NovelToon NovelToon
KAISAR DEWA SEMESTA

KAISAR DEWA SEMESTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Fantasi Timur / Romansa Fantasi / Identitas Tersembunyi / Perperangan / Penyelamat
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: Sang_Imajinasi

Long Zhu, Kaisar Dewa Semesta, adalah entitas absolut yang duduk di puncak segala eksistensi. Setelah miliaran tahun mengawasi kosmos yang tunduk padanya, ia terjangkit kebosanan abadi. Jenuh dengan kesempurnaan dan keheningan takhtanya, ia mengambil keputusan impulsif: turun ke Alam Fana untuk mencari "hiburan".

Dengan menyamar sebagai pengelana tua pemalas bernama Zhu Lao, Long Zhu menikmati sensasi duniawi—rasa pedas, kehangatan teh murah, dan kegigihan manusia yang rapuh. Perjalanannya mempertemukannya dengan lima individu unik: Li Xian yang berhati teguh, Mu Qing yang mendambakan kebebasan, Tao Lin si jenius pedang pemabuk, Shen Hu si raksasa berhati lembut, dan Yue Lian yang menyimpan darah naga misterius.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6: Ayam Iblis, Pemanggang Ubi, dan Kepergian

Kedai Arak Harimau Mabuk itu sunyi senyap saat Zhu Lao melangkah masuk untuk kedua kalinya, diikuti oleh Li Xian yang terseok-seok.

Jika kunjungan pertama Zhu Lao disambut dengan keriuhan dan ejekan, kunjungan kali ini disambut dengan keheningan yang menakutkan.

Semua pelanggan para buruh tambang dan petani yang sama membeku. Cangkir arak terhenti di tengah jalan menuju mulut. Mata mereka tidak tertuju pada Li Xian yang kotor dan berdarah, melainkan pada kakek tua pemalas yang kini duduk di meja favoritnya di sudut.

Mereka telah melihatnya.

Mereka semua telah melihatnya. Mereka melihat Li Xian gagal selama tiga hari. Mereka melihat Shen Hu yang perkasa gagal.

Lalu mereka melihat kakek ini... mengetuk batu itu. Dan batu yang menyatu dengan bumi itu bergerak.

Ini bukan lagi kakek tua biasa. Ini adalah monster, pertapa abadi, atau mungkin hantu gunung.

Pelayan wanita yang kekar itu mendekat, nampannya bergetar. Dia tidak lagi membentak. "Tuan... Tuan Abadi... apa yang Anda inginkan?" suaranya bergetar.

"Minuman... gratis. Semua gratis."

Zhu Lao mengerutkan kening, tampak kecewa. "Suasananya jadi tidak menyenangkan."

Dia menghela napas. "Dua porsi Ayam Iblis Neraka. Ekstra pedas," katanya. "Dan semangkuk besar nasi untuk anak ini. Dia belum makan tiga hari."

"Ba-baik!" Pelayan itu bergegas pergi.

Li Xian duduk dengan kaku di seberang Zhu Lao. Setiap otot di tubuhnya menjerit.

"Mereka... mereka takut padamu," bisik Li Xian.

"Tentu saja," kata Zhu Lao acuh tak acuh. "Orang fana takut pada hal yang tidak mereka pahami. Itu membuat mereka berhenti tertawa dan mulai memberi barang gratis. Sangat membosankan."

Makanan datang dengan kecepatan yang luar biasa.

Zhu Lao mulai makan dengan gembira, wajahnya langsung memerah karena cabai, air mata kenikmatan (atau rasa sakit?) menggenang di matanya. "Ah... ini baru hidup!"

Li Xian, yang kelaparan, menyendok nasi ke mulutnya dengan rakus.

"Makan ayamnya," kata Zhu Lao di sela-sela kunyahannya.

Li Xian ragu-ragu. Dia melihat minyak merah yang menggelegak itu.

"Ini... ini akan membunuhku," katanya.

"Mungkin," kata Zhu Lao. "Tapi kau baru saja memindahkan paku semesta. Sedikit cabai tidak akan apa-apa. Makan."

Ada nada perintah dalam suara malas itu. Li Xian, karena lebih takut pada kakek itu daripada pada cabai, mengambil sepotong kecil.

Sensasi itu persis seperti yang dibayangkan Zhu Lao rasa sakit murni dan instan. Mata Li Xian membelalak, wajahnya yang pucat langsung memerah. Dia tersedak, terbatuk hebat, dan meraih teko air.

Zhu Lao tertawa terbahak-bahak, tawa serak seorang kakek. "Bagus! Bagus! Belajar menderita itu langkah pertama untuk tidak menjadi lemah."

Li Xian, terengah-engah dan menangis, entah bagaimana berhasil menelannya. Anehnya, setelah rasa sakit awal, gelombang energi hangat menyebar dari perutnya, menenangkan otot-ototnya yang robek. Itu bukan hanya makanan pedas biasa.

Mereka menghabiskan makanan dalam keheningan yang aneh Zhu Lao menikmati makanannya, Li Xian berjuang untuk bertahan hidup.

Zhu Lao membayar makanannya (dia menolak tawaran "gratis", mengatakan itu "merusak rasa") dan berjalan keluar dari kedai. Matahari hampir terbenam.

"Kita pergi," kata Zhu Lao.

"Kemana?" tanya Li Xian, buru-buru mengikutinya.

"Ke sana," kata Zhu Lao, menunjuk secara acak ke jalan setapak yang menuju ke hutan timur. "Aku dengar ada kota besar di arah sana. Mungkin mereka punya anggur yang lebih enak."

Saat mereka mencapai tepi desa, tempat jalan setapak bertemu dengan hutan, sesosok bayangan besar melangkah keluar dari balik pepohonan.

Li Xian langsung memasang kuda-kuda bertahan, meskipun kakinya gemetar.

Itu adalah Shen Hu. Dia tidak tampak mengancam. Dia hanya terlihat... bingung, seperti biasa. Di tangannya, dia memegang bungkusan kain kecil.

"Kakek Zhu Lao," kata Shen Hu dengan suaranya yang dalam dan lambat.

"Si besar," balas Zhu Lao, tidak berhenti berjalan. "Minggir."

"Kakek," Shen Hu mengulangi, berdiri kokoh.

"Aku melihatmu. Kau mengetuk batu itu. Lalu Li Xian mengangkatnya."

"Pengamatan yang bagus," kata Zhu Lao.

"Sekarang minggir."

Shen Hu menggelengkan kepalanya, ekspresi tekad yang langka di wajahnya yang polos. "Ibuku selalu berkata, aku harus mengikuti orang yang kuat dan baik. Orang yang kuat bisa menggerakkan batu. Orang yang baik memberi Li Xian makanan."

Dia membungkuk dalam-dalam, sebuah gerakan yang membuat tanah sedikit bergetar. "Tolong, biarkan aku ikut denganmu!"

Zhu Lao berhenti. Dia menoleh, menatap raksasa itu. "Kenapa?"

"Aku... aku ingin menjadi kuat," kata Shen Hu. "Bukan seperti Li Xian." (Li Xian tampak tersinggung). "Maksudku... Aku ingin tahu mengapa aku kuat. Orang-orang di desa menyukaiku, tapi mereka takut padaku. Mereka menyuruhku mengangkat barang, tapi tidak pernah mengajakku bicara."

Dia melanjutkan, "Tapi kau... kau tidak takut pada batu itu. Dan Li Xian tidak takut padamu. Aku ingin belajar itu."

Ini adalah kalimat terpanjang yang pernah didengar Li Xian dari Shen Hu.

Zhu Lao menghela napas panjang dan berat. Ini adalah helaan napas yang bisa menggoyahkan sebuah planet.

"Aku bukan guru," kata Zhu Lao. "Aku seorang pengelana tua. Aku tidak punya apa-apa untuk diajarkan."

"Aku bisa bekerja!" kata Shen Hu cepat-cepat, membuka bungkusannya. Isinya adalah beberapa ubi bakar besar. "Aku bisa membawakan barang-barangmu! Aku bisa mengangkat rumah! Dan aku bisa memanggang ubi! Ubi ini sangat enak!"

Dia menyodorkan ubi bakar ke Zhu Lao.

Zhu Lao menatap ubi itu. Ubi itu dipanggang dengan sempurna. Kulitnya sedikit hangus, bagian dalamnya lembut dan harum.

Kaisar Dewa Semesta mengambil ubi itu. Dia menggigitnya. Manis dan hangat.

Dia mengunyah perlahan, menatap Li Xian (tekad), lalu menatap Shen Hu (kekuatan murni).

Dia baru saja ingin turun untuk makan cabai. Sekarang dia memiliki seorang pembawa tas yang kurus dan seorang pemanggang ubi yang berotot.

"Ini..." desah Zhu Lao, "menjadi lebih merepotkan dari yang kuduga."

Dia menghabiskan ubi itu dalam dua gigitan lagi.

"Baik," katanya pada Shen Hu. "Kau boleh ikut."

Wajah Shen Hu bersinar seperti matahari.

"Terima kasih, Guru!"

"Jangan panggil aku Guru!" bentak Zhu Lao.

"Panggil aku Zhu Lao. Dan kau," dia menunjuk Li Xian, "bertugas membawa tasku yang tidak ada."

Dia menunjuk Shen Hu. "Dan kau bertugas mencari ubi. Sekarang ayo pergi. Kakiku pegal."

Tanpa menoleh lagi, Zhu Lao mulai berjalan menyusuri jalan setapak hutan.

Li Xian menatap Shen Hu. Shen Hu tersenyum lebar pada Li Xian. Keduanya, karena alasan yang sama sekali berbeda, mengangkat bahu dan bergegas mengikuti sosok bungkuk yang menghilang ke dalam bayang-bayang senja.

1
Yanka Raga
😍😎
Yanka Raga
awal dari usaha tekad yg kuat
😍💪
Yanka Raga
🤩😎
Yanka Raga
truslah pd tekad yg kuat Li Xian
💪
Yanka Raga
😎🤩
Yanka Raga
🤩😎
Yanka Raga
😎🤩
Yanka Raga
huahaaa , , , kutivator puncak tertinggi tersedak rasa cabai 🤭
Yanka Raga
cabe2an kaliee 😆🤭
Yanka Raga
🤩😎
Nanik S
Alur dan cerita yang bagus
Nanik S
Gurunya keren sekali
Nanik S
Li Xian Koki dapur yang Gagal
Nanik S
Sop nya lembek Li Xian.. 🤣🤣🤣
Nanik S
Siapa suruh menunda sarapan Zhu Lao... tanggung sendiri akibatnya
Nanik S
Yang dimaksud Hama oleh Zhu Lao siapa
Nanik S
Wortel Musuh bebuyutan ya 🤣🤣🤣
Didi Mahardeka
bagus
Si Hibernasi: Season 1 iblis penyerap darah udah tamat, Terima kasih🙏
total 1 replies
Nanik S
Menarik sekali ajaran guru kepada murid tentang kesabaran dan resonasi
Nanik S
Li Xian lanjut nyapu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!