Di dunia yang diatur oleh kekuatan enam Dewa elemen: air, angin, api, tanah, es, dan petir, manusia terpilih tertentu yang dikenal sebagai Host dipercaya berfungsi sebagai wadah bagi para Dewa untuk menjaga keseimbangan antara kekuatan ilahi dan kesejahteraan Bumi. Dengan ajaran baru dan lebih tercerahkan telah muncul: para Dewa sekarang meminjamkan kekuatan mereka melalui kristal, artefak suci yang jatuh dari langit.
Caela, seorang perempuan muda yang tak pernah ingat akan asal-usulnya, memilih untuk menjadi Host setelah merasakan adanya panggilan ilahi. Namun semakin dalam ia menyelami peran sebagai Host, ia mulai mempertanyakan ajaran ‘tercerahkan’ ini. Terjebak antara keyakinan dan keraguan, Caela harus menghadapi kebenaran identitasnya dan beban kekuatan yang tidak pernah ia minta.
Ini cerita tentang petualangan, kekuatan ilahi, sihir, pengetahuan, kepercayaan, juga cinta.
**
Halo, ini karya pertamaku, mohon dukungannya ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kirlsahoshii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aftermath
Keadaan Riverbend masih kisruh dengan serangan, pelindung di kota masih terpasang, para pasukan sudah melihat keadaan yang lebih tenang saat ini. Pasukan yang mengambil alih menggantikan Caela kini mengumumkan keadaan sudah aman, para pasukan sekutu sudah mulai tak terlihat pergerakan dan menghilang. Kini mereka semua, membereskan semua akibat dari peperangan ini. Banyak yang masih shock dengan banyak pasukan yang tumbang dan terluka, namun sedikit lega kota Riverbend baik-baik saja.
Namun pasukan Riverbend kini memiliki masalah baru, di medan lapangan, mereka mengabarkan bahwa Caela menghilang. Kini ada tugas baru untuk mencari keberadaan Caela. Mereka coba mencoba mencari Caela di segala sisi, hingga pergi ke hutan, para pasukan yang sedang patroli tiba-tiba mengarah pandangan ke arah seseorang. Dia adalah Fae yang terengah-engah menggendong Caela.
“Diam di tempat, turunkan Ratu kami!” kata seorang prajurit dan semua orang mengarahkan semua pedang dan gestur penyerangan kepada Fae.
Fae tak punya lagi ekspresi terkejut dia pun segera bersimpuh dan menurunkan Caela di hadapan mereka, dan memberikan gestur penyerahan diri. Petugas itu memberikan gestur untuk menangkap Fae dan membawa Caela kembali ke Riverbend.
**
Fae digiring ke Riverbend oleh para penjaga Riverbend dengan ketat, sementara Caela digotong oleh kereta darurat untuk kembali ke kastil. Para rakyat yang melihat hal tersebut memberikan gestur penghormatan pada Dewa ke arah Caela. Di antara dari mereka banyak yang bertanya soal siapa sosok Fae.
Fae hanya terdiam dan mengikuti arah penjaga tersebut ke dalam kastil. Di dalam kepalanya banyak sekali pertanyaan, apa yang sebenarnya terjadi, mengapa Caela bisa berubah menjadi Agi? Mengapa perang ini terjadi? Fae hanya bisa terdiam, tenaganya sangat terkuras tapi dia masih bisa berjalan dan berusaha tenang saat ini.
Sesampainya di kastil, gadis kecil terkejut melihat ke arah Caela yang tidak sadarkan diri.
“Caela!” Dia pun lari ke arah Caela dengan rasa khawatir, dan memberikan gestur penghormatan Dewa dan berdoa semoga Caela baik-baik saja.
“... Dia masih bernapas, aku rasa dia akan baik-baik saja…” kata Fae yang saat ini masih dijaga oleh para pasukan.
Gadis kecil itu terheran dan melihat Fae dengan rasa kesal, “Siapa kau?! Hey! Kenapa dia dibawa ke dalam? Kurung dia di dalam basement!” gadis kecil itu memberikan perintah.
Para petugas kebingungan dan melihat satu sama lain, apakah itu hal yang diperlukan? Namun keduanya punya pikiran sama dan menyetujui bahwa itu merupakan ide bagus. Lalu para penjaga itu menggiring Fae ke arah basement. Fae terkejut dengan perintah gadis itu dia merasa kesal dan terganggu.
“Kau yang siapa, hey?! Aku ke sini menyelamatkan pemimpinmu, bodoh!” balas Fae.
“Apa-apaan?! Kau bisa jadi mata-mata dari sekutu! Jangan pura-pura bodoh, dasar bodoh!” balas lagi gadis kecil itu.
Fae geram sedikit dengan perkataan gadis kecil itu namun dia hanya bisa pasrah membiarkan tubuhnya digiring ke arah basement. Sesampainya di basemen, Fae hanya menghela napas, dan berkata para penjaga,
“Sampaikan Caela aku di sini jika sudah sadar,” kata Fae masih sedikit kesal dengan gadis kecil itu.
Penjaga itu hanya melihat Fae, dan menyegel basemen itu dengan sihir, lalu pergi. Fae pun hanya menghela nafas dan duduk bersandar di tembok.
“... Kenapa aku jadi tahanan terus di mana pun aku berada?” Fae bergumam.
***