NovelToon NovelToon
Surat Cinta Untuk Alana

Surat Cinta Untuk Alana

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Enemy to Lovers
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: bulan.bintang

Alana, gadis SMA yang 'ditakuti' karena sikapnya yang galak, judes dan keras kepala. "Jangan deket-deket Alana, dia itu singa betina di kelas kita," ucap seorang siswa pada teman barunya.

Namun, di sisi lain, Alana juga menyimpan luka yang masih terkunci rapat dari siapa pun. Dia juga harus berjuang untuk dirinya sendiri juga satu orang yang sangat dia sayang.

Mampukah Alana menapaki lika-liku hidupnya hingga akhir?
Salahkah ketika dia menginginkan 'kasih sayang' yang lebih dari orang-orang di sekitarnya?


Yuk, ikuti kisah Alana di sini.

Selamat membaca. ^_^

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bulan.bintang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35 | Buket bunga

"Dik, biasa ya."

Seseorang menyerahkan secarik kertas pada Dika -salah satu siswa Dirgantara.

"Upahnya?"

Suaranya meninggi karena laki-laki itu beranjak pergi.

"Udah aku transfer. Inget, jangan sampe ketahuan. Aku berangkat dulu."

Dika mengangguk, lalu mengamati punggung pria berkemeja biru yang kini menjauh.

"Cemen banget, nggak berani ngomong sendiri. Kalah sama seragamnya."

Dia mengedikkan bahu, lalu menyalakan mesin motor dan berlalu ke sekolah.

Sudah hampir setahun, dirinya mendapat kerjaan baru sebagai tukang pos.

Ya, dia yang menjadi penghubung antara si abang dan gadis pujaan yang tlah lama dia incar.

Semua berjalan lancar, hingga akhirnya terbongkar karena desakan seorang kakak kelas.

"Gala? Siapa dia?"

"Dia cowok yang waktu itu ketemu di mall, Bang. Inget?"

Laki-laki itu terdiam, mencoba membuka memori beberapa waktu lalu dan ...

Dia kan yang waktu itu di rumah sakit, apa iya mereka jadian?

"Maaf, Bang. Besok-besok, Bang Rian sendiri aja yang langsung nemuin Kak Alana. Belakangan, dia juga sering nggak masuk." Dika berlalu meninggalkan Rian sendiri di teras rumahnya. Sementara Rian masih mencerna kata-kata Dika sebelum akhirnya dia pergi bekerja seperti biasa.

Dia ke mana? Apa sakit? Tapi kok nggak nemuin aku ya? Nggak ada pesan juga dari dia. Apa ada masalah lain?

Di kediamannya, Alana baru saja sampai. Perjalanan Jogja-Jakarta, cukup membuat badan terasa letih dan pegal karena lama duduk di kereta.

Hanna menyambut buah hatinya dengan suka cita, namun tak sedikit pun dia bertanya perihal mantan suaminya.

Sekecewa itu Mama sampai nggak peduli lagi sama Papa?

Selama menunggu sang ayah di rumah sakit, Alana sedikit demi sedikit mengumpulkan informasi mengenai panti asuhan yang menjadi tujuannya kelak. Dia tak ingin gegabah, mengingat masa sekolah hanya hitungan bulan menuju kelulusan.

Sesampai di kamar, Alana terkejut saat di atas meja belajarnya sudah berjajar buket bunga beraneka warna.

Tak ada nama pengirim, hanya kata-kata puitis dalam secarik kertas yang terselip di sana.

Siapa sebenernya? Kenapa jadi neror gini?

"Nak, kalau udah bebersih, langsung turun ya. Mama udah bikinin sup hangat."

Suara ibunya terdengar di balik pintu, dengan cepat Alana berlari dan membukanya.

"Ma, Mama, bentar dulu. Alana mau nanya sesuatu."

Hanna menghentikan langkah yang sudah siap menuruni tangga, tubuhnya kembali menghadap sang anak dan mengikuti gerakan gadis itu menuju kamar.

"Mama tahu soal ini? Siapa yang ngirim?"

Alana menunjuk buket di meja, berharap ibunya dapat memberikan jawaban.

Namun Hanna menggeleng, "yang rajin dateng mah tukang paket, tapi Mama juga nggak tahu itu dari siapa, orangnya ditanya juga nggak tahu. Hm... kamu punya secret admirer nih," ujar Hanna mencubit hidung anaknya gemas dan keluar kamar.

Setelah ibunya berlalu, Alana duduk di depan jendela, memandang langit jingga yang perlahan menghiasi semesta.

Tuhan, boleh aku kembali minta tolong? Siapa sebenarnya yang ngelakuin ini semua? Jujur, lama-lama aku takut, Tuhan.

Alana mengambil ponsel yang beberapa hari ini tak dia hiraukan. Matanya terbelalak saat melihat notif pesan masuk juga missed call yang cukup banyak muncul di layar.

"Sisi? Vio? Hm, mereka pasti mau nanya ... ini Gala? Dia ngapain ngirim video? Video apaan sih?"

Alana membuka pesan video dari Gala dan tiba-tiba saja wajahnya menghiasi layar ...

"Hai, Na. Lo di mana? Sepi tahu nggak ada lo, nggak ada yang marah-marah di kelas. Lo tahu nggak? Gue dapet surat, (Dia memperlihatkan secarik kertas ke arah kamera) nih gue bacain.

Mentariku, sinarmu membuatku candu,

membungkus rindu dalam bayang semu,

yang sangat kuharap menjadikannya temu agar kita dapat bersatu.

Ceileh, bersatu padu? Apa bersatu kita runtuh, bercerai kita nikah lagi? Hahaha. Dia nggak kaleng-kaleng, Na. Pujangga dengan seribu satu cara buat dapetin lo. Lo pasti lagi senyum-senyum kan? ... ya iyalah, cewek mana yang nggak klepek-klepek dipanggil mentari. Bukan singa ... raawwrrr!!!"

Alana tertawa, wajahnya terasa menghangat.

Gue senyum bukan karena kata-kata itu, tapi karena lo, Gal.

---

Pagi ini, Alana bersiap untuk kembali ke sekolah setelah beberapa hari ijin. Pak Joko juga sudah menghabiskan kopinya sesaat sebelum Alana memanggil.

"Non, emang masuk sekolahnya beda-beda jam ya tiap hari?"

Pertanyaan itu membuat Alana menatap ke depan. "Maksudnya gimana, Pak?"

"Ya, Non kan biasa berangkat jam segini nih, mepet jam 7. Tapi kadang pagi bener, duluan Non yang keluar timbang kopi dari si Minah."

Alana tertawa, sebenarnya masuk tetap sama. Tapi baginya akan lebih pagi saat ada misi terselubung.

Sampai di depan gerbang, seperti biasa dua orang satpam sudah siap menutup pagar besi itu. Satu dua murid berlarian masuk, begitu pun Alana yang langsung tancap gas setelah mobil berhenti.

"Yes! Makasih, Pak satpam." Alana melenggang memasuki halaman setelah berhasil melewati dua satpam yang menatapnya kesal.

Alana terus berjalan menuju kelas, namun di tepi lapangan, sebuah suara membuatnya berhenti sejenak.

"Lo? Ngapain di situ?" Alana mendekati seorang siswa dari kelas sebelah yang duduk di bawah pohon.

"Gue nungguin lo, Na," ucapnya seraya bangkit. Dia dan Alana berjalan beriringan di koridor yang mulai sepi.

"Hei, singa. Lo ke mana aja? Gue kangen. Nggak kasihan apa, pacar lo yang ganteng maksimal ini selalu dilanda rindu?"

Alana menoleh, begitu pun dengan cowok di sampingnya.

"Eh, lo siapa? Ngapain deket-deket pacar gue? Minggir, minggir." Gala berdiri di antara keduanya tanpa rasa bersalah sedikit pun, sembari tangannya menyibak kedekatan mereka.

Alana jelas langsung kesal, terlebih sikap Gala membuat teman di sebelahnya hampir terjatuh.

"Lo apa-apaan si? Norak!" Alana berlalu pergi, meninggalkan dua cowok yang masih berdiri di belakang.

"Kenalin, gue Rangga dari kelas sebelah. Gue nggak bermaksud apa-apa sama cewek lo, kita udah temenan dari SMP. Maaf kalo udah bikin lo cemburu." Rangga mengulurkan tangannya sambil tersenyum tenang, namun tak mendapat balasan.

"Oke, gue ke kelas dulu." Dia menepuk pelan bahu Gala dan berlalu.

Temen? Temen apa demen? Gue curiga, jangan-jangan ...

"Awww!" Gala berteriak saat telinganya ditarik seseorang. Dia menoleh dan mendapati bu Resi berdiri di belakangnya dengan wajah marah.

"Kamu lagi? Nggak bosen-bosen ya bikin masalah terus? Sekarang ikut Ibu ke BK."

"Tapi, Bu, ... ini ada ulangan Pak Aji, masa saya nggak ikut ulangan. Nanti nilai saya kosong." Gala berusaha memberi penjelasan, namun setiap kata yang diucapkan tak mampu meredam amarah guru wanita di sampingnya.

Sementara itu di kelas, pak Aji sudah duduk dengan wajah menakutkan, siap menerkam siapa pun yang membuat kesalahan di jam pelajarannya.

"Gala ke mana, Dit? Semalem bilangnya berangkat. Diajak bolos nggak mau, eh malah ngilang sendiri. Bener-bener nggak setia kawan tu bocah." Rio berbisik sambil melirik ke depan.

Adit menggeleng, keringat dingin sudah terlihat di pelipis dan lehernya.

"Dit, lo kenapa? Lo sakit?" Rio menatapnya panik, karena dia tak pernah melihat Adit seperti ini.

Juna yang duduk di belakang juga berbisik, menanyakan keadaannya. Namun, Adit hanya terdiam, wajahnya mulai memerah dengan napas memburu.

"Dit, serius. Lo kenapa? Kita ke UKS yuk, sekalian biar nggak ikut ulangan." Rio menyentuh lengan temannya, lalu tiba-tiba, seisi kelas dikejutkan oleh sebuah teriakan.

"Pak! Ijin ke toilet!" Adit berlari diiringi dengan prat-pret-prot, memberi aroma terapi di ruang kelas yang tegang.

"Setaann, tu anak kebelet bokerr!" Rio tertawa sambil menutup hidung, begitu juga yang lain. Termasuk pak Aji yang sudah berdiri dengan wajah memerah, entah karena marah atau efek 'wewangian' dari siswanya.

*

1
Dwalkii
Wah, keren banget, Kak! Aku yang biasanya nggak baca genre seperti ini justru menikmati banget novel Kakak. Kata-katanya rapi, alurnya mengalir natural, nggak terasa buru-buru. Pokoknya aku bener-bener menikmati baca Bab 1 ini! 😊

seperti nya alana dan gala ini, yang jadi pusat cerita/Proud/
Bulanbintang: Terima kasih dukungannya. Silakan lanjut Bab berikutnya ya, Kak.😉
total 1 replies
Dwalkii
sebotol minuman, mungkin?
Bulanbintang: Iya juga ya, 😄
total 1 replies
Drezzlle
alasan 😡
Drezzlle
kwkwkwk 😅
iqbal nasution
terima kasih
iqbal nasution
cerita bagus cuma alur cerita masih datar.
Bulanbintang: Jika berkenan, lanjut baca ya, Kak. 😉
total 1 replies
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨
dari permulaan ok.
bahkan jauh lebih baik dari saat aku menulis pertama kali.
semangat. pembaca akan berdatangan pada akhirnya
Bulanbintang: Aamiin. Makasih bgt, Mak. ☺😊
total 1 replies
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨
lebih baik menggunakan kata "tiga" bukan angka "3"
Bulanbintang: Siaapp.
total 1 replies
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨
tangannya terkepal erat. bukan menggenggam
Bulanbintang: Ok, mak. makasih masukannya ya.😉
total 1 replies
Lounyx
ekhem ekhem
Bulanbintang: Minum, Kak. Minum, keselek ya? 🥂
total 1 replies
Drezzlle
ceritanya bagus, semakin lama baca semakin penasaran
Bulanbintang: Terima kasih banyak. Sukses selalu. 😉
total 1 replies
Drezzlle
bunga untukmu
Drezzlle
bisikan buruk 😡
iqbal nasution
keren...
Anisa Febriana272
Hih...... alana akhir nya bisa tersenyum dan tertawa bahagia
Bulanbintang: Yang galak juga butuh kasih sayang. 😂😂
total 1 replies
Anisa Febriana272
Wah gala dan alana udh dekat aja tuh
iqbal nasution
lanjutkan
Drezzlle
penasaran nih
Drezzlle
bunga untukmu, semoga semakin semangat
Bulanbintang: Makasih, Kak Mawar.
total 1 replies
Zirah Naga
nice. 🙏🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!