NovelToon NovelToon
SAAT AKU SUDAH DIAM

SAAT AKU SUDAH DIAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:79.7k
Nilai: 5
Nama Author: iraurah

Tamparan, pukulan, serta hinaan sudah seperti makanan sehari-hari untuk Anita, namun tak sedikitpun ia mengeluh atas perlakuan sang suami.

Dituduh menggugurkan anak sendiri, membuat Arsenio gelap mata terhadap istrinya. Perlahan dia berubah sikap, siksaan demi siksaan Arsen lakukan demi membalas rasa sakit di hatinya.

Anita menerima dengan lapang dada, menganggap penyiksaan itu adalah sebuah bentuk cinta sang suami kepadanya.

Hingga akhirnya Anita mengetahui pengkhianatan Arsenio yang membuatnya memilih diam dan tak lagi mempedulikan sang suami.

Follow Instragramm : @iraurah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tak Siap Kehilangan Cinta

Lampu di langit-langit memancarkan cahaya kekuningan yang hangat, namun suasana hati Anita tetap membeku. Sesekali ia mengalihkan pandangannya ke arah jendela, berharap melihat siluet Arsen atau mertuanya berjalan dari kejauhan. Namun harapan itu terus menguap bersama waktu yang terasa berjalan sangat lambat.

Perawat yang duduk di sudut ruangan tetap setia menemani Anita, meski pembicaraan di antara mereka hampir tidak ada. Perawat muda itu sesekali memeriksa selang infus dan mencatat sesuatu di clipboard kecilnya, tetapi selebihnya hanya menatap diam pasiennya yang tampak terus-menerus gelisah.

Tiba-tiba pintu kamar terbuka perlahan. Seorang pria bertubuh tegap dalam balutan jas dokter memasuki ruangan. Wajahnya kelelahan namun masih menyisakan keteduhan dalam sorot matanya.

“Permisi,” ucap Baim sambil melangkah masuk. Tatapannya langsung tertuju pada Anita yang masih terbaring lemah di ranjang. “Anita…”

Anita menoleh, dan ekspresi wajahnya sedikit melunak saat mengenali siapa yang datang.

“Baim…?”

“Ya,” jawab Baim sambil tersenyum kecil. “Aku baru saja selesai menangani pasien terakhirku, sebelum pulang aku sempatkan mampir ke sini.”

Perawat yang masih berada di ruangan berdiri dari kursinya, memberi ruang bagi Baim yang kini mendekat ke sisi ranjang. Baim menoleh padanya dan berkata dengan nada tenang, “Terima kasih sudah menemani. Tidak apa-apa, biar saya yang menemani sekarang.”

Perawat itu mengangguk sopan. “Baik, Dok. Kalau begitu saya pamit dulu. Nanti saya kembali untuk pengecekan berikutnya.”

Setelah perawat keluar dan menutup pintu dengan hati-hati, Baim menarik kursi dan duduk di dekat tempat tidur Anita. Suasana hening sejenak, hanya terdengar bunyi lembut dari mesin pemantau detak jantung dan infus yang menetes perlahan.

“Mana Arsen? Dan ibu mertuamu?” tanya Baim, menatap Anita dengan sorot bertanya.

Anita menghela napas pelan, matanya menerawang sejenak sebelum menjawab. “Mereka keluar. Mama tadi mencarinya karena sudah lama tidak kembali sejak pergi ke ruang dokter Andra.” Ia berhenti sejenak, lalu menambahkan, “Sudah lebih dari satu jam… dan aku mulai khawatir.”

Baim mengangguk pelan. Ia memahami kekhawatiran itu. “Aku sempat bertemu dokter Andra tadi. Kami bicara sebentar di lorong.”

Anita mengernyit heran. “Oh ya?”

“Ya…” Baim menggantungkan kalimatnya. Ia menatap Anita sejenak, lalu berkata dengan nada lembut, “Aku turut prihatin, ya. Aku tahu ini pasti bukan hal yang mudah…”

Anita langsung mengernyit, pandangannya menajam penuh kebingungan. “Maksudmu… prihatin untuk apa?”

Baim tampak ragu sejenak. Ia berpikir Anita sudah mengetahui semuanya. Namun dari nada suara dan ekspresi wajahnya, jelas Anita tidak tahu apa yang terjadi. Tatapan heran itu terlalu murni untuk dibuat-buat.

“Oh ya, kau pasti belum mendengarnya” gumam Baim lupa.

Anita menggeleng. “Apa yang dokter Andra katakan?”

“Kau akan tau ketika suamimu kembali”

“Suamiku bahkan tidak tahu sedang di mana sekarang, aku mohon…. Katakan sejujurnya padaku, Baim!” Pinta Anita memelas.

Baim terdiam sejenak, merasa tidak nyaman karena harus menjadi orang yang menyampaikan kabar yang mestinya datang dari suaminya sendiri. Namun ia juga merasa tidak bisa terus membiarkan Anita terombang-ambing dalam ketidaktahuan.

“Dokter Andra sudah memberitahukan hasil pemeriksaan terakhirmu tadi siang…” Baim berhenti sejenak, lalu melanjutkan dengan suara perlahan, “Anita, kamu tidak sedang hamil…”

Anita membeku. Dadanya terasa tertusuk sesuatu yang tak terlihat, seperti hawa dingin yang tiba-tiba membekukan darahnya. “Apa… maksudnya?”

Baim menelan ludah, berusaha tetap tenang. “Yang berkembang di rahimmu bukan janin. Tapi jaringan tidak normal… itu disebut hamil anggur. Sebuah kondisi kehamilan palsu, di mana bukannya janin yang tumbuh, tetapi jaringan abnormal akibat kegagalan proses pembuahan.”

Mata Anita membelalak, tubuhnya terguncang. Napasnya tercekat, dan suara berikutnya yang keluar dari mulutnya nyaris tak terdengar. “Hamil… anggur…?”

Baim mengangguk pelan. “Dokter Andra menjelaskan bahwa ini termasuk kasus kehamilan molar. Kondisi ini tidak hanya menyakitkan secara emosional, tetapi juga bisa membahayakan secara medis jika tidak segera ditangani.”

Anita menutup mulutnya dengan tangan. Air mata mulai menggenang di pelupuk matanya, namun ia belum sempat menangis. Ia terlalu terkejut untuk bisa merespons dengan perasaan utuh.

“Tidak… tidak mungkin… selama ini aku merasa semuanya baik-baik saja. Tidak ada tanda-tanda… tidak ada rasa sakit yang berbeda… aku bahkan merasakan seperti ibu hamil biasanya…” suaranya gemetar, antara bingung dan tidak percaya.

Baim menunduk, merasa bersalah telah menjadi pembawa kabar duka yang semestinya disampaikan dengan lebih lembut oleh orang terdekat Anita. “Aku… aku tidak bermaksud memberitahumu seperti ini, Anita. Maaf…”

Anita menunduk, tubuhnya mulai gemetar. Tangisnya pun pecah perlahan, seperti bendungan yang jebol karena tak mampu lagi menahan derasnya air.

“Jadi… itu sebabnya Suamiku belum kembali? Karena… karena dia sudah tahu?” gumam Anita di antara isak tangisnya.

Baim tidak menjawab. Tapi diamnya sudah cukup menjelaskan segalanya.

“Dia… dia pasti kecewa” lanjut Anita lirih, kini suaranya dipenuhi luka dan kehancuran. “Dia memilih pergi… daripada harus mengatakan kenyataan ini padaku…”

Baim menggeleng pelan. “Tidak, Anita. Aku yakin Arsen tidak pergi untuk lari. Ia hanya butuh waktu untuk menerima kenyataan ini sendiri. Aku bisa mengerti… ini bukan hanya berat bagimu, tapi juga bagi dia…”

Anita memalingkan wajahnya ke sisi lain, menatap kosong ke arah jendela. Air matanya masih mengalir. Ia mengusap pipinya dengan lemah, namun luka dalam hatinya jauh lebih besar daripada sekadar yang bisa dilap oleh jemarinya.

“Selama ini… kami begitu bahagia. Kami bahkan sudah menyiapkan nama dari dulu. Kami ingin tahu jenis kelaminnya di usia besar kehamilanku nanti” suara Anita pecah. “Hiksss… Kenapa ini bisa terjadi??”

Baim menggenggam tangan Anita dengan lembut. “Kau tidak sendiri, Anita. Kami semua peduli. Aku tahu ini terasa seperti mimpi buruk, tapi kau masih punya banyak orang yang menyayangimu. Arsen mencintaimu. Dia hanya sedang berjuang… sama seperti kau sekarang.”

Anita menoleh, wajahnya basah oleh air mata. “Aku tidak tahu harus bagaimana… bagaimana aku bisa menjalani hari-hari selanjutnya dengan luka seperti ini? Apa aku… masih bisa hamil lagi?”

Baim menatapnya penuh empati. “Kemungkinan itu masih ada. Tapi untuk sekarang, yang terpenting adalah fokus pada pemulihan. Prosedur kuretase harus dilakukan sesegera mungkin untuk mengangkat jaringan tersebut. Setelah itu, kau harus menjalani pemantauan ketat. Kadang, hamil anggur bisa kembali, tapi tidak selalu. Banyak pasien yang sembuh total dan bisa hamil normal lagi di masa depan.”

Anita merasa hatinya masih terasa hancur berkeping-keping.

“Ya Tuhan….. cobaan apalagi ini?? Kenapa aku selalu gagal memiliki keturunan…. Hiksss…. Wanita macam apa aku ini?!” Tangis Anita kian menjadi, dia saja kecewa dengan dirinya sendiri apalagi Arsen, bagaimana jika suaminya itu menjauhinya lagi?? Bagaimana jika Arsen kembali bersikap dingin lagi?? Anita tidak siap, dia belum siap kehilangan cinta dari suaminya.

“Papih…. Tolong kemarilah”

1
Ma Em
Anita benar jgn memaksakan diri untuk mencintai seseorang tapi yg kita cintai tdk mau peduli daripada Anita hdp tdk tenang hanya menyiksa diri lebih baik lepaskan daripada dipertahankan tdk membuat Anita bahagia .
Ais
setuju nit kepaskan jauh lbh baik dr pd bertahan dlm hubungan yg toxic dan ngak ada artinya fisik bagus tp kelakuan minus ngapain dipertahankan pasangan macam begini bkn berarti kamu menuntut sempurna dr suami kamu tp setidaknya stiap badai yg dtng hrsnya bs menjadikan suami kamu sbg kepala rumah tangga yg mampu menenangkan badai tersebut bkn malah smakin menciptakan angin topan yg dasyat yg membuat rumah tangga kamu jd hancur lebur ngak bersisa seharusnya arsen adalah tempat kamu berbagi suka dn duka tp arsen hny bs menjadikan rumah tangganya tempat suka aja sementara dukanya dianggap virus buat arsen dn arsen ngak siap dan ngak mau belajar buat menghadapi duka tersebut bsnya hny mengedepankn egosi dan keinginannya semata juga perasaannya aja tp mau melihat klo anita jg sm butuh ditenangkan dam dikuatkan dr duka itu ditmbh dgn masuknya dgn sengaja orang ketiga dlm rumah tangga mereka yg sdh hancur lebur ini membuat pertahanan dan cinta anita luluh lantak tak bersisa
mama
klu km diem aj trs Ending ny gimana Anita.. diam tak akan menyelesaikan masalah.. masa rmh tangga km gini trs gk ada kemajuan atau pling gk km hrs ngambil Keputusn gk tepat buat semua ny agar cpt selesai.. diam gk akan menyelesaikan ap2..
Uthie
Segeralahh Anita 👍😁
partini
arsen kalau istrimu lelahnya dah sampai titik nol dah ras cinta,sayang akan hilang dengan sendirinya,,kamu akan hidup dengan penyesalan
partini
rumah tangga mereka udah ga sehat kaya masakan ga di kasih bumbu hambar ,, Anita dengan rasa lelah yg udah sampe ubun ubun Arsen yg difikirkmnya masalah ga penting,,no good no good
Rahma Inayah
Arsen pikr Anita .Mudha di lulujkan spt dulu anita yg selalu mengemis cnt Arsen walau Arsen terlampau cuek dan kadang2kasasr suka kdrt tp Anita ttp sabar dan bertahan .tp sekrng Anita TDK spt dulu .dia TDl mau di injak2 lagi harga dirinya
Ana_Mar
Arsen terlalu meremehkan perasaan Anita selama ini. satu hal yang perlu kamu ingat sen.. bila sudah kedapatan pengkhianatan, meski masih satu rumah..maka hubungan tersebut tidak akan seperti semula, justru hubungan itu akan menjadi hambar dan tidak ada kebahagiaan.
karena pada dasarnya sekali kamu lakuin pengkhianatan, kamu akan mengulangi lagi di suatu saat nanti, meski kamu berjanji akan berubah.
Elen
👍👍👍
wawa aza
pergilah anita dari laki laki yang tdk menghargai mu berbahagialah dengan caramu sendiri dan hargai dirimu sendiri dari orang yang merendahkan mu
Yuliana Purnomo
mantap Anita,,,,,cuekin Arsen biar makin tersiksa
Uthie
Bagus... tunggu si Arsen goyah lagi aja, Nita .. maka saat itu saatnya kamu Stop pergi dari dia.. dan kau akan bisa melihat ada seorang laki2 yg sudah menunggu kamu lama karena Cintanya pada kamu yg tak pernah berubah 👍🤨
Halimah
Bener Nit mending km pergi aja yg jauh...Terserah keluarga Arsen mau ngapain cuekin aja.Km jg berhak bahagia Nit
Uba Muhammad Al-varo
kalau yang terbaik buat Anita pergi maka pergilah buatlah hidupmu bahagia buat apa mencintai kalau membuat hati dan ragamu menderita lepaskan lah semua nya, yakinlah setelah badai akan datang pelangi
partini
laki laki kaya gitu mah jangan di tangisi rugi,,laki dah punya istri begitu diem aja terus coba sampai kapan dia tahan
n
Rahma Inayah
klu km sdh lelah baiknya lepaskan Anita .jika jati mu terlampau sakit dan tdk mudah utk di obati.hrs Anita km sampaikn PD Arsen klu ananda dan Natasha ke butik nyamperin km dan km jg bilg dpt SALM dr Natasha .pasti nya Arsen sangat marah dan jg merasa bersalah PD Anita Krn luka yg di torehkan arsen ckp menyakitkan
Rahma Inayah
coba km blkkan Anita omongan ipar mu klu seandainya suami ananda spt Arsen gandeng tangan wanita bertm dimal dan TDK BS menemani istri dgn alasan pekerjaan tau nya ketahuan jln dgn wanita lain GK mkn Diam saja ananda pst km marah .lgian ngapain nyamperin Anita bwk pelakor .hrs nya Arsen yg km dtgi BKN Anita ..dasar ipar GK PNY akhlak
Ais
bnr nita buat apa menangis memohon apalg menghiba pd laki”yg kamu anggap rumah buat kamu pulang melepas lelah dan berbagi suka dan duka lbh baik skr kamu fokus sm hidup kamu sm kesehatan kamu dan sm bisnis yg kamu bangun susah payah dr nol biarkan laki”kasar macam arsen ini kena karmanya sndr
mama
ya Anita,.mungkin yg terbaik adalah pergi.. good Anita km kuat.. aq yakin km wanita yg hebat dan jgn lgi tunjukkan kelemahan mu pd Arsen.. atau memohon untuk ditemani
Ana_Mar
yang kuat Nita .. buktikan pada mereka bahwa kamu yang terbaik.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!