Secret Wedding

Zara menatap gadis yang kini sedang berdiri di sampingnya.

"Aku tidak lama." Zara keluar dari mansion.

Meli hanya menarik napas panjang, setelah mobil yang dikemudikan Zara tidak terlihat lagi.  Gadis itu segera kembali menyelesaikan pekerjaannya.

Nathan yang sudah bersiap, walaupun badannya rasanya begitu sakit. Pria itu merasa kesal, Zara tidak ingin menemaninya saat sakit. Akhirnya memilih keluar kota.

Jhon sampai mansion, pria itu langsung mengambil alih koper milik tuannya.

"Tuan, apa Anda yakin?"

"Hem." Nathan segera masuk mobil.

Jhon sebenarnya ragu, tapi ia tidak bisa menolak. Harapannya Tuannya tidak drop saat di luar kota nanti.

Kini keduanya sudah berada di mobil, Baik Jhon dan Nathan sama-sama diam.

"Selama aku pergi urus perusahaan, ingat proposal kerja sama dan tender jangan pernah berikan pada Maryam. Kamu kerjakan sendiri."

"Tuan, sebaiknya saya ikut."

"Jhon hanya kamu yang sekarang aku percaya." 

"Baik, Tuan."

Sesampainya di bandara, Nathan langsung pergi. Sedangkan Jhon putar balik ke untuk kembali ke kantor.

Nathan langsung duduk di salah satu kafe di bandara, penerbangannya dua jam lagi. Pria itu memilih santai dulu.

Sudah hampir satu jam pria berwajah dingin itu duduk, merasa bosan Nathan segera masuk. Namun, tiba-tiba langkahnya terhenti saat melihat wanita yang tidak asing.

Nathan melihat Maryam bersama Mike, dadanya sesak melihat wanita yang dicintainya itu bergelayut manja di lengan pria lain.

Nathan memakai masker, pria itu kini memilih kembali lagi duduk tepat di belakang pasangan selingkuh itu.

Tanpa keduanya tahu, Apa yang sedang dibicarakan Mike dan Maryam direkam oleh Nathan.

"Sayang, kamu harus mengambil proposal milik Nathan. Aku mau kembali memenangkan tender itu lagi, apa lagi nilainya fantastis."

"Aku kepikiran sejak kejadian malam itu, Nathan tidak mengangkat teleponku." Maryam terdengar begitu sedih.

"Apa pria itu belum datang ke kantor?" 

"Belum, Mike. Kata Jhon sedang keluar kota. Itu  artinya sedang jauh, pada hal pagi tadi aku sudah masuk ke ruang kerja Nathan, tapi tiba-tiba Jhon datang. Jadi maaf kalau aku belum mendapatkan proposal yang kamu inginkan, Sayang."

Nathan mendengar itu mengepalkan kedua tangannya, ia tidak menyangka kalau wanita yang dicintainya selama ini mencuri proposal penting di perusahaannya.

Nathan mengirimkan pesan pada Jhon untuk memperbaiki proposal, pria itu juga mengirimkan rekaman akan apa yang dilakukan oleh Maryam.

Nathan melihat sekelilingnya, mata pria itu melebar saat melihat Zara ada di bandara. 

Nathan mengirimkan pesan pada pada istrinya, untuk menunggu di dekat atm di samping istrinya.

Nathan segera beranjak dari duduknya, pria itu menghampiri istrinya.

"Paman." Zara langsung menempelkan tangannya ke dahi suaminya.

Nathan yang kini menjadi perhatian para pengunjung, bahkan Maryam dan Mike juga sedang memperhatikannya.

Pria itu langsung mencium bibir Zara, hal itu membuat tubuh wanita itu menegang.

"Diamlah, Mike dan Maryam melihat ke arah kita." Nathan mengecup kening Zara.

Wajah Zara merah, melihat itu Nathan tersenyum. Dicubitnya pipi istrinya dengan gemas.

"Mau ikut?" 

"Kemana, Paman?"

"Bulan madu," bisik Nathan dengan menarik tangan Zara.

"Paman." Zara akhirnya mengikuti suaminya masuk.

Nathan langsung memesan tiket, setelah itu mengajak istrinya untuk naik ke lantai dua.

"Kamu kasih tahu Meli agar tidak khawatir," kata Nathan.

"Paman, kita mau kemana?"

"Bertemu rekan bisnis, kamu bantu aku ya. Jhon harus di perusahaan."

"Aku pikir Paman pergi dengan Maryam," kata Zara.

Nathan tersenyum, melihat wajah Zara terlihat kesal. Diusapnya kepala Zara lembut." Apa kamu cemburu, Sayang?"

Nathan mengerlingkan matanya menggoda istrinya.