Sepuluh tahun setelah dunia porak-poranda akibat perang nuklir, para penyintas hidup dalam bayang-bayang kehancuran. Monster hasil mutasi berkeliaran, kelaparan menjadi musuh sehari-hari, dan manusia yang seharusnya saling membantu justru menjadi ancaman paling mematikan.
Di tengah kekacauan itu, sekelompok pejuang mencoba bertahan, menggenggam harapan tipis di dunia yang nyaris mati. Dalam upaya mereka untuk mengungkap kebenaran di balik tragedi global ini, akankah mereka bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chubby Lion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Radiant Fruit 3
Asap yang menyebar akibat ledakan Kael menutupi pandangan sekitarnya, tepat setelah ledakan tersebut Kai mendekat kearah Kael.
"Kael kau baik baik saja?"tanya Kai khawatir.
"Hanya sedikit nyeri di pergelangan tangan, tapi aku baik baik saja."
Sebuah great sword datang dari kiri berusaha menebas Kael dan Kai. Kai mengangkat kedua belatinya dan menahan serangan lansung dari great swordnya.
"Kh, tenaga macam apa ini?"pikir Kai
"Bahkan memiliki tenaga sebesar ini setelah menerima ledakan lansung dari Kael?"pikir Kai
"ini tidak masuk akal."
Serangan yang Kai tahan terlalu kuat dan bahkan mendorong kai untuk mundur beberapa langkah.
"Kai!!"teriak Kael menggunakan explosion untuk memberikan dorongan pada kakinya hingga mencapai Kai.
"Oh nampaknya rekan-rekanku sudah kalah ya, dua lawan satu bukan situasi yanh buruk,"ucapnya sombong.
"Sungguh menyedihkan,"ucapnya mempersiapkan kuda kuda untuk menerjang.
Tangan kiri pria tersebut telah terluka dan sulit bergerak akibat ledakan yang disebabkan oleh Kael, namun bagian tubuh lainnya masih baik-baik saja.
"ia akan menerjang lagi,"pikir Kael.
Kael memperhatikan orang tersebut, "Ini pasti akibat pelindung kuning itu, bagian tubuh yang tidak berkontak lansung dengan serangan akan terlindungi,"pikir Kael.
"Jika seperti itu, satu-satunya cara untuk melukainya hanya dengan memberikan serangan atau dampak lansung yang sangat dekat dengan kulitnya kan,"pikir Kael.
Tak bisa berpikir lebih lama, pria itu menerjang mendekat dengan satu tangan memegang great swordnya, ia lalu mengayunkan great sword nya dari atas ke bawah.
"Shadow Chain,"ucap Kai mengunci pergerakan tangannya.
Tangan pria tersebut tertahan oleh rantai dan ia gagal memberikan tebasan, "Clone."
Bayangan milik Kai menyebar kebeberapa arah dan semuanya menggunakan skill yang sama "Shadow Chain."
Kai tersenyum, "Kael sekarang!"ucap Kai menyuruh Kael menyerangnya.
Kedua kaki dan kedua tangan pria tersebut ditahan menggunakan rantai bayangan, dan disaat itulah Kael mengumpulkan seluruh radiant powernya ditelapak tangan.
Kael menempelkan telapak tangannya diperut pria tersebut, "Explode,"ucap Kael menghasilkan ledakan dasyat.
"BOOM!!!"
Tepat saat ledakan itu terjadi, Lira selesai dengan urusannya dan segera bergabung dengan Kai dan Kael.
"Apakah kalian baik-baik saja?"tanya Lira.
Kai segera membawa Kael mundur setelah ledakan itu terjadi, "Aku hanya kehabisan sebagian energi namun tidak terluka parah,"ucap Kai.
"Aku baik-baik saja, hanya saja tanganku terasa terbakar,"jawab Kael.
"Nampaknya kamu menggunakannya berlebihan Kael."
Kael mengangguk dan fokus mereka kembali tertuju pada orang tersebut.
Ketika asap memudar pria itu terlihat terjatuh ditanah dengan luka bakar dibagian perut hingga dadanya, namun ia terlihat masih baik-baik saja.
"Ketahanan macam apa itu? menahan ledakan lansung?"pikir Kai
"dan bahkan masih selamat, hanya pingsan saja dengan luka bakar"pikir Kai lagi.
"Tapi ini mungkin terjadi sih, Kael mungkin tidak mengeluarkan ledakan mematikannya secara maksimal karena ia tidak memiliki keberanian untuk melakukannya."
"Bagaimanapun ia adalah seorang pria muda yang kehilangan ingatannya, membunuh seseorang tanpa pengalaman dan untuk pertama kalinya adalah hal yang sulit, seperti yang kulakukan pertama kali,"pikir Kai.
"Setidaknya membuat ketiganya pingsan sudah kerja yang bagus, kini kita harus segera bergegas pergi keatas bukit Kinora,"pikir Kai
"Mereka bertiga sudah jatuh pingsan dan kalah, sebelum mereka bangkit lagi dan mengganggu kita, ayo pergi keatas,"ucap Lira.
Kael dan Kai mengangguk, "kita mungkin akan sedikit terlambat,"ucap Kai menyadari waktu yang sudah semakin menipis.
"Gunakan ramuan kecepatannya."
Kai, Kael, dan Lira meminum ramuan tersebut dan tubuh mereka serasa lebih ringan.
Mereka kembali berlari melewati pepohonan yang lebat. banyak mutasi disekitar yang terlihat, "abaikan semuanya dan hanya fokus untuk maju, lewati saja mutasi-mutasi yang tidak mengganggu,"ucap Kai
"Melompat ke atas dahan pohon, kita akan melompat dari satu pohon ke pohon lainnya, ini akan membuat kita lebih aman untuk tidak berhadapan lansung dengan mutasi,"lanjut Kai dan memulai inisiasi melompat keatas dahan pohon.
Mereka melompat dari satu dahan ke dahan lainnya, berharap bisa menghindari mutasi-mutasi. "Kukira berlari seperti ini hanya ada dikomik-komik,"ucap Kael.
Tak lama kemudian akhirnya mereka melihat sebuah cahaya dibalik pepohonan dan keluar dari area hutan.
Begitu keluar dari area hutan, cahaya kemerahan senja menyambut pandangan mereka. Di hadapan mereka terbentang sebuah dataran luas berbatu dengan rerumputan liar yang tumbuh tidak beraturan.
Di tengah-tengah dataran itu, berdiri sebuah pohon raksasa yang menjulang tinggi, akarnya merambat seperti ular raksasa yang mencengkeram tanah.
Pohon itu memiliki dedaunan yang berkilau dan di beberapa pucuk maupun sisi daunnya terdapat sebuah bunga yang masih tertutup atau belum mekar.
“Di sana, itu dia.” Kai menunjuk kearah pohon besar ditengah tengah dataran.
"Dibalik bunga itu terdapat buahnya, ketika itu mekar saat matahari terbenam maka buahnya akan matang dan terlihat."
"Kai, sadarkah kamu dengan sekitarnya, lihatlah sekitarnya"ucap Lira sedikit tercengang.
Disekeliling pohon tersebut, berbagai mutasi berkeliaran menunggu buah tersebut untuk matang. Mulai dari mutasi tingkat 2 hingga 6 semuanya berputar mengelilingi Radiant Fruit, beberapa ribu mutasi mulai saling menyerang satu sama lain, berharap dapat mengeliminasi jumlah pesaingnya untuk merebut Radiant Fruit.
Kael terpaku dengan satu sosok yang sangat besar diujung barat. "Kai makhluk apa itu?"tanya Kael menunjuknya.
Kai dan Lira yang sedari tadi fokus untuk melihat Radiant Fruit dan mutasi disekitarnya mulai menatap kearah barat.
"Oh ini mimpi buruk,"gumam Kai
"Itu adalah Spider Queen Kinora, mutasi tingkat 6 yang tinggal di Kinora."
"Makhluk itu hanya agresif diwaktu-waktu tertentu, seperti lapar atau kondisi seperti ini."
Makhluk Spider Queen itu membawa ribuan pasukan laba-laba dibelakangnya dan nampaknya sedang diserang oleh ratusan mutasi berbeda lainnya.
Keributan semakin banyak terjadi, mutasi mulai saling menyerang satu sama lain.
Tak hanya mutasi, Kai juga menyadari bahwa di berbagai penjuru diujung-ujung dataran, para Radiant juga mulai terlihat menunggu moment yang pas untuk ikut campur.
"Lihat disana, para Radiant itu menunggu waktu yang tepat untuk memasuki area tengah,"tunjuk Kai.
"Perhatikan sekitar apakah kita bisa menemukan Asdeath atau Wirn disekitar sini,"ucap Kai yang masih berada diatas dahan pohon bersama yang lainnya sedangkan para Radiant lain berada dibawah dataran menunggu momen yang pasti.
Syukurnya pepohonan yang Kai, Lira, dan Kael pijaki cukup tinggi sehingga mereka tidak mudah terlihat oleh yang lainnya ataupun makhluk mutasi.
Namun tak butuh waktu lama Kai menyadari tidak hanya mereka yang bersembunyi dibalik pepohonan, Kai segera menyuruh Kael dan Lira untuk sedikit bersembunyi dan jangan mengekspos dirinya.
"Lihat disana, beberapa fraksi juga bersembunyi dibalik pepohonan, lalu lihat dibawah dibalik bebatuan juga,"tunjuk Kael.
Bahkan di balik batu-batu besar. Beberapa sudah mulai melepaskan anak panah dan serangan jarak jauh ke arah mutasi yang sedang bertarung.
Para radiant juga nampaknya berusaha mengurangi jumlah dari mutasi untuk mempermudah mereka masuk.
“Banyak sekali yang datang…” ucap Kael pelan, menelan ludah.
Kai menyipitkan mata, mengamati. "Perkiraan satu jam lagi buah itu matang dan dapat dipanen."
"Begitu waktunya tiba, semua orang di sini pasti akan menyerbu tanpa peduli siapa yang ada di depannya, tidak ada persekutuan, tidak ada belas kasihan.”
"Kurasa kita akan memantau dari jauh saja, mendekat terlalu berbahaya dan ingatlah sedari awal tujuan kita adalah untuk mencari Asdeath dan Wirn,"ucap Lira.
"Ya ya, tenang saja, tapi kalau ada kesempatan, tak ada salahnya kan mencoba"ucap Kai nampaknya memiliki beberapa rencana.
"Baiklah kita berpencar, kita akan mengelilingi pohon-pohon ini jika kalian menemukan Asdeath atau Wirn segara kembali kesini dan kabari,"ucap Kai.
"20 Menit kemudian jika tidak ada hasil, kembalilah kesini"ucap Kai.
Mereka mengangguk dan segera berpencar, berharap dapat menemukan Asdeath dan Wirn.
"Tak ada salahnya kan mencoba sedikit untuk merebut buah itu nanti, lagi pula kemampuanku cukup cocok untuk hal-hal seperti ini"pikir Kai.