NovelToon NovelToon
Kalong

Kalong

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Hantu
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Zia Ni

Desa Semilir dan sekitarnya yang awalnya tenang kini berubah mencekam setelah satu persatu warganya meninggal secara misterius, yakni mereka kehabisan darah, tubuh mengering dan keriput. Tidak cukup sampai di situ, sejak kematian korban pertama, desa tersebut terus-menerus mengalami teror yang menakutkan.

Sekalipun perangkat desa setempat dan para warga telah berusaha semampu mereka untuk menghentikan peristiwa mencekam itu, korban jiwa masih saja berjatuhan dan teror terus berlanjut.

Apakah yang sebenarnya terjadi? Siapakah pelaku pembunuhannya? Apakah motifnya? Dan bagaimanakah cara menghentikan semua peristiwa menakutkan itu? Ikuti kisahnya di sini...

Ingat! Ini hanyalah karangan fiksi belaka, mohon bijak dalam berkomentar 🙏

Selamat membaca

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zia Ni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengungkap Identitas Satrio

"Iya to, Mbah?" Pak Herlambang membutuhkan kepastian.

"Sepertinya juga begitu," orang pintar itu 75% yakin.

Dengan menajamkan mata batinnya, Mbah Sukmo dengan diikuti oleh Pak Herlambang dan pasukannya melangkah menuju ke rumah Drajat dan orang pintar itu lumayan dibuat keder ketika tahu jika sumber aura yang dia rasakan sejak tadi berasal dari rumah tersebut.

"Orangnya ada di rumah itu, Pak Herlambang," ucap Mbah Sukmo dengan jantung berdebar-debar.

"Orang siapa Mbah maksudnya? Dalang pembuat onar di Desa Glagah?" tanya petinggi tentara tersebut.

"Iya, Pak."

Belum juga obrolan mereka berlanjut, Satrio muncul dari dalam rumah lalu berjalan mendekat ke arah mereka yang membuat Mbah Sukmo mundur beberapa langkah karena ketakutan. Perasaan orang pintar itu campur aduk karena merasakan aura Satrio yang sangat kuat.

"Di di_a orang nya, Pak," saking takutnya, suara Mbah Sukmo sampai bergetar.

"Sebaiknya kalian pergi dari sini jika ingin selamat," tegas laki-laki tua berambut plontos tersebut tanpa takut sama sekali sekalipun pasukan tentara itu membawa senapan.

"Jadi Mbah yang membuat Desa Glagah seperti ini?" balas Pak Herlambang.

"Kalau iya kenapa?" tanya Satrio dengan entengnya.

"Kami tidak bermaksud ikut campur dengan urusan Mbah, tapi kedatangan kami kemari untuk membantu anak buah saya yang bernama Sofyan karena semua anggota keluarganya meninggal secara tidak wajar," petinggi tentara itu berusaha untuk tidak menyinggung lawan bicaranya.

"Untuk apa kalian membantu keturunan Wijoyo laknat yang sudah membuat orang tuaku difitnah, dihakimi para warga hingga dibakar hidup-hidup dan membuat aku jadi seperti ini?" pria tua tersebut mulai mengungkapkan sedikit kisah hidupnya yang membuat mereka yang mendengarnya jadi kaget.

"Maaf Mbah, kami benar-benar tidak tahu menahu tentang masalah itu," Pak Herlambang tidak berani banyak komentar.

"Sebaiknya kalian cepat pergi dari sini dan tidak perlu mencari mereka yang sudah hilang," perintah Satrio.

"Tolong Mbah, lepaskan anak buah saya yang tidak bersalah. Sebagai atasan mereka, saya ikut bertanggung jawab atas keselamatan mereka, apalagi mereka juga punya anggota keluarga," petinggi tentara itu meminta belas kasihan.

"Siapa suruh kalian nekat datang ke Desa Glagah? Apakah kejadian-kejadian sebelumnya masih kurang untuk dijadikan peringatan?" ujar pria tua tersebut.

"Sudahlah, aku malas meladeni kalian, lebih baik kalian segera pergi dari sini dan jangan coba-coba datang lagi," setelah berkata demikian, Satrio langsung balik badan lalu meninggalkan rombongan itu.

"Sebaiknya kita segera pergi dari sini saja Pak, demi keselamatan kita," ajak Mbah Sukmo yang sudah mulai sedikit merasa lega.

"Baik, Mbah."

Sekalipun Pak Herlambang sangat kepikiran dengan beberapa anak buahnya yang hilang, namun dia tidak bisa berbuat apa-apa daripada anak buahnya yang lain ikutan jadi korban.

*

3 hari kemudian...

Sekarang ini tampaklah Pak Shodiq sedang menjenguk Pak Hertanto yang dirawat di rumah sakit.

"Seandainya Pak Hertanto bertanya dulu pada pihak kepolisian, tentu kalian tidak akan mengalami musibah sampai kehilangan 6 personil," kata Pak Shodiq.

"Saya benar-benar menyesal Pak karena terlalu percaya diri mengambil tindakan," sahut Pak Hertanto lesu.

"Yang kita hadapi bukanlah manusia biasa, jadi kita tidak bisa mengalahkannya dengan kekuatan manusia biasa juga. Beberapa anak buah saya sudah ada yang mengalami musibah, jadi kami tidak berani untuk masuk Desa Glagah lagi," ucap polisi berpangkat bripka tersebut.

"Pak Herlambang cerita jika beliau dan rombongannya sudah berhadapan langsung dengan orang yang sudah membuat Desa Glagah setragis itu. Kata beliau, kedua orang tuanya difitnah, dihakimi para warga hingga dibakar hidup-hidup," tutur Pak Hertanto.

"Nama orang itu Satrio, Pak. Saya dan Pak Haji Mashudi sudah pernah melihat orang itu dari kejauhan. Berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari beberapa sesepuh Desa Glagah, kurang lebih kisah hidupnya seperti itu dan Satrio sendiri dikabarkan tidak diketahui keberadaannya selama puluhan tahun," Pak Shodiq sedikit mengungkap jati diri Satrio.

"Kata Pak Haji Mashudi, bagian Barat Desa Glagah tidak berkabut dan tetap aman-aman saja karena ada orang yang Satrio lindungi di sana," imbuh polisi berpangkat bripka itu.

"Jangan-jangan orang yang dia lindungi adalah Mbah Drajat. Sewaktu kami masuk Desa Glagah lewat jalur Barat, kebetulan kami bertemu dengan Satrio dan Mbah Drajat karena Sofyan sempat ngobrol dengan laki-laki tua itu," Pak Hertanto menyampaikan pendapatnya.

"Menurut pengamatan saya, umur mereka sebaya, bisa jadi dulunya Mbah Drajat adalah teman dekatnya Satrio," tambah tentara berpangkat serka tersebut.

"Masuk akal juga. Kira-kira Mbah Drajat tahu apa tidak ya kalau dalang yang membuat masalah di Desa Glagah adalah temannya sendiri?" ujar Pak Shodiq.

"Kalau soal itu saya tidak tahu, Pak," timpal Pak Hertanto.

"Menurut informasi yang saya dapatkan, pelaku yang membuat teror mistis di Desa Glagah dan sekitarnya lebih dari 1 orang, bisa jadi selain Satrio ada lainnya lagi atau bisa dibilang mereka 1 grup," ungkap polisi itu.

"Astaghfirulaah... 1 saja sudah bikin repot kok malah lebih dari 1. Kapan itu Pak Herlambang cerita kalau Mbah Sukmo sampai ketakutan saat rombongan mereka didatangi oleh Satrio," sahut Pak Hertanto.

"Kabarnya Satrio sudah puluhan tahun bersekutu dengan iblis hutan terlarang," kata polisi berpangkat bripka tersebut.

"Orang kalau sudah terlanjur sakit hati tingkat tinggi bisa melakukan apapun untuk membalaskan dendamnya," balas Pak Hertanto.

"Beberapa sesepuh Desa Glagah ada yang berpendapat jika dalang dibalik tragedi yang menimpa kedua orangtua Satrio adalah Pak Wijoyo dan kaki tangannya. Pak Wijoyo sendiri merupakan mantan kepala desa yang juga Bapaknya Pak Purnomo dan orang terkaya di desa Glagah," tutur Pak Shodiq.

"Kira-kira apa ya yang menjadi sumber masalahnya hingga kedua orang tua Satrio diperlakukan seperti itu? Saya kok merasa ada yang janggal," ucap tentara berpangkat serka tersebut penasaran.

"Itulah yang masih menjadi misteri, Pak. Saya berusaha mencari tahu tentang hal itu tapi sampai sekarang masih belum menemukan jawabannya," timpal Pak Shodiq.

"Mungkin Satrio sudah tahu penyebab masalahnya makanya dia melampiaskan dendamnya secara brutal," Pak Hertanto menyampaikan buah pemikirannya.

"Sepertinya begitu, Pak. Andai saja saya bisa bertemu Mbah Drajat, mungkin saya bisa mendapatkan informasi darinya," ujar polisi berpangkat bripka itu.

"Lebih baik jangan Pak, bahaya. Kalau panjenengan ketemu dan ngajak ngobrol Mbah Drajat trus ketahuan Satrio, bisa-bisa panjenengan dihajar sampai babak belur atau parahnya lagi dibunuh," Pak Hertanto memberi masukan.

"Kalau tidak ada penyelesaian dari masalah ini, bisa-bisa Desa Glagah menjadi desa mati atau desa angker. Para warga juga tidak bakalan bisa kembali ke desa mereka apalagi ingin mengambil harta bendanya."

1
Siti Yatmi
abis dimakan kalong....ulah siapa..ditanggung yg lain..hadehh
Siti Yatmi
lagian salah warga nya juga main hakim sendiri...tidak akan ada asap jika tidak api..
Siti Yatmi
thor..up jgn kelamaan..suka lupa alur nya..
Kezia Suhartini: maaf Bunda, up nya tergantung longgar dan mood, pekerjaan utamanya di sekolah soalnya, nulis hanya untuk sampingan /Pray/
total 1 replies
kalea rizuky
bner bner binatang pantes dendam. bgt
Lim Febri
Ya wajar ajaa kalo satrio dendam
Siti Yatmi
kekejaman lah yg menyebabkan dia berubah. coba kalo ga bertindak jahat..ga mungkin ada dendam
Lim Febri
Seruu
Lim Febri
Seru ..
Kezia Suhartini: Trimakasih untuk dukungannya... 🙏
total 1 replies
Siti Yatmi
lanjut Thor... penasaran gimana cara penanganan nya.. makanya jgn terlalu kejam..soalnya kalo sudah sakit hati terlalu dalam bahaya...
Kezia Suhartini: Trimakasih banyak untuk dukungannya Bunda 🙏 ... Mohon bersabar untuk menunggu updatenya...
total 1 replies
Siti Yatmi
ih..serem
kalea rizuky
pantes dendam warga desa emank jahat bgt
🎧✏📖
semangat✌
Kezia Suhartini: trimakasih Kak... 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!