Istilah kehidupan di dunia ini seperti roda yang berputar memang benar adanya. Hal itu lah yang sedang di alami oleh Abeliaza Azalea yang akrab di panggil Abel. Yang dulu nya bergelimang harta dalam sekejap menjadi tidak punya apa-apa. Gadis cantik berusia 22 tahun itu pun harus menanggung beban hutang yahh sangat besar setelah kematian kedua orang tua nya. Tidak hanya itu, dia juga harus menerima pembalasan dari seorang pria dengan tampilan culun yang pernah dia permalukan saat SMA dulu.
"Arabella Azalea maukah kamu menjadi pacar ku," Kaivan Putra Rajendra yang tak lain adalah putra Abian dan Azizah.
"Jangan kan di dunia nyata, di dunia mimpi pun gue ngga sudi nerima Lo jadi cowok gue.." Abeliaza Azalea
Bagaimana kisah perjalanan seorang Abeliaza Azalea bertahan di kehidupan yang sangat keras dan kejam ini, dan bagaimana pembalasan yang akan di lakukan oleh seorang Kaivan Putra Rajendra kepada orang yang sudah mempermalukan nya dulu? Cuss...kepoin karya baru aku ya gaess,😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ny.Irawana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 30 Kamu sengaja?
"Seperti nya kita harus segera menggelar pesta pernikahan Kaivan dan Abel segera sayang, dan mengesahkan pernikahan mereka secara negara."
"Iya Dad, bunda setuju dengan apa yang Daddy bilang, biar anak satu itu tidak bisa berkutik lagi. Bunda lama - lama geram juga jika dia selalu mengungkit peristiwa itu terus. Padahal apa yang sudah kita lakukan pada dia dan keluarganya lebih dari cukup selama ini. Kaivan juga selalu ada untuk dia di mana pun dan kapan pun dia meminta padahal terkadang hanya untuk hal - hal yang tidak berguna. Sampai kapan dia akan memanfaatkan anak kita terus Dad, dan bunda ngga mau kalau hal ini nanti nya berpengaruh ke pernikahan Kaivan dan Abel," kata Azizah sembari menghela nafas berat.
Saat ini kedua nya sudah berada di kamar mereka, sudah menjadi kebiasaan Abian dan Azizah sebelum mereka tidur pasti selalu mengobrol ringan di atas kasur. Setiap hari nya pasti ada saja yang mereka bahas entah itu tentang anak - anak nya, atau masalah lain. Terkadang hal random pun mereka bahas. Namun untuk masalah pekerjaan itu menjadi pengecualian, baik Abian maupun Azizah paling anti membahas tentang pekerjaan di atas tempat tidur.
"Kamu tenang saja sayang, Daddy akan mengurus semua nya nanti, sekarang kita tidur ya? Eh, tapi beneran ini malam ini ngga ada gituan dulu?" ucap Abian sambil menaikturunkan kedua lais nya.
"Ngga ada ya, sarang nya sedang palang merah," jawab Azizah yang langsung menarik selimut nya.
"Lha....kok udah palang merah aja sih Bun? kayak nya baru kemarin deh palang merah nya?"
"Kemarin yang Daddy maksud itu sudah satu bulan yang lalu ya, udah ah...ayo buruan tidur bunda capek banget hari ini," Azizah langsung memeluk sang suami, seperti biasa dia akan membenamkan wajah nya di dada sang suami, tanpa melaksanakan hal itu dia akan susah tidur nanti nya.
Abian pun sama dia paling tidak bisa kalau tidur jika tidak mencium bau tubuh sang istri sampai detik ini selalu menjadi candu untuk nya.
"Oalah tong...kamu harus nunggu sampai satu Minggu lagi kalau mau bersarang di tempat kesukaan kamu," kata Abian sambil menghela nafas nya berat.
Azizah hanya tersenyum dan menggeleng kan kepala nya melihat tingkah sang suami. Walaupun usia mereka bukan usia produktif lagi tapi kalau untuk urusan ranjang mereka masih sangat pro sekali.
Tak butuh lama Azizah sudah mendengar suara dengkuran halus sang suami, padahal dia yang merasa capek tapi kenapa suami nya yang tertidur pulas dahulu.
Pikiran Azizah saat ini tertuju pada kejadian beberapa tahun yang lalu. Kejadian di mana menjadi awal hubungan antara Kaivan dan Citra.
"Huft... aku harus melakukan sesuatu besok."
**
Kamar Kaivan,
"Dia ngapain aja sih di ruang kerja nya, kenapa sejak tadi tidak masuk - masuk kamar. Ngga tahu apa kalau aku udah gerah banget mau ganti baju," gumam Abel yang sudah hampir satu jam menunggu Kaivan di kamar pria itu.
Semenjak kejadian di meja makan tadi laki - laki itu menyibukkan diri di ruang kerja nya. Dia hanya keluar sebentar tadi saat Azizah menyuruh nya untuk mengantar Abel ke kamar sehabis itu tanpa sepatah kata pun Kaivan kembali ke ruang kerja nya.
Gadis itu sejak tadi hanya mondar mandir di kamar yang sangat luas sekali, melebihi luas nya kamar Abel saat dia masih kaya dulu.
"Kalau sepuluh menit lagi dia ngga masuk kamar ini, bodo' amat dia nanti nya mau marah atau apa, yang penting aku ngga gerah lagi pakai pakaian seperti ini."
Baru saja Abel menutup mulut nya, tiba - tiba terdengar suara pintu terbuka. Kaivan masuk ke kamar begitu saja tanpa menoleh ke arah Abel. Padahal istri nya itu saat ini berada tidak jauh dari pintu, namun pria itu melewati nya begitu saja
Tujuan Kaivan saat ini adalah kamar mandi dia ingin membersihkan seluruh badannya sebelum dia tidur. Karena hal ini sudah menjadi kebiasaan dia selama ini. Dan benar saja dia sekarang sudah terlihat fresh bahkan dia juga sudah berganti pakaian saat ini.
"Kamu apa mau terus - terusan berdiri seperti itu terus di sana. Dan kamu juga mau tidur dengan pakaian yang seperti itu?" kata Kaivan sambil menaikkan salah satu alis nya.
"Kamu sudah tahu kan letak kamar mandi nya di mana? kenapa masih diam saja!"
Tanpa menjawab apa pun yang Kaivan katakan, Abel langsung bergegas ke kamar mandi. Dan ceroboh nya dia tidak membawa baju ganti sama sekali.
"Astagfirullah...aku harus pakai apa ini keluar nya, kenapa aku bisa ceroboh banget sih," gumam Abel mengerutuki kebodohan nya.
Karena terlalu senang melihat kamar mandi yang begitu mewah seperti punya dia dulu Abel langsung melepaskan seluruh pakaiannya dan dia pun berendam di bathtub. Dan sekarang dia pun bingung sendiri harus menggunakan apa saat keluar nanti karena seluruh pakaiannya sudah basah semua bahkan sampai pakaian dalam nya juga.
"Ah...aku pakai itu saja lah, semoga saja Kaivan sudah tertidur sekarang," Abel langsung meraih handuk putih milik Kaivan dan melilitkan di tubuhnya.
Walaupun handuk itu hanya menutupi sebagian tubuh nya, dia terpaksa memakai nya dari pada dia harus memakai pakaian nya yang sudah basah tadi. Yang ada di pikiran Abel saat ini cuma satu, Kaivan sudah tertidur pulas sehingga dia bisa keluar dari kamar mandi dengan leluasa nanti. Mengingat Abel di dalam kamar mandi tadi cukup lumayan lama seharusnya suami nya itu sudah tidur.
Abel membuka pintu kamar mandi sepelan mungkin, dia melihat ke arah tempat tidur namun sang suami tidak terlihat berada di sana.
"Syukurlah dia ngga ada, kayak nya dia kembali lagi ke rumah kerja nya deh. Padahal dia sudah kaya raya gini ngapain sih harus kerja keras sampai larut malam gini. Emang siapa yang mau dia nafkahi?" omel Abel sambil berjalan dengan begitu santai nya sambil mengibas - ngibaskan rambutnya yang saat ini masih basah.
"Sudah ngomel nya.."
Deg,
Kaki Abel seketika langsung mengerem mendadak, tubuh nya langsung kaku seperti patung manekin. Bahkan satu tangan dia yang awal nya dia pakai untuk memegang ujung handuk kini terlepas karena sangat terkejut mendengar suara yang sangat dia kenal.
Karena keterkejutan nya itu membuat handuk yang tadi nya melilit tubuh nya seketika melorot begitu saja ke bawah tanpa Abel sadari.
"Astaga....apa yang kamu lakukan hah!" teriak Kaivan yang lansung membalikkan badan nya.
"Emang apa yang aku lakukan," kata Abel yang masih belum sadar jika handuk nya sudah mendarat mulus di lantai.
"Itu...pakai ngga handuk nya! Kamu sengaja mau menggoda ku, iya?"
Kedua mata Abel langsung membola begitu begitu saja. Dan dalam hitungan detik suara Abel langsung menggelegar di kamar itu.
"Aaaaaaaaaa.........."
cenat cenut atas bawah ya kai🤣
Sahabat nggak ada akhlak yng menggunting dalam lipatan 😠😠😠