NovelToon NovelToon
Pembalasan Penulis Licik

Pembalasan Penulis Licik

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Romansa Fantasi / CEO / Nikah Kontrak / Fantasi Wanita / Gadis nakal
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Alensvy

Bijaklah dalam memilih tulisan!!


Kisah seorang penulis online yang 'terkenal lugu' dan baik di sekitar teman-teman dan para pembaca setianya, namun punya sisi gelap dan tersembunyi—menguntit keluarga pebisnis besar di negaranya.

Apa yang akan di lakukan selanjutnya? Akankah dia berhasil, atau justru kalah oleh orang yang ia kendalikan?

Ikuti kisahnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alensvy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pembalasan Penulis Licik 25

...****************...

Ruang makan keluarga Camaro malam itu dipenuhi suasana hangat yang dibuat-buat. Cahayanya temaram keemasan, makanan disusun rapi di atas meja marmer panjang, namun aura yang terbangun justru seperti bom waktu.

Alexander Camaro, kepala keluarga sekaligus pria dengan pengaruh besar di negara ini, duduk di ujung meja dengan wajah tegas dan dingin.

Daria duduk di sampingnya, sesekali tersenyum dan mengisi suasana. Sementara di sisi lain, Arion dan Aresya duduk bersebelahan, tampil seperti pasangan harmonis yang saling mencintai.

Seolah semua ini bukan rekayasa.

Lalu, suara berat Alex memecah keheningan.

“Kalian... benar-benar saling mencintai?”

Pertanyaan itu terdengar sederhana, tapi penuh tekanan. Sorot matanya tertuju langsung ke arah Aresya, tajam dan menghakimi.

Arion menegang seketika. Ia tahu ayahnya sangat memedulikan nama baik keluarga, terlebih soal pasangan anaknya—harus berasal dari keluarga terpandang, memiliki rekam jejak yang bersih.

Sementara Aresya... hanya tersenyum tenang, seperti sudah mempersiapkan segalanya.

“Iya, Pa,” jawab Aresya lembut.

Alexander menyipitkan mata, seakan tak puas.

“Padahal kamu berasal dari… keluarga yang gak jelas asal-usulnya. Hanya anak dari panti asuhan. Dan sekarang tiba-tiba jadi menantu keluarga Camaro.”

Arion hendak bicara, tapi Aresya mendahului. Wajahnya tetap ramah, tak berubah.

“Resya tahu posisi Resya, Pa. Dan memang awalnya Resya gak punya rasa apa-apa ke Arion. Tapi... Arion orang yang hangat, dan sabar. Lama-lama, hati ini luluh juga. Resya bersyukur bisa jadi bagian dari keluarga ini.”

Ia mengucapkannya sambil menoleh ke Arion, lalu tersenyum begitu manis hingga pria itu menelan ludah tanpa sadar. Jantung Arion berdebar keras, antara kagum, takut, dan… ya, nyaris serangan jantung karena ekspresi Aresya yang terlalu meyakinkan.

Di dalam hati, Arion tahu betul: semuanya bohong.

Tapi dari luar, semua yang melihat pasti mengira Aresya benar-benar wanita baik, tulus, dan jatuh cinta padanya.

Sementara itu, Alexander hanya menatapnya lama. Wajahnya tak menunjukkan emosi, tapi jelas dia belum sepenuhnya menerima wanita di depan matanya.

Namun Aresya tahu betul: ia sudah mencetak satu poin penting malam ini.

...****************...

Setelah makan malam berakhir, para pelayan mulai merapikan meja. Daria mengajak Aresya ke taman belakang untuk mengobrol ringan. Tapi sebelum Arion sempat ikut berdiri, suara ayahnya menahannya.

“Arion. Bicaralah sebentar denganku,” ujar Alexander tanpa basa-basi.

Suasana di ruang kerja keluarga Camaro terasa jauh lebih dingin daripada suhu AC yang mengalir. Arion duduk di hadapan ayahnya, tangan mengapit gelas berisi bourbon yang bahkan belum ia sentuh.

Alexander duduk tegak, tangannya bertaut di atas meja kayu gelap. Wajahnya keras, rahangnya mengeras seperti menahan amarah yang belum diledakkan.

“Jawab aku jujur, Arion. Apa kalian benar-benar saling mencintai?”

Arion mengangkat pandangannya, menatap langsung ke mata pria yang telah membesarkannya dengan tangan besi. Ia tahu, satu kebohongan saja akan langsung terendus.

Tapi ia juga tahu, kebenaran yang sepenuhnya mentah bisa menghancurkan banyak hal. Terutama Aresya.

“Iya,” jawab Arion tegas.

Alexander menyipitkan mata.

“Kenapa kau yakin?”

Arion terdiam sejenak, matanya menerawang.

“Aku belum yakin sepenuhnya soal perasaanku,” jawab Arion jujur, nadanya dalam. “Tapi... aku tahu satu hal dengan pasti.”

Alexander menaikkan alis.

“Aku benci ketika orang lain merendahkan Aresya. Bahkan saat itu datang dari Ayah sendiri.”

Wajah Alexander mengeras.

“Dia bukan dari keluarga terpandang. Kau tahu sendiri, reputasi keluarga ini tidak bisa bercampur dengan orang yang masa lalunya bahkan tidak diketahui.”

Arion mencondongkan tubuhnya, menatap ayahnya lekat-lekat.

“Dia mungkin bukan dari keluarga kaya, tapi dia punya harga diri. Dan dia tidak pernah meminta apa pun dari kita. Dia tidak pura-pura. Dan yang lebih penting... dia tidak pernah memanfaatkan aku. Aresya jauh lebih tulus dari banyak orang di sekeliling kita.”

Alexander terdiam.

Arion melanjutkan, suaranya terdengar lebih lembut namun tetap mantap.

“Aku tidak tahu apa ini cinta, Ayah. Tapi kalau perasaan ingin melindungi dan rasa ingin membuat seseorang tidak merasa rendah di dunia ini bisa disebut cinta, mungkin... aku mengarah ke sana.”

Untuk pertama kalinya malam itu, Alexander terdiam cukup lama. Pandangannya menatap Arion dalam diam, seakan mencoba membaca isi hatinya.

“Kalau begitu,” katanya akhirnya, “buktikan bahwa kamu memang tidak salah memilih.”

Arion mengangguk.

“Aku akan buktikan.”

Dan saat pintu ruang kerja itu terbuka kembali, Arion tahu—ia sudah mengambil jalan yang tak bisa ia tarik kembali.

...****************...

Pintu kamar tertutup rapat saat Arion masuk. Malam sudah menua, dan pikirannya masih penuh oleh percakapan tajam dengan ayahnya. Ia ingin tenang, ingin tidur… tapi apa yang menyambutnya di dalam kamar justru kebalikannya dari kata “tenang.”

Aresya.

Sudah terbaring di tempat tidur dengan santai, seolah kamar itu memang miliknya.

Ia mengenakan kaus satin tipis, tanpa sedikit pun rasa sungkan. Menatap Arion dari balik selimut seperti itu hal biasa. Seperti mereka benar-benar sepasang suami istri, bukan dua orang dalam pernikahan kontrak.

“Ini pertama kalinya kita sekamar ya?” Aresya berkata dengan nada ringan, seolah tak sadar sedang menyalakan api dalam diri pria itu.

Tapi Arion justru mengerutkan kening. Bukan karena heran. Tapi karena ingatan malam itu—malam yang sampai sekarang terus menghantuinya—kembali menyeruak tanpa ampun.

Beberapa minggu lalu…

Aresya masuk ke kamarnya dengan langkah pelan, mata kosong dan tubuh lunglai, seperti sleepwalker. Arion yang baru bangun karena suara pelan pintu terbuka hanya bisa terdiam.

Awalnya ia pikir Aresya benar-benar tidur sambil berjalan, tapi sikap gadis itu… terlalu “terarah.”

Aresya naik ke atas tempat tidur.

Ia perlahan menaiki tubuh Arion yang masih setengah sadar. Tangannya yang dingin menyentuh dada telanjang Arion. Lalu ia membungkuk, mencium lehernya… pelan… lalu bibirnya.

Tatapan kosong Aresya tampak seperti milik seseorang yang sedang tidak sadar. Tapi gerak tubuhnya… terlalu tepat sasaran. Terlalu sadar.

Arion sempat mengangkat tangan untuk menyentuh punggungnya, membalas… tapi Aresya tiba-tiba merebahkan tubuhnya di sampingnya dan berpura-pura tertidur.

Detik berikutnya, gadis itu benar-benar tertidur—tenang, lelap, dan meninggalkan Arion dalam keadaan… terbakar.

Dan sekarang…

Melihat Aresya kembali terbaring di ranjang miliknya, menyapa dengan manis seperti tak terjadi apa-apa… membuat Arion mendesis dalam hati. Ia ingin marah. Tapi lebih dari itu, ia ingin tahu… kenapa wanita itu selalu berhasil membuatnya kehilangan kendali.

Tanpa berkata apa-apa, Arion membuka lemari, mengambil pakaian tidur, dan berganti di kamar mandi. Setelahnya, ia naik ke sisi ranjang satunya, membelakangi Aresya.

Jantungnya berdetak cepat.

Karena aroma manis dan tatapan pura-pura polos itu kembali bermain-main dalam pikirannya.

Dan malam itu… seperti sebelumnya… tidurnya tidak tenang.

Karena Aresya kembali hadir di bayangannya—dengan mata kosong penuh tipu daya dan bibir beraroma mimpi buruk yang manis.

.

.

.

Next 👉🏻

1
Gadis_hujan
Kata-kata yang bagus dan mengandung makna
Gadis_hujan
Cerita sebagus ini … tapi sepi komentar. Kenapa ya? Tapi kalau cerita yang bahkan tanda kutip ataupun kata-katanya kurang bagus, kenapa rame sekali yang berkomentar? Heran
Gadis_hujan
Wow …. Gue suka nih 😏😏
Gadis_hujan
Wah … kalimat-kalimatnya penuh dengan kiasan
Miu Nih.
perempuan badas kok dilawan,, tapi kamu jadi bucin kaann~ 😆😆
Miu Nih.
nyesek juga ya /Sob/
Semangat
huaa thorrr
Semangat
balaskan dendammu aresyaa
Semangat
wah Arion /Gosh//CoolGuy/
Alen's Vy: Gak nahan dia/Curse/
total 1 replies
Semangat
aih maluuu
Semangat
harusnya pernikahan yang sperti ini, hrus dengan org yg saling mencintai. tapi mereka enggak.
Alen's Vy: Iya, kan kak..
total 1 replies
Semangat
suka bgt 'malam telah tua'
Semangat
lanjut thorr gimana ini kepanjutannyaa
Alen's Vy: Besok yaaaa/Whimper//Grievance/
total 1 replies
Semangat
/Blush//Blush/
Semangat
misterius banget Aresya ini ya thor
Alen's Vy: Wkwkwk karena ada sebab.. /Shhh/
total 1 replies
Semangat
ini bagus banget Thor kata2nya
Semangat
lanjut dongg thorr kapan up lagii
Semangat
berani bgt areysa ya thor
Miu Nih.
next kak 🤗👍
Miu Nih.: Haik, siap! udah 😉
Alen's Vy: Follback ya kak/Grievance/
total 2 replies
Semangat
Menarik🥵
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!