Diceritakan kisah seorang gadis bernama Ellieora Sparkle, gadis muda berumur dua puluh satu tahun yang memiliki sifat bebas dan menghabiskan sebagian hidup nya untuk berpesta setiap malamnya, karena ia merasa kalau dia adalah putri satu-satunya dari pemilik perusahaan ternama.
Namun kebebasan nya sangat di tentang keras oleh ayah nya yang memiliki karakter tegas.
Ibu Ellie adalah seorang yang lembut dan penuh kasih sayang, ia selalu mendukung keputusan yang putri nya buat.
Hingga suatu hari, ayah nya yang sudah lelah dengan kelakuan putri semata wayang nya, yang selalu saja berpesta dan membuat ulah yang tidak masuk kedalam akal nya, ia menikahkan Ellie dengan seorang pria tampan dan kaya raya bernama Tuan Felix Donovan seorang CEO muda yang di rumorkan memiliki kehidupan bebas seperti Ellie.
Tanpa perlawanan Ellie pun setuju untuk menikahi Tuan Donovan, karena ia fikir hobby party nya tidak akan terganggu selama ia menikah dengan pria yang memiliki kehidupan bebas seperti nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggrek Timur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29 PAIN KILLER
Setelah satu jam, asisten Felix menepati perkataan nya untuk kembali membangun kan Felix.
Kali ini mau tidak mau ia membangunkan nya, mungkin meeting nya kali ini sangat penting.
"Maaf tuan membangunkan mu, ini sudah pukul tujuh pagi tuan, pukul delapan ada meeting dengan kantor cabang luar negeri" terang asisten menjelaskan pada Felix
"Hmm..baiklah tunggu sebentar" sahut Felix dengan seperti enggan untuk bangun.
"Ayok sayang cepat bangun, dan kerja ...cari uang yang banyak, nanti kalau sudah banyak uang, uang nya untuk aku beli skincare hehe" ucap ku menyemangati nya supaya ia segera bangun
"Jangan kan skincare sayang, pabrik nya aku belikan untuk mu hehehe" sahut nya sembari memeluk sebelah kaki ku, setelah ia puas bermalas-malasan diatas tempat tidur, akhir nya ia bangun dan masuk ke dalam toilet untuk membersihkan diri nya.
Terus terang aku sangat kasihan melihat nya, hidup nya monoton sekali. Keseharian nya hanya kerja mencari uang dan meeting dengan kliennya.
Lalu aku kembali teringat rumor kehidupan tentang nya, bahwa ia seorang hedonisme dan suka main perempuan juga party tiap malam.
Malah rumor yang beredar berbanding terbalik dengan fakta kehidupan nya sehari-hari yang aku lihat.
Menurut ku malah kehidupan nya wajar-wajar saja, kalau pun ia penganut faham hedonisme tidak apa-apa, karena ia bekerja keras sendirian dan hasil nya pantas jika dinikmati sendiri oleh nya.
Berbagai pertanyaan seolah mengerubuti otak ku.
Perasaan ini dan semua pernyataan ini membuat ku penasaran untuk mengenal nya lebih jauh.
"Sudah selesai sayang..." tanyaku saat ia keluar dari toilet
"Ada apa sayang? Kamu mau ke toilet?" tanya Felix sembari berjalan ke arah ku
"Iya.." sahut ku singkat
Dengan segera Felix membantuku turun dari tempat tidur, dan ia menggendong ku masuk ke dalam toilet.
"Kamu tunggu diluar saja" ucapku yang masih saja malu jika kami berduaan di dalam toilet.
"Baiklah, aku akan mengenakan pakaian ku dulu, nanti jika sudah selesai panggil saja aku" sahut Felix yang biasanya menolak jika aku menyuruh nya keluar saat aku berada di dalam toilet.
Setelah selesai, aku berusaha berjalan sendirian menuju tempat tidur ku tanpa di papah oleh Felix ,fikir ku aku harus mandiri agar tidak membuat repot Felix.
"Bruk...." terdengar suara saat aku terjatuh
"Sayang..." teriak Felix histeris saat melihat ku terjatuh, karena posisi Felix sedang membelakangiku dan sedang mengenakan pakaian nya.
"Kamu baik-baik saja? Apa yang sakit?" tanya Felix sembari membawaku ke atas tempat tidur
Dengan penuh ke khawatiran ia memeriksa setiap jengkal tangan dan kepalaku, lalu merambah memeriksa pinggang ku.
"Aku tidak apa-apa.." ucapku saat ia memeriksa pinggang ku
"Aku panggil kan dokter ya" sahut nya yang masih saja sibuk memeriksa tubuh ku
"Aku tidak apa-apa..." sahut ku sekali lagi dengan jawaban yang sama.
"Maaf kan aku..maafkan aku" ungkap nya dramatis seolah aku mengalami kecelakaan yang fatal
"aku tidak apa-apa hehehe, terimakasih sudah mengkhawatirkanku hehehe" sahut ku sembari tertawa
"Syukurlah sayang jika kamu tidak apa-apa" ucap nya sembari menarik nafas lega.
"Tok..tok..tok" terdengar pintu kamar di ketuk dari luar
"Masuk..." teriak Felix, ternyata asisten nya yang mengetuk pintu,
"Tuan..anda ada meeting pagi ini dengan klien , anda tidak bisa melewatkan nya, jika melewatkan kesempatan ini, kita akan kembali menunggu selama enam bulan untuk membuat janji" terang asisten nya menjelaskan
"Apakah tidak bisa di wakilkan oleh mu saja" sahut Felix menanggapi perkataan asisten nya itu sembari memeluk ku, seolah ia tak mau meninggalkan ku sendirian di rumah sakit.
"Tidak bisa tuan, orang-orang jepang sangat ketat terhadap aturan nya, jika kita melenceng dari apa yang telah di tetap kan, di khawatir kan mereka akan mengcancel nya" sahut asisten Felix.
"hmm...baiklah" ucap Felix yang akhir nya ia menyerah pada perkataan asisten nya itu.
"Pergilah..." ucap ku
Dengan enggan Felix melepaskan pelukan nya dariku, ia mulai bersiap merapihkan pakaian nya, kalau berpamitan padaku untuk pergi bekerja.
Baru saja Felix pergi, datanglah Mama ke ruangan ku
"Ma...apakah Mama membawa makanan kesukaan ku?" sapaku saat mama memasuki ruangan ku dengan tangan yang penuh membawa barang
"Ada sayang..ini mama sudah membawa nya" sahut mama, lalu ia mendekat ke arah ku.
"Asiiikkk..." sahut ku
Baru saja akan menyendok makanan ke mulut ku, tiba-tiba saja kepalaku kembali sakit tak tertahankan, Sehingga membuat ku tak jadi memakan makanan buatan mama.
Perawat dan dokter terlihat berlarian ke arah ku, untuk segera memeriksa ku.
"Nyonya..sepertinya anda harus melakukan operasi, karena pembuluh darah nya sudah melebar dan hampir pecah" terang dokter setelah memeriksa ku
"Apa...?? Lalu bagaimana dok? Kapan operasi nya?" tanya ku pada dokter
"Secepat nya nyonya...kalau bisa malam ini juga" ucap dokter membalas pertanyaan ku
"Malam ini..." sahut ku mengulang perkataan dokter, dan dokter menganggukan kepala nya
"Saya sarankan anda pagi ini jangan dulu makan, usaha kan puasa selama delapan jam, takut nya kami melakukan operasi dadakan" tambah dokter menjelaskan.
"Baiklah dokter.. terimakasih" sahut ku dengan nada lesu.
Lalu dokter dan perawat meninggalkan ku setelah memberikan pain killer padaku.
"Ma..boleh ya aku makan sedikit saja" ucap ku merajuk pada mama meminta makan.
"Baiklah..sedikit saja tapi ya hehehe" sahut mama menyetujui permintaan ku, lalu mama mulai menyuapi ku.
"Cepat hubungi suami mu, bilang padanya untuk segera pulang dari kantor, menemani mu operasi nanti" perintah mama
"Dia sedang ada meeting penting Ma..dengan orang jepang" sahut ku yang tak mau mengganggu Felix dengan pekerjaan nya.
"lebih penting mana? Penting istri atau pekerjaan?!" sahut Mama dengan nada ketus
"Biarkan saja dia bekerja Ma..semakin dia bekerja, semakin banyak uang yang dia hasil kan, semakin makmur hidup ku nanti hehehe" ucapku menenangkan mama
Padahal di dalam hati, aku pun ingin di temani oleh Felix saat aku di operasi nanti, tapi apa daya Felix sedang sibuk-sibuknya, dan klien kali ini adalah klien penting dari luar negeri.
Jadi...aku tak ingin mengganggu nya.
Setelah selesai makan, perawat kembali ke dalam kamar ku, dan memberikan info bahwa Salah satu keluarga harus ada yang mengurus prosedur operasi nya.
"Ma..biarkan saja nanti Felix yang urus, mama tidak usah repot" ungkapku yang merasa kasihan pada mama jika mama harus mondar mandir mengurusi beberapa dokumen
"Ah..mama ada ide, lebih baik mama menyuruh asisten papa mu untuk mengurus semua nya disini" ungkap mama yang tiba-tiba saja terfikir untuk meminta bantuan asisten nya papa di kantor.
