NovelToon NovelToon
SAAT AKU SUDAH DIAM

SAAT AKU SUDAH DIAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:55.1k
Nilai: 5
Nama Author: iraurah

Tamparan, pukulan, serta hinaan sudah seperti makanan sehari-hari untuk Anita, namun tak sedikitpun ia mengeluh atas perlakuan sang suami.

Dituduh menggugurkan anak sendiri, membuat Arsenio gelap mata terhadap istrinya. Perlahan dia berubah sikap, siksaan demi siksaan Arsen lakukan demi membalas rasa sakit di hatinya.

Anita menerima dengan lapang dada, menganggap penyiksaan itu adalah sebuah bentuk cinta sang suami kepadanya.

Hingga akhirnya Anita mengetahui pengkhianatan Arsenio yang membuatnya memilih diam dan tak lagi mempedulikan sang suami.

Follow Instragramm : @iraurah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tak Siap Kehilangan Cinta

Lampu di langit-langit memancarkan cahaya kekuningan yang hangat, namun suasana hati Anita tetap membeku. Sesekali ia mengalihkan pandangannya ke arah jendela, berharap melihat siluet Arsen atau mertuanya berjalan dari kejauhan. Namun harapan itu terus menguap bersama waktu yang terasa berjalan sangat lambat.

Perawat yang duduk di sudut ruangan tetap setia menemani Anita, meski pembicaraan di antara mereka hampir tidak ada. Perawat muda itu sesekali memeriksa selang infus dan mencatat sesuatu di clipboard kecilnya, tetapi selebihnya hanya menatap diam pasiennya yang tampak terus-menerus gelisah.

Tiba-tiba pintu kamar terbuka perlahan. Seorang pria bertubuh tegap dalam balutan jas dokter memasuki ruangan. Wajahnya kelelahan namun masih menyisakan keteduhan dalam sorot matanya.

“Permisi,” ucap Baim sambil melangkah masuk. Tatapannya langsung tertuju pada Anita yang masih terbaring lemah di ranjang. “Anita…”

Anita menoleh, dan ekspresi wajahnya sedikit melunak saat mengenali siapa yang datang.

“Baim…?”

“Ya,” jawab Baim sambil tersenyum kecil. “Aku baru saja selesai menangani pasien terakhirku, sebelum pulang aku sempatkan mampir ke sini.”

Perawat yang masih berada di ruangan berdiri dari kursinya, memberi ruang bagi Baim yang kini mendekat ke sisi ranjang. Baim menoleh padanya dan berkata dengan nada tenang, “Terima kasih sudah menemani. Tidak apa-apa, biar saya yang menemani sekarang.”

Perawat itu mengangguk sopan. “Baik, Dok. Kalau begitu saya pamit dulu. Nanti saya kembali untuk pengecekan berikutnya.”

Setelah perawat keluar dan menutup pintu dengan hati-hati, Baim menarik kursi dan duduk di dekat tempat tidur Anita. Suasana hening sejenak, hanya terdengar bunyi lembut dari mesin pemantau detak jantung dan infus yang menetes perlahan.

“Mana Arsen? Dan ibu mertuamu?” tanya Baim, menatap Anita dengan sorot bertanya.

Anita menghela napas pelan, matanya menerawang sejenak sebelum menjawab. “Mereka keluar. Mama tadi mencarinya karena sudah lama tidak kembali sejak pergi ke ruang dokter Andra.” Ia berhenti sejenak, lalu menambahkan, “Sudah lebih dari satu jam… dan aku mulai khawatir.”

Baim mengangguk pelan. Ia memahami kekhawatiran itu. “Aku sempat bertemu dokter Andra tadi. Kami bicara sebentar di lorong.”

Anita mengernyit heran. “Oh ya?”

“Ya…” Baim menggantungkan kalimatnya. Ia menatap Anita sejenak, lalu berkata dengan nada lembut, “Aku turut prihatin, ya. Aku tahu ini pasti bukan hal yang mudah…”

Anita langsung mengernyit, pandangannya menajam penuh kebingungan. “Maksudmu… prihatin untuk apa?”

Baim tampak ragu sejenak. Ia berpikir Anita sudah mengetahui semuanya. Namun dari nada suara dan ekspresi wajahnya, jelas Anita tidak tahu apa yang terjadi. Tatapan heran itu terlalu murni untuk dibuat-buat.

“Oh ya, kau pasti belum mendengarnya” gumam Baim lupa.

Anita menggeleng. “Apa yang dokter Andra katakan?”

“Kau akan tau ketika suamimu kembali”

“Suamiku bahkan tidak tahu sedang di mana sekarang, aku mohon…. Katakan sejujurnya padaku, Baim!” Pinta Anita memelas.

Baim terdiam sejenak, merasa tidak nyaman karena harus menjadi orang yang menyampaikan kabar yang mestinya datang dari suaminya sendiri. Namun ia juga merasa tidak bisa terus membiarkan Anita terombang-ambing dalam ketidaktahuan.

“Dokter Andra sudah memberitahukan hasil pemeriksaan terakhirmu tadi siang…” Baim berhenti sejenak, lalu melanjutkan dengan suara perlahan, “Anita, kamu tidak sedang hamil…”

Anita membeku. Dadanya terasa tertusuk sesuatu yang tak terlihat, seperti hawa dingin yang tiba-tiba membekukan darahnya. “Apa… maksudnya?”

Baim menelan ludah, berusaha tetap tenang. “Yang berkembang di rahimmu bukan janin. Tapi jaringan tidak normal… itu disebut hamil anggur. Sebuah kondisi kehamilan palsu, di mana bukannya janin yang tumbuh, tetapi jaringan abnormal akibat kegagalan proses pembuahan.”

Mata Anita membelalak, tubuhnya terguncang. Napasnya tercekat, dan suara berikutnya yang keluar dari mulutnya nyaris tak terdengar. “Hamil… anggur…?”

Baim mengangguk pelan. “Dokter Andra menjelaskan bahwa ini termasuk kasus kehamilan molar. Kondisi ini tidak hanya menyakitkan secara emosional, tetapi juga bisa membahayakan secara medis jika tidak segera ditangani.”

Anita menutup mulutnya dengan tangan. Air mata mulai menggenang di pelupuk matanya, namun ia belum sempat menangis. Ia terlalu terkejut untuk bisa merespons dengan perasaan utuh.

“Tidak… tidak mungkin… selama ini aku merasa semuanya baik-baik saja. Tidak ada tanda-tanda… tidak ada rasa sakit yang berbeda… aku bahkan merasakan seperti ibu hamil biasanya…” suaranya gemetar, antara bingung dan tidak percaya.

Baim menunduk, merasa bersalah telah menjadi pembawa kabar duka yang semestinya disampaikan dengan lebih lembut oleh orang terdekat Anita. “Aku… aku tidak bermaksud memberitahumu seperti ini, Anita. Maaf…”

Anita menunduk, tubuhnya mulai gemetar. Tangisnya pun pecah perlahan, seperti bendungan yang jebol karena tak mampu lagi menahan derasnya air.

“Jadi… itu sebabnya Suamiku belum kembali? Karena… karena dia sudah tahu?” gumam Anita di antara isak tangisnya.

Baim tidak menjawab. Tapi diamnya sudah cukup menjelaskan segalanya.

“Dia… dia pasti kecewa” lanjut Anita lirih, kini suaranya dipenuhi luka dan kehancuran. “Dia memilih pergi… daripada harus mengatakan kenyataan ini padaku…”

Baim menggeleng pelan. “Tidak, Anita. Aku yakin Arsen tidak pergi untuk lari. Ia hanya butuh waktu untuk menerima kenyataan ini sendiri. Aku bisa mengerti… ini bukan hanya berat bagimu, tapi juga bagi dia…”

Anita memalingkan wajahnya ke sisi lain, menatap kosong ke arah jendela. Air matanya masih mengalir. Ia mengusap pipinya dengan lemah, namun luka dalam hatinya jauh lebih besar daripada sekadar yang bisa dilap oleh jemarinya.

“Selama ini… kami begitu bahagia. Kami bahkan sudah menyiapkan nama dari dulu. Kami ingin tahu jenis kelaminnya di usia besar kehamilanku nanti” suara Anita pecah. “Hiksss… Kenapa ini bisa terjadi??”

Baim menggenggam tangan Anita dengan lembut. “Kau tidak sendiri, Anita. Kami semua peduli. Aku tahu ini terasa seperti mimpi buruk, tapi kau masih punya banyak orang yang menyayangimu. Arsen mencintaimu. Dia hanya sedang berjuang… sama seperti kau sekarang.”

Anita menoleh, wajahnya basah oleh air mata. “Aku tidak tahu harus bagaimana… bagaimana aku bisa menjalani hari-hari selanjutnya dengan luka seperti ini? Apa aku… masih bisa hamil lagi?”

Baim menatapnya penuh empati. “Kemungkinan itu masih ada. Tapi untuk sekarang, yang terpenting adalah fokus pada pemulihan. Prosedur kuretase harus dilakukan sesegera mungkin untuk mengangkat jaringan tersebut. Setelah itu, kau harus menjalani pemantauan ketat. Kadang, hamil anggur bisa kembali, tapi tidak selalu. Banyak pasien yang sembuh total dan bisa hamil normal lagi di masa depan.”

Anita merasa hatinya masih terasa hancur berkeping-keping.

“Ya Tuhan….. cobaan apalagi ini?? Kenapa aku selalu gagal memiliki keturunan…. Hiksss…. Wanita macam apa aku ini?!” Tangis Anita kian menjadi, dia saja kecewa dengan dirinya sendiri apalagi Arsen, bagaimana jika suaminya itu menjauhinya lagi?? Bagaimana jika Arsen kembali bersikap dingin lagi?? Anita tidak siap, dia belum siap kehilangan cinta dari suaminya.

“Papih…. Tolong kemarilah”

1
Uthie
semoga segera sadar, cinta yg seperti apa yg kamu miliki untuk si Arsen..
begitupun dengan cinta Arsen untukmu 😌
Uthie
sudah mulai-mulai niiii si Arsen 😏
Uba Muhammad Al-varo
Anita jangan kau paksa diri bahagia,buat apa kau terluka karena cinta,kau juga berhak bahagia apalagi kau punya sahabat Baim yang baik dan mencintai mu,pisah aja , Arsen udah mulai selingkuh dengan Natasha
Yoona Mell Abdullah
Anita cari kebahagiaan mu sendiri…tinggal kan keluarga yg tidak syg kmu
Ma Em
Anita semangat ya kamu harus bangkit jgn selalu mengalah kalau emang Arsen TDK peduli padamu lebih baik mundur mungkin itu jalan terbaik untuk Anita carilah kebahagiaanmu sendiri Anita jgn memaksakan diri
Siti Zaid
Semoga saja Arsen tidak lagi mengabaikan Anita dan pentingkan pekerjaan nya dari pada kesihatan Anita...
Ana_Mar
Arsen tetaplah Arsen yang tetep keukeuh prioritaskan pekerjaan daripada istrinya sendiri.
Humay Uum
mungkin dari orang yang sedang dekat dengan Arsen akhir akhir ini karena salah paham kemaren2 yg cuek trus Deket SMA yg lain dtambabh Anita sakit kyaya karena Janin yg dtunggu dluar kandungan apa lagi nih dharapkan banget kan SMA Arsen ,karenaa mau berubah jadi suami yaang baik dan nih lah cobany datang ,dan Anita tau Dy juga berubah tak peduli dengan suamiy karena berkhianat
Ma Em
Mungkin yg telepon Arsen adalah temannya Ananda kalau emang benar Arsen selingkuh semoga segera diketahui oleh Anita
Rahma Inayah
pasti tlp dr pelakor yg dia temui TDK sengaja di cafe tempo hari
Ana_Mar
apa diam-diam Arsen sudah selingkuhkah?
Siti Zaid
Cerita rumahtangga seorang wanita yang bernama Anita yang begitu sabar dan tabah menghadapi kekejaman suaminya..menarik..
Siti Zaid
Semoga Arsen benar2 menjadi suami yang bisa menjadi tempat utk Anita bergantung hidup dengan cinta dan kasih sayang yang tulus dari Arsen
dewi: jauhkan lah ulat2 bulu dr kehidupan mereka
total 1 replies
Cookies
jgn sampe Arsen selingkuh thor
Ma Em
Semoga Arsen tdk berubah lagi dan tetap sayang sama Anita jgn sampai kena hasutan yg tdk baik dari Selena dan Ananda
Uthie
Nexxxttt 💞
Ana_Mar
Alhamdulillah Nita..kamu bisa pulang kembali. sehat-sehat ya ..
Uthie
Masih menyimak kelanjutan hubungan mereka akan seperti apa dan bagaimana.... 😏
Uba Muhammad Al-varo
semoga yang terjadi kemarin ketika Anita mau operasi ketahuan Anita dan Arsen tidak benar' sendiri.
Ma Em
Anita ini terlalu polos dan jujur atau terlalu cinta pada Arsen makanya gampang sekali dibohongi baru ditungguin Arsen dan keluarganya datang langsung senang padahal seperti Teresa dan Ananda sangat benci pada Anita.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!