Sumpah Darah

"TIARAAAAAAA, TOLOOOOOOONG!" teriak Nabila.

Tiara melihat Nabila yang berontak di pundak Surya dan mengejarnya. Langkah Surya begitu panjang mustahil bagi Tiara untuk mengejarnya. Tiara harus mencari cara menghentikan Surya. Tiara dengan suara lantangnya berteriak meminta tolong kepada orang-orang di dekat mereka.

"Toloooong, maliiiiiiing!" sekuat tenaga Tiara meminta pertolongan dan menunjuk ke arah Surya.

Dan akhirnya usaha Tiara berhasil. Orang-orang melihat ke arah Surya. Nabila juga berteriak meminta pertolongan. Surya melihat situasi sudah tidak terkendali. Surya dengan cepat menurunkan Nabila. Surya berlari masuk ke dalam mobilnya.

"Gila! Bisa bonyok gua!"

Surya memasukkan kunci kontak. Saking gugupnya Surya menjatuhkan kunci kontak. Surya menunduk, tangannya meraba-raba ke lantai mobil mencari kunci kontak yang entah di mana berada.

"Goblok! Gue gak mau mati konyol!"

Surya menemukan kunci kontak dan perlahan memasukkannya. Dengan napas yang dalam, Surya memutar kunci kontak dan mesin mobil langsung hidup.

Orang-orang berlarian mengejar Surya, mereka semua berteriak maling. Surya hampir dikepung massa. Surya secepat kilat keluar dari parkiran dan meninggalkan warung makan.

"Neng, terluka?" tanya salah satu dari mereka.

"Gak, terima kasih bantuannya, terima kasih," Nabila sedikit membungkukkan badannya.

Orang-orang itu setelah melihat keadaan Nabila aman, mereka kembali melakukan aktivitas mereka.

"Nabila, kamu gak apa?" dengan terengah-engah Tiara berlari.

"Makasih, berkat kamu, aku terbebas dari Surya."

"Untung saja dia berhasil kabur. Kalo gak, aku gak mau membayangkan apa yang akan terjadi pada temanmu itu," ucap Tiara.

"Kalo ketangkep, pasti gak akan selamat. Digebukin massa," Nabila tertawa kecil.

"Ha, ha, ha. Yukk kita balik."

Tiara dan Nabila meninggalkan warung makan. Tiara sengaja tidak langsung pulang ke rumah. Tiara takut mereka akan diikuti oleh Surya. Tiara sengaja memutar jalan. Merasa aman, Tiara langsung menuju rumah. Mereka langsung masuk ke dalam rumah.

"Siapa Surya?" Tiara menghempaskan tubuhnya ke kursi tamu.

Nabila juga duduk di kursi tamu. Nabila mulai sedikit cerita tentang dirinya. Nabila beberapa waktu yang lalu mengalami kecelakaan. Efek dari kecelakaan itu Nabila mengalami amnesia.

Dan menurut informasi yang Nabila dapat dari keluarganya, Surya adalah anak dari kerabat neneknya. Dan entah mengapa setelah dua kali pertemuan, Nabila merasa nggak nyaman dan ini adalah pertemuan ketiga mereka. Surya mulai bertingkah kurang ajar kepadanya.

Tiara yang penasaran bertanya apa tujuan Nabila ke Kota B. Nabila ingin menenangkan pikirannya di Kota B. Karena ada sedikit permasalahan di keluarganya. Tiara bisa menyimpulkan permasalahan di keluarga Nabila sangat berat dilihat dari ekspresi wajah Nabila yang langsung berubah ketika mengingat keluarganya.

"Maaf Nabila, aku masih penasaran dengan Surya. Mengapa dia ingin menculik kamu?"

"Katanya sih, sebelum aku mengalami kecelakaan, Surya dan keluarganya datang ke rumah untuk melamar. Tapi akunya belum siap. Mungkin dia sakit hati," sahut Nabila.

"Bisa jadi. Nabila sebentar lagi aku mau ke kampus. Kamu gak apa kan ku tinggal sendiri? Jangan keluar rumah sendirian. Takutnya ketemu Surya di jalan," Tiara bangkit dari tempat duduknya.

"Ok, semangat belajarnya ya," Nabila mengangkat tangannya dengan kuat.

Tiara pergi ke kampus dan Nabila sendirian di rumah. Nabila kembali merasakan mual luar biasa di perutnya. Nabila berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua isi perutnya.

Nabila berkumur membersihkan mulut dan mencuci wajahnya. Nabila kembali muntah. Nabila berpegangan di wastafel. Tubuh Nabila tidak kuat berdiri. Nabila juga merasakan cepat lemas dan lelah.

Nabila menangis, Nabila masih belum siap mempunyai seorang anak. Nabila tidak punya suami. Di saat seperti ini Nabila memerlukan sosok yang bisa mendampinginya dan dapat diandalkan.

Nabila kembali memuntahkan isi perutnya. Nabila kali ini benar-benar lemas. Nabila terduduk di lantai kamar mandi. Nabila kehilangan tenaga. Sebelum pandangan matanya gelap, samar-samar Nabila melihat seseorang duduk menghampirinya.

🌑 Rumah sakit Kota A.

Ammar perlahan membuka mata. Ammar memegangi lehernya yang sakit. Ammar memakai alat bantu pernapasan. Ammar mencoba mengingat apa yang terjadi padanya.

Ammar ingat kejadian di saat Hakim mencekik lehernya dengan sangat kuat. Ammar ingat Nabila. Ammar takut sesuatu terjadi pada Nabila.

"Nabila, Nabila!"

Ammar perlahan bangun dari tempat tidurnya. Kepala Ammar masih terasa berat. Tubuh Ammar masih belum terlalu kuat, Ammar menghempaskan tubuhnya kembali ke atas tempat tidur pasien.

"Ammar, kamu kenapa Nak? Sebentar Mama panggil Dokter."

Lengan Kiran ditahan Ammar.

"Ma, Nabila, tolong cari Nabila. Ammar takut Nabila dikurung Oma Laila," wajah Ammar pucat.

Tepat di saat itu, Kevin tiba. Kevin datang menjenguk Ammar. Kiran memberitahu Ammar saat ini Nabila ada di rumah mereka di Kota B. Nabila aman dan sekarang bersama Tiara.

Ammar bisa bernapas lega. Ammar menanyakan kepada Kiran, mengapa Nabila bisa berada di Kota B. Lalu kemudian Kevin dan Kiran bergantian cerita kepada Ammar tentang Nabila.

Ammar juga cerita semuanya kepada mereka dari pertemuan mereka dengan Surya sampai Hakim yang mencekik lehernya.

"Coba kalian jelasin bagaimana Nabila bisa mengandung anak Nabil?" Kiran ingin rasa penasarannya segera terjawab.

Kevin dan Ammar sebelumnya melihat Nabil dan Nabila seperti saudara pada umumnya. Mereka menunjukkan kasih sayang layaknya saudara. Tapi setelah syuting drama di sekolah waktu itu, Ammar melihat kejanggalan pada mereka berdua.

Nabil dan Nabila di mata Ammar bukan lagi sebagai seorang saudara, kasih sayang mereka yang Ammar lihat seperti sepasang kekasih. Nabil juga menatap penuh kecemburuan kepada Kevin saat terakhir mereka bertemu.

"Apa hubungannya syuting drama dengan mereka yang tiba-tiba menjadi kekasih?" Kiran masih belum mengerti.

"Apa Mama ingat jalan cerita drama itu?" tanya Ammar.

"Sepasang kekasih yang ingin cinta mereka abadi. Mereka melakukan ritual sumpah darah. Sampai mati pun takkan terpisahkan," kata Kiran.

Ammar bilang kepada Kiran, cerita drama itu diangkat dari kisah nyata percintaan sahabat Bang Rizal yang jadi sutradara drama tersebut.

Ritual itu menggunakan darah sepasang ayam, sepasang cincin dan jika dibacakan mantra di dalamnya akan mengundang makhluk tak kasat mata untuk menjadi saksi pernikahan dua orang yang melakukan ritual tersebut.

"Dan saat itu, Kevin ditugaskan Ammar untuk menyiapkan alat ritual itu Tan. Tapi sayangnya, Ibu saya yang ada di saat itu bersikeras untuk menyiapkan alat ritualnya."

"Dan ...." Kiran mengernyitkan keningnya.

"Darah yang digunakan saat itu adalah darah ayam asli. Dan Ammar yakin sudah dimantrai oleh Bu Amel. Dan Ammar yakin sejak malam itu Nabil dan Nabila sudah melakukan pernikahan secara ghaib dan mereka juga sudah melakukan hubungan suami istri," sahut Ammar.

"APAAAAAA!" saking kagetnya Kiran sampai meloncat dari tempat duduknya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...