NovelToon NovelToon
FIB (Fakultas Ilmu Budaya)

FIB (Fakultas Ilmu Budaya)

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Misteri / Horor / Hantu / Cintapertama
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: 𝖨'𝗆 𝖱𝗂𝗌

Seorang dosen mengalami gangguan aneh bersama dengan mahasiswi baru.

Kampus yang terkenal cukup banyak penunggunya itu memang jarang mengganggu penghuni sekitar. Tapi tidak untuk kali ini. Teror semakin hari justru semakin kencang dan memanas.

Apa yang sebenarnya telah di lakukan dosen tersebut? Mengapa teror tiba tiba muncul dalam waktu satu hari?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 𝖨'𝗆 𝖱𝗂𝗌, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31 (Pelanggan Misterius)

Sisa Dyra dan Liam yang ada di dalam gudang penyimpanan.

Liam berjalan mendekati Dyra yang masih sibuk melamun dan mencerna semuanya.

Kedua tangan Liam memegang bahu Dyra erat. Tatapannya sendu ke arah Dyra.

Entah dapat keberanian darimana Liam langsung mendorong pelan tubuh Dyra ke dinding.

Liam meraba pipi Dyra penuh kelembutan, tangan satunya lagi berada di dinding seolah mengurung Dyra.

"𝘔𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘵𝘶-𝘴𝘢𝘵𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪𝘮𝘶, 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘺𝘶𝘬𝘶𝘳 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘵𝘪𝘮𝘶..." kata Liam dalam hati. Jarinya masih sibuk menelurusi wajah perempuan didepannya yang terukir indah.

Dyra hanya diam, membiarkan dirinya terkurung di dekapan Liam. Sorot mata Dyra seolah berkata "aku serahkan diriku padamu".

Liam menatap Dyra begitu dalam. Ia tak bisa membayangkan kalau Jack lebih dulu menembak Dyra. Pasti saat ini Dyra tak ada di hadapannya, melainkan sedang ada dalam pelukan Jack.

Liam akhirnya membuka mulut setelah memperhatikan Dyra beberapa menit,

"Kalau Jack menyampaikan perasaannya padamu sebelum aku, apa yang akan kamu katakan padanya?"

"Aku akan menolaknya" jawab Dyra singkat.

"Hm? Kenapa?" tanya Liam.

"Karena aku nggak mencintainya" kata Dyra sambil menggelengkan kepala.

Entah kenapa hati Liam berbunga mendengar jawaban yang ia harapkan keluar dari mulut Dyra.

"Aku belum pernah berhubungan dengan laki-laki manapun. Karena aku sulit mencintai seseorang. Namun, ketika pertama kali melihatmu... aku merasakan perasaan yang berbeda. Perasaan bahagia yang belum pernah aku rasakan sebelumnya" jujur Dyra, ia tak berani kontak mata dengan pria di depannya saat ini.

Liam tersenyum lembut. Kakinya melangkah hingga tubuh mereka begitu dekat.

Sementara itu, Feriz dan Glen yang barusaja melayani pelanggan kembali masuk ke gudang menemui Dyra dan Liam.

Ekspresi Feriz tersenyum lebar sambil menyilangkan tangan ke dada melihat pemandangan di depan matanya.

"Whiiiiit" siulan Glen menggoda mereka berdua. Membuat dua orang yang tengah dimabuk asmara itu menoleh ke arah Glen.

Dyra yang mengetahui dirinya dan Liam tertangkap basah, ia dengan cepat mendorong dada Liam kemudian berlari ke arah toilet staf dengan muka memerah karena malu.

"Pantas nggak ada suaranya, lagi bermesraan ternyata..." kekeh Feriz, tatapannya menggoda Liam.

Liam yang canggung segera menghampiri mereka dan merangkul bahu Feriz dan Glen.

"Aku akan membantu pekerjaan kalian" ucap Liam.

"Nggak perlu, lah. Lagipula kafe nggak terlalu ramai" jawab Feriz santai.

"Sudahlah, anggap saja gantinya si Jack" kata Liam. Daripada dirinya di rumah kesepian dan menganggur, lebih baik ia menghabiskan waktunya dengan hal yang lebih bermanfaat.

Mereka sepakat. Glen menyuruh Liam untuk mengambil sisa pesanan di meja pelanggan kemudian mencuci gelas-gelas yang kotor.

...----------------...

Dua jam telah berlalu. Selama bekerja, Liam sesekali mencuri pandang ke Dyra. Memperhatikan bagaimana perempuannya itu bekerja.

"Liam, pesanan di meja A sebentar lagi ditempati pelanggan" ucap Glen sambil sibuk membuat pesanan.

Liam tak mendengar Glen, matanya terus tertuju ke arah Dyra.

Karena tak ada sahutan, Glen mengulang perkataannya,

"Liam, pesanan meja A"

"Ah, iya iya..." balas Liam baru saja tersadar dari lamunannya.

Pelanggan berangsur sepi, satu per satu pembeli melangkah keluar kafe hingga tak ada satu orang pun kecuali mereka ber empat, Glen, Feriz, Dyra dan Liam.

Karena waktu tutup kafe masih satu jam, mereka mengisi waktu dengan mengobrol sambil melepas penat.

...----------------...

Sejam berlalu dengan cepat tanpa mereka sadari.

Feriz berdiri untuk merapikan isi kafe sebelum tutup. Glen membersihkan meja-meja pelanggan sedangkan Dyra menyapu lantai.

Liam yang baru saja berdiri hendak membantu teman-temannya, tak sengaja matanya melihat seseorang tengah berjalan ke arah kafe.

"Fer, Glen, Ra, kayaknya masih ada pelanggan" kata Liam sambil menatap ke arah luar.

Mendengar itu, ketiga pelayan kafe menghentikan bebersih mereka.

"Katakan saja lah, kalau kafe sudah tutup" ujar Glen.

"Nggak Glen, kita harus tetap melayaninya" ucap Dyra tak setuju.

"Kan sudah jam tutup, Ra" balas Glen.

"Tahu, tapi kan kita baru saja bebersih belum sepenuhnya tutup, jadi kita masih bisa melayaninya" balas Dyra tak mau kalah.

"Hanya satu orang, loh" kata Glen.

"Mau satu orang atau banyak, kita nggak bisa mengabaikan pelanggan, Glen" jawab Dyra.

"Aku sependapat sama Dyra. Kenyamanan pelanggan tetap nomor satu" kata Feriz.

Feriz juga sebenarnya tidak enak mengusir pelanggan ketika sudah sampai di kafe. Bagi Feriz dan Dyra, kenyamanan pelanggan adalah prioritas utama mereka.

"Hahhh... iya deh... semoga saja take away biar nggak kelamaan" Glen akhirnya menyerah, lagipula hanya satu orang yang datang dan tak akan lama.

*Kringggg*

Seorang wanita bersetelan formal memasuki kafe.

Seketika hawa dingin menyelimuti Liam, Feriz, Glen dan Dyra.

"Apa ini? Tiba-tiba udara dingin" ucap Feriz.

"Udara malam, wajarlah dingin" sahut Liam logis.

Wanita itu berkulit putih tapi lebih ke pucat. Wajahnya nyaris tanpa emosi. Rambutnya panjang terurai. Ia berjalan pelan dan duduk di meja paling ujung sekaligus pojok.

Feriz menghampiri wanita tersebut, tangannya bersiap mencatat pesanan.

"Coklat hangat" kata wanita itu.

Pena Feriz bergoyang menulis pesanan si wanita.

"Ada lagi?" tanya Feriz.

Wanita itu terus menatap lurus ke depan tanpa menjawab lagi.

"Dine in atau take away?" tanya Feriz sebelum meninggalkan pelanggannya.

Lagi-lagi wanita itu diam, seolah tak mendengar pertanyaan apapun.

"Uhm... kalau begitu saya permisi dulu. Pesanan anda akan segera siap" kata Feriz setelah menunggu beberapa saat.

"Hot chocolate satu!" kata Feriz kepada Glen.

Mendengar itu, Liam seperti teringat sesuatu. Pesanan satu ini terdengar familiar baginya. Tapi, Liam tak menghiraukannya.

Feriz berjalan ke arah Glen dan Liam, ia berbisik,

"Wanita itu kok pucat, ya? Apa sedang sakit"

"Jelas sakit itu. Makanya dia pesan coklat hangat" jawab Glen santai.

"Terus? Kenapa nggak bikin sendiri saja daripada jauh-jauh ke kafe" ucap Feriz.

"Umm.. mungkin coklat panas disini memang se enak itu" balas Glen terus berpikir positif.

"Yang ganjal itu, dia wanita dan dia jalan sendiri di tengah malam begini" kata Liam.

"Si Liam ini kayak nggak tahu wanita indipenden saja" ucap Glen sambil meninggalkan obrolan.

Dyra yang sedaritadi hanya diam tak berani menatap ke arah wanita itu. Ia terus fokus membuat secangkir coklat hangat.

Karena wanita itu tak memberi tahu pesanannya dine in atau take away, Feriz menyuruh Dyra untuk menyajikannya secara dine in.

"Kau sajalah yang mengantar, wanita itu seram" ujar Feriz sambil meletakkan nampan pesanan di atas etalase.

"Shuut... Kau ini bicara apa? Nanti dia dengar" Liam menyuruh Feriz untuk memelankan suara.

"Kok menyuruhku? Yang ada niatan buat melayani wanita itu kan kamu" jawab Glen, tatapannya cuek.

Tak mau perdebatan berlanjut, Liam meraih nampan berisi segelas coklat hangat dan mengantarkannya ke arah meja si wanita.

"𝘈𝘱𝘢-𝘢𝘱𝘢𝘢𝘯 𝘴𝘪𝘩 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘪𝘵𝘶? 𝘗𝘦𝘭𝘢𝘯𝘨𝘨𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘥𝘪 𝘣𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘳𝘢𝘮, 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘯𝘨 𝘮𝘣𝘢𝘬 𝘯𝘺𝘢 𝘯𝘨𝘨𝘢𝘬 𝘵𝘦𝘳𝘴𝘪𝘯𝘨𝘨𝘶𝘯𝘨" omel Liam dalam hati.

Sampai di meja, Liam meletakkan pesanan pelanggan wanita itu dan tersenyum ramah kepadanya,

"Silahkan dinikmati"

Liam berjalan kembali ke arah Feriz dan Glen sambil menyerahkan nampan ke Feriz.

"Done" kata Liam.

Feriz hanya terkekeh.

Baru beberapa menit setelah pesanan diantarkan, wanita itu beranjak dari tempat duduknya dan berjalan ke arah pintu.

*Kringggg*

Feriz, Glen dan Liam melongo melihat sikap pelanggannya barusan.

Sejenak kemudian, mereka kembali gaduh.

"Kok langsung pergi begitu saja?" tanya Feriz dengan nada keheranan.

"Cepat sekali coklatnya dihabiskan" kata Liam.

"Nggak Li, wanita itu belum sempat meminumnya. Bahkan ia nggak menyentuh gelasnya sama sekali" jawab Glen yang kebetulan memperhatikan wanita itu.

Feriz mendekat ke arah meja bekas si wanita tadi duduk. Dan ternyata benar, coklat panasnya masih utuh.

"Aneh, kok bisa ada orang nggak bayar... dompetnya ketinggalan?" celoteh Glen sedikit tak terima.

"Dari gerak-gerik saja sudah mencurigakan. Makanya aku enggan mengantar pesanannya" ujar Feriz yang tiba-tiba saja merasa merinding.

"Sudahlah, lagipula coklat hangatnya nggak di minum. Nggak rugi, kok" sahut Liam meredakan suasana.

Satu hal yang masuk akal tiba-tiba terbesit di benak Liam, ia berkata,

"Fer? Benar kan kataku? Dia tersinggung"

Raut muka Feriz yang dari tadi ketakutan kini dipenuhi rasa bersalah.

"K...kalau begitu aku akan segera mengejarnya dan meminta maaf!" ucapnya panik.

"Tunggu" Dyra yang sejak tadi diam akhirnya buka suara. Ia berjalan mendekat ke arah tiga orang pria di depannya.

"Wanita itu bukan manusia..." kata Dyra.

Mendengar itu, mata mereka bertiga refleks tertuju ke arah pintu kafe.

Ruangan mendadak hening. Bulu kuduk Glen, Liam dan Feriz berdiri.

"Kok kamu tahu, Ra?" tanya Liam keheranan.

"Aku merasakan energi negatif ketika wanita itu memasuki kafe. Firasatku bilang kalau ia bukanlah pelanggan biasa" jawab Dyra bohong demi menyembunyikan rahasianya. Padahal yang sebenarnya ia lihat adalah hantu penunggu gedung K.

Karena kejanggalan dan gerak-gerik aneh dari wanita tersebut, ditambah dengan hawa dingin yang menusuk, mereka bertiga membenarkan ucapan Dyra.

"Begitu, ya... kalau begitu lebih baik rugi daripada ia memperlihatkan wujud aslinya" nada ucapan Feriz terdengar ketakutan.

"Apa aku bilang? S..seharusnya kita tutup dari tadi s..saja" ujar Glen sedikit gemetar, tak siap jika harus melihat hantu.

Feriz adalah satu-satunya yang paling penakut diantara Dyra, Jack dan Glen.

Pengalaman malam ini adalah pelajaran baginya kalau mulai besok dan seterusnya ia pantang melayani pelanggan ketika jam kerja tutup. Apalagi pelanggan yang datang sendirian dan bermuka pucat.

Tanpa membuang waktu lagi, para pelayan kafe itu melanjutkan bebersih mereka lalu menutup kafe.

Sampai di perempatan jalan, mereka berpisah untuk pulang ke rumah masing-masing.

...****************...

...****************...

...****************...

1
dilafnp
Nani 😳 apakah mungkin dia memang pacaran sm murid yang meninggal itu?
Chimpanzini Banananini
waw sempurna banget Liam ini
Mingyu gf😘
yang sabar ya liam
Mingyu gf😘
owow gagal move on ya
Wida_Ast Jcy
berarti Liam termasuk lelaki setia donk ya
Hanik Andayani
sebaiknya kamu ceritakan saja liam ke orang tua kamu betah amat berhubungan 4 tahun tanpa sepengatahuan ortu
iqbal nasution
ternyata liam orang yang suple juga
Vᴇᴇ: lakik idaman gue tuu 🙏🏻
total 1 replies
iqbal nasution
liam sok jual mahal
Ani Suryani
trauma dengan perempuan
dilafnp
curiga lompat dari lantai 5
Vᴇᴇ: bisa pas gitu ya prediksinya 😭
total 1 replies
dilafnp
pulang pulang, di kampus angker, ntar kesurupan lagi 😅😅
Mingyu gf😘
wahh ilmu baru😮
Mingyu gf😘
jangan cepet cepet entar kepeleset
Vᴇᴇ: haha awas jatoh
total 1 replies
Hanik Andayani
apakah ini pacarnya
Vᴇᴇ: lebih tepatnya mantan
total 1 replies
Chimpanzini Banananini
awal cerita. langsung bikin merinding jirr
Chimpanzini Banananini: takut bangett/Sob/
total 2 replies
Wida_Ast Jcy
cara yg tak wajar. mati bunuh diri atau dibunuh 🤔🤔🤔
Wida_Ast Jcy
mungkin lbh bagus klu ditulis kalau begitu bukan kalau gitu ya thor
Vᴇᴇ: ok ok tengkiu, kurang teliti nii mon maap 🙏🏻😭
total 1 replies
iqbal nasution
sosok apa itu? setan perempuan ya.
Vᴇᴇ: yapp betul sekali
total 1 replies
iqbal nasution
malam ya... kenaapa gelap
Ani Suryani
di bunuh apa bunuh diri
Vᴇᴇ: akan ada penjelasannya di next bab 🙌🏻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!