Mafia adalah dunia nya, separuh hidupnya ia habiskan dalam kegelapan dan separuh lainnya dalam bayang-bayang kematian yang selalu mengintai nya. Hingga seorang wanita cantik yang membawa cahaya muncul dan mengubah arah hidup nya, membuatnya mempertanyakan hal-hal apa yang berharga dalam hidupnya.
Mampukah dia mengubah dirinya sendiri, ataukah bayang-bayang masa lalunya akan terus menghantuinya dan membuat wanita cantik itu memilih untuk menjauh darinya?
~ Klan Keluarga Morrigan S2~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 06
Mendengar suara bisikan itu membuat bulu-bulu halus dokter Sephira meremang. Sontak saja, ia memundurkan langkah kakinya sedikit menjauh, namun Rakhes dengan cepat langsung menahan lengannya menarik kembali agar mendekat lagi padanya.
Kemudian, Rakhes kembali berbisik.
"Kali ini aku tidak akan membiarkan mu bersembunyi lagi dari ku... Because you are mine Jelita".
Mendengar itu, bola mata Dokter Sephira membulat sempurna. Ia segera melepaskan tangan Rakhes dari lengannya.
"Maaf tuan, jangan menyentuh saya. Kita bukan muhrim. Dan, saya ingatkan pada anda jika nama saya Sephira Grayson". Ucapnya lirih mencoba mengalihkan pembicaraan.
Rakhes terkekeh pelan mendengar nya, ia hendak mengangkat kembali tangannya meraih tangan dokter Sephira, namun suara dokter Jeno membuat Rakhes mengurungkan niatnya.
"Dokter Sephira, saya sudah menghubungi dokter jaga ortopedi. Disana ada dokter Malik, beliau meminta kita untuk segera membawa pasien keruang praktiknya". Kata Dokter Jeno
Dokter Sephira menoleh menatap Dokter Jeno sambil menganggukkan kepalanya.
"Baik dokter Jeno. Saya akan panggilkan perawat untuk membantu mendorong brankar nya". Ujar Dokter Sephira
"Tidak perlu!" Dengan cepat Rakhes langsung menimpalinya.
Dokter Jeno dan Dokter Sephira menoleh mengalihkan atensi nya menatap Rakhes yang mencoba menurunkan kedua kakinya dari atas brankar. Bisa Dokter Sephira lihat dengan jelas raut wajah lelaki itu tengah menahan sakit.
Perlahan Rakhes menurunkan kedua kakinya menyentuh lantai ruang IGD yang terasa dingin. Ia hampir saja jatuh limbung, tapi dengan sigap dokter Jeno langsung menahan tubuhnya dan juga tangan kokoh Rakhes berpegangan kuat pada sisi ranjang.
"Hati-hati tuan, kaki anda sedang terluka". Ucap Dokter Jeno tapi tak indahkan oleh Rakhes.
Pria itu mencoba melangkahkan kakinya, namun baru sekali melangkah ia langsung kehilangan keseimbangannya.
"Hati-hati tuan". Ucap Dokter Jeno lagi seraya memegangi lengan Rakhes.
Tapi, Rakhes justru menghempaskan tangan dokter Jeno dengan kasar.
"Lepaskan tangan mu". Sentak nya
"Tapi tuan-"
Rakhes diam, ia tetap mencoba mengangkat kakinya untuk berjalan. Tapi lagi-lagi tubuhnya kembali limbung dan kali ini ia benar-benar tak bisa menahan lagi sakitnya. Rakhes jatuh terduduk diatas lantai seraya memegangi kakinya yang terluka.
Dokter Sephira yang berdiri tak jauh dari sana reflek ingin membantu nya. Namun, seketika ia teringat dengan batasan.
Ia dan Rakhes bukan muhrim.
"Dokter Sephira, bisa tolong ambilkan kursi roda untuk tuan ini ?" pinta dokter Jeno
"Bisa dok, sebentar". Bergegas dokter Sephira melangkahkan kakinya dengan cepat mengambil kursi roda yang selalu tersedia didalam ruang IGD untuk membantu pasien juga para tenaga medis.
Dokter Sephira mendorong kursi roda itu mendekat kearah Rakhes. Dokter Jeno dengan sigap langsung membantu Rakhes berdiri dan duduk dikursi roda tersebut. Lelaki itu hanya diam dan tak lagi membantah saat Dokter Jeno membantunya duduk diatas kursi roda.
Kemudian, Dokter Jeno mendorong kursi roda itu keluar dari ruang IGD menuju ruang ortopedi dan Dokter Sephira mengikuti kedua nya dari belakang.
Sesampainya didepan ruang praktik ortopedi, Dokter Sephira yang mengetuk pintu nya.
Tok..
Tok..
Tok..
"Ya silahkan masuk!"
Terdengar suara dokter Malik mempersilahkan mereka untuk masuk.
Ceklek!
Dokter Sephira membuka pintunya lalu mempersilahkan dokter Jeno yang mendorong kursi roda Rakhes itu untuk masuk lebih dulu.
"Dokter Malik". Sapa Dokter Jeno
Dokter Malik yang tengah memeriksa beberapa dokumen pasiennya seketika mendongak menatap Dokter Jeno dan Dokter Sephira bergantian. Namun, kemudian pandangan matanya beralih menatap Rakhes yang duduk dengan tenang diatas kursi roda.
Seketika bola mata dokter Malik membulat terkejut saat melihat Rakhes- majikannya itu. Tapi, berbeda dengan Rakhes. Pria itu memalingkan wajahnya kesembarang arah, seolah enggan untuk melihat wajah dokter Malik.
"Tuan Rakhes..." ucap dokter Malik memanggil Rakhes seperti orang yang sudah lama mengenalnya.
Dokter Jeno yang mendengar itu mengerutkan dahinya kebingungan. Pasalnya, dokter Malik adalah dokter senior dirumah sakit Matter Hospital.
Dan, ini adalah kali pertama Rakhes menginjakkan kakinya dirumah sakit itu.
"Dokter Malik, anda mengenal pasien ini ?" tanya Dokter Jeno penasaran
"Ah iy-"
Belum sempat dokter Malik menyelesaikan ucapannya, Rakhes sudah lebih dulu menyela nya.
"Apa kalian hanya akan terus mengobrol dan membiarkan pasien ini tak segera mendapat penanganan ?" ujar Rakhes sarkas
Dokter Malik yang mendengar itu segera mengambil alih kursi roda tersebut lalu mendorongnya mendekat kearah brankar. Disana sudah disediakan pakaian khusus untuk Rakhes berganti baju sebelum melakukan CT scan.
Kemudian, dokter Malik meminta dokter Jeno untuk membantunya mengangkat dan membaringkan Rakhes keatas meja scanner.
Setelah semuanya sudah siap, Dokter Jeno dan dokter Sephira pamit undur diri. Disana hanya tinggal dokter Malik dan satu dokter khusus radiologi.
.
Setelah menjalani serangkaian CT Scan, akhirnya hasil nya keluar. Dokter Malik meminta Rakhes untuk duduk beristirahat dulu sembari ia menjelaskan luka yang pria itu alami.
"Tuan, dari hasil CT scan yang sudah kita lakukan. Anda mengalami patah tulang dengan displasi fragmen tulang. Disini juga menunjukkan adanya edema dan hematoma. Perawatan lebih lanjut sangat diperlukan..." terang dokter Malik
"Kami akan memasangkan gips dikaki anda untuk memastikan tulang yang patah tidak bergeser. Dan, untuk sementara waktu anda harus banyak beristirahat. Saya juga akan-"
"Aku ingin dokter wanita tadi dipindahkan ke mansionku". Potong Rakhes dengan cepat tanpa menoleh menatap dokter Malik.
"Maksud anda dokter Sephira tuan ?" ucap Dokter Malik memastikan
"Hmm... Dia yang akan menggantikan mu menjadi dokter pribadi ku". Kata Rakhes
"Tapi tuan-"
"Aku tidak ingin mendengar bantahan apapun. Kau urus semuanya dan tenang saja aku tetap akan memberi mu gaji". Tukas Rakhes dengan tegas
Dokter Malik yang mendengar itu, sontak langsung menyunggingkan senyum dan tak lagi membantah.
"Baik tuan, saya akan segera urus kepindahan dokter Sephira ke mansion anda". Sahut dokter Malik.
Rakhes tak lagi menggubris nya, ia merogoh kantong celana nya untuk mengambil ponsel. Ia nyalakan ponsel itu dan segera mencari nomor telepon Han.
Setelah menemukan nomor yang ia tuju, Rakhes segera mendialnya. Hanya dengan sekali panggilan, telepon itu langsung terhubung.
"Han, segera kerumah sakit Matter Hospital sekarang!" titah nya dan tanpa menunggu jawaban dari Han, Rakhes langsung menutup sambungan telepon itu lalu menyimpan kembali ponselnya kedalam saku celana nya.
.
.
"Dokter Sephira.. "Teriak asisten dokter Sephira berlarian masuk kedalam ruang praktik nya dan tanpa mengetuk dahulu pintunya.
"Mona, ada apa ? Kenapa kamu berlarian seperti itu?" tanya Dokter Sephira
Mona- asistennya itu menghentikan langkah kakinya lalu menarik kursi bersebrangan dengan meja kerja dokter Sephira.
Tangannya terangkat menyodorkan sebuah lembaran kertas pada wanita itu seraya mengatur nafas nya yang ngos-ngosan.
"Ini apa Mon?" tanya dokter Sephira penasaran.
"Dokter baca sendiri saja. Itu surat pemindahan dokter Sephira ke salah satu mansion konglomerat terkenal dikota Italia. Dokter diminta untuk menjadi dokter pribadi dikeluarga konglomerat itu". Ucap Mona menjelaskan
"Pemindahan ?"
.
.
.
Haii, jangan lupa tinggalkan jejak like, vote dan komen yaa.. Jangan lupa subscribe biar gak ketinggalan update.annya, makasih 🥰🙏🏻
ini pasti ada kaitanya dgn jerry
dobel up
bagaimana nantinya tentang Rainer semua dia tau
keluarga adalah kelemahanya
Kan harus di jadikan saksi
yg dgn sengaja membuat rem blong tersebut