 di departemen ini.

“Wah terima kasih banyak Ce Ling Xie. Terima kasih banyak,” ucap Ana bersungguh-sungguh.

Di saat yang hampir bersamaan Aris muncul ke dalam.

“Pak Aris juga mau pulang ya. Bisa nggak Pak Aris temani Ana dulu buat selesaikan nge-print? Tak lama lagi kan,  Ana?”

“Tiga lembar ini saja dan amplopnya.”

“Sip!”  Ling Xie beranjak pergi. “Aku duluan ya. Pak Aris bisa kan temani Ana sebentar?”

“Siap,” kata Aris tegas. 

Pemuda tampan yang berkulit krem itu berjalan mendekati meja. “Aku bantu yang mana ini, Ana.”

“Ah, merepotkan ini Pak A..”    

“Mas,” potong Aris cepat. “Jangan panggil aku Pak. Sedih aku rasanya kalau Ana panggil aku Pak.”

Eh! Aduh!

Iya Ana lupa lagi.

“Mas Aris. Ini sudah selesai kok. Maaf aku merepotkan ya.”

Ana buru buru merapikan tumpukan cetakan surat untuk dimasukkan ke dalam 2 map resleting. Amplop dimasukkan ke dalam map resleting yang lebih pendek ukurannya berikut stempelnya. 

Sedangkan Aris mematikan AC dan bersiap di dekat saklar pusat untuk mematikan seluruh daya listrik di kantor ini. Tas kerja Ana sudah disampirkan ke bahunya.

Ketika Ana mau mengunci lacinya, ia melihat donat dan muffin. Perutnya sudah perih. Karena itu di sambarnya kotak roti itu sembari mematikan monitor komputer.

Aris menyambut map map yang ada di tangan kiri Ana, sementara tangan satunya lagi menyambar kunci-kunci kantor. 

“Keluarlah terlebih dulu Ana. Aku yang akan mengunci pintu sales. Biar kunci-kuncinya aku yang kembalikan ke F O. Ana duluan aja, tunggu di absensi.”

Ana mengangguk lalu keluar dari sales office.

Suasana malam sangat terasa. Lampu-lampu temaram di taman dalam hotel membuat tubuh Ana terasa semakin lunglai.

Kotak roti yang berisi donat dan muffin dijepit lengan kirinya. Sementara kedua tangannya membawa pekerjaan kantornya.

Sudah hampir pukul 9 malam.   

Bahkan makan malam pun dia tak akan sempat.  Sesampai di mess dia pasti harus lembur menyelesaikan semua pekerjaannya.

Aris menemuinya di ruang absensi. Setelah absen keluar, Aris mengajak Ana naik motor Yamaha XSR nya.  

Bermotor mereka berdua segera menuju mess yang tak terlalu jauh dari hotel.

Ana menolak ketika Aris mengajak untuk makan malam dulu, karena memang pekerjaannya masih banyak. Ana bilang akan memakan kue yang dibawanya saja.

1
strawberry 27
yahhh,,,,kok tamat, selalu di tunggu malah tamat/Cry//Cry/
strawberry 27
Ana tidak usah khawatir soal baby Keenan, pasti terurus dgn baik, soal Aris & Sulis daripada punya pikiran aneh² klo mrk begini begitu , lebih baik Ana fokus kerja , spy dpt uang yg banyak dan bisa bikin kos² an buat mami nya Ana
strawberry 27
Ana yg sabar ya ,,,,, baby Keenan masih kecil, kalau sudah agak besar pasti tau kalau Ana mama nya Keenan
strawberry 27
Rio kaget mgkn krn Ana nikah di kua
Frans Lizzie
terima kasih doanya
strawberry 27
cepat sembuh baby Keenan, jangan bikin mama Ana takut ya
strawberry 27
Waduh, kalau Ana nelpon Aris, sudah dapat di pastikan Aris marah² ni , orang seperti Aris yg royal sama orang lain tapi sama istrinya sendiri super pelit, pasti Ana akan kena marah ni, sebaiknya Ana atasi sendiri soal baby Keenan, berharap baby Keenan baik² saja, harusnya Ana tidak bilang kalau sisa sufor di buang, biar bgmn pun si Sulis pasti akan ngadu ke Aris gini gitu, lha wong Sulis suka / cinta ke Aris, & SDH pasti Sulis akan senang melihat Ana di marah i Aris
strawberry 27
seandainya harus pisah, Aris tentu tidak mau baby Keenan ikut Ana, dilema buat Ana, berat memang, ya seperti nya Ana harus merelakan baby Keenan dengan Aris, dan Ana lanjut bekerja spy bisa makan , mencukupi kebutuhan Ana juga Sherly mama Ana, karena si Aris ini royal hanya kpd teman² nya bukan kpd istri nya, karena niat awal si Aris hanya menaklukkan hati Ana, setelah Ana tekuk lutut ya sudah selesai, Aris kembali ke setelah pabrik yg mau menang dan enaknya sendiri, suka main perempuan dan masih banyak lagi, kini tinggallah Ana yg menyesal, Ana sebaiknya bangkit, jangan pernah menyerah, toh Ana kpn pun masih bisa ketemu baby Keenan
Frans Lizzie: Keren komentar Kakak👍
total 1 replies
strawberry 27
Wah ternyata si Sulis selain bantu momong baby Keenan , pingin merebut ayah Keenan juga rupanya , pertanyaannya apa Ana masih mencintai Aris, tentu kadar cinta Ana ke Aris tinggal,,,mgkn 60 persen saja, Ana harus siap² pisah nich ,,,
Frans Lizzie
Terima kasih pendapatnya, Kakak😍
strawberry 27
Ana sebaiknya tidak usah cerita ke Aris klo turun jabatan, gue yakin Aris tidak akan perduli, mau Ana turun jabatan atau nggak, Aris hanya perduli diri nya sendiri dan keluarga nya, sedangkan Ana tetap Aris anggap orang lain / orang luar meski sudah sah jadi istri Aris, dan mau apa yg Ana lakukan selalu salah ,gak ada bener nya di mata Aris, yg sabar ya Ana, mending cerai saja dari Aris , sebelum terlambat, KLO perlu cari kejar Mario
strawberry 27
kewajiban suami blum di laksanakan ngasih nafkah istri / ngasih uang , tapi istri nya harus ngasih nafkah batin ke suami nya, rugi donk
Frans Lizzie: 🤭 terima kasih supportnya kakak
total 1 replies
strawberry 27
Yudi kepingin Ana jadi langsing lagi e malah di kasih donat wkwkwk
strawberry 27: GPP juga sich, donat e enak🤭🤭🤣🤣
total 2 replies
strawberry 27
Ana beruntung punya kk ipar spt mbak Yati yg baik hati , biasanya kk ipar perempuan rata² pd jht
strawberry 27
seharusnya Ana jujur saja soal Aris tidak ngasih nafkah setahunan ini ke mbak Yati, bukan mau mempermalukan atau merendah kan Aris tapi kenyataan seperti itu, soal nanti mbak Yati menyanggah membela Aris adik nya begini begitu urusan blakang, yg penting Ana sudah jujur katakan apa ada nya ke mbak Yati
strawberry 27
Aris mulai kelihatan sifat asli nya, yg sabar ya Ana
Frans Lizzie
sendirian lagi. Makanya para lansia harus jaga kondisi agar tetap fit dan lincah di masa tua💪
strawberry 27
Jadi penasaran kisah selanjutnya Ana & Aris bgmn, mama Sherly pulang ke Jogja nya bgmn ya sendiri an lagi atau ada teman nya
strawberry 27
Mario orang baik, knp Ana ngga sama Mario saja
strawberry 27: sebetulnya masih ada waktu, hanya pihak Aris pasti marah besar, dan misal itu terjadi, Ana jadi tau bgmn sifat Aris yg sesungguhnya sebelum menikah, sebetulnya tanda dari Dita pun tidak Ana abaikan
total 2 replies
strawberry 27
lanjut author,seru nich
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!