cerita ini aku ambil dari kisah aku sendiri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agnura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps # orang baru yang mencoba akrab dengan cila
Pagi itu, matahari menembus perlahan melalui celah tirai kamar Cila. Udara terasa lembut, menenangkan, dan sedikit dingin karena semalam hujan turun cukup deras. Hari Minggu memang selalu menjadi hari favorit Cila. Tidak ada seragam sekolah, tidak ada tugas yang menumpuk, dan tidak ada guru yang menatap tajam saat dia tidak fokus di kelas.
Dia masih meringkuk di bawah selimut, memeluk bantal gulingnya sambil memejamkan mata. Suara notifikasi ponsel yang berdering pelan membuatnya membuka mata malas-malas. Awalnya dia pikir itu mungkin dari Kak Angga seperti biasanya lelaki yang selama ini selalu menanyakan kabarnya setiap pagi dengan perhatian khasnya. Namun ternyata bukan. Nama yang muncul di layar kali ini membuat jantungnya berdetak sedikit lebih cepat.
“Andy…”
Cowok yang semalam tiba-tiba menelponnya, yang suaranya masih terngiang samar di telinganya. Dengan rambut yang masih berantakan, Cila menjawab panggilan itu sambil setengah menahan kantuk.
“Halo…”
“Pagi, Cila. Bangun ya? Atau masih mager di kasur?”
tersenyum kecil
“Bangun sih… tapi belum mandi.”
: “Hehe, sama dong. Lagi pengen males-malesan aja. Eh, kamu libur sekolah kan hari ini?”
“Iya, kan Minggu. Kenapa?”
“Nggak kenapa-kenapa, cuma pengen ngobrol aja. Boleh?” tanya andy
Cila terdiam sejenak. Nada suaranya tenang, tapi ada sesuatu yang hangat di dalamnya. Obrolan mereka pun mengalir begitu saja. Dari hal kecil seperti cuaca, film yang baru ditonton, sampai ke topik-topik yang lebih pribadi. Andy, seperti biasanya, mulai dengan basa-basi klasik
menanyakan apakah Cila punya pacar atau tidak.
“Eh, tapi aku penasaran deh, kamu udah punya pacar belum?”
“Haha, kok nanyanya gitu?” jawab cila sedikit kaget
“Ya penasaran aja. Soalnya, kalau udah punya pacar, aku takut disangka ganggu.”
“udah sih kenapa emang?”
“Nggak apa-apa sihh, yah gagal dong kirain belum, tadinya kalo gak punya bisa terus nelpon kamu tiap pagi.”
Cila terkekeh kecil. Entah kenapa, pagi itu terasa berbeda. Biasanya hanya Kak Angga yang membuat harinya ramai dengan pesan atau panggilan singkat, tapi kali ini... Andy. Cowok yang belum lama dikenalnya tapi entah kenapa membuat suasana hatinya sedikit rame
Mereka terus berbincang cukup lama. Sampai Cila sadar, waktu sudah hampir menunjukkan pukul sepuluh pagi. Mama sudah memanggil dari ruang makan, menyuruhnya sarapan.
“Eh, And, aku sarapan dulu ya. Nanti Mama marah kalau aku kelamaan di kamar.”
: “Oke. Tapi nanti siang aku boleh nelpon lagi nggak?”
: “Boleh aja, asal nggak ganggu waktu tidur siang aku.”
“Deal. Tapi aku nggak janji bakal nurut.”
Setelah menutup panggilan itu, Cila tersenyum tanpa sadar. Ada sesuatu yang tumbuh perlahan di hatinya rasa penasaran, rasa hangat, mungkin juga sedikit rasa terhibur.
Namun, di sisi lain, Cila tidak tahu... bahwa di waktu yang sama, Kak Angga sedang menatap layar ponselnya, menunggu pesan “pagi” dari Cila seperti biasanya. Tapi pesan itu tidak datang. Dan untuk pertama kalinya, pagi Angga terasa sepi.
Cila melangkah keluar kamar sambil membawa perasaan yang campur aduk antara senyum yang baru tumbuh, dan kenangan yang mungkin mulai perlahan memudar, cila ingin memulai hal baru agar dia lupa sama semua yang pernah terjadi pada cila akhir-akhir ini