Istilah kehidupan di dunia ini seperti roda yang berputar memang benar adanya. Hal itu lah yang sedang di alami oleh Abeliaza Azalea yang akrab di panggil Abel. Yang dulu nya bergelimang harta dalam sekejap menjadi tidak punya apa-apa. Gadis cantik berusia 22 tahun itu pun harus menanggung beban hutang yahh sangat besar setelah kematian kedua orang tua nya. Tidak hanya itu, dia juga harus menerima pembalasan dari seorang pria dengan tampilan culun yang pernah dia permalukan saat SMA dulu.
"Arabella Azalea maukah kamu menjadi pacar ku," Kaivan Putra Rajendra yang tak lain adalah putra Abian dan Azizah.
"Jangan kan di dunia nyata, di dunia mimpi pun gue ngga sudi nerima Lo jadi cowok gue.." Abeliaza Azalea
Bagaimana kisah perjalanan seorang Abeliaza Azalea bertahan di kehidupan yang sangat keras dan kejam ini, dan bagaimana pembalasan yang akan di lakukan oleh seorang Kaivan Putra Rajendra kepada orang yang sudah mempermalukan nya dulu? Cuss...kepoin karya baru aku ya gaess,😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ny.Irawana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 29 Ada apa dengan Kaivan dan Citra dulu?
Azizah langsung menghela nafas nya berat ketika mendengar suara yang sangat familiar sekali di telinga nya.
"Ada apa malam - malam seperti ini ke sini," kata Azizah to the point.
"Ehm, Citra hanya ingin memberikan ini kue bolu ketan yang lagi viral itu Tante, kebetulan tadi aku lewat toko kue langganan Tante, jadi aku langsung inget Tante deh," ucap Citra dengan semanis mungkin.
"Oh...makasih, tapi Tante sudah ada cheese cake, menantu Tante yang bawa tadi," kata Azizah sambil tersenyum manis ke arah Abel.
"Menantu.." lirih Citra.
Mata gadis itu mengikuti pergerakan ekor mata Azizah yang menatap hangat pada seorang wanita cantik yang saat ini duduk di sebelah Kaivan. Wanita itu terlihat sangat memukau sekali dengan balutan dres malam yang anggun dan elegan sangat pas dan cocok di tubuh wanita cantik itu.
"Abel.." lirih Citra kembali namun masih bisa terdengar oleh Azizah karena posisi gadis itu saat ini berada di dekat Azizah.
Mungkin tadi Citra terluka effort saat datang ke sana sehingga tidak menyadari jika di ruangan itu ada Abel.
"Ngapain Lo ada di sini?" kata Citra dengan nada yang sangat terlihat tidak suka.
"Seperti yang kamu lihat, aku sedang menikmati makan malam dengan suami dan kedua mertua ku," jawab Abel dengan begitu tenang tanpa ada rasa takut sama sekali.
"Ngapain Tante dan Om ngundang wanita itu ke sini sih ! Kalian lupa kalau aku ini..."
"Wanita benalu yang selalu menempel pada anak Tante dengan dalih karena..."
"Bun... sudah, ngga enak ma menantu kita. Lagi pula tidak baik ketika sedang di depan makanan kita berdebat tidak jelas seperti itu," kali ini Abian yang berbicara memotong ucapan sang istri. Pria itu tahu jika ucapan sang istri tidak di potong maka akan ada perdebatan panjang nanti nya.
Azizah hanya menghela nafas nya kembali sambil istighfar. Entah mengapa jika bertemu dengan Citra pasti emosi nya tidak terkontrol.
"Dan kamu, ada kepentingan apa malam - malam datang ke sini," tanya Abian dengan nada dingin pada Citra.
Entah ada permasalahan apa antara kedua orang Kaivan pada Citra sehingga mereka nampak sekali menunjukkan hal tidak suka pada gadis itu.
"Ehm...aku kangen sama Kaivan om, dan aku hanya ingin memastikan kalua dia baik - baik saja karena sejak tadi semua pesan dan telepon ku tidak di respon sama dia," jawab Citra dengan nada yang di buat semanja dan semanis mungkin.
"Sekarang kamu bisa lihat kan, kalau Kaivan baik - baik saja, jadi silahkan tinggal kan tempat ini. Karena malam ini adalah malam spesial untuk keluarga kami yang baru saja menyambut kedatangan menantu kami."
Citra langsung melebarkan mata nya, sungguh dia tidak menyangka jika kedatangan nya di rumah Kaivan mendapatkan penolakan dari Abian dan Azizah.
Azizah sendiri tersenyum puas ketika melihat wajah masam Citra, dia langsung menoleh ke arah sang suami sambil memberikan kecupan jauh dari bibir manis nya. Abian sendiri hanya mengedipkan salah satu mata nya. Sungguh pasangan yang sangat pro dalam setiap keadaan.
Abel sendiri sejak tadi hanya diam tanpa berekpresi apa pun, dia hanya ingin menjadi penonton saja saat ini. Sekalipun dalam hati gadis itu banyak pertanyaan yang ingin dia tahu jawabannya namun sebisa mungkin dia tetap tenang tanpa membuat kegaduhan.
Kaivan pun sama, sejak tadi hanya diam saja. Pria itu justru asyik menyantap makanan yang ada di piringnya seolah - olah tidak ada hal apa pun yang terjadi di sekitar nya saat ini.
"Kaivan sayang kok kamu diam aja sih lihat aku di usir ma Daddy dan bunda kamu," rengek Citra pada Kaivan.
"Terus aku harus ngapain?" jawab Kaivan tanpa menoleh ke arah Citra.
Citra mendengus kesal," ya kamu belain aku dong, ingat ya Kai kalau ngga ada aku pasti kamu udah...."
"Stop Citra, bisa ngga sih kamu ngga mengungkit masalah itu terus, muak aku denger nya !" bentak Kaivan dengan nada yang lumayan tinggi. Bahkan tangan pria itu tanpa sadar menggebrak membuat orang yang ada di meja makan itu terjingkat kaget. Tak terkecuali Abel yang berada di sebelah nya, karena terlalu kaget sampai se gelas air putih yang akan dia minum tumpah.
Kaivan langsung berdiri dari tempat duduk nya, dan mulai berjalan meninggalkan meja makan.
"Kai kamu mau kemana!" teriak Citra.
"Kamu ngga denger apa yang di katakan Daddy tadi, jika kedatangan mu hanya merusak acara keluarga ku lebih baik kamu pulang saja," ucap Kaivan tanpa menoleh ke arah Citra.
"Jadi kamu lebih memilih wanita yang sudah menghancurkan hidup kamu, iya ! dibandingkan aku yang udah nolongin kamu!"
Kaivan menghentikan langkah kaki nya, pria itu memejamkan mata nya sejenak," bukan urusan kamu!"
Setelah mengatakan hal itu Kaivan langsung masuk ke dalam kamar nya meninggalkan Citra dalam keadaan tantrum tidak jelas seperti anak kecil saja. Bahkan gadis itu beberapa kali menghentakkan kaki nya sambil mengoceh tidak jelas.
"Tante rasa apa yang dikatakan suami dan anak Tante sudah jelas ya Citra, silahkan kamu pergi dari rumah Tante dan kalau bisa ngga usah datang ke sini lagi. Ingat, Kaivan sekarang sudah menikah, jadi kamu harus tahu batasan kamu. Kalua sampai kamu melebihi batasan kamu, Tante tidak akan tinggal diam. Dan satu lagi, Tante rasa apa yang sudah keluarga Tante lakukan pada mu sudah cukup lebih untuk membayar apa yang sudah kamu lakukan pada Kaivan dulu. Jadi tolong ngga usah mengungkit apa yang seharusnya tidak kamu ungkit, paham kamu !" ucap Azizah dengan begitu tenang, anggun namun penuh dengan nada penekanan di setiap kalimat nya.
Citra langsung diam seribu bahasa, gadis itu tidak berkutik sama sekali. Karena selama dia mengenal Azizah selama ini baru kali ini dia mendapati bunda nya Kaivan berkata dengan nada seperti itu. Kesan lembut yang biasa di sematkan pada diri Azizah seakan - akan hilang begitu saja malam ini.
Tanpa pamit atau basa basi lain nya Citra berlalu pergi begitu saja. Namun sebelumnya gadis itu masih sempat melirik ke arah Abel. Jelas ada tatapan tidak suka dari sorot mata Citra namun Abel sendiri tidak mau ambil pusing dengan hal itu.
"Sebenarnya ada masalah apa antara Kaivan dan Citra di masa lalu," batin Abel penuh tanda tanya.
Dia menatap sendu punggung sahabat nya itu , sahabat yang dulu nya selalu membersamai dalam segala hal namun kini berubah seratus delapan puluh derajat bahkan Abel sampai tidak mengenali lagi sahabat nya itu sekarang.
"Kamu kenapa berubah sih Cit, aku kangen kamu yang dulu..."
cenat cenut atas bawah ya kai🤣
Sahabat nggak ada akhlak yng menggunting dalam lipatan 😠😠😠