Aku adalah seorang gadis biasa-biasa saja. Aku tergila-gila pada seorang Super Model yang begitu tampan bagiku.
Keberuntungan membawaku kepadanya dan menjadikan ku asisten pribadinya. Namun keberuntungan itupula yang menjadi petaka bagiku ketika sosok mahluk tak berdosa tumbuh di rahimku akibat kebodohan ku. Aku membiarkan sosok Idolaku mengambil kesucianku. Dan menanamkan benih yang seharusnya tidak pernah hadir diantara kami.
NOTE : Buat Readers, tolong lah jangan di judge dulu tokoh cewek nya sebelum membaca ceritanya sampai habis.
Tokoh wanita yang bernama Ge, disini mendapatkan balasan yang setimpal akibat kebodohan nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aysha Siti Akmal Ali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AL dan Ge
Setelah darah Tuan Alessandro mengalir kedalam tubuh si kecil Faris, akhirnya bayi laki-laki ku itu sudah mulai membaik. Ia sudah bisa membuka matanya, matanya yang indah persis seperti milik Ayahnya, Tuan Alessandro.
Saat ini hanya ada aku dan Tuan Alessandro yang menunggu diruangan Fariz. EL sudah pulang tadi pagi. Dia ingin melihat keadaan Farissa yang ditinggal bersama Nur.
Semoga saja Farissa baik-baik saja disana. Aku sangat merindukan Farissa, aku rindu ingin memeluk dan menciumnya.
Disaat Fariz menggeliat dan mulai membuka matanya, Tuan Alessandro segera mendekati tempat tidurnya. Dia tersenyum ketika melihat bayi mungil ku menatapnya.
Kedua lelaki tampan itu saling bertatap mata. Tuan Alessandro beberapa kali melirik kearah ku sambil tersenyum,
"Dia sangat tampan!" serunya,
Ya, dia memang sangat tampan. Seandainya dulu aku mengikuti keinginannya untuk melenyapkan mereka, mungkinkah dia bisa melihat wajah tampan itu?!
"Ge, bolehkah aku bermain-main bersama mereka suatu saat nanti?" tanya Alessandro kepadaku,
Aku menghela nafas panjang kemudian tersenyum padanya, "Ya, tentu saja! Asal jangan kau ambil mereka dari ku!" sahut ku.
Tuan Alessandro terkekeh pelan sambil menciumi pipi Fariz yang nampak menggemaskan. Apalagi si kecil itu terus memberikan senyuman nya untuk Alessandro.
Mungkinkah ia tahu kalau lelaki di depannya itu adalah Ayah kandungnya? Tiba-tiba saja aku teringat akan Nona Sarra, aku ingat akan sumpah serapah nya kepada Tuan Alessandro.
"Tuan Alessandro..."
"Aley!" potong nya,
Dia kembali tersenyum sambil mengangkat tubuh Fariz. Fariz terlihat senang ketika Tuan Alessandro menggendong nya. Beberapa kali kulihat Fariz membuka mulutnya dan memperlihatkan mulutnya yang mulus tanpa gigi.
"Aley, bagaimana hubungan mu dengan Nona Sarra?" tanyaku,
Mendengar nama Nona Sarra, sontak Alessandro menoleh kepadaku. Kemudian setelah itu ia kembali tersenyum,
"Kenapa?"
Aku bertanya, dia malah balik bertanya padaku.
"Aku khawatir dengan hubungan kalian, bukankah dia sudah mengancam mu saat itu?"
Dia menatap lekat mata ku, "Bukankah sudah ku bilang, hubungan ku dengan Sarra memang diambang kehancuran. Bahkan sebelum kejadian ini. Aku sudah tidak mencintainya, Ge! Aku mencintaimu..." ucap Alessandro padaku,
Aku memijit kening ku, Ah... seandainya kau ucapkan hal ini saat aku masih sendiri, mungkin aku sangat bahagia. Namun sayang, semuanya sudah terlambat. Aku sudah menjadi milik EL seutuhnya.
"Kau tau, Ge. Aku dan Sarra menikah karena desakan Mami. Kau tau kan bagaimana Mami. Kehidupan kami ada dalam genggaman nya. Hanya EL yang berani melawan perintahnya. Mami mendidik kami dengan keras, hingga aku dan Adikku selalu hidup dalam aturannya. Aku benar-benar frustasi saat itu, disatu sisi aku harus menikahi Sarra namun disisi lain, aku ingin sekali bertanggungjawab atas dirimu dan anak-anakku. Maafkan aku yang tak seteguh EL!" ucapnya lirih,
Aku terdiam sejenak, "Lalu bagaimana hubungan kalian sekarang?"
"Dia benar-benar membuat gugatan cerai dan akupun sudah tidak peduli. Terserah dia mau melakukan apa!" sahutnya
"Lalu bagaimana dengan ancamannya, dia akan menyebarkan berita itu dan karier mu bisa..." belum habis aku mengatakannya, Alessandro sudah memotong pembicaraan ku.
"Aku tidak peduli walaupun karier ku hancur!"
Aku kembali memijit kening ku, aku tidak percaya dia berkata seperti itu. Aku kira seorang Alessandro akan menjunjung tinggi popularitas nya, namun ternyata aku salah.
"Oh ya, EL pasti belum bercerita tentang aku dan dirinya, bukan? Aku dan EL memang bersaudara namun beda Ayah. Dia adalah anak dari suami pertama Mami. Kakak nya Om Hanif, yang juga seorang Perwira Polisi. Sedangkan Ayahku, beliau adalah seorang Manager disebuah Perusahaan besar. Namun sayang diantara kami tak ada satupun yang mengikuti jejak Ayah-Ayah kami." ucap Alessandro sambil terkekeh pelan.
"Lalu kenapa kalian seperti Tom and Jerry ketika bertemu? Itulah sebabnya mengapa aku tidak menyangka kalian itu Kakak beradik!" ucap ku
Alessandro malah tertawa ketika aku menyebutnya seperti itu. "Tom and Jerry, ya?! Ya, mungkin saja karena cara berpikir dan sifat kami yang jauh berbeda menjadi penyebabnya." sahut Alessandro dengan entengnya.
***
Pov Author
Setelah beberapa hari di Rumah Sakit, Akhirnya Fariz diperbolehkan pulang. Saat itu Alessandro berkunjung kerumah EL untuk menemui Fariz dan Farissa. Disaat Ge masih sibuk di dapur, Alessandro mengajak EL bicara.
Pov Alessandro
"EL, kamu tidak marah kan, jika aku kesini untuk menjenguk kedua anakku?" tanyaku kepada EL yang sedang menggendong Fariz sementara Farissa ada di gendongan ku.
"Heh! Mau menjenguk Fariz dan Farissa atau menjenguk Ge?!" sahut EL ketus sambil melirik ku dengan tatapan tidak suka.
Aku tertawa sinis padanya, "Jangan berkata seperti itu, EL! Itu malah membuatku bersemangat untuk merebut Ge kembali!" ucap ku,
EL menatapku tajam dengan tatapan membunuh, "Coba saja, AL! Kalau kamu berani..." tantang nya,
Aku terkekeh, "Sebaiknya selesaikan saja masalah mu, baru kamu pikirkan bagaimana nasib hubungan mu bersama Ge?! Apa kau ingin terus menyembunyikan rahasia itu, EL? Apa kau yakin, Ge akan menerimanya begitu saja? Sebaiknya lepaskan Ge, aku bersedia menggantikan posisi mu!" sahut ku.
Aku tidak peduli walaupun dia marah dan memukul ku. Aku sudah tidak tahan melihat dia yang terus-terusan menyembunyikan hal sepenting itu dari Ge! Dan aku yakin, Ge pun tidak akan menerimanya.
Dan benar saja, wajah EL memerah. Dia sangat marah padaku.
"Jaga bicara mu, Alessandro! Aku adalah Kakak mu!" ucapnya,
Aku hanya bisa menggelengkan kepala ku. Seandainya dia bukan Kakakku, mungkin sudah lama aku menghabisi nya.
"Disaat seperti ini, kamu baru berpikir untuk mempertanggung jawabkan perbuatan mu. Dulu ketika Ge menderita sendirian, dikucilkan oleh masyarakat bahkan sampai di usir dari kontrakan nya, kamu dimana Alessandro?!"
Pertanyaan yang begitu menusuk ke hatiku. Walaupun itu sangat menyakitkan, namun dia benar. Karena kebodohan ku dan aku yang selalu berada dibawah kendali Mami, membuat aku melakukan hal itu kepada Geanna.
Tapi sekarang aku menyesal. Aku ingin memperbaiki kesalahan masa lalu ku. Aku ingin kembali bersama Ge dan kedua anakku.
"Kau sudah sempurna, EL! Jalani lah kehidupan mu sendiri. Lepaskan Ge, biarkan aku mempertanggung jawabkan semua kesalahan ku..."
Aku memelas kepada EL, berharap dia mengerti keadaan ku sekarang. Aku membutuhkan Ge dan kedua anakku.
EL menatapku sambil tersenyum kecut, "Tapi aku sangat mencintainya. Bahkan melebihi cintamu, Alessandro!" sahut EL,
Aku menghela nafas dalam. Semoga saja masih ada jalan untukku kembali bersama Ge dan kedua anakku.
Tepat disaat itu, Ge datang dengan membawa nampan yang berisi minuman. Dia tersenyum manis, sama seperti dulu. Saat dia masih menjadi Assisten pribadi ku.
***