NovelToon NovelToon
Last Chance

Last Chance

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Teen Angst / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: CutyprincesSs

Daniel Ferondika Abraham adalah cucu pertama pemilik sekolah menengah atas, Garuda High School.
Wajahnya yang tampan membuatnya menjadi idaman siswi sekolahnya bahkan di luar Garuda juga. Namun tidak ada satupun yang berani mengungkapkan rasa sukanya karena sikap tempramen yang di miliki laki-laki itu.
Hal itu tak menyurutkan niat Dara Aprilia, gadis yang berada di bawah satu tingkat Daniel itu sudah terang-terangan mengungkapkan rasa sukanya, namun selalu di tolak.
Mampukah Dara meluluhkan hati Daniel? dan apa sebenarnya penyebab Daniel menjadi laki-laki seperti itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CutyprincesSs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 29

Pagi itu, London masih berkabut. Udara dingin menempel di kulit meskipun matahari sudah muncul dengan malu-malu di balik awan. Dara berdiri di dekat pintu keluar rumah, rambutnya dikuncir kuda, jaket wol coklat tua membungkus tubuhnya dengan tas selempang yang menggantung di bahu.

Wanda menghampirinya dari dapur, membawa termos kecil berisi coklat hangat.

"Bawa ini, buat di jalan titik daftar ulang itu lama dan makan waktu. "ucapnya sambil menyerahkan nya dengan senyum hangat. "Terima kasih Tante, doain ya semoga semua lancar." kata Dara mencoba tersenyum walaupun perutnya penuh kupu-kupu.

Erik sedang membaca koran pagi di ruang keluarga, melihat ke arah mereka, "Kalau ada yang kurang ngerti soal kampus, telepon aja Ra, kami semua ada di sini."

Kemudian langkah kaki yang menuruni tangga terdengar, Martin muncul dengan hoodie ditambah dengan rambutnya yang acak-acakan. "Tunggu! kamu belum boleh pergi sebelum difoto. Aku harus upload ke grup keluarga : sepupuku maba Oxford."

Dara terkekeh, lalu berdiri dengan pose dua jari. "Puas? tuan fotografer?"

"Banget!" jawab Martin tersenyum lebar, "maba Oxford sekarang bening-bening ya?"

Sebelum melangkahkan kakinya, darah membuka ponsel lalu membuka grup keluarga kecilnya di Jakarta.

"Pagi ma, pa... Dara mau ke Oxford dulu ya, daftar ulang.Doain lancar semuanya! nanti Dara update lagi."

Ali dan Vivi, saat Dara mengirim pesan itu, mereka sedang bersiap ke acara nikahan kolega Ali. Vivi membalas dengan emot hati dan doa, sementara Ali membalas : "Semangat nak, bismillah."

Tak lama, Julian dan Davin ikut merespon. Julian membalas : "Semoga lancar dan dapat boleh Kak" darat tertawa kecil membacanya, sedangkan Davin menjawab : "Kuliah dulu aku mah jangan ikut kata Julian kampret"

Dara merasa sangat bahagia karena langkah yang ia pilih sudah benar dengan dukungan penuh dari keluarganya.

Sementara itu, ribuan kilometer dari sana...

duduk di ruang ICU. matanya menatap tenduk pada tubuh kakeknya yang terbaring lemah. Mesin detak jantung terus berbunyi, ritmis namun mencekam. Di sisi lain ruangan, Hao berdiskusi serius dengan tim pengacara yayasan.

Kondisi Abraham masih sama. namanya perlahan muncul menjadi berita utama di berbagai media. Meskipun dari pihak keluarga sudah bungkam, namun kabar tetap menyebar. Daniel memijat pelipisnya, ia memutar otak untuk mencari jalan keluar masalah ini. Daniel menangis, merasa kesal karena sampai detik ini belum berhasil menyelesaikan masalah internal yang membuat nama keluarga besarnya menjadi santapan media.

Rasanya masalah ini sudah menancap di bahunya, namun dari semua hal yang mengusik pikirannya, ia merindukan Dara.

Oxford..

Dara melangkah pelan memasuki area kampus. Bangunan-bangunan tua yang berdiri megah membuatnya tak bisa menahan senyum. Ia mengantri di aula utama untuk proses daftar ulang. Sambil menunggu, ia mengirim pesan pada Zahra, "Lo udah otw Bandung? Samudra sibuk apa?" belum di balas, Dara menunggu sebentar dan memasukkan ponselnya ke dalam tas.

Martin yang duduk di seberang gerbang, membuka berita besar yang menjadi spotlight utama di tablet.

"Pendiri yayasan Abraham dalam kondisi kritis, pihak keluarga bungkam."

Martin membaca dengan seksama artikel itu, ia tidak mengenal Abraham, namun dia tahu bahwa darah pernah dekat dengan cucunya. Martin menoleh ke arah Dara di antrian. senyum baru, semangat baru, dan antusiasnya, ia tidak ingin merusak hari indahnya. Martin menutup tabletnya pelan dan memutuskan untuk tidak memberitahu hal ini dulu kepada Dara.

Sambil menunggu antrian, ia kembali melihat bangunan megah, tempat yang nantinya untuk ia belajar. Tak lama ada seorang gadis yang menghampirinya, "Excuse me, are you here for the enrolment too?" tanyanya dengan ramah. darah menatapnya, gadis berambut pendek dengan tas tote bergambar icon Oxford. "Yes, first year, Dara." jawab Dara sambil mengeluarkan tangan.

"Same! i'm Lucy, from Singapore, you look a bit lost–don't worry, we all do on our first day." ucapnya sambil tertawa. Mereka melangkahkan kaki menuju aula pendaftaran bersama. Lucy ternyata cukup bawel, namun itu membuat Dara nyaman. Sesekali dia tertawa kecil dengan topik pembicaraannya.

Lucy juga menjelaskan beberapa hal penting soal jadwal orientasi, sistem perkuliahan dan tempat makan favorit mahasiswa. setelah mereka selesai dan mendapat ID card, Lucy mengajak Dara untuk ke taman kecil di belakang kampus.

"Lo tinggal di mana Ra?" tanya Lucy mengganti ke bahasa yang lebih santai setelah tahu Dara juga dari Asia tenggara.

"Gue tinggal bareng om dan tante Luc, masih dekat sini kok, you know lah gue masih butuh adaptasi." Lucy mengangguk, "Sayang banget, harusnya lo di asrama. Gue kebagian di Southfield block, tapi roommate gue absen semester ini, jadi kamarnya kosong. Kalau lo butuh, tinggal kasih tahu gue aja nanti kita bisa request buat sekamar."

Dara mengangguk, tersentuh dengan perhatian itu. "thanks banget, tapi gue masih anak baru banget di sini. Belum tahu jalan, belum tahu sistem, jadi mending gue agak slow aja, sampai gue bisa." Lucy mengangguk mengerti. "Oke, gue paham. Kalau lo butuh sesuatu, cari gue aja ya. Nomor kamarnya 302, dan lo wajib cobain minuman bubble tea di dekat perpustakaan barat. Gue udah kecanduan." mereka tertawa barengan.

Di kejauhan, lonceng menara berdentang 3 kali. "besok kita bareng ya buat orientasinya." ucap Lucy. Dara mengangguk, lalu mereka berpisah di depan pintu gerbang.

---

"Bagaimana hari pertamamu sweet heart?" tanya Wanda meletakkan secangkir teh untuk darah dan Martin yang baru pulang dari kampus. "Alhamdulillah lancar Tante, besok Dara harus udah di kampus jam 09.00 pagi." jawab Dara meletakkan map coklatnya yang berisi hal apa saja yang harus dibawa semasa orientasi.

"Acaranya besok bakal lama Ra, Aku harap kamu sudah mendapat teman agar tidak kesepian. Tapi tenang aku besok ikut mengawasi." ucap Martin. Dara mengangguk, "Tenang, aku udah dapat." jawabnya tersenyum lebar. Wanda dan Martin saling pandang, "Wah itu bagus dong! besok tante buatin sarapan yang enak buat kalian berdua." Dara tersenyum lalu berpamitan untuk ke kamarnya.

Gadis itu merebahkan badannya di kasur yang empuk setelah selesai membersihkan diri. Dia membuka ponselnya untuk menghubungi Zahra via vicall, tak ada 2 detik wajah Zahra terpampang jelas di layar dengan senyum lebarnya.

"Hey! how are you? apa mahasiswa Oxford nih bos!" ucapan Zahra membuat Dara terkekeh. "Gue baru pulang dari kampus. Wah gila gue hampir nyasar tadi kalau aja nggak ketemu teman baru. Kampusnya keren! bangunannya tinggi-tinggi. Fix ini kaya belajar sejarah juga. Besok gue udah mulai orientasi. Lo gimana? udah ke Bandung?" tanyanya.

"Udah! Baru tadi pagi sampai. Kampus gue agak jauh dari tempat Sam, tapi it's okelah. Zahra menjawab dengan ragu. Sebenarnya ia ingin memberitahu soal Abraham yang kritis, tapi saat melihat wajah Dara yang lagi happy, dia mengurungkan niatnya.

"Yaudah semangat ya bu dokter!" Dara memberi semangat dengan wajahnya yang sedikit telah namun suaranya masih tetap semangat. Zahra mengangguk, "Lo juga ya Ra! Ini awal yang bagus buat lo mulai dari awal lagi. Gue nggak sabar, lihat lo yang berubah jadi bule nantinya." percakapan mereka mengalir dengan perlahan, berbicara mengenai list kesibukan masing-masing di temani malam yang hangat dari sinar bulan yang menyelinap masuk lewat jendela kamar Dara.

***

Thanks udah baca sampai habis!

Jangan lupa tinggalkan jejak ya, entah itu komentar, kritik, atau saran. Aku butuh banget buat terus berkembang 🥹🙏

See you di update selanjutnya!

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!