Sri tidak menyangka jika rumah tangganya akan berakhir karena orang yang paling dia cintai dan hormati, entah bagaimana dia mendeskripsikan hati yang tidak akan pernah sembuh karena perselingkuhan suami dengan perempuan yang tak lain ibunya sendiri.
Dia berusaha untuk tabah dan melanjutkan hidup tapi bayangan penghianatan dan masalalu membuatnya seakan semakin tercekik.
mampu ka dia kembali bangkit setelah pengkhianatan itu diatas dia juga memiliki kewajiban berbakti pada orangtua
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5
Irfan yang melihat itu langsung memeluk mertuanya, dia bisa merasakan tubuh mertuanya itu menegang dan ketakutan setengah mati.
"Tidak apa bu, ada Irfan disini, jangan takut!! ". Ucapnya memeluk erat Siti dan mengelus kepalanya
Dia berharap ibu mertuanya tenang saat dia memeluknya seperti ini karena itu yang biasa dilakukan olehnya saat istrinya ketakutan.
"Sebaiknya kita masuk ke kamar ibu supaya ibu tidak takut dan gemuruh hujan tidak terlalu terdengar".
Siti hanya mengangguk pasrah, tubuhnya lemas tidak punya tenaga, dia benar-benar ketakutan setengah mati.
"Sudah mendingan bu??". Tanyanya sambil mengecek tubuh sang mertua.
Keduanya terpaku oleh tatapan masing-masing, Irfan mengelus pipi sang mertua dengan lembut dan tersenyum.
Siti yang tidak bisa menahan perasaannya pun memberanikan diri untuk memulai lebih dulu.
Terjadilah kembali pergumulan antara menantu dan mertua itu, disaksikan hujan petir yang sejak tadi menyambar.
Sri yang berusaha sejak tadi menelpon suaminya kini dilanda gelisah pasalnya suaminya sejak tadi tidak mengangkat telepon nya dan membalas pesannya.
"Apa mas baik-baik saja yah? kok aku malah kepikiran terus yah, ibu juga tidak bisa dihubungi sejak tadi, entah apa yang terjadi, kok perasaanku tidak enak yah".
Dia tidak fokus bekerja sejak tadi setelah meeting pikirannya bercabang-cabang entah dimana, dia berusaha menepisnya tapi perasaannya semakin tidak enak.
Sedangkan dua orang yang bergerumul dengan panas semakin beringas, mereka seolah melupakan kejadian-kejadian sebelumnya.
"Aku tidak menyangka ibu begitu memuaskan aku, bahkan istriku saja kalah dari ibu, wanita pengalaman memang beda". Ucap Irfan sedang asyik menikmati mainannya.
Siti tidak menjawab, dia semakin blingsatan karena genjotan itu, dia begitu menikmati apa yang dilakukan menantunya itu.
Mereka tidak sadar jika diluar akan ada badai yang akan datang untuk mereka.
"Siti, kamu ada didalam rumah??". Tanyanya mengetuk pintu rumah Siti tapi tak ada jawaban.
Dia menatap bingung kearah rumah itu, dia menempelkan telinganya karena mendengar suara aneh dan samar yang terdengar.
"Apa yang terjadi yah, kok suara di dalam itu terdengar aneh??". Tanya nya dalam hati.
Dia semakin penasaran karena suara itu semakin besar dan dia yakin itu suara Siti, yang sejak tadi dia cari.
Hujan deras sudah reda dan meninggalkan aroma samar dari bekas hujan itu tapi tidak menyurutkan niat parubayah itu untuk mendengar lebih dalam.
"Apa yang dilakukan Siti didalam? , kok aku dengar suara laki-laki tapi suaranya itu tidak asing?".
Dia semakin curiga dengan apa yang terjadi, dia segera mendatangi jendela kamar Siti agar bisa mendengar dan melihat dengan jelas apa yang terjadi, dia curiga jika keduanya melakukan hubungan terlarang.
"Ibu ini ngapain, mengendap-endap dirumah orang kaya gitu??". Ucap salah satu pemuda yang merupakan anaknya sendiri.
"Ssttt, diam dulu kamu dengar tidak, didalam ada suara menjijikkan khas orang berhubungan badan, kamu dengarkan suara siapa itu? ".
"Ugh.. Kamu jago dan kuat banget". Puji Siti kepada menantunya yang tengah menggagahi dirinya.
Dia bahkan ketagihan, dua kali melakukannya dengan menantunya dia selalu menambah dan ketagihan.
"Setelah ini, ibu tidak bisa memperlakukan aku seenaknya lagi, akan kubuat ibu tidak bisa jalan". Ucapnya sibuk dengan aktivitasnya.
Kedua orang yang mengintip diluar menutup mulutnya tidak percaya, Siti melakukan hal menjijikkan seperti itu dengan menantunya.
"Panggil Warga dan pak RT, ini tidak bisa dibiarkan, perbuatan mereka adalah perbuatan binatang". Geram ibu itu dengan mengepalkan tangannya
Tetangga yang selama ini dekat dengan Sri dan juga mantan suami Siti itu mengepalkan tangannya, bagaimana bisa ada seorang ibu tega berselingkuh dengan menantunya sendiri padahal anaknya baru beberapa bulan menikah.
"Tapi bu, kita harus memastikan dulu apa yang terjadi, jangan sampai kita salah ambil tindakan, itu bisa dilaporkan dengan pencemaran nama baik". Tanyanya dengan khawatir.
"Tidak usah banyak bicara, cepat lakukan apa yang ibu katakan nanti mereka selesai kita tidak akan dapat apa-apa" Hardiknya pelan sambil mendorong anaknya pergi.
Sang anak bernama Paimin itu mendengus kesal, ibunya ini seenak jidatnya menyuruhnya seperti itu, tapi dia juga takut jika apa yang dikatakan ibunya benar, Siti dan orang yang berselingkuh dengannya akan menjadi aib bagi warga kampung mereka.
Dia bergegas memanggil RT dan warga berkumpul, mereka didepan rumah Siti dan langsung membuka pintu rumah dengan kasar dan langsung didobrak karena pintunya terkunci rapat, warga berbondong-bondong masuk kedalam rumah dan mendobrak kembali pintu kamar Siti.
"Ya ampun Siti, kau sudah gila??, dia menantimu, tega sekali kau melakukan hal seperti itu". Teriak Warga denga penuh emosi.
Siti dan Irfan yang sejak tadi ngrasak grusuk mencari pakaiannya karena mendengar dobrakan pintu pun langsung menoleh pada asal teriakan itu, wajah mereka berubah pias dan ketakutan, bagaimana bisa perbuatan mereka langsung diketahui warga seperti ini.
"Dasar perempuan jalang, kamu ini tidak waras, berselingkuh dengan menantumu sendiri, kau tidak kasihan pada Sri anakmu itu, dia pasti terpukul mendengar kejadian ini". Hardik ibu Paimin yang tadi mendengar perbuatan mereka.
Siti berusaha menutup tubuhnya begitu juga dengan Irfan, warga yang geram melihat keduanya yang diam saja langsung diberikan hadiah berupa tamparan dan pukulan terutama untuk Irfan.
Bugh.. bugh.. Warga beramai-ramai mengeroyok Irfan karena perbuatan tidka bermoral
"Dasar lelaki iblis, kau sudah menikahi anaknya malah mertuamu kau embat juga, dasar manusia tidak punya otak". Hardik para warga.
Irfan berusaha melindungi dirinya tanpa banyak berkata begitu juga dengan Siti yang dihajar para ibu-ibu.
"Tenang, tenang bapak ibu, kita tidak bisa main hakim sendiri". Teriak pak RT berusaha melerai kemarahan warga atas tindakan asusila yang dilakukan keduanya, biar bagaimana pun mereka salah warganya yang harus dia lindungi.
"Tidak pak, kami akan membuat mereka menyesal, mereka membuat aib dikampung kita, mereka gila karena berselingkuh, ini juga orangtua tidak tahu diri, kau itu sudah tua tapi malah selingkuh dengan menantumu sendiri, dasar perempuan hina". Hina salah satu warga yang memang terkenal dengan mulut pedasnya.
"Sudah-sudah, kita harus tenang, kita tidak boleh main hakim sendiri, nanti kita bisa kena masalah hukum jika melakukannya". Pak RT yang memang terkenal bijak itu akhirnya bisa melerai kemarahan warga dan menyuruhnya keluar.
Dia menatap ibah kondisi Irfan dan Siti yang babak belur dihajar warga, dia hanya bisa menghela nafas kasar melihat keduanya.
"Kalian ini betul-betul tidka punya malu dan etika, kalian ini sudah jadi ibu dan anak, harusnya kalian mikir untuk berbuat seperti ini, dan kamu Siti, kamu sudah tua, jika kamu ingin menikah carilah yang sepadan denganmu jangan menantumu sendiri, kasihan Sri".