NovelToon NovelToon
Surga di atas lara

Surga di atas lara

Status: tamat
Genre:Romantis / Patahhati / Poligami / Duda / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Tamat
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Ika Oktafiana

(Mohon jangan boomlike) Pernikahan Zoya dan Zada yang sudah berjalan tiga tahun ini tampak rukun dan bahagia.
Namun siapa sangka, Zada yang tipekal suami setia tiba-tiba membawa pulang wanita lain ke rumah Zoya dan Zada.
Bagai tertusuk seribu sembilu, Zoya begitu kecewa dengan Zada yang diam-diam sudah menikah lagi tanpa persetujuan darinya.
Zoya meminta talak, namun Zada menolaknya. "Aku tidak akan pernah menjatuhkan talak untukmu. aku masih mencintaimu, Zoya." Begitulah alasan yang selalu terucap dari bibir suaminya.
"Tidak masalah aku di madu asalkan, aku tidak tinggal satu atap dengan maduku," lirih Zoya penuh luka dan nyeri di hatinya.

Biarlah Zoya menerima semuanya. Karena tanpa Zada ketahui, Zoya sedang mengandung anak yang selama ini di nanti-nantikan.
Biarlah Zoya menerima surganya, walau surga itu telah menorehkan luka dan lara yang mendalam.

Mampukah Zoya tetap bertahan ketika melihat suaminya bersanding dengan wanit

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Oktafiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30. Kenyataan yang menyakitkan

Zoya mengantarkan bu Khadijah dan Zaky sampai di depan. Setelah cukup lama berbincang, anak dan ibu itu memilih pamit. Setelah mobil yang di kendarai Zaky tak terlihat lagi, Zoya kembali masuk ke rumahnya. 

Waktu sudah menunjukkan pukul dua belas lebih lima belas menit, pertanda sudah waktu Zuhur. Zoya bergegas melaksanakan kewajibannya pada Yang Maha Kuasa. 

Setelah cukup lama larut dalam doa, Zoya kembali merasa bosan dan duduk di pinggiran jendela, melihat pemandangan luar yang masih menampakkan rintik-rintik hujan dan kabut tipis. 

Zoya menghela nafasnya kasar. Entah mengapa, pikiran Zoya masih saja tertuju pada Zada. 'Apa mas Zada juga sedang memikirkanku? Ah, apa yang kamu harapkan, Zoya. Sudahlah, bangun hidupmu yang baru,' batin Zoya mulai berperang. 

Ya, Zoya harus membuka lembaran baru dan mengisi kembali dengan tinta yang baru. Zoya tidak mau terpuruk lagi. Sebelum itu, Zoya juga ingin mengoreksi dirinya sendiri sehingga dia ada di posisi sekarang ini. 

'Apa aku punya banyak kesalahan? Sehingga mas Zada berpaling? Sepertinya aku masih banyak kekurangan. Aku akan berusaha memperbaiki itu,'

Pikiran Zoya terus berperang memikirkan penyebab apa yang membuat Zada berpaling. Zoya tentu belum bisa menerima semua dengan begitu saja. Pasti ada kekurangan yang Zoya tidak ketahui. Harusnya Zada menegurnya, bukan malah mencari orang baru yang sesuai keinginannya. 

Zoya mengusap wajahnya kasar dan menghembuskan nafasnya lelah. Hari minggu bagi Zoya terasa membosankan. Akhirnya, Zoya memilih untuk pergi ke taman terdekat walau cuaca masih gerimis.

Dengan berjalan kaki, Zoya menapaki trotoar menuju taman terdekat. Tidak lupa, Zoya membawa payungnya. Tidak berapa lama, Zoya sudah sampai di taman. Tidak banyak orang yang berkunjung karena cuaca sedang tidak mendukung. 

Karena perutnya lapar, Zoya memilih bakso sebagai menu makan siangnya, cocok dengan cuaca hari ini. "Bang, baksonya satu sama teh hangatnya satu ya?" ucap Zoya pada penjual bakso.

"Baik, Neng. Sebentar, saya buatkan terlebih dahulu," jawab Abang tukang bakso ramah. Zoya mengangguk dan mendudukkan dirinya di salah satu kursi kosong. 

Tidak berapa lama, bakso pesanananya jadi. Zoya segera menyantap setelah membaca doa. Baru saja satu suapan bakso masuk ke mulutnya, ada suara yang begitu familiar menginterupsi. "Bang, pesan baksonya dua bungkus ya?" 

Zoya menoleh dan benar saja, Zada sudah berdiri di ambang pintu sambil memainkan ponselnya. Ada rasa rindu yang menyelip di hatinya namun, saat Zoya mengingat luka yang telah Zada torehkan, Zoya langsung membuang pandangan. 

Cintanya terlalu berharga untuk di sia-siakan. 

Nafsu makan Zoya mendadak hilang entah kemana ketika mengingat Zada memesan dua porsi bakso. 'Untuk siapa lagi memangnya kalau bukan untuk Ghaida?' rutuk Zoya dalam hati. 

Zoya meminum teh hangatnya, mencoba untuk tidak terganggu dengan kehadiran Zada di sekitarnya. Zoya juga tidak berharap Zada akan melihatnya. Lebih baik itu tidak terjadi karena Zoya akan semakin sulit melupakan Zada. 

"Zoya?"

Zoya langsung memejamkan mata saat mendengar suara Zada memanggil namanya, harusnya Zoya tidak perlu memikirkannya. 

"Bang, jadi berapa?" ucap Zoya mengabaikan panggilan Zada. Zoya ingin menganggap Zada tidak pernah ada selamanya. Lebih baik seperti itu. 

Setelah tukang bakso menyebutkan nominalnya, Zoya bergegas keluar dan melewati Zada. Tanpa diduga, Zada mencekal pergelangan tangan Zoya. "Lepas." lirih Zoya dengan penuh penekanan. 

Zada mengabaikan ucapan Zoya dan bergegas membayar bakso yang sudah dirinya pesan. "Zoya … Ikut aku sebentar," ucap Zada pelan. Karena tidak punya pilihan, dan semua orang sedang melihat ke arahnya, Zoya mengangguk pasrah dan mengikuti langkah Zada. 

Zada membawa Zoya masuk ke mobil. Zoya ingin menolak namun, semua sudah kalah cepat dengan gerakan Zada yang mengunci mobil dari dalam. Zoya menatap tajam pada Zada yang telah bertindak seenaknya. 

"Apa lagi sih, Mas? Kamu bisa nggak sih jangan ganggu hidupku terus? Bagaimana aku bisa lupa kalau kamu terus seperti ini padaku?" protes Zoya menggebu-gebu, nafasnya terlihat memburu. 

Zada mengusap wajahnya frustasi. "Apa kita tidak ada jalan lain selain berpisah?" tanya Zada tanpa beban. Zoya langsung menatap datar Zada. "Kamu pikir aku barang yang bisa kamu tarik ulur sembarangan? Aku juga ingin bahagia, nggak hanya kamu yang butuh bahagia dan dengan mudahnya berpaling. Kurang apa coba, aku selama ini!" tanya Zoya dengan suara yang meninggi. 

Zada mulai terpancing emosi dan menatap tajam Zoya. "Kamu mau tahu kesalahan kamu dimana? Salah kamu nggak pernah ada waktu buat aku. Kamu selalu sibuk dengan toko bungamu. Padahal, aku bisa memenuhi semua kebutuhan kamu! Kamu nggak bisa masak, dan yang terakhir, kamu tak kunjung punya anak!" 

Zoya terpaku di tempat, perkataan Zada memang tidak salah. Tapi, bolehkah Zoya kecewa dan sakit hati? Karena itu yang sedang Zoya rasakan. Susah payah Zoya menelan salivanya sendiri, seperti ada batu besar yang menghambat tenggorokannya. 

Begitu menyakitkan jika seseorang yang Zoya cintai dengan terang-terangan mencela dirinya. Dada Zoya terasa sesak hingga sulit untuk bernafas. Tanpa terasa, buliran bening mengalir dari kedua sudut matanya. Akhir-akhir ini, Zoya jadi sering sekali menangis dan terlihat lemah. 

Zada menjambak rambutnya frustasi saat sadar dirinya telah salah bicara. "Zoya …." Zada ingin menyentuh bahu Zoya namun segera Zoya tepiskan. Dengan sisa tenaganya, Zoya akhirnya bersuara. "Mas ... Mengapa kamu baru mengatakannya sekarang? Mengapa tidak dari dulu kamu mengatakannya? Mengapa kamu baru mengatakan kalau kamu keberatan karena aku tak kunjung hamil? Mengapa tidak dari dulu kamu mengatakannya …." Zoya mulai sesenggukan dengan air mata yang berderai. 

"Zoya …."

"Seandainya kamu katakan sejak dulu, mungkin aku tidak akan jadi penghalang kamu untuk menikah lagi. Aku akan dengan sukarela melepaskanmu, Mas. Asalkan kamu bahagia dan tercapai segala keinginanmu, Mas," ucap Zoya setelah lebih tenang. 

Zoya berusaha mengukir senyumnya. "Maafkan aku jika sewaktu bersamamu, banyak sekali kesalahan yang aku perbuat. Aku memang tidak sempurna oleh karena itu, aku butuh didukung dan di nasehati,"

"Zoya …." panggil Zada mencoba menenangkan Zoya. 

"Berbahagialah, Mas. Kita selesaikan urusan kita di pengadilan nanti. Aku harap, semua cepat selesai agar kamu juga cepat bahagia. Maaf jika selama ini, aku hanya menjadi beban hidupmu," Zoya mengusap sisa air matanya dan bergegas ingin keluar namun, Zoya sadar bahwa pintu mobil masih terkunci. 

"Buka kuncinya, Mas. Aku juga ingin bahagia," sindir Zoya yang berhasil membuat Zada menurut dan membiarkan Zoya pergi. Zoya berlari menuju rumahnya tanpa menghiraukan hujan yang mulai turun lagi dari langit.

Zoya bisa menangis sepuasnya tanpa harus diketahui oleh orang-orang yang melihatnya karena air matanya tersamarkan air hujan.

Semesta seakan ikut bersedih dan menemani Zoya menangis.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

memang ya ...

melupakan mantan itu tidak semudah yang ada di pikiran. semoga Zoya lekas pulih ya, mohon doanya🙃

jangan lupa dukung Zoya terus dengan cara like, komen, vote dan kasih hadiah semampu kalian.

terima kasih untuk yang selalu kasih dukungan buat Zoya. semoga kalian diberi kesehatan dan rezeki yang melimpah serta berkah. aamiin

lope kalian semua😘😘

💝💝💝💝💝💝

1
Siti Masitah
ya kalo pelakor y g tau diri
Rismawati Damhoeri
mau adil itu, jngan taruh 2 istri satu atap, Kasih rmh satu Sorang, bagi hari sama adil, gitu...
Rismawati Damhoeri
menangis meraung raung, berlebihan dan amat lebay thor ..
Nur Aulia
bodohnya Zoya,,udah disakitin mau tinggal bareng SM madunya,, pergi yg jauh Zoya
Siti Masitah
lebih bagus keguguranlh..
Siti Masitah
zada botol..zoya lebih lebih botool
Kasmawati S. Smaroni
kalo liat ceritanya,adis sebenarnya ga cinya sama ghaida tapi lebih ke nafsu,itulah nyamannya beristri dua,yang satu menstruasi,ada lagi istti cadangan satu.pendapatku
Kasmawati S. Smaroni
,mestinya ghaida ga boleh cemburu sm madunya karena ghaida rela di madu karena bucin
Siti Masitah
piginya kok nanggung jauuuh sekalian...
Siti Masitah
ternyata nafsunya setipis tisu y..nazis
lovina
penulisnya keknya labil dehh cara buat narasinya g mateng alias dewasa agak kekanakan seolah semua mudah jdnya agak tdk manusiawi dan g dpt feelnya
Siti Kholifah
Rahasia🤣🤣🤣
Siti Kholifah
Cieee pak polisi, awas pak masih istri orang🤣
Chanikya Fathima Endrajat
mmgnya sah menikahi wanita hamil, apalg bukan anak biologisnya
Ah Serin
zoya jangan buta cinta zada yang sudah kahwin lagi. pergi jauh2 zoya kalau tak kau yang mental nanti.
Jetva
Benar" Zoya merendahkan diri...bukankah Zada tdk pernah meminta izin nikah lagi.?? trus dtang" wanitax udh hamil.?? otak Zoya di mana..?????
Khairul Azam
entah kenapa kebanyakan penulis bikin cerita seperti ini, sepwrti mereka bisa menjalani hidup seperti cerita yg mereka buat cinta boleh tp jgn tolol dong
Anonymous
Zoya goblok, kalau masih mau di madu krnapa harus marah dan pergi, bertahan aja dalam sakit melihat suami dan istri barunya aneh
yuyunn 2706
adakah didunia nyata seperti Zoya Thor?
yuyunn 2706
cinta boleh bget Zoya tapi jgn bodoh Krn cinta
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!