Jasmine terpaksa menerima perjodohan yang telah di atur oleh ibunya, sebelum meninggal dunia. Namum kebenaran terungkap sehari setelah pesta pertunanganya di langsungkan.
Jasmine mendapati sang tunangan Dirga berselingkuh dengan saudara sepupunya sendiri, untuk membalas rasa sakit hatinya. Lily juga berani bermain api dengan kakak kandung Dirga sendiri. yang tak lain adalah bos-nya di kantor. akankah perselingkuhan ini tetap berlanjut atau malah sebaliknya Jasmine benar-benar jatuh cinta pada bos Devan yang mesum tingkat dewa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Harus diakhiri
Ceklek!
Pintu kamar yang ditempati Jasmine tiba-tiba dibuka dari luar, gadis yang baru beberapa detik memejamkan mata itu berusaha untuk terbangun. Meskipun tengah didera rasa ngantuk yang teramat berat.
"Kakak ipar, ngapain kamu masuk ke dalam kamar ku? cepat keluar." tanya Jasmin terkejut bercampur panik.
"Apa kamu ingin mengusirku, dirumah ku sendiri?"
Devan balik bertanya, semakin mendekati Jasmin yang berusaha menutupi tubuhnya dengan selimut, karena dia hanya mengenakan pakaian tidur yang begitu pendek, Devan tidak memperdulikan penolakan Jasmine bahkan dia langsung mengunci pergerakan gadis itu.
DEGH!!!
DEGH!!!
Tubuh Jasmine ditarik hingga terbentur dada kekar Devan, perlahan tangannya menelusuri wajah cantik Jasmine yang begitu dirindukannya selama ini.
"Devan, kegilaan mu ini bisa merusak segalanya."
"Shutt!!! kecilkan suaramu baby, karena itu bisa membangunkan semua orang dirumah ini." bisik Devan.
"Kenapa dimulai lagi, bukankah kita sudah sepakat untuk mengakhirinya?" ucap Jasmine berusaha menghindari ciuman Devan. Namun tenaganya kalah banyak, bahkan Devan membungkam mulutnya dengan ciuman buas, Jasmine yang panik langsung menggigit bibir Devan hingga mengeluarkan darah segar. Reflek pria itu menghentikan ciumannya.
"Ma...maaf aku tidak sengaja." ucap Jasmine merasa bersalah, namun dia tidak punya pilihan lain. Cuma cara ini yang bisa menghentikan Devan.Tatapan mata Jasmine yang lembut dan dalam, membuat Devan seketika terdiam.
Devan semakin merapatkan posisi mereka, entah terbawa suasana. Jasmine tidak punya waktu untuk menolak ketika kecupan hangat kembali mendarat dibibir nya. cukup lama mereka saling menikmati perasaan nyaman dengan dada yang berdebar indah. hingga Jasmine tersadar dan kembali mendorong tubuh Devan agar menjauhi nya.
"Please jangan tolak aku, Jasmine."
Hanya kata itu yang terucap dari bibir Devan, lalu menarik dagu Jasmine dengan kelembutan, lalu mengangkat nya keatas, agar pandangan mata mereka kembali bertemu.
Jasmine membalas tatapan mata hazel tersebut, hembusan nafas Devan menyentuh kulit wajahnya, tidak dapat dipungkiri jika dia juga merindukan pria itu. wajahnya menjadi menghangat dan merah merona, membuat Devan semakin gemas dan ingin kembali mencium kening, kedua pipi dan bibir Jasmine. menciptakan sebuah perasaan hangat dan nyaman dihati mereka berdua.
"Jasmine, aku selalu memikirkan dirimu, bisakah malam ini kita saling melepas rindu?" bisik Devan sambil tersenyum nakal.
"Jangan Devan, hubungan kita ini salah dan aku tidak ingin membuat banyak hati terluka lagi, karena keegoisan kita."
Tangan Jasmine berusaha menahan tubuh pria tersebut, namun celakanya tanpa sengaja sebelah tangannya malah menyentuh junior Devan yang sudah beraksi dan semakin menegang sedari bertemu Jasmine diruang makan.
"Maaf, aku tidak sengaja."
"Jasmine, malam ini kamu sudah dua kali meminta maaf padaku dan mengatakan jika tidak sengaja. Kali ini aku tidak bisa memaafkan dirimu."
"Apa maksudmu, kakak ipar?"
"Kamu harus dihukum, karena telah membangunkannya, kamu juga harus bertanggungjawab untuk menenangkannya kembali. Bukankah ini caramu menggoda ku dulu." bisik Devan membuat wajah Jasmine semakin memerah.
"Tidak akan, dasar otak mesum, cabul."
Jasmine memalingkan wajahnya kearah pintu, takut jika ada yang tiba-tiba masuk lalu memergoki mereka berdua dengan posisi yang begitu intim.
"Ya, aku memang mesum dan cabul. malam ini akan kembali menjadi milik kita berdua."
"Tidak Devan, aku tidak ingin dua kali melakukan kesalahan yang sama dengan mu. tolong beri aku kesempatan untuk menebus kesalahanku dan biarkan pernikahan kami berjalan sebagaimana mestinya." Jasmine mendorong tubuh Devan agar menjauh darinya. Meskipun sesungguhnya dia juga menikmati sentuhan pria itu.
"Jasmine dulu aku pernah berkata, jika sudah memulainya maka tidak mudah bagiku untuk mengontrol dan berhenti begitu saja. Bahkan aku juga sudah berusaha untuk menghindar sejauh ini, tapi apa? Kamu malah datang kembali."
"Aku terpaksa Devan, aku mengkhawatirkan kondisi papamu."
"Kondisi Papa sudah semakin membaik, itu cuma akal-akalan mama saja supaya kalian datang kesini agar pernikahan kalian bisa dipercepat."
"Maafkan aku, Devan. karena telah memulainya tapi ini harus kita akhiri."
Tidak terdengar jawaban lagi dari Devan, yang berjalan cepat penuh emosi pergi meninggalkan kamar Jasmine yang menangis.