Penderitaan yang dialami Hana selama ini kini terbalas melalui Seorang perempuan yang dibawah oleh Suaminya untuk dijadikan Madu untuknya.
Dia tidak pernah menyangka Hidupnya akan berbeda dan Terlindungi oleh Madu yang dianggap sebagai saingan dan juga penderitaan.
Madunya Tidak hanya menjadi pelindung Tapi juga Bisa mengembalikan segala Yang dia miliki yang selama ini gdi kuasai suami dan juga keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25
Kayya menghapus darah pada sudut bibirnya, dia berjalan keluar rumah karena dia akan melakukan Visum sebagai bukti bentuk kekerasan yang dilakukan keduanya.
Melihat Kayya berjalan keluar, keduanya langsung panik dan segera mengejar Kayya agar perempuan itu tidak melaporkan mereka berdua.
"Berhenti!, mau kemana kamu Kayya??, kamu bisa lolos dari sini dan melaporkan kami". Hardik Anita menahan pergelangan tangan Kayya dengan keras.
Kayya menepis tangan Anita dengan kasar kemudian mendorong tubuh Aini sehingga Aini tersungkur menabrak sang ibu yang berada dibelakangnya.
"Kalian tidak akan bisa menghentikan aku, aku tidak akan tinggal diam saat kalian perlakukan seperti ini, lihat saja akan ku buat kalian menyesal dan mendekam dipenjara dalam waktu yang cukup lama".
Kayya berjalan keluar rumah dengan cepat sedangkan Aini dan sang ibu berusaha bangkit kemudian berlari mengejar Kayya yang telah masuk kedalam mobil dan menyalahkan mobilnya.
Mereka mengebor pintu mobil Kayya dengan keras dan berteriak agar Kayya menghentikan keinginannya, mereka tidak mau masuk penjara.
"Kayya keluar kamu, jangan kurang ajar, kalau kau berani melakukannya, akan kukirim kamu ke neraka sekarang juga". Teriak Anita dengan keras.
Perasaannya kini campur aduk antar ketakutan, khawatir dan juga marah, hal yang paling dia takutkan kini akan dia dapatkan.
Kayya tidak memperdulikan keduanya, dia menjalankan mobilnya menuju rumah sakit tempatnya bekerja sebagai pimpinan.
"Bu bagaimana ini, jika dia melaporkan kita, habislah kita, aku tak mau masuk penjara". Rengek Aini sambil mengguncangkan tangan sang ibu dengan ketakutan.
"Kamu pikir ibu mau masuk penjara, jangan bikin ibu tambah pusing, sekarang lebih baik kita kabur, bawah semua milik kita dari sini, ibu yakin dia tidak akan mendapatkan kita". Ucapnya segera menyeret anaknya masuk kedalam kamarnya.
Aini hanya bisa pasrah ditarik seperti itu oleh ibunya, dia juga tidak mau masuk penjara, bagaimana dengan kuliah dan masa depannya kalau dia sampai masuk penjara.
Setelah membereskan semua milik mereka tanpa sadar jika mereka hanya membawa perhiasan yang sedikit karena Hana sudah mengambil perhiasan mereka yang besar didalam kamar mereka saat mereka pergi, bahkan ATM dan semua fasilitas mereka pun telah dibekukan.
Mereka bergegas keluar rumah dan menaiki mobil Aini untuk pergi dari sana sedangkan Hana yang melihat aksi mereka hanya tersenyum tipis.
"Kamu lebih baik pulang dek, mereka sudah pergi dan kabur untuk menyelamatkan diri". Ucapnya menelpon Kayya yang tengah berada dirumah sakit untuk visum.
"Ih ga seru banget, mereka ternyata hanya menang mulut doang, ternyata penakut, menyebabkan sekali, baru juga digertak seperti itu sudah kabur". Sungutnya dengan kesal.
Padahal dia masih ingin bermain-main dengan keduanya, tetapi keduanya malah kabur seperti itu.
"Biarkan saja dek, pakai saja nanti hasil visum itu untuk berjaga-jaga, mereka pasti akan mencari gara-gara dan cara membalas kita, kamu hati-hati yah".
Dia tahu betul jika keluarga Arman itu bukan orang yang suka dengan kekalahan bahkan saat mereka sudah tidak bisa bergerak, mereka akan selalu dendam dan membalasnya.
"Biarkan saja, biar kita lihat mau apa mereka nantinya, toh mereka pasti akan takut ke penjara karena mereka tahu jika aku pasti mengadukan perbuatan mereka dan jika mereka muncul dikantor polisi otomatis mereka pikir akan ditangkap".
Kayya terkekeh pelan, dia bisa membayangkan ketakutan mereka akan dikejar polisi apalagi sampai mereka datang menjenguk Arman.
"Hahaha, rencanamu memang the best pokoknya dek, kakak bangga sama kamu, kamu bisa merencanakan semuanya dengan matang dan meledak seperti itu". Hana tertawa pelan mengingat bagaimana mereka tadi merencanakan nya sambil tertawa membayangkan wajah kedua anak dan ibu itu.
"Kayya gitu loh kak, tinggal mengurus parasit utama setelah ini, kita akan selesai, aku tidak akan membiarkan dia mengambil milik kakak, itu bukan hak nya". Ucapnya dengan geram.
"Iya dek, kita butuh tandatangan Arman untuk pengalihan nama kembali dan tandatangan surat cerai agar semuanya mudah dan cepat".
"Tenang saja kak, aku akan pastikan semuanya berjalan lancar, jika Arman tidak mau, maka akan ku gunakan ibu dan adiknya sebagai ancaman, dia tidak akan bisa bergerak setelah ini, aku juga sudah melaporkan Arman dengan tindakan KDRT atas kakak waktu itu, jadi dia tidak akan bisa berkutik".
Hana tersenyum, dia sungguh beruntung adik angkatnya mengirim adik angkat baru yang menyayanginya, dan dia akan membalasnya dengan menyayanginya sama seperti dia menyayangi Kayya yang asli.
"Ya sudah, kamu pulang setelah ini yah, kita hanya tinggal berdua, oh iya jika bisa kamu bawah Kana saja kesini, kakak kangen sama dia".
Kayya tersenyum, walau mereka bukan tante dan keponakan kandung tapi Kana dan Hana saling menyayangi.
"Baiklah kak, akan kujemput keponakan kakak itu dan membawanya kerumah dan besok aku mengurus mereka para parasit itu".
"Iya dek kamu hati-hati". Hana mematikan telponnya.
Dia bernafas lega, walau dia tidak langsung mengusir mereka tapi mereka sendiri pergi karena ulah mereka, dia yakin jika ibu dan adik Arman itu pasti ketakutan akan dipolisikan.
Sedangkan Aini dan juga Anita kini sedang berkeliling untuk mencari kontrakan yang cukup untuk mereka, tapi saat akan menarik uang di rekening, mereka terbelalak melihat saldo yang hanya tinggal 5 juta dan kredit mereka malah dibekukan.
"Bu bagaimana ini, rekening aku isinya tinggal 10 juta dan kartu yang diberikan oleh kak Hana waktu itu tidak bisa kita gunakan padahal disana ada uang lebih dari 500 juta". Tanyanya dengan panik melihat isi rekeningnya.
Rekening pribadinya memang berbeda karena rekening itu pemberian kakaknya dan juga iparnya itu.
Anita tidka menggubris perkataan anaknya, dia malah menggeser anaknya kemudian mengeluarkan ATM milik snag anak dan mencoba miliknya yang diberikan Hana ternyata nasibnya sama dengan milik sang anak, hanya rekening yang diberikan Arman yang bisa mereka gunakan dan saldonya itu tidak banyak.
"Sialan Hana, dia membekukan ATM milik kita juga, aku yakin dia sengaja melakukannya seperti yang dia lakukan pada Arman, dasar perempuan biadab". Kesalnya memukul mesin ATM iru dengan kesal.
Dia menarik semua saldo miliknya karena mereka akan mencari tempat tinggal, dia tidak punya pilihan lain.
"Bu, bagaimana kuliahku bu, saldonya tinggal segini, mana cukup untukku?! ". Rengeknya dengan menangis.
Dia tidak mungkin bisa hidup dengan uang 10 juta dalam beberapa bulan, bisa hancur reputasinya di kampusnya yang memang kampus elit.
"Kamu pindah kampus biasa saja, jika kamu kuliah disana pasti kayya akan menemukan kita, ibu tidak mau masuk penjara". Sungut sang ibu tidak peduli.
Mata Aini membulat sempurna, ibunya ini berbicara seenaknya, dia sudah payah masuk kampus bergengsi dan kalangan elit itu malah disuruh keluar.
"Kau tidak mau bu, ibu ini keterlaluan sekali". Hardiknya tanpa sadar
nikmati hari hari mu di penjara Arman...
mengasuh bagusnya
apakah dia adik yang hilang??