Novel kali ini mengisahkan tentang seorang pangeran yang dibuang oleh ibunya atas suruhan ayahnya, karena menganggap anaknya yang lahir itu adalah sebuah kutukan dari langit.
Namun siapa sangka pangeran yang dibuang itu ternyata diselamatkan oleh orang-orang baik. Sehingga dia menjadi seorang pendekar tanpa tanding bermula dari mempelajari sebuah kitab legenda.
Berbagai ragam lika-liku kehidupan dia lalui selama dalam pengembaraannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikri Sa'ati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KPYT 031. Menghajar Anak Buah Lou Geng
Anak kecil berusia hampir sepuluh tahun yang dikenal sebagai bocah gembel, yang selalu berpenampilan dan berpakaian anak laki-laki ternyata memang seorang gadis kecil adanya, seperti tebakan Zhao Jinlong.
Tanpa terasa sudah tujuh hari atau satu pekan mereka bersama. Dalam waktu tujuh hari itu sudah terjalin hubungan persahabatan yang begitu akrab. Bahkan gadis gembel yang dipanggil Guo sudah menganggap Zhao Jinlong adalah kakaknya.
Dan karena sudah percaya akan Zhao Jinlong, akhirnya Guo mau juga menceritakan siapa dirinya yang sebenarnya.
Gadis kecil yang sekarang sudah berdandan sesuai kodratnya itu ternyata bernama Hui Lan, bermarga Wang. Dan ternyata dia masih ingat siapa keluarganya yang telah terpisah dengannya sudah hampir dua tahun ini.
Wang Hui Lan menuturkan kalau ayahnya adalah seorang jenderal di Kerajaan Tian Shang ini yang bernama Wang Bao Zhen. Sedangkan ibunya bernama Yin Chao Xin.
Dan Hui Lan juga menuturkan kalau dia mempunyai kakak perempuan yang umurnya hampir sebaya dengan Zhao Jinlong. Namanya dia masih ingat, yaitu Chun Hua, Wang Chun Hua.
Wang Hui Lan juga masih ingat tentang kenapa dia bisa terpisah dari keluarganya. Hui Lan menuturkan bahwa waktu itu dia tepat berumur delapan tahun.
Dia ingin masuk di Akademi Militer Putri yang bertempat di kota kekaisaran. Sedangkan kakak perempuannya, Chun Hua sudah bersekolah di Akademi Pendidikan Putri.
Maka diutarakan lah keinginannya itu pada Jenderal Wang, ayahnya. Jenderal Wang setuju saja, namun bergantung pada keputusan sang ibu.
Dan begitu Hui Lan mengutarakan kepada ibunya, ternyata Yin Chao Xin menolaknya. Yin Chao Xin tidak memperbolehkan Hui Lan masuk ke Akademi Militer Putri.
Akhirnya, karena tidak diperbolehkan masuk ke Akademi Militer Putri, Hui Lan menjadi kesal, dan dia pergi meninggalkan rumahnya. Padahal waktu itu dia masih berumur delapan tahun.
Singkat cerita, karena dia masih kecil yang tidak banyak tahu apa-apa tentang dunia luar, Hui Lan ditangkap oleh sekumpulan orang jahat, dan dijadikan pengemis di kota ini.
Sungguh pengalaman yang buruk bagi anak kecil seperti dirinya.
Sementara Zhao Jinlong, yang awalnya memang sudah menduga kalau Wang Hui Lan adalah putri Jenderal Wang yang hilang, makin menjadi yakin setelah mendengar penuturan Hui Lan itu.
Dan sungguh dia tidak menduga kalau Zhao Jinlong begitu cepat menemukan putri Jenderal Wang. Dan sekaligus pula merasa senang karena dia sudah menemukan Hui Lan yang ternyata hidupnya terlunta-lunta menjadi pengemis.
Sementara Jenderal Wang, dia telah mencarinya sudah sekian lama dan di berbagai tempat, tapi tidak juga menemukannya. Sampai-sampai Jenderal Wang beserta keluarganya harus menyeberangi lautan segala untuk mencarinya.
"Duhai, Jenderal Wang, kamu mencari putrimu sampai menyeberangi lautan segala, tidak tahunya putrimu ada di kota ini," desah Zhao Jinlong berkata dalam hati setelah mendengar penuturan Hui Lan.
Tinggal permasalahan sekarang, bagaimana mengatasi juragan yang memperkerjakan Wang Hui Lan sebagai pengemis?
Selama ini Hui Lan memang ingin lepas dari penindasan sang juragan dan orang-orangnya, yang telah memaksanya untuk menjadi pengemis.
Sekarang Zhao Jinlong telah bersamanya dan berjanji akan melindunginya dari penindasan orang-orang seperti itu.
Namun akankah Zhao Jinlong sanggup melawan sang juragan dan para anak buahnya? Sementara mereka semua adalah orang-orang dewasa, sedangkan Zhao Jinlong masih tergolong seorang bocah.
★☆★☆
Tiga orang remaja laki-laki berusia 15 sampai 17 tahun tampak melangkah lebar dan cepat menuju suatu tempat. Tepatnya mereka mendatangi sebuah pohon di mana Zhao Jinlong dan Wang Hui Lan duduk istirahat dan bersantai di bawahnya.
Wajah kasar mereka yang dibentuk sedemikian rupa hingga tampak bengis dan kejam. Sepasang mata masing-masing menyorot tajam, membinarkan kemarahan.
Langkah kaki mereka begitu mantap, penuh keyakinan akan berhasilnya tugas yang diembankan kepada mereka, yaitu membikin kapok Zhao Jinlong karena berani merebut Hui Lan dari mereka.
Sementara Hui Lan yang lagi asyik duduk santai bersama Zhao Jinlong, begitu melihat kedatangan ketiga remaja laki-laki itu langsung terkejut. Wajah cantiknya seketika berubah pucat.
"Long Gege...," ucap Hui Lan sedikit tercekat dalam takutnya.
Zhao Jinlong memandang sebentar wajah Hui Lan yang sudah ketakutan. Lalu kembali memandang ketiga remaja laki-laki yang semakin dekat ke tempat mereka, terus bertanya.
"Siapa mereka, Hui Lan? Sepertinya kamu takut pada mereka...."
"Me-mereka anak buah Lou Geng...," sahut Hui Lan semakin ketakutan karena ketiga orang itu semakin dekat ke tempat mereka, "juragan para pengemis seperti aku di kota ini."
"Kamu tidak usah takut," bujuk Zhao Jinlong bernada lembut. "Aku akan melindungimu jika mereka berani macam-macam dengan kamu."
"Aku takut, Gege...."
"Sudah, kamu tenang saja! Biar aku yang mengatasi mereka!"
Lalu Zhao Jinlong berdiri yang dikuti oleh Wang Hui Lan yang masih tampak ketakutan. Dan begitu ketiga remaja laki-laki itu sampai di depan mereka, Hui Lan langsung bersembunyi di belakang Zhao Jinlong.
"Bocah gembel! Sudah beberapa hari ini kau tidak melaksanakan tugasmu!" berkata remaja berbaju hitam yang berdiri paling tengah bernada keras dan kasar. "Apa kau sudah bosan hidup hah?!"
"Rupanya selama ini kau menyamar sebagai bocah laki-laki," berkata remaja lelaki berbaju hijau yang berdiri di sebelah kiri bernada dingin.
"Sungguh kau berani menipu kami selama ini, bocah gembel!" bentak lelaki baju coklat bernada berang.
Hui Lan tidak menanggapi bentakan dan amarah ketiga remaja laki-laki itu. Dia hanya mengintip saja dari balik punggung kiri Zhao Jinlong di tengah rasa takutnya.
"Sekarang Hui Lan dalam perlindunganku," Zhao Jinlong yang menanggapi bernada tenang tapi tegas. "Jadi, mulai sekarang tidak ada yang boleh mengganggu dia lagi, tidak juga kalian!"
Apa tanggapan ketiga remaja laki-laki itu?
Sejenak mereka saling melempar pandang satu sama lain. Lalu kejap berikut seketika terdengar tawa mereka yang cukup keras dan lepas. Jelas sekali mereka meremehkan seorang bocah sakti bernama Zhao Jinlong.
Sedangkan Zhao Jinlong diam saja melihat ketiga remaja laki-laki itu tertawa, seolah membiarkan mereka tertawa puas sebelum menghajar mereka satu persatu.
Berkat ilmu yang dia pelajari dari Kitab Sembilan Bulan, Zhao Jinlong bisa tahu apakah seseorang punya energi sakti dalam dirinya atau tidak.
Dan Zhao Jinlong dapat melihat kalau ketiga remaja itu sama sekali tidak memiliki isi dalam diri mereka. Ketiganya hanya memiliki tenaga luar dan kasar serta sedikit ilmu bela diri.
Zhao Jinlong dapat mengetahui hal itu dengan jelas.
"Hei, bocah tengik! Apa kau sudah bosan hidup hah?" bentak remaja lelaki baju hitam pada Zhao Jinlong. "Serahkan bocah gembel itu kepada kami sebelum Juragan Lou membunuhmu!"
"Aku sudah bilang pada kalian, Hui Lan berada dalam perlindunganku," kata Zhao Jinlong tetap tenang dan santai. "Mana mungkin aku menyerahkannya kepada sampah tak berguna macam kalian."
"Bocah sialan....," geram remaja lelaki baju coklat sudah tak bisa lagi menahan amarah. "Kau rupanya mencari penyakit berani melwan kami...."
Dengan menenteng kegusaran dan amarah, remaja lelaki baju coklat langsung maju dengan cepat, hendak menghajar Zhao Jinlong habis-habisan.
Melihat hal itu Wang Hui Lan bertambah ketakutan. Gadis kecil itu semakin erat merangkul tangan kiri Zhao Jinlong.
"Mundur, Lan Mei!" pinta Zhao Jinlong seraya mendorong pelan Hui Lan ke belakang.
"Gege...."
"Mundurlah!"
Walaupun serba salah Hui Lan tetap mundur ke belakang. Dia tidak boleh memikirkan apapun selain berdoa dan harus yakin Zhao Jinlong dapat mengalahkan ketiga remaja lelaki itu.
★☆★☆
Zhao Jinlong maju selangkah ketika remaja lelaki baju coklat sudah semakin dekat.
Sedangkan remaja lelaki itu, dengan penuh keyakinan bakal mematahkan tulang-tulang Zhao Jinlong, terus melangkah cepat. Dan begitu sudah sampai di depan Zhao Jinlong dalam jangkauan serangan, dia langsung melancarkan aksinya.
Dengan gerakan mantap --menurutnya--, remaja baju coklat itu melayangkan kepalan tangan kanannya, hendak menghantam wajah Zhao Jinlong dengan keras.
Namun yang dia hadapi adalah seorang bocah sakti. Mimpi kalau dia bisa mempecundangi Zhao Jinlong dengan mudah.
Dengan cepat Shen tong Zhao Jinlong memiringkan kepalanya ke kiri, maka serangan remaja lelaki itu cuma menghantam angin alias meleset.
Bukan saja anak buah Lou Geng itu gagal membogem Zhao Jinlong, malah belum apa-apa dia sudah terkena serangan bocah sakti itu.
Setelah berhasil menghindari serangan brutal remaja lelaki berbaju coklat itu, hampir bersamaan dengan cepat Zhao Jinlong menaikkan lutut kanannya, dan telak menghantam perut bawah remaja lelaki itu.
Sehingga membuat remaja lelaki itu terjajar dua langkah ke belakang sambil melenguh pendek saking kerasnya hantaman lutut Zhang Jinlong.
Apakah Zhao Jinlong berhenti menyerang sampai di situ saja? Tentu saja tidak.
Dengan gerakan cepat Zhao Jinlong melakukan serangan beruntun, menghantam dan menendang hingga beberapa kali. Semuanya bersarang di tubuh remaja lelaki itu dengan telak tanpa dapat ditangkis ataupun dihindari.
Dan terakhir Zhao Jinlong melakukan tendangan melayang terputar yang langsung menghantam wajah remaja lelaki baju coklat itu dengan keras dan telak. Hingga remaja lelaki itu terlempar dan jatuh terlentang ke tanah dengan keras.
Sungguh adegan yang memukau itu berlangsung begitu cepat. Dua orang kawan remaja lelaki itu cuma bisa terbengong beberapa saat lamanya. Jelas mereka tidak mengira kalau semudah itu kawan mereka dikalahkan.
Sedangkan Hui Lan juga hanya bisa bengong melihat Zhao Jinlong menghajar lawannya dengan mudah. Bersamaan dengan itu dia takjub akan kehebatan bocah laki-laki yang sudah dia anggap kakak itu.
"Kenapa kalian cuma bengong saja?" seketika Zhao Jinlong menegur bernada dingin. "Ayo kalian maju berdua sekaligus!"
Teguran Zhao Jinlong membangunkan kesadaran kedua remaja lelaki itu. Lalu tanpa banyak pikir dan tanpa rasa malu, mereka berdua langsung maju sekaligus menyerang Zhao Jinlong.
Namun Zhao Jinlong sudah tahu kalau kedua lawannya itu tidak ahli dalam ilmu bela diri. Maka, meski mereka berbadan agak besar darinya, Zhao Jinlong dapat menghajar mereka secara beruntun, tanpa dapat menangkis atau menghindari.
Gerakan Zhao Jinlong terlalu cepat untuk ditanggulangi. Sehingga belum lama bertarung kedua remaja lelaki itu sudah dibuat tumbang terkapar di atas tanah berdebu.
Tak lama berselang, setelah merasa kalau mereka tidak sanggup menghadapi Zhao Jinlong lagi, akhirnya mereka meninggalkan tempat itu.
Tapi sebelum mereka pergi dari situ, remaja lelaki baju hitam masih sempat melontarkan ancaman pada Zhao Jinlong dan Hui Lan.
"Awas, kalian! Ini belum berakhir! Kalian langsung berhadapan dengan juragan Lou!"
"Ya sana! Lapor pada juragan kalian, aku tidak takut!" balas Zhao Jinlong tidak kalah gertak. "Bilang pada Lou Geng, aku akan mendatangi rumahnya."
Walau dengan tertatih-tatih dan terpincang-pincang mereka memaksakan diri untuk meninggalkan tempat itu. Dan seolah membiarkan saja ucapan itu terlontar tanpa mereka mampu membalasnya.
Sementara Wang Hui Lan, melihat kehebatan bela diri Zhao Jinlong yang membuatnya terpukau, dia cukup berbesar hati dan optimis kalau Zhao Jinlong memang bisa melindunginya.
Dan semoga Zhao Jinlong bisa mengalahkan Lou Geng dan anak buahnya yang lain. Itulah doanya.
★☆★☆★