NovelToon NovelToon
Janji Yg Di Buat

Janji Yg Di Buat

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Poligami / Cintamanis
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Nova Sarii

Novel ini menekankan pada janji yg dibuat sebagai dasar pengungkit,
bisa karna janji yg tidak ditepati atau karna ungkapan rasa yg tidak diterima karna janji tersebut

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nova Sarii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

Kami selalu melihat papa di pagi harisebelum kedua adekku pergi kerja, kami menghindari perdebatan. Karna pagi ini mereka juga beraktifitas, yg menjaga papa cuma mama Iyan.

"Gimana keadaan papa tan? " tanya Fikri. "papa kalian masih belum siuman, " jawab tante dengan derai air mata. "Fikri tolong jaga papa ya malam ini, badan tante lagi kurang sehat nak, " Fikri menatapku meminta persetujuan. Aku pun menganggukkan kepala tanda setuju. "Sebaiknya sekarang tante pulang biar aku yg jagain papa," ucapku.

"Gapapa Nay tante pulang? " tanyanya menyakinkan. "Gapapa tan Nay akan jagain papa tante istirahat di rumah, "

Tante pun membereskan pakaian dan pulang. Tinggal kami bertiga, "kak aku pergi kerja ya, " Fikri menyalami tanganku, "ya dek jangan lupa nanti, " kataku, "iya kak pulang kerja aku kesini kak," ucapnya dan menoleh Silvi, "ayo kak, " Silvi menggelengkan kepala, "aku mau jagain papa bareng kak Nay, " katanya, "oh kalau begitu aku duluan, Assalamu'alaikum, " "Wa'alaikumussalam, " jawab kami.

Dokter masuk untuk memeriksa papa dan mengganti infus, "kapan papa kami bisa siuman dok? " tanya Silvi dengan mata berkaca. Dokter dan perawat melihat Silvi, "kita do'akan saja semoga orang tua adek segera siuman, jangan ditinggal ya papanya, " pesan dokter berjalan keluar ruangan.

"Dek sarapan gih biar kakak yg menjaga papa, " ujarku karna kami belum sempat sarapan. "baik kak, kakak mau nitip? " tawar nya. "kakak nitip roti dan minuman ya dek, " Nayla duduk di kursi tempat papa terbaring, "paaaaaaaa bangun paaaaa,, Nay dan Silvi jagain papa, papa harus kuat papa harus banguuuunnnnn, " Nayla gak sanggup lagi menahan air matanya, dengan menangis sembari memeluk papa. Nayla membuka hpnya dan membaca surah Al Qur'an.

Dua puluh menit Silvi belum balik juga, Nayla mengirimi pesan pada adeknya, "dek kamu dimana, kok lama amat? " gak ada balasan dari dianya. "Assalamu'alaikum, " salam mami membuka pintu ruangan, Nayla menyalami maminya, "sehat nak? " tanya mami mengusap kepalanya yg tertutup jilbab, "Alhamdulillah sehat mi, " jawab Nayla. Mami meletakkan bawaannya di atas meja, "sendirian nak? " tanya mami lagi, "sama Silvi mi dia sarapan di kantin, " Fikri kerja nak? " "ya mi, " mami melihat kondisi papa.

"Assalamu'alaikum maaf gak tadi di kantin ramai, " jelasnya memberikan pesanan kusen, dia melihat mami lalu bersalaman dengan beliau, mami memeluk Silvi dan menangis.

"Sini duduk nak," panggil mami pada kami berdua, kami nurut dan duduk, "kondisi papa kalian semakin memburuk, mami mohon maafkan kesalahan papan kalian ya nak, " kata mami menangis, hati terasa sedih sekali mendengarnya, tak bisa ku bayangkan jika Allah memanggil papa untuk kembali kepadanya, memang kami gak hidup bersama lagi tapi kami masih mempunyai orang tua yg lengkap walaupun keluarga kami gak utuh.

Mami berdiri dari duduknya dan berjalan ke tempat papa terbaring, "nak panggil dokter nak tangan papa bergerak, kami berlari memanggil dokter, dia memeriksa papa dan kami diminta untuk menunggu di luar, Lima menit dokter pun keluar, " silakan masuk tapi jangan bebani fikiran pasien dengan hal-hal berat dulu, " jelasnya. kami masuk, adekku langsung memeluk papa, kami lihat papa tersenyum, "kami memeluk papa, " Alhamdulillah papa siuman, paaaaaa sembuh lagi paaaaa," kami menangis memeluk papa, papa tersenyum dan mulutnya seperti akan bertanya tapi kami gak tau, beliau melihat ke kiri dan kanan seperti mencari seseorang, papa memperlihatkan tiga jarinya pada kami.

Mami mendekati Nayla dan berbisik, "telpon Fikri nak minta dia cepat kesini bilangin papa sudah sadar, " Nayla pun menuruti perkataan mami dan mengambil hpnya lalu melakukan panggilan, telpon pun tersambung tapi gak dijawab Nayla mencoba lagi, dan panggilan ke tiga baru direspon Fikri, "Assalamu'alaikum dek, kamu cepat datang ke sini papa sudah sadar dek, " "Wa'alaikumussalam, ya kak aku lagi di jalan, " "hati-hati dek, Assalamu'alaikum, "

Keluarga pun berkumpul di sini, sekarang sudah jam empat sore, pandangan papa selalu ke atas seperti kosong gitu, Fikri datang dan mendekati papa, beliau tersenyum dan memandang wajah Fikri, adek ku memegang tangan papa, pandangan papa tak lepas dari wajah kami bertiga.

"Kak aku takut, " bisik Silvi di belakangku, " "do'akan yg terbaik untuk papa dek, " jawab ku, mami memelukku, "yg kuat ya nak, " kami membaca Al Qur'an untuk kesembuhan papa, "kak, kakak gak balik? " tanya Fikri padaku, kami menggelengkan kepala.

"Assalamu'alaikum nak, kalian dimana? " pesan dari mama, aku mengetik balasan, "kami masih di rumah sakit ma, Fikri juga disini ma, "

"kapan pulang nak? " "nanti Nay kabari ma, " "kalian hati-hati ya, " "baik ma, " usai berbalas pesan dengan papa aku lanjutkan membaca Al Qur'an.

Papa menutup mata kami melihat infus papa masih jalan, semua anak-anak papa sudah disini, ternyata papa memiliki empat istri dan mama istri pertama dan aku anak tertua.

Mata papa basah, aku mengusapnya.

Suara adzan terdengar dari mushalla rumah sakit, kami sholat di mushalla.

"kak kita jam berapa pulang? " tanya Silvi sambil jalan, "nanti ya dek kakak sudah ngabari mama, ":jawabku. Silvi menganggukkan kepala setuju.

Usai sholat kami kembali ke ruangan papa, aku melihat anak-anak beliau makan tanpa ada yg sholat, papa membuka mata, kami melihat nafas papa sesak, " mami, paman nafas papa sesak, " teriakku berlari ke luar, karna saudara papa duduk di luar, mereka berlari ke dalam, paman memanggil dokter, perawat membawa tabung oksigen untuk membantu pernafasan papa, kami gak bisa lagi menahan tangis, Fikri membantu papa.

Nayla mengambil hp dan mengirim pesan buat mama, "ma keadaan papa memburuk ma, " gak ada balasan dari mama, Nayla memasukan kembali hpnya.

Papa dibawa ke ruangan IGD untuk mendapatkan pertolongan, kami menunggu di luar, mama Iyan datang bersama anak-anak nya, "mana papa Nay?" tanya tante, "di dalam tante, dia dipegangi mami.

Dokter membuka pintu ruangan IGD dan terdiam sejenak, " bagaimana keadaan suami saya dok? " "suami ibu gak bisa kami tolong, kami mohon maaf, " setelah bicara seperti itu dokter pun pergi, " "Innalillahi wa inna ilaihi raji'un, " ucapku menutup mulut menangis tangisan ku. Kami berlari ke dalam dan memeluk papa, "papaaaaaa bangun paaaaaa, bangun paaaa...... 😭" kami memeluk papa, badan ku terasa lemas, aku dipegangi sepupuku, " sabar Nay, " ucapnya. Fikri terdiam di dekat papa menatap wajah papa, " "Ya Allah apa yg ku takutkan terjadi juga, sekarang papaku sudah engkau panggil untuk kembali, bahkan beliau gak sempat menjadi wali pernikahan aku nantinya, kenapa engkau begitu cepat mengambilnya Ya Allah, "

Kami ikut ke rumah papa, kami sampai di sana lebih awal dari jenazah papa, aku dipeluk sepupuku, "yg sabar ya Nay, " ucapnya memelukku. Silvi gak henti hentinya menangis sedangkan Fikri bersama ambulan.

"Iyan mengejarku dan memelukku sambil menangis, " kakak papa sudah meninggal kak? " aku gak bisa menjawab cuma memeluknya erat.

Aku masuk ke dalam bantu bantu membereskan rumah, aku keingat mama yg belum ku kabari akupun mengambil hp dan melakukan panggilan tapi gak ada jawaban dari mama, aku nelpon Ami, panggilan ku tersambung.

"Assalamu'alaikum Ami, mama mana Mi? "

"Wa'alaikumussalam Nay, mama sudah tidur Nay, kamu dimana? "

"Aku di rumah papa Mi, papaku gak ada lagi Mi, tolong bilangin sama mama Mi, "

"Innalillahi wa inna ilaihi roji'un, " semoga amal ibadah beliau diterima di sisi Allah, yg sabar ya Nay, nanti kalau mama bangun aku sampaikan, "

"Makasih Ami, Assalamu'alaikum, "

Aku menutup telpon dan menyimpan benda pipih itu. Ambulan pun datang, aku lihat Fikri ikut mengangkat jenazah papa.

Saudara dan tetangga berdatangan untuk melayat malam ini, aku, Silvi dan Fikri membaca yasin dekat jenazah papa, setelah kami menyelesaikan membaca yasin Fikri melihat ke arah ku,

"kakak mau pulang? kalau iya biar aku anter, " dia memegang pundakku.

"gak dek kakak gak pulang, " jawabku menghapus air mata.

"kakak ikut aku yuk, " ucapnya.

Dia membawa kami ke luar,

"kakak mau makan apa? pasti kakak gak ada makan dari pagi, " tebaknya memandang kami berdua.

Aku memang belum makan, roti dan minum yg Silvi beli pagi kami kasih sama anak sepupu.

Dia meminjam kunci mobil paman dan membawa kami pergi,

"kita kemana dek? " tanya ku.

"cari makan kak, " jawabnya singkat.

Raut kesedihan terpancar di wajahnya, dia berhenti di warung nasgor.

"kakak gak bisa makan dek, " jawabku.

"aku juga Fikri, " Silvi menimpali.

Dia turun dan menuju mini market yg bersebelahan dengan warung nasgor, sepuluh menit dia kembali dengan membawa kantong,

"ini kak, minum dan makan rotinya, nanti kakak sakit lho, " dia memberikan minuman yg sudah dia buka penutupnya kepada kami berdua.

"kamu juga makan roti ini dek, " kataku.

Dia pun memakan roti yg dia beli, "kak aku kabari mama ya, " katanya mengeluarkan hp dari sakunya.

"Kakak sudah mengabari mama dek, tapi mama tidur, kakak titip pesan sama Ami, " kataku mencoba memakan roti jujur aku sulit untuk menelannya.

"kita besok pulang ya kak, " kata Silvi masih menangis, "kita antarkan papa ke pemakaman ya kak, "

Nayla menganggukkan kepala tanpa bisa menjawab.

Fikri melamun lalu dia berkata, "kak, kenapa Allah terlalu cepat menjemput papa kak? kenapa gak tunggu kita berumah tangga dulu? " katanya menatap ke luar jendela.

"Allah sayang sama papa dek, agar papa gak merasakan sakit lagi, " aku berusaha kuat untuk mengucapkannya jujur hatiku perih.

"kak, boleh ya aku yg sholatkan papa besok, " dia menghapus airnya.

Aku menganggukkan kepala menyetujui.

Kami kembali ke rumah duka, kami turun dari mobil, aku dan Silvi masuk ke dalam, Fikri membantu memasang tenda buat duduk para pelayat.

Kami gak tidur malam ini, badanku terasa gak berdaya dan kepalaku pusing.

Pagi ini pada pelayat datang lagi ke rumah duka, aku dan Silvi selalu duduk di dekat jenazah papa. Iyan pun nempel sama kami.

Ami menelpon ku, "Assalamu'alaikum Nay, kamu dimana? aku dan mama di depan nih, "

"Wa'alaikumussalam, tunggu Mi aku ke sana, "

Aku keluar untuk menghampiri mama dan Ami, mama dan Ami duduk di kursi,

"Masuk ke dalam ma," aku mencium tangan mama,

"Di sini saja nak, " mama duduk bersama saudara-saudara papa.

Aku gak melihat Fikri, "kemana dia? " batinku.

"Fikri mana nak? " tanya mama.

"Kami gak tau ma kami dari malam di dalam ma, " jelas kami.

"Fikri ikut menggali kubur Nay, " sahut istri paman.

"makasih tante, " Nayla tersenyum kepada tantenya.

"Kapan dimakamkan Nay? " tanya mama.

"Usai sholat dzuhur ma, mama di sini kan sampai pemakaman? "

Mama cuma tersenyum, "kalian sudah makan? "

"belum ma, " jawab kami.

"pergi makan nak, nanti kalian sakit, "

"ya ma, " jawab kami.

Waktu dzuhur pun sudah masuk, kami pergi ke mesjid untuk sholat dzuhur dan dilanjutkan dengan sholat jenazah. Kami masih belum melihat Fikri. Mama dan Ami juga ikut ke mesjid.

"Itu dia kak, " tunjuk Silvi ke luar, aku melihat Fikri ikut mengangkat jenazah papa dari rumah. Mata mama basah dan beliau buru-buru mengusapnya.

Seperti omongannya Fikri sekarang berdiri dengan gagah di depan untuk menjadi imam sholat jenazah. Karna anak-anak beliau yg lain menolak. Usai sholat kami mengiringi jenazah ke pemakaman. Fikri masuk ke dalam untuk menyambut jenazah papa, dan mengumandangkan adzan.

Proses pemakaman papa sudah selesai, kami pun pulang ke rumah duka, "Nay mama dan Ami balik ya, "

"Bareng ma, kami juga mau balik, kami pamitan dulu ma, "

Kami masuk ke dalam untuk berpamitan sama mama Iyan,

"tan, kami balik ya, "

Beliau memelukku dan menangis, "maafkan tante nak, maafkan salah papa ya nak, "

Aku pun kembali menangis karna dan gak sanggup menjawab lagi.

Mami memelukku, "sering-sering ke sini ya nak, jangan lupakan kami, " aku gak sanggup lagi menahan air mataku.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!