NovelToon NovelToon
OM KEN YANG PERKASA

OM KEN YANG PERKASA

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Anak Yatim Piatu / Nikahmuda / Crazy Rich/Konglomerat / Duda / Cintapertama
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: YuKa Fortuna

Kenneth memutuskan untuk mengasuh Keyra ketika gadis kecil itu ditinggal wafat ayahnya.
Seiring waktu, Keyra pun tumbuh dewasa, kebersamaannya dengan Kenneth ternyata memiliki arti yang special bagi Keyra dewasa.
Kenneth sang duda mapan itupun menyayangi Keyra dengan sepenuh hatinya.
Yuk simak perjalanan romantis mereka🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YuKa Fortuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 22. Ken Cemburu?

22

POV KEYRA

Begitu mata itu kembali menatapku, mata yang dulu selalu memandangku dengan kesabaran, dengan kehangatan, ada sesuatu di dalam dadaku yang seketika retak.

Ken berdiri di hadapanku, dia masih setampan dulu, bahkan lebih tampan, lebih kokoh, lebih… laki-laki daripada yang kuingat. Tetapi aku tidak mengizinkan tubuhku bergerak mendekat, meski seluruh diriku berteriak ingin memeluknya. Ingin memastikan kalau ia benar-benar pulang. Benar-benar ada.

Aku menahan diri.

Bukan karena aku tidak merindukannya. Justru karena kerinduanku terlalu besar, menakutkan, dan bisa mempermalukanku kapan saja jika kubiarkan meledak.

Aku hanya tersenyum kecil. Terkendali. Seperti yang diajarkan Madame Elvira.

“Selamat datang, Om Ken.”

Suara sendiri terdengar asing di telingaku, terlalu halus untuk perasaan yang begitu bergejolak. Aku bisa merasakan bibirku ingin bergetar, tapi aku menahannya. Jari-jariku ingin meraih lengannya, ingin memastikan ia tidak akan pergi lagi… tapi aku menyilangkannya diam-diam di belakang tubuhku.

Kalau aku memeluknya sekarang, aku tidak yakin aku bisa melepaskannya.

Aku tidak boleh melakukan itu lagi. Tidak boleh bergantung pada seseorang yang bebas pergi kapan pun ia mau.

Namun… tubuhku seperti punya pikiran sendiri.

Saat Ken berjalan melewatiku menuju ruang keluarga, aku mengikuti. Seolah ada magnet tak terlihat yang menarikku tanpa ampun. Aku selalu ingin berada di sekitar pria itu, di dekat langkahnya, di pinggir pandangannya, bahkan di udara yang ia hirup.

Jadi aku mencari-cari alasan.

“Mau aku buatkan teh?”

“Om kelihatan capek, perlu sesuatu?”

“Boleh aku bantu bawakan barangnya?”

Alasan kecil, sederhana, tapi cukup untuk membuatku tetap berada dalam orbit Ken.

Padahal yang sebenarnya kuinginkan hanya satu,

Tetap dekat.

Selalu dekat.

Meski aku harus berpura-pura dewasa.

Meski aku harus terlihat tenang dan elegan.

Meski aku harus menahan diri dari memeluk punggungnya setiap kali Ken membelakangiku.

Ada kerinduan yang kutahan mati-matian, dan itu menyakitkan.

Tapi aku lebih takut jika Ken tahu betapa besar kerinduan itu.

**

Perayaan ulang tahun itu berlangsung agak tertutup, jauh dari pesta besar yang mungkin diharapkan banyak orang.

Hanya orang-orang terdekat.

Tidak ramai.

Karena Keyra tidak suka itu.

Namun entah mengapa, terasa sangat berkesan.

Lampu-lampu kecil menghiasi sudut rumah, tawa terdengar ringan, dan aroma kue buatan Madame Elvira memenuhi udara. Keyra tampak bahagia, tenang, dewasa, dan bersinar dengan caranya sendiri.

Dan di sanalah Ken berdiri, sedikit menjauh dari keramaian, mengamati.

Matanya mengikuti setiap gerak Keyra tanpa sadar.

Ia melihat bagaimana gadis itu tertawa kecil ketika Rafael membisikkan sesuatu di telinganya.

Bagaimana Rafael mencondongkan tubuh untuk merapikan lilin kue di depan Keyra.

Bagaimana Keyra menepuk lengan Rafael dengan akrab, terlalu akrab.

Terlalu… natural.

Ken merasakan sesuatu mengencang di dadanya.

Rafael berdiri di sisi Keyra seolah itu tempatnya.

Seolah ia sudah lama berada di sana.

Seolah Ken hanyalah tamu yang baru kembali, terlambat, dan tidak lagi punya hak apa pun.

Ketika Keyra meniup lilin, Rafael berdiri paling dekat. Tepuk tangannya yang paling dulu terdengar. Senyumnya yang paling tulus.

Ken ikut bertepuk tangan, tapi rasanya hambar.

Ia tidak tahu sejak kapan rasa itu muncul.

Ia hanya tahu, melihat Rafael begitu dekat dengan Keyra membuatnya… tidak nyaman.

Cemburu.

Ken mengeraskan rahangnya sendiri, kesal pada perasaan yang seharusnya tidak ia miliki.

Bukankah ini yang ia inginkan?

Keyra tumbuh dewasa.

Mandiri.

Punya dunianya sendiri.

Lalu kenapa dadanya terasa seperti kehilangan sesuatu?

Elvira berdiri di samping Ken, memperhatikan tanpa berkata apa pun.

Wanita itu terlalu cerdas untuk tidak menangkap perubahan ekspresi Ken.

“Anda terlambat kembali,” ucap Elvira akhirnya, suaranya tenang.

“Dan dunia Keyra tidak berhenti menunggumu.”

Ken menelan ludah.

Matanya kembali tertuju pada Keyra yang kini tertawa lepas, bukan ke arahnya, tapi ke Rafael.

“Aku tahu,” jawab Ken pelan.

Namun jauh di dalam hatinya, ia sadar akan satu hal yang mengganggu,

Ia tidak siap melihat Keyra sedekat itu dengan pria lain.

Malam itu berakhir dengan kue, doa, dan tawa ringan.

Tidak ada konflik.

Tidak ada adegan besar.

Tapi bagi Ken, malam itu meninggalkan jejak yang dalam.

Karena untuk pertama kalinya sejak kembali, ia menyadari...

Ia bukan lagi pusat dunia Keyra.

Dan fakta itu…

lebih menyakitkan dari yang ia bayangkan.

**

Sejak malam ulang tahun itu, ada sesuatu yang berubah pada Ken.

Tidak drastis.

Tidak mencolok.

Bahkan nyaris tidak bisa dituding sebagai kecemburuan.

Namun Keyra merasakannya.

Ken mulai sering berada di dekatnya, bukan dengan cara menuntut, melainkan hadir lebih sering dari sebelumnya.

Jika Keyra hendak pergi ke kampus, Ken akan berkata santai,

“Aku sekalian ke arah sana. Kita jalan bareng.”

Jika Rafael datang menjemput, Ken akan muncul di ruang tamu lebih dulu, menyapa ramah tapi matanya menilai.

“Pulangnya jangan terlalu malam. Keyra harus tidur tepat waktu.”

Nada Ken tenang.

Logis.

Sulit dibantah.

Ia tidak melarang.

Ia mengatur.

Ken juga mulai memperhatikan hal-hal kecil yang dulu ia abaikan,

siapa yang duduk di sebelah Keyra,

siapa yang mengantarnya pulang,

siapa yang mengirim pesan terlalu larut malam.

Dan setiap perhatian itu dibungkus rapi dengan alasan yang terdengar masuk akal.

“Aku cuma khawatir.”

“Sebagai orang yang bertanggung jawab.”

“Sebagai keluarga.”

Keyra mendengarnya… dan dadanya menghangat sekaligus perih.

Karena meski Ken tidak pernah mengucapkan apa pun yang berlebihan, sikapnya terasa terlalu personal untuk sekadar kewajiban.

Suatu sore, Keyra duduk di teras bersama Rafael. Mereka tertawa pelan membicarakan hal sepele. Tanpa mereka sadari, Ken berdiri tak jauh dari sana, memperhatikan.

Ia tidak memotong.

Tidak menegur.

Hanya berdiri… lalu berkata datar,

“Keyra, tehmu sudah dingin.”

Keyra menoleh.

“Ah, iya, aku lupa.”

Ia langsung berdiri, meninggalkan Rafael tanpa berpikir dua kali.

Ken tidak tersenyum.

Namun ada kepuasan kecil yang tak ia akui saat Keyra memilih bangkit dan mendekat padanya.

Elvira yang menyaksikan dari dalam rumah hanya menghela napas pelan.

Ken sedang bermain api, dan ia sendiri belum menyadarinya.

Malam hari, saat Keyra hendak naik ke kamarnya, Ken menahan langkahnya.

“Kamu kelihatan capek,” katanya.

“Jangan terlalu memaksakan diri. Aku… tidak ingin kamu sakit lagi.”

Keyra mengangguk, menatap Ken sejenak lebih lama dari seharusnya.

“Terima kasih,” ucapnya lembut. "Tapi aku bisa menjaga diriku sendiri, Om. Nggak perlu khawatir ya." Lanjutnya membuat dada Ken terguncang.

Dan di antara jarak yang tetap dijaga itu, ada sesuatu yang mengikat mereka semakin erat, tanpa sentuhan, tanpa kata cinta, hanya lewat perhatian yang terlalu intens untuk diabaikan.

Ken sadar ia bersikap protektif.

Ia sadar ia mulai posesif.

Namun ia membenarkan semuanya dengan satu kalimat yang terus ia ulang di kepalanya,

Aku hanya memastikan dia baik-baik saja.

Sementara Keyra…

mulai bertanya-tanya,

Apakah Ken benar-benar hanya menjaga, atau sebenarnya takut kehilangan?

.

YuKa/ 131225

1
🌻sunshine🌻
om Ken sudah menampakkan rasa cinta nya ..perhatian nya cemburu nya dan posesif nya keyra ..
🌻sunshine🌻
hatimu retak ya Ken
🌻sunshine🌻
cemburu nie 😂
🌻sunshine🌻
keyra masih saja ngintil seperti anak ayam pada induk nya 😂
merry
key bgtu krn ken dk tglinn key tnp kepastian mky bljrr gk berhrp,, tp key kmu jgn kdh hrpnn sm rael lh nnti klian bersatu bukn dsini Rafael yg patah hati ,,, dan ksh Rayya jgg pcr ya Rafael tp kyk gk di anggp raya ud kyk wadah penampungan ajjj,, moga ajj raya berubh jgn berhrp pd Rafael
🌻sunshine🌻
kamu kelamaan sih Ken ..ati ati ya rasa nya keyra hilang 🤭
🌻sunshine🌻
ternyata lama sekali Ken meninggal kan keyra 🥺
🌻sunshine🌻
kenapa raya mempertahan hubungan seperti ini ? sangat menyakitkan loh berjuang sendiri 🥺
🌻sunshine🌻
ini nama nya cinta segi empat 🤭
D.Nafis Union
ken dan keyra, sikap kalian bikin perutku mules, aduh🤒
D.Nafis Union: iya, kebanyakan mkn pisang juga, ditambah geregetan sm ken dn keyra, 😂😂😂
total 2 replies
Bintang Ihsan
ken sekarang rasanya kayak kehilangan rengekan keyra
Bintang Ihsan
sampai empat tahun ken meninggalkan keyra ,,
Bintang Ihsan
apa yang dirasakan ibu terhadap anaknya tidak pernah salah
Ratih Tyas
Yuk kepoin cerita nya seru, dijamin nagih😍
🌻sunshine🌻
bahaya nih hati keyra mulai bercabang 🤭
Ratih Tyas
Ih Ken Ken lama amat sih
keburu Keyra digondol Rafael😏
Ratih Tyas: kesel banget😏
total 4 replies
🌻sunshine🌻
pakai pintu Doraemon saja om Ken 🤭
partini
hemmm Ken Ken
D_wiwied
sama2 suka, sama2 sayang, sama2 nahan.. kita lihat saja siapa yg lbh dulu kalah 😁
Nana2 Aja
06.55
gitu aja terus Ken. sampe Keyra berhenti mengharapkanmu, baru tau rasa kamu. klo suka bilang aja suka gitu loh Ken. sat set jadi cowok. hati udah merasakan cemburu, masih aja nyangkal dengan alasan, kamu tanggung jawabku😭😭😭
D.Nafis Union: sampe mules bunna 😂
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!