DUNIA ABU-ABU

Tepat pukul enam belas sore, Rudi tiba di ruli dengan penampilan yang lumayan enak dipandang. Setelah membersihkan diri dan mendirikan empat rakaat yang agak terlambat, Rudi terlihat duduk santai di belakang ruli sambil menikmati secangkir kopi dan hembusan asap keabadian tenggelam dalam buaian lamunan.

Kali ini terlalu mudah jalan yang dilaluinya, walau belum sesuai yang diinginkannya. Dia berkeinginan diterima bekerja di perusahaan sebagai engineer minimal teknisi sesuai dengan latar belakang pendidikannya dan juga minatnya. Sepintas terlihat pekerjaan kali ini tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya, tapi jangan salah sangka. Untuk bekerja sebagai satpam resmi perusahaan di Batam tidak segampang yang difikirkan. Dibutuhkan banyak syarat-syarat yang tidak biasa. Namun itu semua kembali ke perilaku dan praktek di negara kita ini. Tidak ada peraturan yang benar-benar peraturan. Selalu saja ada celah untuk dibengkokkan, minimal dibuat lebih fleksibel. Seperti yang terjadi dengan Rudi pada saat ini. Dengan modal backing chief security kawasan industri, yaitu Pak Tanjung. Semua syarat khusus diterima bekerja sebagai satpam ditangguhkan. Misalnya seorang calon satpam harus mempunyai kartu anggota lulus pelatihan satpam dari kepolisian. Belum lagi syarat-syarat khusus lainnya.

Intinya semua bisa diatur asalkan ada koneksi yang kuat.

Keesokan harinya...

Jam menunjukkan pukul tujuh belas lewat tiga puluh menit, Rudi berdiri di pinggir jalan dengan pakaian atasan kemeja putih bawahan celana hitam. Rudi sedang menunggu taksi menuju ke tempat kerja. Kemarin sebelum berpisah, Regar memberi sejumlah uang untuk biaya Rudi sementara sebelum menerima gaji. Dalam benaknya Rudi berjanji akan mengganti uang tersebut walaupun Regar tak menganggap sebagai pinjaman. Dengan uang tersebutlah Rudi akan membayarkan uang transportasi, makan, dan juga yang lainnya. Karena dia sekarang sudah tidak mempunyai penghasilan.

Sekitar sepuluh menit menunggu, akhirnya taksi tiba dan berhenti di depan Rudi. Dengan segera Rudi naik dan duduk di posisi samping supir.

"Mau kemana bang?" tanya supir taksi.

"Ke Cammo Industrial Park, PT. D&U bang" jawab Rudi.

"Di sebelah mana ,bang?" tanya supir kelihatan mengerutkan dahinya berfikir.

"Di lot terakhir bang, paling belakang kavling nomor dua sebelah kiri" jelas Rudi.

"Owh namanya PT. D&U ya, yang saya tahu itu anak perusahaan PT. Citra Tubindo, Tbk bang. Salah satu perusahaan besar di Batam ini" jelas supir tak mau kalah.

"Owh begitu ya bang, mengenai latar belakang perusahaannya aku kurang tahu" ucap Rudi sambil menyelidik supir yang kelihatan sudah berumur lima puluhan tersebut.

Lalu supir tersebut tanpa diminta mulai bercerita tentang pengalamannya di Batam. Beberapa tahun yang lalu supir tersebut juga bekerja di perusahaan. Disebabkan guncangan ekonomi global perusahaan tempat dia bekerja gulung tikar. Secara otomatis supir tersebut juga kehilangan pekerjaan. Dengan uang pesangonnya dia bertahan hidup dan mulai mencari pekerjaan lagi. Dikarenakan terhalang dengan usia dia tidak mendapat pekerjaan lagi di perusahaan. Untunglah dia cepat putar haluan, dengan uang sisa pesangon supir tersebut lalu membeli sebuah taksi. Sejak saat itu dia menjadi supir taksi sampai sekarang.

Setelah mendengar cerita supir tersebut wawasan Rudi tentang Batam semakin bertambah. Dia bertekad tidak akan bermain-main dengan pekerjaannya.

Cerita punya cerita tanpa terasa Rudi sampai di gerbang lot terakhir tempat lokasi PT. D&U.

Setelah membayar ongkos sebesar dua puluh ribu rupiah Rudi turun dari taksi dan berjalan menuju tempat kerjanya.

Setelah berjalan sekitar seratus meter sampailah Rudi di depan PT. D&U dan melihat teman kerjanya sedang siaga di post jaga.

Sesuai informasi dari Pak Hung pada saat wawancara bahwasanya sekarang ada satu personil satpam untuk jaga di siang hari. Dan untuk malam adalah Rudi.

"Sore Bang" sapa Rudi sambil masuk ke dalam post dan menjabat tangan pria tersebut lalu memperkenalkan diri.

"Nama saya Rudi bang, saya satpam untuk shift malam" ucap Rudi.

"Kenalkan aku Faisal" balas pria yang lebih kecil dari Rudi tersebut dengan ramah.

Waktu pada saat itu menunjukkan pukul setengah tujuh malam, setengah jam lagi untuk ganti shift.

"Owh ya bang tempat sholatnya di mana ya bang?" tanya Rudi.

Faisal lalu menunjuk ke arah belakang sebelah toilet adalah tempat sholat. Lalu Rudi berjalan menuju arah yang ditunjuk oleh Faisal tersebut.

Sekitar lima belas menit, Rudi kembali dari musholla kecil dan melanjutkan obrolan dengan Faisal.

Tanda tanya dalam benak Rudi terjawab sudah, ternyata Faisal adalah keponakan Pak Tanjung.

"Pantas saja badan sekecil itu jadi satpam" dalam hati Rudi.

Setelah ngobrol sebentar Faisal mengajak Rudi berkeliling pabrik, untuk lebih mengenal lokasi.

Tepat pukul tujuh malam Faisal undur diri dan menyerahkan tanggung jawab keamanan pabrik kepada Rudi.

Faisal menjelaskan bahwa para pekerja yang lembur masih ada di dalam pabrik dan biasanya pulang jam sembilan malam.

Sepeninggal Faisal kini Rudi sendiri di post jaga. Setiap setengah jam sekali, Rudi selalu berkeliling pabrik untuk kontrol lokasi.

Tepat jam sembilan karyawan yang lembur pun pulang. Sebelum keluar dari gerbang, Rudi melakukan pemeriksaan ke setiap karyawan.

Setelah selesai dan tidak ada hal-hal yang melanggar integritas, para karyawan dipersilahkan untuk keluar gerbang.

Ada sekitar sepuluh orang karyawan yang lembur pada malam itu, mungkin untuk mengejar waktu produksi. Sehingga perlu kerja ekstra time.

Setelah para karyawan pergi, Rudi kini tinggal sendiri. Sebagaimana diketahui di lot atau barisan pabrik lokasi Rudi baru ada dua bangunan yang berdiri. Salah satunya di sebelah pabrik Rudi. Menurut keterangan dari Faisal pabrik di sebelah beroperasi hanya pada siang hari saja.

Dengan situasi tersebut, bagi orang biasa mungkin akan terasa angker. Namun tidak bagi Rudi, rasa takut akan hal yang tak nyata tidak sebanding dengan rasa takut dikucilkan dan dipandang sebelah mata karena pengangguran.

Tekadnya telah bulat, apapun akan dihadapi yang penting melangkah di jalan yang benar.

Sekitar pukul sepuluh malam, tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depan gerbang pabrik.

"Apa lagi ini" gumam Rudi dengan sikap siaga.

Ketika pintu mobil dibuka, keluarlah seorang pria yang ternyata Pak Hung kemudian berjalan menuju gerbang membawa bungkusan.

Dengan sigap Rudi menyongsong Pak Hung seperti satpam pada umumnya ketika para petinggi datang.

"Selamat malam Pak" sapa Rudi.

"Selamat malam Rudi" balas pak Hung dengan ramah sambil menyerahkan bungkusan kepada Rudi.

"Ini.. apa ini Pak?" tanya Rudi menyelidik.

"Owh itu ada makanan sedikit buat kamu. Tolong diamankan pabrik kita ya" ucap Pak Hung sambil berbalik setelah menyerahkan bungkusan makanan kepada Rudi.

"Siap Pak, terima kasih" ucap Rudi ala komando.

Setelah Pak Hung pergi sekitar sepuluh menit, Rudi mulai membuka bungkusan tersebut.

"Wah... Alhamdulillah" ucap Rudi pelan setelah melihat nasi Padang dengan lauk asam padeh dalam bungkusan dan satu gelas jus jeruk.

Bersambung...

###

Hai Readers..

Do'ain ya agar kontrak novel ini diacc.

Makasih..

🙏🙏🙏

###