(Based on True Story)
Lima belas tahun pernikahan yang tampak sempurna berubah menjadi neraka bagi Inara.
Suaminya, Hendra, pria yang dulu bersumpah takkan pernah menyakiti, justru berselingkuh dengan wanita yang berprofesi sebagai pelacur demi cinta murahan mereka.
Dunia Inara runtuh, tapi air matanya kering terlalu cepat. Ia sadar, pernikahan bukan sekadar tentang siapa yang paling cinta, tapi siapa yang paling kuat menanggung luka.
Bertahan atau pergi?
Dua-duanya sama-sama menyakitkan.
Namun di balik semua penderitaan itu, Inara perlahan menemukan satu hal yang bahkan pengkhianatan tak bisa hancurkan: harga dirinya.
Kisah ini bukan tentang siapa yang salah. Tapi siapa yang masih mampu bertahan setelah dihancurkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ame_Rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebenaran tentang Reni (2)
Jantungku berdebar dengan kencang, tanganku mulai gemetaran. Apakah ada sesuatu tentang Reni yang tidak aku ketahui?
[Kamu kenal Reni?]
Jari-jariku memutih saat aku meremas erat ponsel di tangan--- menunggu jawaban dari Dena. Bagian kecil di hatiku masih berharap bahwa semua ini hanya kesalahpahaman, bahwa Reni hanya tak sengaja bertemu dan berkenalan dengan Dewi. Atau dia punya urusan lain dengannya. Apapun itu, aku berharap dia bukan seorang pengkhianat karena dia harusnya tahu betul bagaimana sakitnya aku, sebab aku sudah cerita semuanya padanya.
Namun, ternyata aku memang ditakdirkan untuk kecewa dalam hal ini.
[Reni adalah salah satu teman kami juga. Dia bukan anak buahnya Mami seperti kami, tapi mereka sangat dekat.]
Rasanya seolah ada petir yang menyambar tubuhku saat itu juga. Orang yang begitu dekat denganku, orang yang selama ini kuanggap sebagai adik, nyatanya tahu dan kenal dengan baik perempuan yang menjadi pengacau dalam rumah tanggaku.
[Sejak kapan mereka saling kenal?]
[Hm... sudah lama, sih. Setahun lebih kayaknya.]
Allahu akbar!
Ternyata mereka sudah kenal selama itu!
Melihat dari jawaban Dena, bukankah seharusnya Reni tahu hubungan Mas Hendra dengan Dewi? Karena Reni kenal baik mereka berdua. Dia tahu semuanya, tapi dia menyembunyikan itu dariku?
Dan karena aku menceramahinya pagi ini karena dia berhubungan dengan pria beristri, dia langsung menunjukkan kedekatan mereka yang selama ini mereka sembunyikan. Untuk apa?
[Apa ada lagi yang kamu tahu, Den? Tentang Reni, Mami kamu, atau Mas Hendra?]
Sepertinya aku memang sudah dibodoh-bodohi selama ini oleh Reni. Padahal saat tahu dia dijahati suaminya, aku pun merasa kasihan padanya. Aku juga merasa kesal pada suaminya. Tapi ternyata? Bodohnya aku...
Pesan dari Dena kembali masuk.
[Aku kurang tahu kalau soal itu, Mbak. Soalnya Reni ini kan bukan anak buahnya Mami seperti aku dan yang lainnya. Jadi aku enggak tahu banyak tentang dia. Tapi, kenapa Mbak tanya-tanya tentang Reni? Mbak kenak sama dia?]
Aku kembali meremas ponsel ditanganku. Sakit hatiku membaca pesan itu. Sepertinya Dena tidak tahu hubunganku dengan Reni. Karena itu dia tidak pernah membicarakan mengenai Reni sebelumnya.
[Dia sebelumnya adalah tetangga yang sudah saya anggap sebagai adik saya sendiri. Makanya saya kaget tiba-tiba dia post foto bareng Mami kamu.]
[Waduh, bahaya dong. Aku sih beneran enggak tahu banyak tentang Reni, ya. Tapi kayaknya enggak mungkin deh kalau Reni sebaik yang Mbak pikirkan. Secara dia teman dekat Mami.]
Aku memejamkan mata. Yang Dena katakan benar. Aku pun berpikir begitu. Tapi, tega sekali Reni melakukan ini padaku. Kami sedekat itu sebelumnya, tapi kenapa dia malah begini? Apa salahku padanya?
[Kalau ada info tentang mereka, kabari saya. Nanti saya kasih tip deh kamu.]
[Woke, siap Mbak~ Hehe, ini yang ditunggu-tunggu.]
Aku menaruh asal ponselku diatas ranjang. Ya Allah, perih sekali hatiku. Ternyata orang terdekatku pun menyembunyikan semua ini dariku?
***
Aku terus kepikiran tentang info yang kudapat semalam. Sampai-sampai tidurku pun rasanya tak nyenyak. Aku bangun pagi seperti biasa, shalat subuh, lalu memasak. Lalu, melanjutkan pekerjaan rumah yang lain. Aku memang tetap melakukan pekerjaanku seperti biasa meski dengan pikiran yang entah melanglang buana pergi kemana.
Tak ku beritahu informasi yang kudapatkan itu pada Mas Hendra. Meski, aku yakin dia pun tahu tentang hal ini. Karena mungkin mereka pernah bertemu di luaran sana dengan statusnya sebagai pacar Dewi---bukan suamiku. Memikirkan hal itu, tambah sakit hati rasanya hatiku.
Aku sedang menyiram pot-pot bunga di depan rumah dengan gembor saat sebuah mobil berwarna merah tiba-tiba berhenti di jalan depan rumah. Mataku secara refleks melirik ke arah sana saat dua perempuan berpenampilan seksi dengan kacamata hitam bertengger di batang hidung turun dari mobil itu.
Mereka, Dewi dan Reni.
Aku mendengus kecil. Waktu itu Reni bilang dia tidak punya waktu, dilarang datang oleh Yuyun, dan alasan-alasan lainnya untuk menjelaskan mengapa dia tak bisa menemui putrinya, Ratu. Namun sekarang, tanpa babibu tiba-tiba dia muncul di depan mataku sambil ditemani oleh perempuan sundal itu.
Reni pergi menuju rumah mantan suaminya, sedangkan Dewi bersandar di pintu mobil. Pamer, mungkin. Dia ingin menunjukkan padaku bahwa sekarang dia sudah bisa membeli mobil.
Aku tahu dia menatap ke arahku dengan remeh, secara aku hanya seorang rumah tangga yang sibuk menyirami bunga-bunga kesayangan milikku. Sedangkan dia sudah bisa jalan-jalan kemanapun dia suka dengan mobil merahnya itu.
Tapi, memangnya aku peduli dengan hal itu?
Aku memilih melanjutkan menyiram bunga-bunga, terutama si Oleander kesayanganku---tak mengurusi si Dewi itu. Biarlah dia bergaya, berpose, atau jungkir balik disana, aku tak mau peduli. Dia bukan urusanku selama dia tak mengganggu kami lagi.
Mas Hendra kebetulan keluar dari rumah. Dia tidak bekerja hari ini, sedang libur. Dan dia memang sudah bilang sebelumnya bahwa dia ingin mencuci truk di halaman rumah. Namun, mungkin dia tak menyangka bahwa si nenek lampir akan tiba-tiba muncul di depan rumah kami.
Aku meliriknya diam-diam, ingin tahu bagaimana reaksi Mas Hendra saat melihat sang mantan kekasih. Namun, aku cukup terkejut. Mas Hendra memang menatapnya, tapi bukan dengan tatapan manis atau penuh cinta. Mungkin, bisa dibilang dia marah?
Aku tak tahu ada masalah apa di antara mereka hingga suamiku itu bisa bersikap begitu pada wanita yang pernah dia puja dan menjadi selingkuhannya. Mungkin nanti aku bisa korek-korek informasi, itupun kalau dia bersedia.
Setelah beberapa saat, Reni kembali muncul. Ratu ikut dengannya. Mungkin dia sengaja datang untuk membawa putrinya bermain. Itu sebenarnya hal yang bagus andai saja aku tak tahu kebenaran yang sesungguhnya dan perempuan itu tidak ikut bersamanya.
Mereka kembali masuk ke dalam mobil, lalu mobil itu pergi meninggalkan tampat ini.
Aku menoleh pada Mas Hendra saat mendengarnya mendengus kesal. Senyum miring muncul di sudut bibirku. Aku ingat saat itu dia mati-matian membela si Dewi dengan alasan bahwa Dewi hanya terpaksa menjadi LC demi memenuhi kebutuhan hidup sebab dia punya seorang Ibu yang sudah tua dan anak perempuan yang sekolah SMA, sedangkan tidak ada yang mencari uang di keluarga mereka.
Tapi sekarang, lihat.
Gayanya? Uh~
Dandanannya? Waw~
Kendaraannya? Ulala~
Apakah yang seperti itu yang disebut perempuan yang kekurangan biaya hingga terpaksa jadi LC?
Yah, meski aku sudah tahu banyak kebenaran tentang Dewi dan bagaimana cara kerjanya dari Dena. Tentang dia yang sudah terbiasa merebut harta para mangsanya. Jadi sebenarnya tidak terlalu mengejutkan juga.
Tapi, setidaknya sekarang Mas Hendra bisa lihat sendiri, bagaimana perempuan pujaannya itu selama ini membohonginya.
Aku terkekeh melihat suamiku.
"Rupanya seperti itu rupa perempuan yang kamu kasihani, Mas?" Ledekku.
Mas Hendra mendengus kasar mendengar ucapanku. Dia memilih mengambil ember sabun miliknya dan kabur untuk mencuci mobil--- daripada mendengar ocehanku yang jelas akan menyindir kebodohannya dulu.
***
Jadi sekarang hubungan Reni sama Mami Dewi udah ketahuan, ya ☺
Itulah makanya susah mencari orang yang benar-benar bisa dipercaya. Karena justru yang dekat dengan kita bisa jadi malah pengkhianatnya.
Ada yang pernah rasain hal begini? komen cerita kalian kalau pernah ngalamin hal yang serupa 😎
Dan jangan lupa like, komen, dan subscribe nya kakak-kakak 🤭
See you tomorrow ~
Semangat berkarya ya Thor