Sebuah kota yang ditimpa tragedi. Seseorang baru saja membakar habis gedung pengadilan di Withechaple, Inggris. Beruntung tidak ada korban jiwa.
Seorang detektif hebat ditugaskan menangkap sang pencuri Lupin. Waktu yang dimiliki Wang yi semakin terbuang sia-sia. Semakin ia merasa bisa menangkap pencuri Lupin, semakin ia terjebak dalam permainan menyebalkan yang dibuat oleh musuh. Beruntungnya gadis cantik bernama Freya, yang bekerja menyajikan bir untuk para polisi di kedai setempat selalu memberinya motifasi yang unik.
Selama beberapa Minggu, Wang yi menyusun rencana untuk menangkap sang Lupin. Hingga sebuah tugas melindungi mahkota Atlantis tiba di kota itu. Wang yi akhirnya berhasil mengetahui siapa sosok sang Lupin. Namun, ketika sosok itu menunjukan wajahnya, sebuah rahasia gelap ikut terkuak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Anonimity, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 30 : Penangkapan Wali Kota
Keesokan paginya, Gito terbangun ketika mendengar bunyi pintu yang dibanting. Jalanannya di dekat rumahnya termasuk jalan yang sepi, jadi bunyi ini sangat tidak umum, tetapi ia terlalu lelah untuk melihat ke luar jendela. Perutnya bergolak dan kepalanya terlalu pusing untuk memikirkan apa pun selain mimpi yang baru saja dialaminya. Ia nyaris mengingat mimpi itu lagi ketika terdengar ketukan di pintu depan. Ia berguling. Ia akan membiarkan ibunya membuka pintu. Ketukan bernada tidak sabar terdengar lagi, dan ia mendengar bunyi langkah ibunya yang terbungkus sandal di sepanjang koridor. Lalu ia mendengar pintu depan terbuka. Gito bangkit duduk. Ia mengusap wajah dan mengenakan kaos. Ia membuka pintu kamar dan melihat Wang Yi dan Frank berderap menyusuri koridor ke arahnya.
"Apa-apaan ini?" katanya sambil berharap ia sempat memakai celana panjang.
"Maaf, Pak Wali Kota." Wang Yi mengangguk. "Mari kita permudah semua ini, oke? Tidak seorang pun menginginkan keributan."
Gito menatap ke belakang, Frank sedang berbicara dengan suara lirih kepada ibunya di ambang pintu. Bob bersandar di samping pintu, dan ada dua pria lain yang tidak dikenalnya, pria-pria bersetelan, yang berdiri sambil bersedekap.
"Aku tidak mengerti."
"Tolong biarkan aku lewat," kata Wang Yi. Gito tidak bermaksud menghalanginya. Ia pun langsung menepi.
Wang Yi masuk ke kamarnya, diikuti dua pria bersetelan itu. Gito berdiri di ambang pintu kamarnya, merasa seperti orang bodoh hanya dengan celana dalam. Ia berharap ia mengeluarkan botol minuman keras itu dari kamarnya kemarin malam, itu akan menodai citranya sebagai Wali Kota, tapi sepertinya tidak seorang pun menatap botol itu. Malah, salah seorang pria bersetelan mengeluarkan sepasang sarung tangan karet dan berlutut di samping ranjang Gito.
"Apakah ini lelucon?" tanyanya, tiba-tiba sadar bahwa semua ini pasti semacam lelucon, tetapi ia tidak mengerti alasannya. Ia tidak hendak menikah. Hari ini bukan hari ulang tahunnya.
Pria bersarung tangan itu mengabaikannya dan mengeluarkan sesuatu dari kolong ranjang Gito. Benda itu terlihat begitu aneh sampai butuh sesaat bagi Gito untuk menyadari apa benda itu. Sebungkus kecil kristal putih. Lalu, pria itu mengeluarkan sebungkus lagi, dan sebungkus lagi, dan Wang Yi menoleh ke arah Gito.
"Pakai celanamu, Wali Kota. Mari kita berjalan keluar dari sini. Meski kau seorang Wali Kota, kau tidak bisa bebas dari jerat hukum. Jangan membuatku terpaksa memborgolmu." Kata Wang Yi.
Dengan itu, Gito ditahan atas penyimpanan barang terlarang berupa narkotika di kamarnya. Gito sendiri tidak mengerti bagaimana benda itu bisa ada di kamarnya. Kemudian, saat hendak memasuki kantor polisi, Gito mulai ingat kalau seorang gadis mampir kerumahnya. Dan, itu terasa aneh karena tidak seperti hal yang wajar.
"Tunggu! Bukan aku pelakunya. Gadis itu menjebakku!" Seru Gito. Ia meronta saat hendak dibawa menuju sel.
"Siapa yang kau maksud?" Tanya Frank. Wang Yi yang berjalan di sampingnya diam mendengarkan.
"Freya! Kemarin gadis itu berkunjung saat aku tidak ada. Hanya ada ibuku di sana. Dia pasti yang menaruh barang itu di kamarku, tanpa sepengetahuan ibuku. Dia sengaja menjebakku." Kata Gito mulai membela diri.
Wang Yi dan Frank saling bertukar pandang. "Kau punya buktinya?" Tanya Wang Yi. Gito diam, ia tidak mempunyai bukti sedikitpun, tapi ia yakin gadis itu yang melakukannya. "Sayang sekali. Meski kau seorang Wali Kota, membuat tuduhan yang tidak berdasar tidak di perbolehkan. Asal kau tahu saja..." Kata Wang Yi. Mereka berjalan kembali menuju sel. "Hukuman untukmu bukanlah di dalam penjara ini."
"Apa maksudmu?" Gito mengernyit, perasaannya tidak enak.
"Hukumanmu yang sebenarnya adalah hukuman mati." Kata Wang Yi.
Gito tersentak, ia berteriak tidak terima, "Bagaimana mungkin aku dijatuhi hukuman mati? Meski seandainya aku mengonsumsi obat terlarang itu, aku hanya bisa dijatuhi hukuman penjara sesuai undang-undang."
"Kata siapa kau di hukum mati hanya karena menyimpan obat terlarang?" Wang Yi menyeringai. Gito berkeringat dingin, perasaannya semakin tidak karuan. Ia berharap ini hanya mimpi. Dia akan segera bangun dan melupakan semuanya.
"Kau dijatuhi hukuman mati, atas pertanggung jawaban kasus pasangan suami istri 23 tahun yang lalu. Kau mengingatnya?" Kata Wang Yi.
Gito tersentak. Itu kasus yang sangat lama, tapi sampai kapanpun ia tidak akan bisa lupa. Kasus itu seperti selalu menghantuinya. Gito kembali berkeringat dingin. Tubuhnya gemetar. Wang Yi bisa melihat ekspresi panik dari wajah pria tua itu. Tapi kemudian, Gito kembali tenang. Ekspresinya kembali stabil.
"Kasus itu tidak ada hubungannya denganku. Lagipula kasus itu sudah selesai. Pasangan suami istri itu memang terbukti memakai dan mengedarkan obat terlarang. Lalu, apa? Jangan bilang kau akan membangkitkan orang mati untuk menjadi saksi?" Gito tertawa sarkas.
"Lalu aku ingin bertanya, dimana kau menyimpan berkas buktinya?"
Gito kembali bungkam, ia tidak menduga Wang akan memberikan pertanyaan seperti itu. "B-berkasnya sudah lama hilang ketika gedung arsip di renovasi." Jawab Gito. Tapi siapapun bisa tahu kalau pria tua itu sedang berbohong.
"Berkasnya hilang, atau sejak awal memang tidak ada. Kau dan para pejabat lainnya menyuap hakim dan melemparkan tuduhan tidak berdasar pada pasangan suami istri tersebut, dan membuat mereka di hukum mati."
"Jangan bercanda!" Sentak Gito. "Apa buktinya kalau aku yang melakukan itu!?" Wang Yi mendengus. Ia benar-benar ingin memukul pria ini.
"Bisa aku bicara dengan pria tua itu sebentar?" Langkah Wang Yi terhenti di depan sel Zhou Shiyu. Gadis itu berdiri bersandar pada tembok dengan kedua tangan yang di silangkan. Tatapannya tajam menusuk pada Gito.
"Ya, tentu." Kata Wang Yi.
"Kau yakin?" Tanya Frank. Ia sedikit ragu dengan keputusan Wang Yi.
"Jangan khawatir, dia tidak melakukan hal yang berlebihan." Ucap Wang Yi.
Wang Yi melemparkan Gito kedalam sel Zhou Shiyu hingga pria tua itu tersungkur jatuh dibawah kaki Zhou Shiyu. Gito mencoba bangun tapi sedikit sulit karena tangannya masih di borgol. Ia bersimpuh sambil mendongak menatap Zhou Shiyu yang melihatnya tajam. Seolah gadis itu ingin membunuhnya.
"Z-Zhou Shiyu..." Gito tergagap.
Zhou Shiyu menendang Gito sampai terpental ke belakang. Frank ingin menghentikannya tapi Wang Yi menahannya sambil menggelengkan kepala.
"Bagaimana rasanya, berada di posisi orang tuaku?" Tanya Zhou Shiyu.
Gito tersentak, "Orang tua? A-apa maksudmu?"
Zhou Shiyu mencengkram kerah baju Gito, kemudian memberikan satu pukulan pada wajahnya. Gito merintih menahan sakit. Tenaga gadis itu sangat besar. "Kau menuduh orang tuaku tanpa bukti, dan menghukum mati mereka atas tindakan yang tidak mereka lakukan!" Sentak Zhou Shiyu. "Bertahun-tahun aku mencari tahu..." Suara gadis itu mulai bergetar. Ia menahan tangis sekaligus emosi.
"Saat itu aku masih sangat kecil, tapi aku tahu kalau orang tuaku tidak bersalah. Aku hanya bisa melihat mereka mati di depan mataku. Setelah bertahun-tahun, aku akhirnya mengetahui kebenarannya. Kaulah yang menjebak orang tuaku dan membuat mereka di hukum mati. Meskipun aku sudah mendapatkan semua buktinya, aku menyadari tetap tidak akan bisa menang, selama hukum masih bisa di beli dengan uang. Tapi, hari ini... akhirnya balas dendamku selesai. Minta maaflah pada orang tuaku di alam sana..." Zhou Shiyu terus memukuli Gito sampai babak belur. Meskipun pria tua itu merintih kesakitan sambil meminta maaf, Zhou Shiyu tetap tidak berhenti. Wang Yi menghela nafas, ia berjalan kedalam sel untuk menghentikan amukan Zhou Shiyu sebelum terlambat.
...***...
...PENANGKAPAN WALI KOTA WHITECHAPLE, TERKAIT PENYELUNDUPAN NARKОВА...
...Oleh : Freyanashifa...
Breaking news: Dalam skandal korupsi, Wali Kota Whitechaple, Gito Andara secara resmi dituntut dengan tuduhan penyelundupan methamphetamine antarnegara bagian. Rumahnya di Whitechaple digerebek pagi ini, dihadiri petugas-petugas dari Komisi Kejahatan dan Penyelewengan. Methamphetamine mentah dalam jumlah besar berhasil disita dari lokasi.
Narkoba tersebut telah menghancurkan komunitas kecil ini, sementara kepolisian negara bagian tidak mengerti bagai-mana narkoba ini bisa menyelinap masuk ke kota ini.
Bersamaan dengan kasus pencurian mahkota Atlantis, kota ini juga mengalami beberapa kebakaran yang disengaja akhir-akhir ini. Kebakaran terakhir menyulut tambang minyak yang terbuka yang menyebabkan api kini terus membara di bawah permukaan kota. Para pemadam kebakaran bekerja keras mengendalikan nyala api.
Mengingat rangkaian kejadian akhir-akhir ini, juru bicara dari Komisi Kejahatan dan Penyelewengan menyatakan bahwa mereka tidak akan mengabaikan penyelidikan terhadap penyelewengan kekuasaan yang dilakukan pihak aparatur kota.