Lina adalah pewaris kekuatan supranatural Dorong & Tarik yang hebat, sebuah energi kinetik yang hanya mengalir di garis keturunan perempuan keluarganya. Jika Lina fokus, ia bisa memindahkan truk. Tapi karena ia ceroboh, ia lebih sering menghancurkan perabotan rumah, membuat Ayah dan adiknya, Rio, selalu waspada.
Kekuatan yang harus ia sembunyikan itu, ia gunakan secara terlalu ikhlas untuk membantu seorang kakek mendorong gerobak rongsokan, yang menyebabkannya melesat kencang di jalanan.
Insiden konyol ini ternyata disaksikan oleh CEO Aris, seorang pebisnis jenius nan tampan yang sedang diburu musuh misterius. Aris langsung terobsesi dan merekrut, apa yang terjadi di kehidupan lina Bersiaplah mengikuti drama komedi supranatural ini.lerstgooo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adrina salsabila Alkhadafi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30: Kunjungan Nenek dari Penthouse Lain
Pagi itu, penthouse Aris agak tenang. Dika sedang sibuk menganalisis 'bukti' dari flash drive resep kue kering, dan Siska berusaha keras mengendalikan emosinya dengan menonton acara memasak yang damai.
Ketengan itu hancur saat bel pintu berbunyi, dan yang muncul adalah Nenek Lina (dengan koper besar) dan Madam Gobi (membawa kantong berisi akar-akaran aneh).
"Nenek!" seru Lina, terkejut.
"Cucuku! Penthouse ini terlalu sepi! Nenek dengar cucu Aris sedang sibuk menyeimbangkan mesin cuci, jadi Nenek harus datang untuk memberikan Bantuan Kinetik Keluarga," kata Nenek, melangkah masuk.
Aris menelan ludah. "Selamat datang, Nenek. Tapi kami sudah punya banyak sekali energi kinetik di sini."
Nenek mengabaikan Aris. Ia menatap sepatu Lina.
"Lina! Kenapa kamu pakai sepatu flat ke kantor? Kamu CEO! Kamu Ratu Kinetik! Kamu harus pakai kekuatan penuh!" Nenek menunjuk.
Lina membela diri. "Nenek, high heels itu tidak nyaman! Aku harus bergerak cepat di kantor."
Nenek menggelengkan kepala. "Salah, Cucu. High Heels adalah Titik Pusat Gravitasi seorang wanita. Jika kamu bisa menyeimbangkan high heels 10 cm, kamu bisa menyeimbangkan dunia!"
Nenek mengeluarkan sepasang high heels merah menyala setinggi 12 cm dari kopernya. Sepatu itu terlihat seperti senjata.
"Mulai hari ini, Kontrak Hati kalian punya aturan baru: Lina harus menaklukkan high heels ini dengan Dorong Kinetik-nya!" perintah Nenek.
Aris langsung mode Direktur Taktis. "Nenek! Itu melanggar semua hukum ergonomi dan keselamatan!"
"Diam, Cucu Aris! Ini adalah Pelatihan Kinetik Estetika! Lina, kamu harus memakai sepatu ini ke kantor, dan kamu harus berjalan tanpa terpeleset sedikit pun, bahkan jika lantainya bergetar karena emosi Dika!"
Lina, sebagai Ratu Kinetik, tidak bisa menolak tantangan dari Neneknya.
Lina memakai sepatu itu. Dia mencoba berdiri. Kaki Lina goyah.
"Aris! Aku butuh Dorong Kinetik Mikro Stabilisasi!" Lina memohon.
Aris harus mendekat. Ia meletakkan tangannya di pinggang Lina, tapi dia menggunakan Dorong Kinetik yang sangat halus di tumit sepatu Lina, menstabilkan Titik Gravitasi Lina.
Lina terkejut. "Wow! Aku stabil! Kamu jenius, Direktur Taktis!"
"Tentu saja. Aku mengerti fisika lebih baik dari orang lain," balas Aris, menyeringai. "Sekarang, coba berjalan."
Lina berjalan perlahan. Di belakang mereka, Dika (yang sedang panik melihat Nenek) secara tidak sengaja melepaskan Dorong Emosi yang membuat lantai sedikit bergetar.
Lina hampir jatuh!
"Aris! Sentuhan Mikro Tiga Ratus Derajat!" teriak Lina.
Aris dengan sigap menyesuaikan Dorong Kinetik-nya. Mereka berdua bekerja sama, menstabilkan Lina di sepatu setinggi 12 cm di atas lantai yang bergetar.
"Sempurna!" seru Nenek, bangga. "Sekarang, kamu siap untuk rapat dewan direksi!"
Di kantor Phoenix Tech, Lina berjalan dengan percaya diri, ditopang oleh Dorong Kinetik Mikro yang tidak terlihat dari Aris. Mereka berdua tampak seperti pasangan profesional yang sangat serasi, padahal sebenarnya mereka sedang berjuang keras melawan fisika dan gravitasi.
Lift Chaos: Saat masuk lift, Lina kehilangan keseimbangan karena lift terlalu cepat. Aris harus menggunakan Dorong Kinetik di high heels Lina untuk menahan inertia gerak.
Rapat Dewan: Lina memimpin rapat dengan anggun. Namun, saat Aris (yang duduk di sampingnya) tidak setuju dengan salah satu poin anggaran, Lina menggunakan Tarik Kinetik halus pada kursi Aris, membuat kursi itu bergeser mundur sedikit demi sedikit, sampai Aris hampir jatuh.
Saat jam istirahat, Lina dan Aris saling menyandarkan diri di balik pintu kantor.
"Aris, ini misi terberat kita! Aku sudah Dorong satu kursi dan hampir membuat lift error!" bisik Lina, terengah-engah.
"Aku juga, Lina! Otakku panas karena harus menghitung vektor Dorong di setiap langkahmu! Aku bahkan tidak sempat memikirkan Proyek Green Energy," keluh Aris.
Lina menatap Aris. "Kenapa kamu mau melakukan ini, Direktur Taktis?"
Aris tersenyum. "Karena kamu terlihat sangat badass dengan sepatu itu. Dan karena aku tahu, Titik Nol-mu hanya bisa diimbangi oleh keseimbangan kinetik kita berdua."
Lina mencium Aris dengan cepat. "Terima kasih."
Misi high heels berakhir saat mereka kembali ke penthouse. Nenek Lina terlihat puas.
Namun, Aris mendapat berita buruk. Karena Siska dan Dika kini sudah akrab, mereka memutuskan untuk bermain-main dengan kekuatan mereka lagi, dan lagi-lagi di luar kendali.
"Lina! Lihat ini!" seru Aris, menampilkan berita terbaru.
Kali ini, Dika dan Siska pergi ke sebuah acara pameran lukisan. Dika merasa kagum pada sebuah lukisan bunga.
WHUSHH! Karena Dika kagum, dan Siska merespons, semua bunga asli di dalam ruangan pameran membeku seketika menjadi es, padahal suhu ruangan normal.
Berita: "FENOMENA ANEH: Bunga di Galeri Seni Tiba-tiba Membeku, Diduga Ulah Eksperimen Konyol Phoenix Tech."
"Mereka membuat bunga membeku! Sekarang semua orang mengira Phoenix Tech menjual Bunga Abadi dengan teknologi pembekuan!" Aris frustrasi.
Lina tertawa terbahak-bahak. "Aris, kamu harus mengubah strategimu. Jangan melawan kekacauan. Tapi gunakan kekacauan ini sebagai marketing baru!"
"Bagaimana caranya?" tanya Aris.
"Kita akan membuat pengumuman: Phoenix Tech meluncurkan Bunga Abadi Kinetik. Dan harganya harus mahal," Lina menyeringai. "Kita untung, dan Dika serta Siska merasa berguna!"
Aris terkejut, lalu tertawa. "Jenius! Ratu Kinetik, kamu adalah CEO yang paling Top Markotop! Kamu mengubah kekacauan emosi menjadi keuntungan bisnis!"
Malam hari, setelah semua kesemrawutan mereda, Lina melepaskan high heels merah itu.
"Akhirnya bebas," Lina menghela napas lega.
Aris mendekat, memijat kaki Lina. "Aku harus mengakui, Ratu Kinetik, kamu tampak paling kuat saat kamu menaklukkan sesuatu yang mustahil."
Lina memegang Liontin Kontrak Abadinya. "Kekuatan sejati bukan pada high heels-nya, Aris. Tapi pada Dorong Kinetik yang kamu berikan. Aku tidak akan pernah bisa menaklukkannya sendirian."
Aris mencium Lina dengan lembut. "Aku janji, Lina, aku akan selalu menjadi Dorong Kinetik Mikro-mu, entah itu untuk menstabilkan high heels atau menyeimbangkan emosi Liga Kinetik."
"Dan aku akan menjadi Tarikan Emosi-mu, agar kamu tidak terlalu serius," balas Lina.
Mereka berdua tahu, Kontrak Hati mereka tidak terikat oleh aturan atau anggaran, tetapi oleh kerja sama yang lucu di tengah setiap kekacauan yang datang.