NovelToon NovelToon
Legenda Pedang Chen Li (Dewa Ilusi)

Legenda Pedang Chen Li (Dewa Ilusi)

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Kelahiran kembali menjadi kuat / Spiritual / Ruang Bawah Tanah dan Naga / Mengubah Takdir / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Rahmat Kurniawan

Tiga Roh Penjaga datang dengan membawa sejumlah misteri. Dari medali, koin, lonceng misterius, sampai lukisan dirinya dengan mata ungu menyala, semuanya memiliki rahasia yang mengungkap kejadian masa lalu dan masa depan. Yang lebih penting, panggilan dari Kaisar Naga yang mengharuskan Chen Li menjalankan misi yang berkaitan dengan pengorbanan nyawa, sekaligus memperkenalkan peluang rumit tentang kondisi Mata Dewanya.

Dengan ditemani dua murid, mampukah Chen Li memecahkan misteri tersebut, sekaligus menyelesaikan misi dari Kaisar Naga?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahmat Kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch. 6 ~ Sampai Di Kuil Angin

Xiao Lan panik duluan, dia tidak menyangka niatnya memanggil Chen Li dengan seruling leluhur klan Wang itu, justru menimbulkan kemunculan sosok jahat menyerupai roh. Aura dingin menyebar, menusuk hingga ke tulang. Xiao Lan seketika terpaku, tidak bisa menggerakkan tubuhnya, bahkan untuk bersuara pun terasa sulit baginya.

Roh itu membentuk wujud sosok manusia raksasa setengah asap, sorot matanya merah menyala. Tekanan yang sangat besar ditembakkan ke arah Xiao Lan.Membuatnya jatuh terduduk di atas tanah. Nafasnya sesak, keringat dengan cepat membanjiri tubuhnya.

“Siapa yang berani mengganggu tidur panjangku!” Suara lantang yang keluar dari mulutnya begitu menggema. Menciptakan angin kencang yang menggoyangkan pepohonan sekitar. Burung-burung yang semula tertidur di atas pepohonan itu langsung terbang ke segala penjuru.

Xiao Lan tidak tahu harus bagaimana. Nyawanya telah berada di ujung tanduk. Berharap pada Chen Li pun rasa-rasanya sudah sangat tidak mungkin. Masalahnya laki-laki itu entah tengah berada di mana sekarang. Mungkinkah dia juga sama mengalami sebuah masalah?

Roh itu menatap Xiao Lan dengan penuh nafsu, dia bergerak mendekati gadis itu dan berniat melahapnya. Mulutnya telah terbuka sangat lebar, kedua tangannya mencoba untuk meraih tubuh gadis itu.

“To-tolong jangan makan aku!” Xiao Lan memohon dengan nada berat. Namun sosok itu nyatanya tidak peduli, dia semakin dekat, Xiao Lan bisa merasakan seluruh bulu kuduknya merinding

Namun entah bagaimana bisa sebuah angin kencang tiba-tiba keluar dari dalam tubuh gadis itu, langsung menebas horizontal roh. Ini membuat roh itu berubah menjadi kepulan asap yang menyebar lalu hilang.

Xiao Lan belum menyadari akan hal ini hingga sebuah tangan menyentuh pundaknya. Gadis itu terkejut, dia kemudian membuka mata setelah mendengar suara yang sangat familiar memanggil Namanya.

“Lan’er, kau sedang apa?”

Xiao Lan menarik nafas lega, dia kemudian bangkit dari posisi duduknya.

“Tuan Xiao, akhirnya kau kembali.” Pakaiannya cukup berdebu sehingga dia menepuknya, sampai debu-debu tersebut meluruh.

Chen Li menaikkan sebelah alisnya, setelahnya bertanya dengan penasaran, “Lan, sebenarnya apa yang telah terjadi di sini.”

Pertanyaan itu justru berbalik membuat Xiao Lan mengangkat alis. Dia yakin tanpa diberitahu pun Chen Li seharusnya sudah mengetahuinya.

“Roh?” Chen Li beralih ke arah seruling yang tergeletak di atas batu. Tempat ini penuh dengan aura roh yang sangat pekat.

“Keluar!” Chen Li berkata dingin. Setelahnya asap tebal mulai merembes keluar dari dalam seruling, berkumpul menjadi sosok manusia normal dalam bentuk roh, wajahnya menunjukkan rasa penuh ketakutan. Pandangannya menunduk tak berani menatap wajah Chen Li.

Roh tersebut tiba-tiba saja bertekuk lutut seiring dengan tekanan yang sangat besar mendadak menimpanya. “Aku memintamu untuk menjaganya, bukan malah menakutinya.” Dingin sekali Chen Li saat mengatakan itu.

“A-ampun Tuan, aku tidak bermaksud demikian. Namun Tuan, Gadis ini, dia sangat Istimewa.” Mencoba untuk membela diri, roh itu mengalihkan perhatian Chen Li pada kondisi yang dimiliki Xiao Lan.

Akan tetapi, perkataanya itu sedikit saja tak membuat Chen Li melepaskannya. Malah membuat Roh itu merasakan tekanan yang dua kali lipat dari sebelumnya. Dia meringis memohon pengampunan.

Terkait dengan kondisi Xiao Lan sendiri sebenarnya sudah bukan lagi menjadi sesuatu yang baru saja diketahui oleh Chen Li. Untuk ini pula alasan dirinya mengajak gadis itu dalam perjalannya.

“Kembali ke tempatmu.”

Perkataan dingin itu segera diangguki Roh seruling. Dadanya terbusung mencoba menghirup udara meski tidak benar-benar nyata, wujudnya melepuh, menjadi asap hitam yang kemudian masuk ke dalam lubang seruling.

“Tuan Chen, yang dikatakan oleh monster asap itu, maksudnya apa?” Sejenak gadis itu menjeda kalimatnya, ekspresi lugunya memeriksa kondisi kedua lengan diikuti dengan meraba-raba seluruh tubuhnya. Berharap menemukan keanehan yang dimaksud oleh roh seruling. “Ada apa dengan kondisi tubuhku, Tuan Chen?”

Tingkah polos itu segera memancing senyum kecil di bibir Chen Li. Kepalanya menggeleng pelan. Setelahnya melangkah duduk di depan api unggun yang baru saja kembali menyala.

“Kemari, Lan’er. Bantu aku memanggang daging rusa ini!”

Xiao Lan tidak membantah, mendekat ke samping Chen Li. Sepanjang mereka memanggang daging rusa, Chen Li tidak satupun menyinggung tentang kondisi tubuh Xiao Lan. Gadis itu sendiri memilih untuk tidak bertanya, sebab yakin Chen Li memiliki alasan tersendiri.

Setelah selesai memanggang, di susul dengan menyantap daging rusa. Chen Li pada akhirnya membuka suara.

“Lan, kau masih penasaran dengan perkataan Roh tadi?”

Xiao Lan mengangguk ringan. Chen Li mengambil pergelangan tangan gadis itu sembari mengeluarkan pisau yang terlumuri cairan hitam mengering. Aromanya begitu pekat, dia yakin itu adalah racun.

Benar saja, keyakinan itu terbukti kala Chen Li tiba-tiba saja mengikis pergelangan tangannya dengan pisau tersebut. Xiao Lan bahkan terlambat terkejut, reaksinya kalah cepat dengan tindakan laki-laki itu. Suara ringisan sesaat terdengar dari mulutnya. Meski demikian, dia tidak segera menarik tangannya, matanya kini berfokus pada luka yang ditimbulkan oleh pisau beracun tersebut.

Darah yang keluar semula berwarna hitam, namun itu tidak berlangsung 3 detik, mereka kembali ke warna semula. Tidak hanya itu, goresan pada luka Xiao Lan kini perlahan mulai menyembuhkan diri.

“Apakah kau paham sekarang?”

Gadis itu mengangguk ringan. Dia hampir saja melupakan tentang kondisi tubuhnya. Selama ini Lao Chen dan Wang Shen begitu menjaga gadis itu, tidak membiarkan gadis mereka terluka. Xiao Lan sendiri sebenarnya sudah mulai menyadari akan hal ini semenjak berusia empat tahun. Saat itu, Xiao Lan tengah bermain di halaman. Menemukan sebuah panah yang tergeletak, dia yang penasaran kemudian mengambilnya. Tangannya tergores, kepala desa dan istrinya yang mendengar ringisan Xiao Lan segera berlari menghampiri. Namun keduanya justru terkejut kala mendapati luka goresan itu telah menutup, tersisa darah yang mengering. Dari insiden ini pun menimbulkan inisiatif mendalam bagi dua orang itu untuk tidak membiarkan gadis mereka terluka, sekaligus menutup kondisi khusus Xiao Lan dari orang luar.

Racun yang digunakan oleh Chen Li merupakan racun yang sangat mematikan, mereka akan cepat menyebar dan menggerogoti seluruh tubuh inangnya, membunuh semua organ tubuh dalam waktu kurang dari lima detik. Namun saat ini di pergelangan tangan gadis itu, racun tersebut bahkan tidak memberikan efek apapun. Mereka langsung mati, malahan terlarut dalam darah Xiao Lan.

“Roh itu sebenarnya siapa Tuan? Bagaimana bisa dia keluar dari dalam seruling itu” Xiao Lan menunjuk ke arah seruling yang masih tergeletak ditempatnya.

Sebelum menjawab pertanyaan itu, Chen Li terlebih dahulu melakukan kendali jauh, sehingga seruling tersebut tiba-tiba saja melayang sendirinya dan mendarat tepat di tangannya. “Roh tersebut tinggal di dalam suling ini.”

Jawaban itu segera diangguki oleh Xiao Lan, setelahnya dia tidak bertanya lebih jauh lagi.

Malam kala itu semakin larut, sementara Xiao Lan telah terjaga, Chen Li malah sebaliknya. Saat ini tidur bukan lagi hal yang penting baginya. Besoknya mereka mulai melanjutkan perjalanan. Tak ada hambatan berarti selama perjalanan, sehingga mereka bisa sampai di Gunung Angin lebih cepat.

Sebuah Kuil berdiri kokoh di tengah halaman terbuka, pepohonan berjarak lima puluh meter mengelilingi bangunan yang tampak tua itu. Namun, persis di depan Kuil berdiri sebuah pohon yang sangat besar nan tinggi. Di bawahnya terdapat beragam sesajen. Tampak pula seorang pria dengan kepala gundul tengah membakar dupa sesajen tersebut.

1
AR
suka sekali dengan ceritanya. tiap bagian dari perjalanan Chen Li adalah Isi.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!