NovelToon NovelToon
Tajamnya Lidah Mertua

Tajamnya Lidah Mertua

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam
Popularitas:90.5k
Nilai: 5
Nama Author: citra priskilai

Liana menantu dikeluarga yang cukup berada tapi dia dipandang rendah oleh mertuanya sendiri. Mahendra suaminya hanya bisa tunduk pada ibunya, Liana dianggap saingan bukan anak menantu..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon citra priskilai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Omelan ibu Hindun

Setelah Liana pergi dari hadapan Mahendra, tampak ibu Hindun tertawa dengan suara keras. Seperti menandakan dia telah memenangkan sebuah jackpot yang berhadiah besar. Ibu Hindun merasa kini saingannya sudah dihempaskan ya jauh jauh.

Mungkin bagi ibu Hindun Liana tetaplah orang lain yang dibawa pulang ke rumah oleh anak lelakinya dengan cara yang khusus. Tapi itu tidak membuat ibu Hindun menghargai Liana sedikitpun sebagai seorang menantu. Maklumlah mungkin karena Liana anak seorang dari buruh tani yang tidak punya apa apa. Itu adalah faktor yang menonjol kenapa ibu Hindun sangat tidak suka dengan Liana.

Memang paras Liana sangat cantik meski dibandingkan dengan kembang desa disekitar desa Mahendra, hanya saja kekurangan Liana adalah materi dan uang.

"Hahahaha..."

"Akhirnya Liana tidak bisa mengusikku lagi untuk menguasai anakku Mahendra"

Suara ibu Hindun terdengar mengerikan, dan seolah olah Mahendra hanya boneka yang setiap saat bisa dimanfaatkan oleh ibunya sendiri kapanpun dia mau.

Kini Mahendra terduduk lemas disalah satu ruangan yang hampir rampung direnovasi. Tiba tiba air mata Mahendra mengalir di pipinya. Mahendra sudah sangat berusaha menjadi anak lelaki yang berbakti pada ibunya, tapi sikapnya membuat Mahendra kehilangan separuh nyawanya dan sebagian kebahagiaanya telah dibawa pergi oleh Liana dan Dion.

Mahendra menangis dalam diam, dia menyesal tidak membela anak istrinya di hadapan ibu Hindun. Ketakutan sebagai anak durhaka selalu menghantui dan membayang bayangi hidup Mahendra. Padahal sejatinya, Liana tidak keberatan jika Mahendra berbakti pada ibu Hindun dan bapak Suparman. Tapi ibu Hindun maupun Mahendra harus tahu batasan dimana mereka melakukannya.

"Aku memang laki laki pecundang Liana"

Mahendra memukul mukul kepalanya sendiri, tampak Mahendra sangat frustasi dan jiwanya terguncang karena selalu berada dibawah tekanan ibunya sendiri.

Mahendra memutuskan untuk menghampiri ibu Hindun dan ingin menanyakan kenapa ibunya bisa seperti itu pada Liana.

Mahendra berjalan ke arah ibu Hindun yang sedang asyik makan bakso,

"Ibu..."

"Mahendra mau bicara"

"Liana itu bukan saingan ibu tapi Liana itu istriku Bu"

"Selama ini aku selalu nurutin kata kata ibu"

"Bahkan aku sampai tidak memperdulikan tanggung jawabku pada Liana dan Dion ibu"

"Aku sudah menjadi laki laki pecundang ibu"

Kata kata Mahendra agak keras pada ibu Hindun.

Ibu Hindun sontak melotot pada Mahendra, dan langsung menunjuk nunjuk muka Mahendra.

"Kamu sadar gak"

"Siapa yang lahirin dan besarin kamu"

"Gak sedikit uang untuk membiayai hidup dan besarin kamu"

"Apa ibu salah jika hanya menuntut baktimu pada ibu"

Suara ibu Hindun sangat keras dan nyaring sampai telinga Mahendra terasa panas mendengarnya.

"Terserah ibu mau aku anggap apa, yang terpenting sekarang aku mau jadi suami yang bertanggung jawab pada istri dan anakku"

Mahendra membalikkan badan dan akan melangkah pergi dari hadapan ibu Hindun.

Tapi langkah Mahendra terhenti ketika ibu Hindun bersuara kembali.

"Jika kamu lebih memilih Liana dibanding aku ibumu"

"Maka jangan harap kamu kuanggap anakku dan aku memberi surga kelak kepadamu"

Mahendra memejamkan mata sebentar, dan melangkah pergi dari hadapan ibu Hindun. Tapi lagi dan lagi Mahendra tidak bisa berkutik dengan perkataan ibu Hindun yang selalu menuntut Mahendra harus berbakti padanya.

Mahendra kembali duduk disudut ruangan yang gelap dan lembab. Padahal selama ini Liana hampir tidak pernah menuntut ataupun mengomel ketika Mahendra lebih mementingkan ibu Hindun. Mahendra merebahkan badanya dilantai yang dingin dan meringkuk. Mahendra merasa jiwanya sangat sakit ketika menerima kenyataan harus dituntut oleh ibu Hindun perihal berbakti pada orang tua.

1
Syafira Putri
sampai lupa cerita ny..saking g pernah up lagi
Dina Wan
tanda bacanya harus di perhatikan ya, harus di bedakan antara pernyataan sama pertanyaan..
Dina Wan
ceritanya kok di puter2?
v3r4
Bagus ceritanya👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Sri Wahyuni: terima kasih kk
total 1 replies
Rosana Dilkhakhi
bagus ceritanya
Sri Wahyuni: terima kasih kk
total 1 replies
Surat Gogox
ngerawat orang trok harus longgar sabarnya sedangkan yng sakit orangnya dulunya gak ada itu kasih sayang sekarang di abaikan aja tu Bu hindun
Tiana
baca judulnya aja udah ngenes
Sri Wahyuni: hehehe...
total 1 replies
SUKARDI HULU
jangan lupa mampir y kk
AZ & AR
telat amat Pak Suparman. dr dulu dong sadarnya.. ya syukur deh akhirnya sadar..
Gabriella Rhina
bagus aq suka bacanya tp ada beberapa kata2 yg diulang dan kadang tidak nyambung klo dibaca dalam kalimat..tp tetep semangat berkarya ya..next pasti lebih bagus lg karyamu..semangat 💪
Sri Wahyuni: makasih kk, masih tahap belajar harap dimaklumi
total 1 replies
Bethmory
hai thor ceritanya cukup bikin penasaran,kapan mau dilanjut 😁
Sri Wahyuni: harap bersabar ya...
total 1 replies
ephaa
Salam kenal Kak, aku udah mampir di karya Kakak nih. Bantu like dan dukung karyaku yaitu Beautiful Heart
Terimakasih
Sri Wahyuni: salam kenal juga
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!