Deskripsi.
Ivona wanita cerdas, tangguh dan Licik usianya kini beranjak dua puluh delapan tahun. Saat ivona membeli cake untuk merayakan hari ulang tahunya kejadian naas menimpanya ivona ditabrak sebuah Truk. Tubuhnya melayang di udara dan terpental jauh. Matanya menatap nanar cake yang sudah hancur. Ivona terkekeh sesaat sebelum menutup mata.
"Bahkan aku tidak diberikan kesempatan meniup lilin untuk terakhir kalinya. Batinya menutup mata".
Seakan takdir mempermainkannya. jiwa Ivona memasuki raga Selir Putra Mahkota yang terkenal dingin dan kejam.
"Siall...
"Kenapa aku harus memasuki tubuh lemah ini, "Dan ingatan apa ini?
"Oo..shhiitt...
"Kenapa pemilik tubuh ini perempuan murahan
"Cinta sih cinta tapi gak juga sampai melakukan Hal sehina itu.
Umpatnya saat mengetahui semua ingatan perempuan itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Star Light, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE. 31
Biarlah kenangan malam ini. Terukir indah di hatinya
Hari yang indah dan cerah Ivona telah diperiksa tabib pagi ini. Tidak sampai dua Minggu lagi Ivona akan melahirkan.
Mendengar kabar itu Ibu Suri, Permaisuri dan Kaisar merasa bahagia. Bahkan mereka tidak sabar lagi menunggu kehadiran sang penerus itu.
"Apa ada yang kamu inginkan sayang?
"Atau ada sesuatu yang ingin kamu makan?
Tanya Ibu Suri lembut.
Mereka bertiga sengaja datang pagi ini hanya untuk mendengarkan hasil pemeriksaan sang tabib.
Ivona mengelengkan kepalanya.
"Aku baru sarapan nenek.
" Perutku juga masih kenyang
Balasnya Ivona sambil tersenyum ringan.
"Baiklah...istirahatlah yang cukup.
"Dan kau Cucu nakal.
"Jaga jarak dengan menantu cucuku.
Tegurnya kepada Ba Xi'an.
Bahkan neneknya itu tau apa yang sudah terjadi tadi malam.
Bisa bisanya cucunya yang dingin ini.
Menghajar istrinya yang sedang hamil Tua.
"Apa dia sudah gila. Batinya.
Sementara Ba Xi'an yang mendengar Omelan tak bermutu neneknya itu hanya memasang wajah datar saja. Membuat sang nenek jengkel.
"Lebih baik kita kembali ibu.
"Biarkan menantuku istrahat
Ucap kaisar.
Entah kenapa anak dan ibunya itu jarang sekali akur.
"Kau juga anak Durhaka...
Kapan Dekritmu itu kau turunkan.
Bentaknya.
Sang Kaisar mengerutu.
"Ujung-ujungnya aku yang kena marah ibu.
"Iya...ibu..beberapa hari lagi.
"Tunggu cucu menantumu lebih sehat dulu. "Sekarang ibu jangan marah marah nanti cepat Tua..
"Bukankah aku sudah Tua?
"Bahkan umurku sekarang sudah tidak terhitung lagi.
Ucapnya sedikit bangga.
"Iya ibu...ibu memang sudah Tua.
"Walaupun umur ibu sudah banyak.
"Seharusnya ibu menjaga kulit ibu supaya tetap awet.
"Memangnya kenapa?
Tanya Ibu Suri serius seketika tangannya meraba-raba kulit dan wajahnya.
"Apa Ibu tidak malu berjumpa dengan ayah nanti di surga.
"Wajah ibu sudah keriput sementara ayah masih gagah dan perkasa.
Terang Kaisar sambil memperagakan cara jalan ayahnya yang unik.
Dan langsung meninggalkan kediaman anaknya itu.
Kaisar takut mendengar Omelan ibunya.
Sang ibu suri yang mendengar ucapan anaknya yang di selingi kutukan itu.
Sontak merasa was-was dan geram.
"Dasar anak Nakal.
Ibu Suri ingin sekali memakai Putranya itu tetapi Putranya sudah menghilang dari ruangan cucunya.
"Apa kulitku sangat keriput?
Tanyanya kepada menantunya Permaisuri. Sementara yang di tanya terkekeh geli.
Ibu suri ini akan berhenti bicara jika sudah membahas Suaminya kaisar terdahulu.
Ivona yang mendengar pembicaraan ibu dan anak itu ikut terkekeh.
Lalu memberikan sesuatu kepada Ibu Suri.
"Nenek ini ada kaca.
"Coba nenek lihat wajah nenek. Saranya...
"Ohh..iya..iya..
"Terimakasih sayang memang kamu yang paling mengerti nenek.
Ucapnya sambil memperhatikan wajahnya di cermin itu dengan serius.
"Nenek ternyata punya keriput halus di pipih nenek sebelah kiri.
Ucap Ibu Suri lesu.
"Bukankah kamu mempunyai eleksir mutiara? Tanyanya kepada menantunya Permaisuri.
Sang Permaisuri mengangguk patuh.
"Baguss.. Serahkan itu kepadaku nanti..
"Aku akan menggunakannya sebelum tidur. Ucapnya. Dia tidak terima penolakan.
Sementara Permaisuri yang mendengar itu. Bibirnya Berkedut. Kenapa juga tadi dia mengangguk.
"Berkurang sudah eleksir mutiaraku. Batinya.
Permaisuri dan Ibu Suri telah kembali ke Istananya masing masing.
Saat ini Ivona sedang menunggu Ibu, ayah, serta adiknya. Jujur Ivona merasakan campur aduk di hatinya. Semenjak dirinya memijakkan kaki di Dunia baru ini. Ivona belum pernah bertatap muka langsung dengan kedua orang Tuanya. Selama ini Ivona ingin sekali merasakan kasih sayang orang Tua.
Makanya Ivona merasa deg degan menunggu kedatangan orang tuanya itu.
Ivona masih bersyukur dengan takdirnya saat ini. Setidaknya Doa yang selalu di ucapkanya Tiap hari di dunianya yang Dulu di kabulkan di Dunianya yang sekarang...
"Apa kamu merasa kurang sehat?
Tanya Ba Xi'an cemas.
Dia melihat istrinya itu sedang gelisah...
"Tidak yang Mulia.
"'Hamba hanya sedikit tidak sabar menunggu Ibu dan ayah.
Balasnya.
Ba Xi'an yang mendengar ucapan istrinya itu. Merasa miris
"Apakah aku terlalu keras kepada istriku?
"Mengingat dulu aku pernah membuat Dekrit melarangnya keluar Paviliun dan tidak ada yang bisa mengunjunginya.
Ba Xi'an merasa hatinya teriris.
"Apakah istriku menahan rasa rindunya kepada orang Tuanya selama ini?
Monolognya merasa bersalah.
"Maafkan aku. Lirihnya.
Ba Xi'an telah banyak menyakiti istri kecilnya itu. Ivona yang mendengar kata maaf itu . Merasa binggung.
"Kenapa yang mulia minta maaf? Tanyanya polos.
Ba Xi'an menatap netra Biru kesukaannya itu.
"Aku minta maaf..Pernah melarang mu keluar paviliun bahkan melarang orang tuamu mengunjungimu.
Jelasnya sedikit bergetar.
Ivona yang mendengar kata-kata Ba Xi'an. Menggelengkan kepalanya.
"Yang Mulia tidak salah.
"Yang Mulia hanya menjalankan peraturan Istana. Balasnya sambil tersenyum.
Ivona tidak ingin hal-hal yang ingin dilupakan di bahas lagi.
Dari kejauhan Ivona dan Ba Xi'an melihat sebuah kereta yang cukup besar memasuki Istana. Ivona memandangi kereta kuda itu. Dia melihat lambang kereta kuda yang sedang berjalan ke arahnya. Ivona tidak menyangka suaminya akan mengijinkan ke dua orangtuanya beserta adiknya menggunakan kereta kuda sampai di depan istana utama. Padahal selama ini tidak ada satupun kereta kuda yang dapat memasuki Istana kecuali Kreta kuda anggota kerajaan. Hari ini Ivona melihat pengecualian untuk orangtuanya.
Ivona melihat seorang lelaki paruh Bayah yang sedang menuntun seorang wanita paruh Bayah turun dari kereta di ikuti seorang lelaki muda yang Ivona yakini sang adik kesayangannya.
Ketiga orang itu berjalan ke arah Ivona. Senyum bahagia terukir di wajah ketiga berbeda usia itu.
Salam Untuk Putra Mahkota dan Selir kelima kiranya Dewa Agung selalu menyertai yang Mulia Putra Mahkota Dan Selir kelima hormat mereka serentak.
Kedua bibir Ivona berkedut mendengar ucapan salam itu.
Putra Mahkota mengangguk...
"Ibu.. Ayah..lirih Ivona.
Bibirnya bergetar melihat kedua wajah tirus itu. Ivona melihat kedua orangtuanya semakin kurus dari yang terakhir Ivona lihat.
Ivona memeluk ibunya dengar tubuh bergetar kuat...menangis sejadi-jadinya menumpahkan rasa rindunya di pelukan sang Ibu. Ivona cukup lama memeluk Sang ibu.
Membuat Ibunya sedikit cemas.
Dia merasa seperti meninggalkan anaknya selama bertahun tahun.
"Hei.. Putri ibu..kenapa menangis?
Sang ibu yang tidak tahan melihat air mata Putrinya juga ikut menangis.
Melihat Putrinya kurus dan lemah hatinya seperti tersayat sayat.
Ivona menggeleng aku sangat merindukan ibu dan ayah sangat ucapnya serak..
Ayahnya yang mendengar kata kata anaknya itu membelai surai anaknya dengan lembut. Air Matanya menetes Putrinya yang jarang di berikan kasih sayangnya dan perhatian selama ini kini terlihat rapuh.
Kesibukan yang selama ini di alami membuatnya tidak bisa mengawasi putrinya itu. Bahkan tidak jarang dia mendengar putrinya itu selalu di siksa oleh Istri sah dan Putri pertamanya. Alexander merasa Dia adalah ayah yang terburuk di dunia ini.
Sementara Ba Xi'an yang melihat istrinya menangis terseduh seduh merasa sesak di dadanya.
Ba Xi'an tidak menyangka istrinya akan serindu itu kepada orangtuanya. Dia merasa Suami yang buruk yang tidak bisa membahagiakan istrinya.