NovelToon NovelToon
TRAUMA

TRAUMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Misteri / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Trauma masa lalu / Bullying dan Balas Dendam / Idola sekolah
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Fidha Miraza Sya'im

Keberanian tidak akan pernah absen dari ketakutan.
Orang berani bukan berarti mereka tidak pernah merasa takut, akan tetapi mereka berhasil menaklukkan rasa takut itu.

Hanya karena kau pernah gagal lalu terluka di masa lalu, bukan berarti semua yang kau hadapi sekarang itu sama dan menganggap tidak ada yang lebih dari itu.

Kau salah . . . . . !!!

Briana Caroline MC.
Yang arti nya KEBERANIAN, TANGGUH, KUAT DAN PENAKLUK DUNIA.

Tidak seperti arti dari namanya yang diberikan orang tuanya. Justru malah sebalik nya.

Bayang-bayang dari masa lalunya membuat dia TRAUMA. Itulah yang membuatnya selalu menghindari apapun yang akan masuk ke dalam hidupnya.
Dia lebih memilih untuk lari ketimbang menghadapinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fidha Miraza Sya'im, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35

"Kamu kenapa? Kok dari tadi aku perhatikan kamu terlihat tidak nyaman? Apa kamu tidak suka ya aku ngenalin kamu ke Bunda ku?". Ryo langsung bertanya pada Briana dengan hati-hati ketika mereka sudah duduk berdua di rumah pohon yang terletak di belakang rumah Ryo setelah mereka makan siang bersama dan juga Bu Lusi pun terpaksa meninggalkan mereka berdua karena tiba-tiba ada urusan pekerjaan di kantor.

"Enggak. Justru aku suka kok kamu mau ngenalin aku ke Bunda kamu. Hanya saja aku belum terbiasa mendapatkan kehangatan dari orang lain sehingga kecanggungan ku itu sering di anggap ketidaknyamanan ku. Padahal sebenarnya aku itu lagi gugup banget ngadepin Bunda kamu yang luar biasa humble dan sungguh itu sangat menguras energi ku". Briana berkata sembari tersenyum dan membolak-balikkan buku yang ia pegang.

Mendengarnya berbicara seperti itu membuat hati Ryo terasa sedikit lega.

"He he he, iya. Bunda emang seperti itu orangnya. Selalu ramah dan ceria apalagi di depan orang yang sangat ia sukai dan lagi Bunda paling hobby ngerjain orang lain kalau soal itu kita bakalan kalah sama bunda. Kamu lihat saja kan barusan gimana bunda ngerjain aku hanya demi ketemu sama kamu ha ha ha". Ujarnya.

Briana tertawa kecil mendengarnya.

"He he he iya sama kayak kamu, yang selalu menguras energi ku setiap kali kamu berusaha ngedeketin aku". Cetusnya.

"Masa sih aku kayak gitu?". Ryo tidak percaya.

"Iya! Makanya aku suka kuwalahan setiap ngadepin kamu di sekolahan dan ujung-ujungnya aku yang terlihat sombong dan kasar sama kamu". Jawabnya sembari membuka lembaran baru pada buku yang ia pegang.

"Ha? Aku pikir itu karena kamu memang enggak suka sama aku makanya kamu selalu bersikap jutek dan sombong ke aku. Enggak tau nya kamu orangnya ternyata introvert?". Ryo kaget ternyata selama ini mereka telah salah faham menilainya.

"Ya begitulah diriku ini yang selalu di salah fahami sama semua orang. Tapi enggak apa-apa juga sih. Ngitung-ngitung energi ku enggak terkuras habis sama mereka hanya karena mereka ingin dekat dengan ku he he he". Ucap Briana tertawa sambil memicingkan matanya sehingga terlihat kerutan pada pinggiran matanya.

Ryo menatap wajah ceria Briana begitu serius.

"Maaf ya karena selama ini aku enggak peka dan selalu salah faham sama kamu. Aku pikir kamu orangnya memang sombong, kasar, jutek dan selalu enggak nyaman kalau di dekati dan selalu berpikir mungkin karena di sekolah itu enggak sesuai dengan level kehidupan kamu makanya kamu bersikap seperti itu. Enggak tahunya kamu cuma mencoba melindungi diri kamu yang introvert he he he". Ryo berkata.

"Enggak apa-apa, aku sudah terbiasa kok. Kamu ngapain mesti minta maaf sih ha ha ha berlebihan kamu. Oh iya! Ngomong-ngomong beneran apa yang di bilang sama bunda kalau aku itu pacar pertama kamu?". Ujarnya lalu memberikan pertanyaan yang membuat wajah Ryo bersemu.

"Ah... I... iya. Kamu kenapa ngebahas itu sih? Bikin aku jadi malu saja. Aku enggak seperti kamu. Kamu pasti sudah pernah beberapa kali pacaran. Iya kan?". Ryo berkata dengan nada merendahkan dirinya sendiri.

Briana tertawa melihat wajah Ryo memerah.

"Ya ampun ha ha ha. Kamu kenapa pakai malu segala sih untuk mengakui kalau kamu itu belum pernah pacaran sebelumnya? Harusnya kita bangga pada diri kita sendiri, itu artinya kita bukan orang yang sembarangan pacaran sana-sini".

"Eh... Wait! Kita? Jadi maksudnya kamu juga baru pertama kali pacaran?". Ryo antusias bertanya pada Briana.

"Hmm... Iya". Jawab Briana dengan singkat.

Sedangkan Ryo merasa senang mendengarnya.

"Itu artinya aku juga pacar pertama kamu donk?!".

"Iya lho Ryo". Jawab Briana lagi.

"Yes yes he he he". Ryo kegirangan mengetahui kalau dirinya adalah orang pertama bagi Briana.

Briana menggelengkan kepalanya melihat tingkahnya yang lucu nan menggemaskan.

"Hah...! Kita hidup di zaman apa sih? Memangnya bermasalah ya kalau seseorang belum pernah pacaran? Kan enggak ada salahnya kalau seseorang lebih memilih untuk memiliki dunia yang jauh lebih baik daripada untuk sekedar pacaran yang cuma main-main saja? Jadi ngapain harus malu kalau kita belum pernah pacaran?". Ucap Briana setelah ia menghempaskan nafasnya sambil menutup bukunya dengan keras.

"Ya... Kamu kan tau gimana zaman sekarang kalau pacaran itu di haruskan di kalangan anak muda seperti kita. Jadi orang-orang lebih malu belum pernah pacaran ketimbang malu karena tidak mendapatkan prestasi di dunia pendidikannya". Jawabnya.

"Fuuht...! Padahal sukses mengejar prestasi itu jauh lebih penting lagi daripada pacaran yang enggak tahu kemana arah tujuannya". Briana menyesali dunia yang semakin maju namun minim akan prestasi.

"Hmm... Entahlah. Aku pun juga sangat heran". Ucap Ryo lalu memberanikan diri untuk berbaring di atas pangkuan Briana sehingga mereka terdiam sejenak.

"Terus kenapa kamu mau pacaran sama aku kalau kamu menganggap pacaran itu enggak penting?". Ryo sangat penasaran.

"Umm... Entah! Aku pun bingung kenapa aku mau pacaran sama kamu. Mungkin karena aku cuma penasaran saja kali ya bagaimana rasanya. Jadi ya enggak ada salahnya untuk mencoba". Jawab Briana sembarangan.

"Jadi bagi kamu aku hanya jadi bahan uji coba kamu doank?". Mata Ryo terbuka lebar mendengar alasannya padahal ia berharap Briana akan menjawab hal-hal yang akan membuatnya melayang ke angkasa ternyata semuanya zonk.

"Mungkin". Jawabnya dengan enteng.

"Kamu jahat! Hiks hiks hiks". Ryo berlagak seperti anak kecil sambil mencubiti tangan Briana dengan gemas lalu menarik leher Briana untuk menundukkan kepalanya agar ia dengan mudahnya mencium Briana.

Namun Briana langsung mencegahnya sembari tertawa kecil.

"Kamu jangan macam-macam ya. Kamu harus ingat apa kata bunda tadi. Kita enggak boleh berbuat yang macam-macam". Briana memperingatinya sembari ia menutup mulut Ryo.

"Aku kan cuma mau nyium kamu doank. Masa itu saja enggak boleh? Hufft". Ryo merengek seperti anak kecil.

"Enggak... Kalau kamu maksa aku bakalan pulang dan enggak mau bicara sama kamu beberapa hari". Ancamnya.

"Iya iya... Aku enggak bakalan maksa kamu kok. Aku janji!". Ryo mengalah sambil menarik hidung mancung milik Briana lalu memberikan Briana buku lainnya untuk dibaca olehnya.

"Kamu tau enggak, entah kenapa akhir-akhir ini aku merasa dunia kita tuh sangat jauh berbeda sehingga aku selalu merasa minder sama kamu". Tiba-tiba Ryo mengutarakan kegelisahannya beberapa hari ini.

"Kan dunia kita memang berbeda". Ucap Briana dan sontak membuat Ryo terkejut kemudian mendongakkan kepalanya untuk menatap wajah Briana yang serius.

1
Fidha Miraza Sya'im
Biarkan Bintang Yang Menjawab
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!