NovelToon NovelToon
Jurus Terakhir Tuanku

Jurus Terakhir Tuanku

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah sejarah
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: HARJUANTO

JURUS TERAKHIR TUANKU/ TUANGKU

​Ribuan tahun lamanya, daratan Xianwu mengenal satu hukum: kekuasaan dipegang oleh pemilik teknik bela diri pamungkas.
​Tuanku —seorang pewaris klan kuno yang tersisa—telah hidup dalam bayang-bayang kehancuran. Ia tidak memiliki bakat kultivasi, tubuhnya lemah, dan nyaris menjadi sampah di mata dunia persilatan.

​Namun, saat desakan musuh mencapai puncaknya, sebuah gulungan usang terbuka di hadapannya. Gulungan itu hanya berisi satu teknik, satu gerakan mematikan yang diwariskan dari para pendahulu: "Jurus Terakhir Tuanku".

​Jurus ini bukan tentang kekuatan, melainkan tentang pengorbanan, rahasia alam semesta, dan harga yang harus dibayar untuk menjadi yang terkuat.

​Mampukah Tuanku, dengan satu jurus misterius itu, mengubah takdirnya, membalaskan dendam klannya, dan berdiri sebagai Tuanku yang baru di bawah langit Xianwu?

​Ikuti kisah tentang warisan terlarang, kehormatan yang direbut kembali, dan satu jurus yang mampu menghancurkan seluruh dunia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HARJUANTO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

NOVEL: JURUS TERAKHIR TUANKU

BAB 5: KONFRONTASI DI KOTA PASIR DAN KEBENARAN YANG TERBALIK

1. Api di Paviliun

Pangeran Sultan Sati tidak menunggu untuk melihat hasil akhir perundingan. Setelah berhasil menanam benih keraguan, ia meninggalkan Dataran Merah, bergerak menuju kota terdekat, Kota Pasir Tandus, yang merupakan pusat perdagangan vital di wilayah itu. Ia yakin Sultan Raziqin akan bertindak cepat.

Sore harinya, dari tempat persembunyiannya yang baru, Pangeran Sultan Sati melihat gumpalan asap hitam tebal membubung dari arah benteng Umbul Sari Jember.

Mereka bertarung, pikirnya.

Pertarungan itu tidak berlangsung lama. Setelah beberapa dentuman kuat yang mengguncang tanah, asap hitam itu perlahan menghilang. Malam itu, benteng Umbul Sari Jember sepi, tetapi Pangeran Sultan Sati tidak merasakannya sebagai kemenangan. Ia tahu, seorang Raja Kultivasi seperti Sultan Raziqin tidak akan mudah dikalahkan, begitu pula dengan Tetua Wuyan yang licik.

Beberapa jam kemudian, ia melihat kelompok-kelompok kecil kultivator Klan Naga Hitam dan Umbul Sari Jember meninggalkan benteng, bergerak cepat ke berbagai arah. Sultan Raziqin telah menarik pasukannya.

Pangeran Sultan Sati memperkirakan Sultan Raziqin akan bergerak ke Kota Pasir Tandus, untuk mengumpulkan pasukannya dan mungkin mencari informasi lebih lanjut tentang Harta Karun Jember yang asli.

2. Pengejaran di Kota Pasir Tandus

Pangeran Sultan Sati tiba di Kota Pasir Tandus pada malam hari. Kota itu dipenuhi oleh para pedagang, pengembara, dan kultivator dari berbagai klan, tetapi suasana tegang.

Ia segera merasakan aura yang kuat dan hangat di tengah kota—aura Sultan Raziqin. Raja Kultivasi itu tidak bersembunyi.

Pangeran Sultan Sati menyamar lebih dalam, menjadi seorang pemuda yang membawa barang-barang kotor. Ia bergerak ke pusat kota, tempat Sultan Raziqin diduga berada: Penginapan Delima Emas, yang paling mewah.

Saat ia mendekati penginapan itu, ia melihat gerombolan orang berkumpul di alun-alun. Bukan karena keributan, melainkan karena rasa hormat dan ketakutan.

Di tengah alun-alun, berdiri Sultan Raziqin, memancarkan aura wibawa. Di depannya, di atas sebuah meja batu, tergeletak tiga mayat kultivator Klan Naga Hitam yang baru saja dibunuh.

"Warga Kota Pasir Tandus!" seru Sultan Raziqin. Suaranya terdengar marah. "Klan Umbul Sari Jember telah dikhianati! Klan Naga Hitam, yang kami anggap sekutu, mencoba membunuh kami dan mencuri sumber daya kami!"

Sultan Raziqin mengangkat gulungan peta yang ia lihat di paviliun. Ia merobeknya di depan semua orang.

"Peta Harta Karun Jember ini palsu! Itu hanyalah jebakan! Klan Naga Hitam tidak pernah berniat untuk menghormati perjanjian mereka!"

Pangeran Sultan Sati, bersembunyi di balik tumpukan karung, merasa puas. Tahap pertama rencananya berhasil. Sultan Raziqin telah memutuskan aliansi dan sekarang menjadi musuh Klan Naga Hitam.

Namun, saat itulah Sultan Raziqin mengucapkan kata-kata yang membuat darah Pangeran Sultan Sati membeku.

"Aku tahu siapa yang berada di balik pengkhianatan ini. Itu bukan Klan Naga Hitam, tetapi Pangeran Sultan Sati!"

Kerumunan itu terdiam.

Sultan Raziqin menunjuk ke salah satu mayat kultivator Naga Hitam. "Kultivator ini membawa pesan dari Pangeran Sultan Sati, yang mengaku sebagai 'korban' Klan Naga Hitam! Dia mencoba memanipulasi saya dengan kebohongan. Dia mencoba membuat saya melawan sekutu saya! Pangeran Sultan Sati adalah master dalam membalikkan fakta, seorang manipulator yang kejam, yang mencari kehancuran total Xianwu!"

Dia tidak percaya padaku? Pangeran Sultan Sati hampir tersentak.

"Aku Raja Kultivasi! Aku tidak akan jatuh ke dalam tipuan seorang pemuda yang menyedihkan!" teriak Sultan Raziqin. "Pangeran Sultan Sati, kau membunuh Master Kultivasi yang terhormat dan bersembunyi seperti tikus. Keluarlah! Aku akan memenggal kepalamu dan mengambil Kutukan Jiwa yang kau pegang, untuk aku pelajari dan hancurkan, demi kedamaian Xianwu!"

Kebenaran telah terbalik.

Sultan Raziqin tidak hanya memutuskan aliansi, tetapi ia menggunakan manipulasi Pangeran Sultan Sati sebagai bukti bahwa Pangeran Sultan Sati adalah ancaman utama, lebih berbahaya daripada Naga Hitam.

Pangeran Sultan Sati menyadari Sultan Raziqin sangat cerdas. Raja Kultivasi itu sadar bahwa Klan Naga Hitam tidak tulus, tetapi ia tahu bahwa mengumumkan dirinya dikhianati akan membuatnya terlihat lemah. Jadi, ia memilih untuk menyalahkan pihak ketiga—Pangeran Sultan Sati—menggunakan trik Cakar Es Hitam sebagai bukti manipulasi.

Dia telah menggunakan tipuanku untuk menjadikanku musuh seluruh daratan. Licik sekali!

3. Pertemuan Tak Terduga

Saat Pangeran Sultan Sati sedang merenung, ia merasakan sentuhan di bahunya. Bukan sentuhan yang mengancam, melainkan sentuhan yang lembut dan cepat.

Ia berbalik. Di belakangnya, berdiri seorang wanita cantik dengan jubah hijau, wajahnya ditutupi oleh cadar tipis.

"Jangan bergerak. Jika kau berteriak, kau akan mati di tangan Raja Kultivasi itu," bisik wanita itu, suaranya halus seperti air.

"Siapa kau?" bisik Pangeran Sultan Sati, tangannya bergerak ke tongkat Lin Kai.

"Aku adalah mata yang melihat kebenaran," jawab wanita itu, lalu matanya menatap tajam ke dada Pangeran Sultan Sati, seolah melihat batu giok di baliknya. "Kau adalah Pangeran Sultan Sati, yang memegang Relik Kutukan Jiwa. Aku tahu kau tidak bersalah dalam pengkhianatan itu."

"Mengapa kau membantuku?"

Wanita itu tersenyum tipis di balik cadarnya. "Karena aku juga mencari Harta Karun Jember yang asli. Dan aku tahu, satu-satunya cara untuk menemukan harta karun itu adalah melalui 'Kutukan Jiwa' yang kau pegang."

"Kau ingin mencurinya?" Pangeran Sultan Sati merasakan Qi Yin Mutlak-nya mulai berdenyut.

"Tidak. Aku ingin meminjamnya," jawab wanita itu. "Klan Umbul Sari Jember dipimpin oleh Sultan Raziqin. Aku adalah adiknya, Putri Fatimah. Kami berdua mencari harta karun itu, tetapi aku menentang metode kakakku yang kejam."

Pangeran Sultan Sati terkejut. Adik perempuan Sultan Raziqin?

"Dengarkan aku. Kakakku sangat berbakat, tetapi dia juga sangat sombong. Dia percaya dia bisa mengendalikan siapa pun. Dia tahu kau menipunya, tetapi dia menggunakan tipuanmu untuk menguatkan posisinya. Dia akan membunuhmu bukan hanya untuk kehormatan, tetapi untuk mengambil batu giok itu."

"Lalu, apa rencanamu?" Pangeran Sultan Sati bertanya, tidak sepenuhnya percaya.

Putri Fatimah mengeluarkan sebuah gulungan kecil. "Harta Karun Jember yang asli tidak ada hubungannya dengan Klan Naga Hitam. Itu adalah warisan kuno dari Klan Umbul Sari Jember yang disembunyikan di sebuah reruntuhan di utara, di Lembah Kaca. Kunci untuk membukanya bukanlah peta, melainkan Jurus Terakhir yang tertanam di Relik Jiwa-mu."

Pangeran Sultan Sati terdiam. Jurus Terakhirnya adalah kunci, bukan harta karun.

"Aku akan membawamu ke Lembah Kaca. Kita akan membuka harta karun itu bersama. Kau akan mendapatkan kekuatan untuk membalas dendam, dan aku akan mendapatkan warisan yang akan menghentikan ambisi kakakku yang tidak sehat," tawar Putri Fatimah.

4. Pelarian yang Mustahil

Tawaran itu sangat berisiko, tetapi logis. Putri Fatimah mengetahui rahasia yang bahkan Klan Naga Hitam tidak tahu.

"Aku setuju," kata Pangeran Sultan Sati. "Tapi jangan coba mengkhianatiku. Aku tidak segan-segan menggunakan Kutukan Jiwa-ku lagi."

"Kau akan tahu bahwa aku tulus," kata Putri Fatimah, lalu ia meraih lengan Pangeran Sultan Sati. "Ayo. Kakakku merasakan fluktuasi Qi-mu di sini. Dia akan datang."

Saat mereka melompat ke gang gelap, Pangeran Sultan Sati merasakan aura Raja Kultivasi yang begitu kuat menyambar ke arah mereka.

Sultan Raziqin.

"Pangeran Sultan Sati! Kau bersembunyi seperti pengecut!" suara Sultan Raziqin menggema di alun-alun, disertai dentuman keras.

Sultan Raziqin telah melompat dari podium, langsung menuju tempat Pangeran Sultan Sati berdiri beberapa detik yang lalu.

"Perisai Angin!" seru Putri Fatimah. Ia memfokuskan Qi Spiritualnya, yang terasa sangat murni dan lembut—berlawanan total dengan Qi Yin Mutlak—untuk menciptakan perisai transparan di sekitar mereka.

"Kau adalah seorang kultivator hebat," komentar Pangeran Sultan Sati.

"Aku adalah Master Spiritual! Kekuatanku bukan untuk bertarung, tetapi untuk melarikan diri!"

Mereka melarikan diri melewati atap-atap dan gang-gang sempit Kota Pasir Tandus. Di belakang mereka, Sultan Raziqin terbang di udara, matanya mencari target.

"Fatimah! Mengapa kau melindunginya!?" teriak Sultan Raziqin, suaranya dipenuhi amarah. "Dia adalah pembunuh! Dia adalah ancaman!"

"Kau yang ancaman, Kakak!" balas Putri Fatimah.

Sultan Raziqin, marah, mengangkat tangannya. Sebuah bola energi Qi yang besar dan hangat terbentuk di atas telapak tangannya.

"Jurus Raja Kultivasi: Penghancuran Panas!"

Bola energi itu melesat cepat ke arah mereka. Jika itu mengenai, Kota Pasir Tandus akan hancur sebagian, dan mereka pasti akan mati.

Putri Fatimah menutup matanya. "Aku tidak bisa menahannya! Kita harus keluar dari kota!"

Pangeran Sultan Sati tahu ia harus mengambil risiko. Ia menarik Putri Fatimah ke bawah atap gudang, dan ia menghantamkan tongkat Lin Kai ke tanah.

Ia mengeluarkan semua Qi Yin Mutlak-nya, membentuk perisai kecil yang gelap dan padat.

BUM!

Ledakan itu mengguncang seluruh kota. Perisai Qi Yin Mutlak Pangeran Sultan Sati berhasil menahan dampak utama, tetapi Qi hangat Sultan Raziqin dan Qi dingin Pangeran Sultan Sati bertabrakan, menciptakan gelombang kejut yang merobohkan gudang.

Pangeran Sultan Sati terlempar ke dinding, darah mengalir dari hidung dan telinganya. Qi Yin Mutlaknya benar-benar habis.

"Dia selamat?" gumam Sultan Raziqin dari kejauhan, terkejut.

Putri Fatimah segera berdiri, tanpa cedera berkat Pangeran Sultan Sati. Ia melihat ke atas. Sultan Raziqin sedang turun.

"Tidak ada waktu!" seru Putri Fatimah. Ia meraih pergelangan tangan Pangeran Sultan Sati, memaksakan Qi Spiritualnya yang lembut ke dalam tubuh Pangeran Sultan Sati, dan menariknya ke dalam lorong tersembunyi.

Mereka melompat ke atas kuda yang tersembunyi. Putri Fatimah memimpin.

"Bertahan, Pangeran Sultan Sati! Kita harus sampai ke Lembah Kaca!"

Di belakang mereka, Sultan Raziqin mendarat di reruntuhan gudang. Ia melihat jejak kaki dan darah, tetapi mereka sudah pergi.

Ia menendang batu dengan marah. "Fatimah! Kau telah membuat kesalahan terbesar dalam hidupmu! Dan Pangeran Sultan Sati, aku akan datang untuk mengambil Kutukan Jiwa itu!"

Pangeran Sultan Sati, yang berjuang untuk tetap sadar di atas kuda, tahu bahwa sekarang ia adalah buronan yang paling dicari. Ia memiliki Klan Naga Hitam, dan Raja Kultivasi yang marah, di belakangnya. Tetapi di sebelahnya, ia memiliki seorang putri yang percaya bahwa kunci untuk menghentikan ambisi kakaknya ada di dada Pangeran Sultan Sati.

— AKHIR BAB 5 —

1
Berkah Langit
Dunia fantasi terasa matang. Penyebutan klan, pilar, jurus, kutukan — semuanya memberi gambaran dunia silat-fantasi yang luas.
Berkah Langit
Pacing pembukaan pas. Tidak terburu-buru, namun tidak bertele-tele; cukup untuk membangun dunia dan karakter.
Salsabila Aini
Konflik tersirat sejak awal. Bahkan sebelum aksi, pembaca sudah tahu bahwa sesuatu yang berat dan kelam sedang menunggu tokoh utama.
Salsabila Aini
Narasi kaya dan puitis. Kalimat seperti “langit tak pernah sebiru syair-syair lama” membuat pembuka terasa indah sekaligus muram.
arex²
Kesan tragedi terasa kental. Reruntuhan Pilar Kemuliaan dan batu nisan tak terhitung jumlahnya memberi kesan sejarah besar yang sudah hancur.
arex²
Setting Lembah Siluman terasa epik. Banyak detail kecil yang membuat tempat ini tampak kuno, misterius, dan berbahaya.
arex²
Tokoh Pangeran Sultan Sati diperkenalkan dengan kuat. Membawa “beban nama besar yang telah lama mati” membuat pembaca penasaran dengan masa lalunya.
arex²
Pembuka yang sangat atmosferik! Deskripsi langit kelabu dan lembah penuh debu langsung membuat suasana kelam terasa hidup.
Syah Raman
ssmangat
Syah Raman
waalaikum salam warohmatullahi wabarokatuh
Berkah Langit
🙂
Berkah Langit
ikut penasaran dengan lin kaì
◇HARJUANTO◇: lanjut baca kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!