NovelToon NovelToon
Surga di atas lara

Surga di atas lara

Status: tamat
Genre:Romantis / Patahhati / Poligami / Duda / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Tamat
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Ika Oktafiana

(Mohon jangan boomlike) Pernikahan Zoya dan Zada yang sudah berjalan tiga tahun ini tampak rukun dan bahagia.
Namun siapa sangka, Zada yang tipekal suami setia tiba-tiba membawa pulang wanita lain ke rumah Zoya dan Zada.
Bagai tertusuk seribu sembilu, Zoya begitu kecewa dengan Zada yang diam-diam sudah menikah lagi tanpa persetujuan darinya.
Zoya meminta talak, namun Zada menolaknya. "Aku tidak akan pernah menjatuhkan talak untukmu. aku masih mencintaimu, Zoya." Begitulah alasan yang selalu terucap dari bibir suaminya.
"Tidak masalah aku di madu asalkan, aku tidak tinggal satu atap dengan maduku," lirih Zoya penuh luka dan nyeri di hatinya.

Biarlah Zoya menerima semuanya. Karena tanpa Zada ketahui, Zoya sedang mengandung anak yang selama ini di nanti-nantikan.
Biarlah Zoya menerima surganya, walau surga itu telah menorehkan luka dan lara yang mendalam.

Mampukah Zoya tetap bertahan ketika melihat suaminya bersanding dengan wanit

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Oktafiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29. Seorang ibu

Hari semakin cepat berlalu. Tidak terasa, sudah dua minggu ini Zoya pulang dari rumah sakit. Keadaannya sudah sehat dan mulai bekerja lagi. Oh ya, selama Zoya dalam masa istirahat total, toko bunganya dijaga oleh seseorang suruhan Zaky yang bernama Yasa.

Dia seorang gadis cantik berumur 18 tahun dengan rambut panjang sebahu. "Yasa, terima kasih karena telah membantu pekerjaan saya selama ini. Berapa yang harus saya bayar untuk waktunya?" tanya Zoya yang memang tidak tahu-menahu tentang bayar-membayar.

Yasa tersenyum. "Tidak, Bu. Saya sudah dibayar bekerja selama dua bulan ke depan. Jadi, saya tidak akan pergi sebelum waktu kontrak saya habis," jawab Yasa sopan. Mata Zoya membulat sempurna, dia tidak menyangka Zaky akan melakukan hal sebesar ini untuknya. "Baiklah. Kalau begitu, bekerjalah lagi," ucap Zoya pada akhirnya.

Mungkin, dia akan menanyakan langsung pada Zaky nanti.

Sejak tadi, Zoya merasa bosan karena Yasa tidak membiarkan dirinya untuk menyirami bunga atau memberi pupuk pada bunganya. Dia selalu mengatakan, "tidak perlu, Mbak. Saya di bayar untuk meringankan pekerjaan, Mbak Zoya. Kalau saya tidak maksimal, namanya saya makan gaji buta,". Begitulah kira-kira jawaban yang selalu Yasa berikan.

Akhirnya, Zoya memilih untuk keluar rumah dan menuju samping rumahnya dimana makam Arunika ada disana. Tanah itu masih basah karena belum ada satu bulan. Zoya selalu mengunjunginya setiap pagi dan memberikan satu tangkai mawar di sebelah gundukan mini itu.

Zoya tidak banyak bicara. Hanya sekedar menyambanginya dan mendoakan anaknya setelah itu, Zoya kembali masuk ke rumah. Belum sampai Zoya masuk, ada tukang Pos yang berhenti di depan toko bunganya.

"Apa benar ini rumah ibu Zoya Adhisty?" tanya lelaki tukang pos itu ramah. Zoya mengangguk membenarkan. "Saya sendiri. Ada apa ya, Mas?" tanya Zoya penasaran.

"Ini ada surat untuk ibu dari pengadilan agama," Tukang Pos itu menyodorkan amplop berwarna coklat yang bertuliskan pengadilan agama. Dengan pelan, Zoya menerimanya. "Terima kasih." ucap Zoya lalu segera masuk.

Dengan langkah gontai, Zoya menapaki anak tangga satu-persatu. Zoya jelas sudah tahu apa isi dari amplop tersebut. Zoya mendudukkan dirinya di single sofa. Sebelum membukanya, Zoya menarik dan menghembuskan nafasnya beberapa kali. Setelah siap, Zoya mulai membuka amplop dan mengeluarkan isinya.

Zoya mulai membaca satu-persatu baris kata yang tertera. Kesimpulan yang Zoya ambil, Zada yang menggugat cerai dirinya terlebih dahulu. "Ini akan lebih baik untuk kesehatan jiwa dan ragaku. Semoga setelah ini, aku bisa menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya," monolog Zoya merasa lega.

Walau Zoya tidak memungkiri bahwa, masih ada rasa cinta untuk Zada. Tapi Zoya percaya, rasa cinta itu akan hilang seiring berjalannya waktu. Apalagi, rasa cinta itu di bumbui rasa kecewa dan terluka, akan sangat mudah Zoya melupakannya.

Zoya mengambil bolpoin yang berada di meja kerjanya dan bergegas menandatangani surat gugatan cerainya. lebih cepat lebih baik.

___________________

Hari minggu kembali tiba. Zoya masih bertahan di rumahnya karena cuaca di luar sedang hujan. Ya, hujan di pagi hari memang selalu membuat siapa saja ingin bergelung dalam selimut seharian.

Tapi berbeda dengan Zoya. Dia begitu menikmati air hujan yang turun hingga membuat jalanan basah. Zoya begitu nyaman mendengar suara hujan. Dia menyempatkan dirinya duduk di depan jendela besar di rumahnya untuk sekedar melihat hujan. Jangan lupakan susu coklat hangat di pagi hari sebagai penyemangat harinya.

Sayup-sayup, Zoya mendengar deru mobil dari teras bawah. Zoya sedikit melongok untuk melihat siapa yang datang. "Mas Zaky?" ucap Zoya mengernyit heran. Namun, Zoya bergegas turun untuk menyambutnya.

Karena toko tutup di hari minggu, Zoya membuka pintu dua lapis itu terlebih dahulu. Dia memang belum keluar rumah sejak bangun tadi. "Assalamualaikum, Zoya. Bagaimana kabarnya hari ini?" tanya Zaky tersenyum manis.

Zoya balas tersenyum. "Waalaikumsalam, Mas Zaky. Alhamdulillah, sudah lebih baik dan lebih sehat. Ini—" ucap Zoya terhenti dengan penuh tanda tanya di akhir kalimat.

Zaky tersenyum. "Ini Ibuku. Ibu, ini Zoya yang pernah Zaky ceritakan pada, Ibu," ucap Zaky yang membuat mata Zoya membulat sempurna. 'Apa selama ini mas Zaky menceritakan tentangku pada ibunya?' Zoya hanya bisa bertanya dalam hati karena merasa tidak enak jika menanyakan langsung disaat sedang ada ibunya.

"Assalamualaikum, Bu." Zoya mengulurkan tangannya untuk menyalimi tangan ibunya Zaky. Bu Khadijah tersenyum hangat. "Waalaikumsalam. MasyaAllah ... Cantik sekali, Nak Zoya ini," puji bu Khadijah tulus.

Zoya hanya tersenyum simpul menanggapi. "Silahkan masuk, Bu, Mas." Zoya mempersilahkan Zaky dan bu khadijah masuk. Beruntung, ada kursi dan meja yang tersedia di lantai bawah. Sehingga, Zoya tidak perlu membawa tamunya ke atas. Apalagi, tamunya adalah seorang pria, Zoya tidak mau timbul fitnah bila memasukkan pria dengan sembarangan ke rumahnya.

"Saya buatkan minum sebentar ya, Bu," pamit Zoya lalu menaiki tangga satu-persatu menuju dapur. Ya, dapur Zoya memang terletak di lantai atas. Tidak berapa lama, Zoya kembali dengan membawa nampan berisi dua cangkir teh hangat beserta camilannya.

"Silahkan di minum, Bu, Mas." ujar Zoya mempersilahkan setelah menaruh dua cangkir itu di hadapan tamu. Bu Khadijah dan Zaky mengangguk dan meminum teh buatan Zoya.

"Nak Zoya ... Katanya kamu baru saja keluar dari rumah sakit? Zaky yang sudah memberitahu, Ibu," tanya bu Khadijah lembut. Zoya mengangguk dan tersenyum. "Iya, Bu. Saya mengalami keguguran dan beruntung, Allah mengirimkan Mas Zaky untuk menolong saya. Kalau tidak ...."

"Huush. Jangan mengatakan itu, Nak, tidak baik. Semua sudah Allah gariskan," Nasihat wanita paruh baya berkerudung hitam itu lembut. Zoya tersenyum lagi. "Zoya?" sapa Zaky saat suasana hening.

"Ya, Mas?" tanya Zoya penasaran. "Maaf ya. Kami mengganggu waktumu. Tapi, ibuku begitu ingin bertemu kamu. Aku pernah bercerita kalau kamu sedang berada di rumah sakit karena keguguran. Jadi, ibu penasaran dan ingin bertemu kamu langsung," jelas Zaky panjang lebar.

Zoya tersenyum lagi. "Nggak mengganggu kok, Mas. Justru aku senang kalian mau berkunjung kesini," jawab Zoya santai.

"Ngomong-ngomong, suami kamu kemana, Nak Zoya? Kok rumah sepi?" tanya bu Khadijah yang memang belum tahu status Zoya yang sekarang. "Ibu ...." ucap Zaky sedikit ditekan agar ibunya tidak menyelidiki Zoya semakin dalam.

Zoya menatap bu Khadijah sendu. "Suami saya tinggal bersama istri keduanya, Bu. Dan sebentar lagi, saya akan resmi menjadi janda," ucap Zoya berusaha menguatkan dirinya sendiri.

Bu Khadijah langsung menutup mulutnya tidak percaya. "Maafkan Ibu ya , Nak. Ibu terlalu dalam menanyakan hal yang se-sensitif ini. Ibu tidak bemaksud apa pun, Ibu—"

Belum sempat bu Khadijah menyelesaikan kalimatnya, Zoya sudah bersimpuh di hadapannya. "Nggak papa, Bu. Jangan merasa tidak enak. Zoya juga tidak masalah," Tangan Zoya terulur untuk meraih tangan bu khadijah.

"Ibu tahu? Bunda dulu suka sekali memanggil Zoya dengan sebutan 'Nak'. Dan sekarang, Zoya mendengarnya lagi dari seorang ibu walau bukan ibu kandungku. Bu, boleh aku memelukmu?" pinta Zoya dengan mata yang berkaca-kaca.

"MasyaAllah, Zoya ...." Bu Khadijah langsung membawa Zoya dalam pelukannya. Bu Khadijah bisa menduga bahwa, bunda yang disebut Zoya pasti sudah berpulang pada Yang Maha Kuasa.

Dua wanita beda usia itu pun menangis dalam pelukan yang begitu Zoya rindukan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

aku up double buat kalian nih😘

jangan lupa dukungannya ya😍🙏

1
Siti Masitah
ya kalo pelakor y g tau diri
Rismawati Damhoeri
mau adil itu, jngan taruh 2 istri satu atap, Kasih rmh satu Sorang, bagi hari sama adil, gitu...
Rismawati Damhoeri
menangis meraung raung, berlebihan dan amat lebay thor ..
Nur Aulia
bodohnya Zoya,,udah disakitin mau tinggal bareng SM madunya,, pergi yg jauh Zoya
Siti Masitah
lebih bagus keguguranlh..
Siti Masitah
zada botol..zoya lebih lebih botool
Kasmawati S. Smaroni
kalo liat ceritanya,adis sebenarnya ga cinya sama ghaida tapi lebih ke nafsu,itulah nyamannya beristri dua,yang satu menstruasi,ada lagi istti cadangan satu.pendapatku
Kasmawati S. Smaroni
,mestinya ghaida ga boleh cemburu sm madunya karena ghaida rela di madu karena bucin
Siti Masitah
piginya kok nanggung jauuuh sekalian...
Siti Masitah
ternyata nafsunya setipis tisu y..nazis
lovina
penulisnya keknya labil dehh cara buat narasinya g mateng alias dewasa agak kekanakan seolah semua mudah jdnya agak tdk manusiawi dan g dpt feelnya
Siti Kholifah
Rahasia🤣🤣🤣
Siti Kholifah
Cieee pak polisi, awas pak masih istri orang🤣
Chanikya Fathima Endrajat
mmgnya sah menikahi wanita hamil, apalg bukan anak biologisnya
Ah Serin
zoya jangan buta cinta zada yang sudah kahwin lagi. pergi jauh2 zoya kalau tak kau yang mental nanti.
Jetva
Benar" Zoya merendahkan diri...bukankah Zada tdk pernah meminta izin nikah lagi.?? trus dtang" wanitax udh hamil.?? otak Zoya di mana..?????
Khairul Azam
entah kenapa kebanyakan penulis bikin cerita seperti ini, sepwrti mereka bisa menjalani hidup seperti cerita yg mereka buat cinta boleh tp jgn tolol dong
Anonymous
Zoya goblok, kalau masih mau di madu krnapa harus marah dan pergi, bertahan aja dalam sakit melihat suami dan istri barunya aneh
yuyunn 2706
adakah didunia nyata seperti Zoya Thor?
yuyunn 2706
cinta boleh bget Zoya tapi jgn bodoh Krn cinta
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!